Pria Misteriusku - Bab 383 Seluruh Cintanya Sudah Diberikan Kepada Natalia Wu

Kalimat ini jelas-jelas merupakan kata-kata kepedulian, namun Lucy Jiang sedikitpun tidak merasa senang.

Yang ia inginkan bukan hanya Marson Gu lebih memperhatikannya, ia juga ingin agar pria itu memandang anaknya yang ada di dalam perutnya.

Asalkan Marson Gu peduli dengan keberadaan anak ini, maka selanjutnya barulah Lucy Jiang bisa menggunakan anak ini untuk mengekang hati Marson Gu. Barulah ia bisa membuat pria itu terikat erat bersama dengannya.

Dengan tidak senang hati Lucy Jiang menggigit bibirnya. Setelah berpikir, ia kemudian berujar dengan wajah penuh harap: “Beberapa hari ini aku juga pergi keluar dan melihat betapa bagusnya baju-baju anak di toko ibu dan anak. Saat itu aku hampir saja tidak bisa menahan untuk membelikan anak kita beberapa setel baju, tapi karena masih tidak tahu jenis kelamin anak ini, maka aku menahan hasratku untuk membelinya.”

Terhadap kata-kata ‘anak kita’ yang terselip didalam perkataan Lucy Jiang, Marson Gu dapat dengan jelas merasa sebersit rasa tidak senang. Tatapannya yang dingin dan datar menyapu Lucy Jiang sekilas. Melihat Lucy Jiang yang tidak memberikan respon aneh apapun, barulah ia hanya mengira wanita itu hanya asal bicara dan ia pun tidak menggubrisnya.

Marson Gu juga tidak keberatan. Awalnya ia ingin membuka mulut untuk mengoreksinya, tapi setelah dipikir-pikir lagi, ia memutuskan untuk mengabaikannya. Ia hanya berujar datar: “Masih terlalu dini untuk memikirkan hal ini. Nanti kalau waktunya tiba dan kamu membutuhkan uang, silakan bilang langsung padaku. Aku akan mentransfer uangnya untukmu.”

Lucy Jiang serasa akan menjadi gila. Ia tidak meninginkan uang Marson Gu, atau mungkin lebih tepatnya, yang ia inginkan bukanlah uang berjumlah kecil itu.

Lucy Jiang menginginkan Marson Gu, termasuk semua milik pria itu!

Marson Gu mengira ia bisa mengusirnya dengan uang? Bukankah pria itu terlalu naïf?

Oleh karena itu, Lucy Jiang sengaja mengatur rupa wajahnya dengan sangat berhati-hati. Ia lalu bertanya dengan nada yang tidak tenang dan juga kecewa: “Marson, boleh tidak kamu… Boleh tidak kamu temani aku pergi membeli beberapa baju anak?”

Seakan takut pria itu akan menolaknya, Lucy Jiang pun langsung melanjutkan: “Karena kupikir, di kemudian hari kamu bisa meninggalkanmu. Anak ini mungkin selamanya tidak akan bertemu denganmu, aku ingin kamu sendiri yang membelikan baju untuknya. Dengan begini, maka suatu hari nanti aku bisa memberitahunya kalau ayahnya yang membelikan baju itu untuknya.”

Setelah selesai mengatakan perkataan ini, tatapan mata Lucy Jiang yang penuh harap menatap Marson Gu dengan sangat erat.

Dalam pemikiran Lucy Jiang, perkataannya ini sangat masuk akal dan juga beralasan. Asalkan bukan seseorang dengan hati batu, maka seharusnya mereka tidak menolaknya.

Tapi, ia terpaksa harus menerima kekecewaan. Setelah Marson Gu balas menatapnya lurus selama beberapa detik, ia tetap masih dengan datar menggelengkan kepala: “Maaf, aku tidak bisa menyetujuinya.”

“Kenapa?!”

Karena terlalu di luar dugaannya, suara Lucy Jiang pun spontan meninggi beberapa tingkat. Respon tajam seperti itu membuat Marson Gu pun mengernyit.

Tapi ia masih berhasil menahannya dan hanya menjelaskannya dengan datar: “Dari awal aku sudah memberitahumu, anak ini tidak ada artinya sama sekali bagiku. Kamu yang mau mempertahankannya, jadi seharusnya kamu sudah mempersiapkan dengan baik semua hal yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.”

Marson Gu perlahan bangkit berdiri, lalu menatap Lucy Jiang yang berada di bawah pandangan matanya: “Jadi, aku juga tidak akan memiliki perasaan atau tanggung jawab apapun terhadap anak ini. Aku bisa memberimu uang untuk kebutuhanmu. Tapi lebih dari lingkup uang, maaf, aku tidak bisa mengusahakannya.”

Kata-kata yang sama. Marson Gu bukannya tidak pernah mengatakannya dulu, hanya saja tidak pernah sekalipun ia mengatakannya dengan sebegitu tidak berperasaan dan sebegitu kokoh seperti hari ini.

Lucy Jiang menganga. Ia yang tidak senang hati ingin mengatakan sesuatu, namun kata-katanya itu kembali tertahan saat berada di pinggir bibirnya.

Walaupun ia merasa sangat kecewa, tapi ia juga tidak ingin semakin membuat Marson Gu tidak menyukainya. Oleh karena itu, Lucy Jiang langsung memaksakan diri untuk mengulas sebuah senyum: “Marson, sepertinya kamu salah paham... Bukan begitu maksudku, hanya saja…”

“Aku tidak peduli apa maksudmu sebenarnya. Hari ini aku mengatakannya dengan jelas padamu, untuk mengantisipasi adanya kesalahpahaman yang tidak perlu yang mungkin terjadi di kemudian hari karena masalah ini.”

Raut wajah Marson Gu sangat tenang, namun setiap kata dalam kalimatnya terdengar sangat tegas: “Aku tidak peduli dengan anak ini, aku hanya bisa menjamin keselamatanmu. Sedangkan yang lainnya, kamu tidak perlu menanyakannya lagi padaku.”

Raut wajah Lucy Jiang tentu saja berubah, sudut bibirnya semakin mengernyit. Namun pada akhirnya ia tidak mengatakan apapun lagi dan hanya mengangguk ringan: “Aku mengerti.”

Seakan takut Marson Gu akan berpikir terlalu banyak, Lucy Jiang masih memaksa untuk menjelaskan singkat: “Hanya saja barusan kamu benar-benar salah paham. Kalau kamu tidak bersedia aku juga tidak akan memaksa, aku sendiri bisa melakukannya.”

Sudah diutarakan sampai ke tahap ini, Marson Gu pun tidak lagi mencecarnya untuk mengetahui apakah sebenarnya wanita itu tulus atau tidak. Asalkan Lucy Jiang sudah mengerti, baginya itu sudah cukup.

“Baiklah, kamu boleh keluar kalau tidak ada hal yang lain lagi. Masih ada hal yang harus kubereskan.”

Sambil berujar, Marson Gu sudah membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju meja kerjanya.

Melihat punggungnya yang menjauh itu, Lucy Jiang pun mengeratkan giginya dengan sangat kuat. Rasa tidak senang hati yang sangat kental mengisi matanya.

Tiba-tiba Marson Gu menoleh: “Oh, ya.”

Lucy Jiang secepat kilat mengatur ekspresinya dan wajahnya membuat topeng dengan rupa berbesar hati untuk mendengarkan Marson Gu.

“Ya? Kenapa?”

Marson Gu berujar datar: “Langsung katakan padaku berapa banyak uang yang kamu butuhkan. Mengerti?”

Sesingkat waktu Marson Gu membalikkan tubuhnya, sesingkat itu pulalah waktu yang dibutuhkan Lucy Jiang untuk secara tidak sadar memunculkan sebersit harapan dalam hatinya.

Mungkin Marson Gu menyesalinya sesaat. Bahkan walaupun Lucy Jiang tahu kemungkinan ini sangat amat kecil bahkan hampir nihil, namun ia tetap memeluk harapan ini.

Namun perkataan Marson Gu yang barusan benar-benar meluluhlantakkan harapannya ini menjadi hancur berkeping-keping.

Dengan wajah yang sedih Lucy Jiang menundukkan kepala, namun dengan cepat ia berhasil memancarkan raut senang di wajahnya dan dengan sangat bersemangat berkata: “Ya! Terima kasih!”

Marson Gu tidak lagi ingin berkata apa-apa, ia langsung berjalan ke arah belakang meja kerjanya dan duduk. Gerakannya sangat elegan saat ia membuka laptop yang ada di hadapannya dan jelas-jelas seperti ingin mengurus pekerjaan.

Lucy Jiang mengamati pria itu sejenak. Setelah menekan semua ketidaksenangan dalam hatinya, ia pun bangkit berdiri dan beranjak pergi dari situ.

Sampai saat ini, seharian Lucy Jiang merasa sangat sedih. Tidak ada satu hal pun yang berjalan lancar.

Dengan murung ia kembali ke kamarnya sendiri. Tapi belum juga ia sempat duduk, telinganya mendengar ponselnya yang ada diatas meja bergetar.

Benar-benar menjengkelkan, siapa lagi yang mencarinya?

Lucy Jiang menahan kekesalannya dalam hati, namun tetap saja ia merasa tidak nyaman. Dengan gusar dan tidak tenang ia pun berjalan menghampiri meja dan matanya melihat sekilas layar ponsel yang bersinar terang itu.

Ternyata yang meneleponnya adalah Justin Qiao.

Berkaca pada pengalaman yang sebelumnya, Lucy Jiang tidak lagi berani berkata hal yang tidak tahu diri. Ia hanya melesat secepat mungkin untuk mengangkat panggilan di ponselnya dan bertanya: “Ada urusan apa?”

Dari ujung sana malah terdengar sebuah suara yang aneh. Seperti sebuah baling-baling raksasa yang sedang mengaduk udara, membawa sebuah suara angin yang sangat kuat dan memburu.

Suara Justin Qiao menjadi terdengar sedikit kabur di tengah suara auman itu: “Lucy, sekarang ini ada hal yang sangat penting yang harus kuurus secepatnya, jadi aku harus pulang. Kamu harus diam baik-baik ya disini, dengar tidak?”

Lucy Jiang tidak dapat mendengar seutuhnya dengan jelas, namun ia dapat mendengarnya secara garis besar. Alisnya spontan mengernyit: “Pulang lagi? Bukankah kamu baru saja datang!”

Sebenarnya apa yang pria ini lakukan? Ia sudah berkali-kali pergi dari sini, sebenarnya ia masih mengindahkan rencana mereka atau tidak?

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu