Pria Misteriusku - Bab 808 Tidak Bisa, Tidak Boleh Menyentuh Dia

"I, itu…… Sekarang waktunya masih pagi, aku pulang rumah dulu, kamu…… Kamu lepaskan aku dulu?" Dia berkata dengan terbata-bata tidak begitu lancar, berunding dengannya dengan suara yang pelan.

"Pulang rumah?" Matanya melihat bibirnya, di dalam hatinya timbul hasrat.

Kemudian dia memejamkan mata, berusaha menekan keinginan biologisnya.

Tapi teringat hal itu……

Di matanya muncul perjuangan, dia tidak boleh melakukan apapun terhadapnya, tidak boleh menyentuh dia……

Dia jelas-jelas hanya sementara waktu ingin mendekap dia saja……

Dua menit kemudian, dia kembali membuka mata, matanya kembali seperti biasa.

"Untuk apa kamu kembali?" Gryson Gu mengernyitkan alis, baru teringat ucapannya barusan, di wajahnya ada penolakan.

Dari awal, Seketaris Gu meletakkan data ibu tirinya diatas meja, wanita jahat itu, demi mendapatkan uang ingin menjual Melisa Cheng ke tempat pelacuran, kalau bukan dia yang mengungkit, Gryson Gu hampir lupa belum memberi pelajaran kepada wanita itu!

"Aku ingin pulang dulu, meminta padanya foto kakak laki-lakiku." Melisa Cheng tidak menyembunyikan darinya, yang lalu saat Gryson Gu meminjamkan uang padanya, dia sudah mengatakan mengenai kakaknya padanya.

Jarak antara dia memberikan 10 Milyar pada Sinta Ye, waktunya sudah berlalu lama, begini lama Sinta Ye masih belum berinisiatif menghubungi dia, karena hari ini akhir pekan, dia ingin kembali menanyakan, apa yang terjadi.

Mendengar ucapannya, Gryson Gu terdiam, tidak lagi mengatakan apa-apa.

Dia melepaskan tangan, Melisa Cheng berdiri, menggigit bibir melihat dia, keluar dari ruang baca.

"Tunggu sebentar." Gryson Gu menghentikan dia, menatap lekat-lekat dia, sekian lama baru berdiri, berkata: "Aku antar kamu pulang."

Melisa Cheng terkejut menoleh: "Tidak perlu……"

"Melisa Cheng, aku antar kamu pulang." Gryson Gu memotong ucapannya, kembali mengatakan sekali lagi, kaki yang jenjang, melangkah menghampiri: "Pekerjaanku sudah selesai, kamu sendirian pulang, aku tidak tenang."

Selesai dia bicara, berjalan keluar dari ruang baca, memerintahkan Seketaris Gu untuk menyiapkan mobil.

……

Seketaris Gu mengemudikan mobil masuk ke perumahan, berdasarkan maksud Melisa Cheng, berhenti di jalan samping gedung rumahnya.

Gryson Gu baru mau turun dari mobil, dia mengulurkan tangan memegang ujung bajunya, menghalangi.

Bertatapan dengan pandangannya, dia dengan suara pelan berkata: "Aku naik sendiri saja, kamu di mobil tungu aku, tidak perlu naik, setelah aku mengambil foto aku akan langsung turun."

Gryson Gu mendengar ini raut wajahnya berubah, "Kenapa tidak membiarkan aku pergi bersamamu?"

Dia mengalihkan pandangan, sedikit kesulitan, "Sifat ibu tiriku…… Kalau membiarkan dia melihatmu, pasti akan menimbulkan banyak kerepotan."

Dia terpaku, sebelum Gryson Gu berkata, dia kembali berbicara: "Kamu tenang saja, tidak akan ada masalah, aku akan segera turun."

Seberapa rakus Sinta Ye akan uang, tidak ada yang lebih paham daripada dia, begitu hubungannya dengan Gryson Gu diketahui oleh Sinta Ye, dia pasti akan mengganggu mereka, menambahkan masalah untuk Gryson Gu.

Dia tidak ingin melihat kemungkinan itu terjadi.

Mendengar penjelasan Melisa Cheng, Gryson Gu terdiam beberapa saat, melambaikan tangan merapikan rambutnya, berkata: "Hm, aku tidak naik. Tapi, kalau dia menyulitkan kamu, harus beritahu aku, aku akan terus berdiri di belakangmu, tidak akan ada orang yang berani melukai kamu."

Gryson Gu menatap lekat-lekat dia, jarinya seolah masih membekas aroma harum rambutnya, seperti membakar hatinya.

Dia mengangkat mata, melihat ke dalam bola matanya, tidak bisa menebak perasaannya, tapi bisa merasakan ucapannya ini sungguh-sungguh.

Seketika, hatinya terasa hangat, mengangguk dan berkata: "Baik, aku mengerti."

Melisa Cheng tiba di depan pintu rumahnya, dari dalam tas mengeluarkan kunci.

Kalau tidak ada hal yang tidak terduga, saat ini Sinta Ye kebetulan ada di rumah.

Diatas lemari sepatu diletakkan setumpuk sayur, terlihat baru dibeli dari supermarket, belum sempat dibawa ke dapur.

Mendengar ada suara dari pintu, Sinta Ye mengusap tangan di celemeknya, dengan wajah penuh senyuman keluar dari dapur.

"Hari ini kenapa pulang sangat……" Ucapannya berhenti saat melihat Melisa Cheng, senyum di wajahnya juga menghilang, setelah itu menyeringai berkata: "Ternyata Melisa Cheng, kenapa kamu tiba-tiba pulang?"

Melisa Cheng melihat sayur diatas lemari sepatu, macam-macam sayur, sama sekali bukan porsi makan Sinta Ye sendirian.

Teringat kembali ucapan yang barusan Sinta Ye katakan sampai separuh, dia dengan bingung bertanya: "Siapa yang akan datang?"

Di dalam benaknya, Sinta Ye sepertinya tidak pernah rela mengundang orang makan di rumah, bagi dia seperti itu hanya menghabiskan uang.

Dia sedikit penasaran, siapa yang bisa membuat Sinta Ye membeli begini banyak sayur.

"Oh, kakak perempuan kamu!" Sinta Ye melihat ke arah tatapannya, bergegas mengambil sayur membawa ke dapur, seperti takut akan direbut olehnya, berkata: "Kakak perempuanmu kembali dari sekolah luar negeri, baru mendapat pekerjaan, beberapa waktu ini sangat sibuk, akhir pekan juga lembur di kantor, aku membeli sedikit sayur untuknya. Kamu kalau lebih awal mengatakan mau pulang, barusan aku akan beli lebih banyak, kalian kakak beradik sudah lama tidak bertemu, seharusnya banyak berkomunikasi untuk memupuk rasa persaudaraan."

Kakak perempuan?

Melisa Cheng tertegun, tidak mudah dari ingatannya mengingat orang ini.

Yang Sinta Ye katakan, seharusnya adalah sebelum dia menikah dengan ayah, anak perempuan yang dilahirkan dengan suami sebelumnya, Shintia Ye.

Shintia Ye lebih tua darinya beberapa tahun, setelah tamat SMA pergi sekolah keluar negeri, dulu sebelum keluar negeri, sangat suka mencari masalah dengannya, oleh karena itu dia dengan kakak perempuan yang tidak ada hubungan darah dengannya, sama sekali tidak ada perasaan.

Dia hanya menjawab hm, tidak menganggap penting Shintia Ye.

Selesai Sinta Ye berbicara dia berbalik dan masuk ke dapur, berdiri di depan pintu dapur, melihat Sinta Ye yang sedang menundukkan kepala memilih sayur, langsung bertanya: "Foto kakak laki-lakiku dimana?"

Tangan Sinta Ye yang sedang memilih sayur gemetar, pura-pura tidak mendengar jelas berkata: "Melisa Cheng, kamu barusan mengatakan apa? Aku disini sibuk, kalau tidak kamu tunggu aku selesai memasak sayur baru bicara lagi?"

Tatapan mata Melisa Cheng dalam, menekan tangannya yang sedang memilih sayur, berkata sekata demi sekata: "Aku bertanya padamu, kamu berjanji akan memberikan padaku foto kakak laki-lakiku dimana?

Dia lebih tinggi dari Sinta Ye, mata yang melihat dia saat ini, tanpa terasa mengeluarkan aura yang menekan.

Atau bahkan dirinya sendiri tidak mengetahui, ekspresi wajahnya yang menyeramkan, mirip seperti saat Gryson Gu marah.

Melisa Cheng dengan suara yang berat bertanya: "Uang berobat 10 Milyar yang kamu minta, aku sudah berikan padamu, menghubungi rumah sakit memotret membutuhkan waktu, aku juga sudah berikan padamu, mana foto kakak laki-lakiku? Bukankah kamu sudah bisa menunjukkan padaku?"

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu