Pria Misteriusku - Bab 167 Berbaring Di Kasur Menunggu Dia

Marson Gu segera bertanya: "Perlu tidak ke rumah sakit?"

"Tidak perlu tidak perlu." Lucy Jiang melambaikan tangan berulang-ulang: "Kemarin masalah rumah bocor belum selesai, aku sekarang harus segera kembali."

Mendengar ucapan ini, Marson Gu mana bisa tenang membiarkan Lucy Jiang pergi.

Apalagi, lima tahun yang lalu, kalau bukan karena Lucy Jiang, dia sudah mati.

Oleh karena itu, dia membuka suara berkata: "Ayo jalan, aku antar kamu pulang."

Akhirnya mendengar jawaban yang dia inginkan, hati Lucy Jiang berbunga-bunga, hatinya serasa mau terbang.

Sepertinya yang dia pikirkan tidak salah, dengan terlihat lemah bisa menarik laki-laki untuk melindungi.

Ini bukan, begitu dia pura-pura kesakitan, Marson Gu yang sebelumnya bersikap datar kepadanya akhirnya tidak bisa tahan.

Menunjukkan senyum kemenangan, Lucy Jiang bersiap menganggukkan kepala mengiyakan, tapi ponsel di kantong Marson Gu tiba-tiba berdering.

Melihat di layar ponsel tertera nama Natalia Wu, kecemasan di mata Marson Gu dengan cepat menghilang, dengan cepat tersadar, sekarang bukan lima tahun yang lalu.

Dia dan Lucy Jiang sudah berlalu, di sampingnya sudah ada Natalia Wu.

Teringat sampai disini, Marson Gu segera menerima telepon: "Natalia Wu, ada apa?"

"Kamu kenapa belum pulang?" Natalia Wu bosan menunggu, takut ada sesuatu yang terjadi padanya, jadi menelepon untuk menanyakan.

Hati Marson Gu, tiba-tiba menjadi kacau, di mulutnya mengeluarkan senyum: "Sekarang pulang, baik-baik di rumah tunggu aku."

"Baik, hati-hati di jalan." Natalia Wu juga tidak banyak berpikir, lalu memutuskan teleponnya.

Lucy Jiang yang ada di samping, mendengar dengan sangat jelas, mau bagaimanapun juga, tetap tidak bisa menghalangi keputusan Marson Gu.

"Andi Shi, kamu antar Lucy Jiang pulang ke rumah." Bagi Marson Gu, Natalia Wu adalah istrinya, tanggung jawab yang tidak bisa dia tinggalkan.

Meskipun bagi Marson Gu kehadiran Lucy Jiang tidak sama, tapi dia tetap masa lalu.

Dia bertemu dengan kesulitan, Marson Gu akan sebisa mungkin membantu dia, tapi tetap tidak bisa terlalu dekat dengannya.

Marson Gu berjalan, menutup pintu mobil, menginjak pedal gas. Lamborghini silver dengan cepat sudah tidak terlihat.

Andi Shi menggerak-gerakkan bibir, melihat Lucy Jiang yang tidak bergerak, berkata: "Ayo jalan, Nona Jiang, aku antar kamu pulang."

Siapa yang suruh kamu antar?

Lucy Jiang dengan wajah yang kesal, ingin segera membuat Andi Shi pergi, tapi teringat dia adalah orang yang selalu berada di samping Marson Gu, dia tidak berani menyalahinya.

Memaksakan senyum, Lucy Jiang menganggukkan kepala: "Kalau begitu merepotkan Asisten Shi."

Sepanjang jalan mereka berdua diam, tiba di pintu komplek perumahan Lucy Jiang segera turun dari mobil.

Menunggu sampai bayangan Andi Shi hilang, dia baru perlahan mengalihkan pandangan.

Ini semua Natalia Wu wanita bodoh yang melakukan, kalau bukan karena dia tiba-tiba menelepon, Marson Gu bagaimana mungkin bisa meninggalkan dia sendirian!

Lucy Jiang menggertakkan gigi, kebencian di hatinya hampir tidak tertahankan.

Semua karena Natalia Wu, menghancurkan satu persatu hal baik yang akan terjadi pada dirinya!

Langit perlahan menjadi gelap, lampu di jalan raya mulai menyala, Lucy Jiang berdiri di pinggir jalan, samping wajahnya di bawah sinar terlihat sangat dingin.

……

Kamar President, Justin Qiao mengenakan kimono mandi berwarna hitam, kakinya mengenakan sandal kain, berjalan diatas karpet lembut tidak menimbulkan suara.

Bel pintu tiba-tiba berbunyi, Fito langsung melihat ke arahnya, Justin Qiao berjalan sampai ke lemari bir berkata dengan acuh: "Orang yang seharusnya datang akhirnya datang."

Saat itu Fito masih tidak mengerti, sampai melihat orang yang ada di balik pintu itu adalah Lucy Jiang, dia baru sadar, ternyata semua dari awal sudah berada di kendali Justin Qiao.

Raut wajah Lucy Jiang tidak baik, setelah pintu dibuka, langsung mendorong Fito yang menghalangi, melangkah masuk.

Tatapannya menyapu ke seluruh ruangan, dengan cepat menemukan laki-laki yang berdiri di samping.

Dia berjalan menghampiri: "Tuan Qiao……"

Justin Qiao dari lemari bir mengambil sebotol bir merah, seperti dia sama sekali tidak ada.

Lucy Jiang dibiarkan dari samping, raut wajahnya kaku, ucapan yang sampai di bibirnya ditelan kembali.

Tapi ketidaksenangan di dalam hati membuat dia kembali berbicara: "Tuan Qiao, kali ini aku ingin berunding denganmu, seharusnya bagaimana aku terhadap Natalia Wu?"

Justin Qiao menggoyang-goyangkan gelas bir, meletakan di depan hidungnya mencium, sudut bibirnya terangkat.

Melihat dia tidak merespon, Lucy Jiang cemas, duduk di hadapannya, suaranya meninggi.

"Tuan Qiao, kali ini aku bersungguh-sungguh ingin berunding denganmu!"

Mendengar ucapan ini, Justin Qiao menggerakkan matanya, seperti tertawa tapi tidak melihat dia.

"Siapa yang berkata aku mau bekerja sama denganmu? Hm?" Kata hm terakhir diucapkan dengan nada tinggi, terlihat jelas dikatakan dengan sinis.

"Apa maksudmu ini? Yang lalu bukannya……"

"Yang lalu ya yang lalu." Suara yang dingin memutus ucapannya, Justin Qiao meneguk habis bir merah yang ada di tangannya: "Kalau aku tidak salah ingat, yang lalu Nona Jiang bisa menolak permintaanku."

Sampai saat ini Lucy Jiang baru mengerti, Justin Qiao menyimpan dendam, sengaja menggunakan sikap ini mempermalukan dia.

Siapa yang suruh dia membutuhkan bantuan orang lain?

Lucy Jiang masih berharap Justin Qiao bisa menghancurkan Natalia Wu, bagaimana bisa marah padanya?

Dia berusaha menelan kemarahan ini, menggerakkan sudut bibir: "Tuan Qiao, yang lalu aku salah, masih berharap, kamu tidak perhitungan denganku."

"He……" Justin Qiao tertawa sinis, meletakkan gelas ke atas meja, mengeluarkan suara yang tidak ringan dan tidak berat.

Lucy Jiang merasa hatinya mengeras, merasa laki-laki di hadapannya tidak akan mengucapkan sesuatu yang baik.

Ternyata benar, Justin Qiao menunjukkan senyum sinis, suaranya dingin seperti es: "Nona Jiang apakah terlalu polos? Kamu ingin pergi lalu pergi, ingin datang lalu datang? Demi apa aku harus membantu kamu?"

Dia bersandar ke sofa dengan santai, kedua kakinya disilangkan, satu tangannya diletakkan diatas lutut, mengetuk berirama, seperti sedang menonton pertunjukkan yang bagus.

Lucy Jiang tahu dia sedang sengaja seperti ini terhadapnya, tapi benar-benar tidak berani marah.

Kalau kali ini dia belum bersepakat lalu pergi, takutnya tidak akan mudah masuk pintu ini lagi.

Raut wajah Lucy Jiang terus berubah, hatinya dipenuhi kebencian, menggertakkan gigi, tidak berani menunjukkan.

Setelah beberapa saat, dia menunjukkan senyum yang menyenangkan, berinisiatif menuangkan bir untuk laki-laki itu: "Tuan Qiao, masalah yang lalu aku yang salah, aku yang bodoh aku yang terlalu polos, aku tidak mengerti kerja keras Tuan Qiao, mohon kamu melihat pada tujuan kita yang sama, jangan perhitungan denganku."

Justin Qiao tidak berbicara, tapi juga tidak menghalangi Lucy Jiang menuangkan bir untuknya, raut wajahnya masih datar tidak terlihat suasana hatinya.

Lucy Jiang menggertakkan gigi, meletakkan harga dirinya untuk diinjak di bawah: "Tuan Qiao, anggap aku memohon padamu, orang besar tidak perhitungan pada orang kecil, kamu maafkan aku!"

Fito yang terus berada di samping mendengar ucapan ini tidak tahan melihat raut wajah Justin Qiao, melihat dia seperti tertawa tapi tidak sudut bibirnya terangkat: "Anggap?"

Lucy Jiang menundukkan kepala: "Bukan bukan, aku salah bicara, aku mohon padamu, mohon kamu membantu aku!"

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu