Pria Misteriusku - Bab 768 Tahun Itu Orang Yang Membunuhmu Bukan Aku

Setelah makan malam, Gryson Gu masuk ke ruang buku, dan menyelesaikan urusan kantor.

Melisa Cheng kembali ke kamarnya seakan rohnya menghilang, dia berkata terhadap pembantu: “tidak usah mempedulikanku, aku sedikit lelah, ingin tidur, kamu keluar saja.”

Pembantu menganggukkan kepala, lalu langsung pergi.

Melisa Cheng bersandar di ranjang, menatap lampu, lalu pelan – pelan tenggelam dalam pemikirannya.

Sesaat, dia seakan melihat Anita, berjalan ke arahnya.

“Melisa, kenapa kamu berbuat seperti itu terhadapku, kenapa…..”

Wajahnya penuh darah, dengan kebencian dia melihatnya, lalu dia bertanya tanpa henti: “mengapa harus mencelakaiku seperti ini? Mengapa….”

“tidak, bukan aku, jelas – jelas aku….”

“…..”

“Melisa…..”

“Melisa? Melisa!”

Suara di telinganya terdengar semakin jelas, Melisa Cheng membuka matanya.

Siapa yang memanggilnya, dia melihat ke arah depan dengan bingung, yang dia lihat adalah wajah Gryson Gu yang sangat tampan itu.

Hanya ada dia, tidak ada Anita!

Gryson Gu memberikannya air hangat, lalu dengan suara kecil berkata:

“kenapa?”

“tidak apa.” Melisa Cheng menggelengkan kepala, setelah dia minum air itu, kesadaranya pelan – pelan kembali, ternyata tadi adalah mimpi.

Saat ini dia berkeringat, kelihatannya juga pucat: “hanya mimpi buruk saja, aku tidak apa.”

Gryson Gu melihat Melisa Cheng sekilas, tidak membongkar kebohongannya.

Dia mengulurkan tangan dan memeluknya, merasakan rasa kaku dari tubuhnya, dia mengerutkan alisnya, lalu dengan ringan menepuk punggungnya berkata: “masalah sudah berlalu, jangan takut.”

Melisa Cheng di peluk oleh Gryson Gu, dapat merasakan kehangatan di pelukannya, entah mengapa, tiba – tiba dia merasa lebih aman, hingga akhirnya, tanpa dia sadari, dia sudah tertidur.

……

Di hari kedua, saat Melisa Cheng terbangun, hari sudah pagi.

Dalam kamar sangat tenang, kemarin malam entah kapan Gryson Gu pergi.

Setelah Melisa Cheng menyisir rambut, dia segera mengganti pakaian dan turun, lalu melihat ke sekitar, tidak melihat bayangan Gryson Gu, dan tanpa sadar dia menghela napas panjang.

Dia juga tidak tahu bagaimana, kemarin dia tertidur di pelukan Gryson Gu.

Terpikirkan sampai sini, dia sedikit tidak tahu bagaimana menghadapi Gryson Gu.

“nyonya, tuan sudah pergi ke kantor.” Pembantu mengira dia kecewa karena tidak melihat tuan, langsung berkata: “tuan benar – benar sangat peduli terhadap anda, kemarin malam anda mimpi buruk, tuan menemanimu sepanjang malam, hingga pagi, dia baru pergi. Setelah mandi, langsung pergi ke kantor.”

Melisa mendengar ucapan pembantu ini, dia sedikit curiga, Gryson Gu sepertinya benar – benar peduli terhadapnya!

Dia tidak menjawabnya, pembantu melihatnya tidak berbicara, langsung mengganti topik, bertanya: “nyonya, apakah sekarang anda langsung makan?”

“tidak perlu, untuk sementara aku tidak ada napsu makan.” Melisa Cheng menggelengkan kepala.

Kemarin terjadi begitu banyak hal, hingga sekarang dia tetap tidak napsu makan.

Saat ini, dari pintu masuk villa berjalan masuk seorang tante berumur kira – kira 56 tahun, tante itu melihat Melisa Cheng, dia tercengang, lalu melihatnya dengan tatapan tidak baik.

Melisa Cheng tiba – tiba di pehatikan, dan bertanya: “ini adalah?”

Apakah dia sudah berbuat sesuatu terhadapnya?

Hanya saja dia sangat jelas tidak pernah Bertemu dengan tante ini!

Pembantu itu menunggu tante itu membalikkan badan dan pergi, baru dengan suara kecil berkata: “itu adalah pembantu di Rumah Tua, ibu Zhang, setiap Beberapa hari, dia akan mengantar barang dari Rumah Tua. Dia adalah orang dari Nyonya Besar, termasuk melihat tuan dari kecil hingga besar, karena itu tidak ada yang berani dengannya.”

Melisa Cheng menganggukkan kepala, tidak banyak bertanya lagi.

Otaknya tetap tidak bisa menghilangkan pemikirannya kemarin, dia sama sekali tidak napsu untuk makan sarapan, dia ingin menenangkan diri sejenak, maka dia langsung keluar pintu, dan berjalan ke bagian taman.

Di belakang Taman Gu ada sebuah gunung, dan di antara vila dan gunung, adalah sebuah taman bunga yang sangat besar.

Dalam kebun bunga yang sangat besar ini, Melisa Cheng baru jalan seperempat saja sudah begitu lelah.

Dia melihat sekeliling, lalu duduk di ayunan yang ada di sebelah.

Angin berhembus bersamaan dengan aroma bunga, meniupi wajahnya, dia memejamkan matanya, masalah di hatinya pelan – pelan menjadi tenang.

Saat ini, suara yang tidak mengenakkan terdengar dari kejauhan.

Ibu Zhang menancapkan tangan di pinggang, lalu melemparkan keranjang kosong, dan membelalakkan mata menatap perempuan di ayunan, wajahnya penuh kesinisan.

“heh! Benar – benar sudah menganggap dirimu sebagai pemilik Taman Gu? Tidak tahu malu!”

Melisa Cheng melihat kejauhan,”ibu Zhang?”

Dia melihat sekeliling, tidak melihat ada orang lain, lalu bertanya: “tadi… apakah kamu berbicara denganku?”

“jangan pura – pura bodoh! Disini selain kamu, masih ada siapa lagi?”

Ibu Zhang sama sekali tidak takut kepadanya, dengan nada tidak enak berkata: “aku memberi tahumu, sebaiknya kamu menghilangkan semua niat busukmu, jangan berpikir kalau kamu bisa mencapai tujuanmu, perempuan sepertimu, aku sudah banyak melihatnya!”

Melisa Cheng melihatnya dengan diam, tidak berbicara.

Ibu Zhang mengira dia sudah ketakutan, maka dia menjadi lebih berani.

“kamu tidak mungkin mengira, tuan benar – benar tulus menikahimu bukan? Heh…. Jangan mimpi lagi! kamu seperti apa, apakah kamu tidak mengetahuinya? Apakah pantas bersama dengan tuan dari Keluarga terhormat, mengenai kamu…. Jangan tidak tahu malu mengira semua ini adalah nyata, mengira dirimu benar – benar sudah masuk ke Keluarga kaya!”

Melisa Cheng melihat ibu Zhang dengan terkejut, merasa di kalimatnya ada maksud lain.

Dia seperti mengetahui sesuatu.

“apa maksud kalimatmu ini?” Melisa Cheng bertanya mengerutkan dahinya?

“kamu….”

Saat ibu Zhang bersiap mengatakan sesuatu, saat ini….

“ibu Zhang!” seorang pembantu yang bertanggung jawab melayani Melisa Cheng memanggil.

Dari kejauhan dia sudah melihat ibu Zhang sepertinya sedang berbicara dengan nyonya, hanya saja dari kejauhan, dia tidak bisa mendengar apa pun, terpikirkan sifat ibu Zhang, dia langsung berlari ke arahnya.

Pembantu itu berdiri di depan Melisa Cheng, dengan berhati – hati melirik ibu Zhang:”tadi kamu mengatakan apa terhadap nyonya?”

Ibu Zhang tersenyum dingin, tidak mempedulikannya, hanya langsung mengangkat keranjang, dan pergi.

Sebelum dia pergi, dia membalikkan kepala melihat Melisa Cheng, di matanya penuh makna tajam, seakan sangat sinis.

Melisa Cheng mengerutkan dahinya, ibu Zhang ini pasti mengetahui sesuatu.

Setelah pembantu itu memastikan ibu Zhang sudah pergi, dia menghela napas tajam.

Jika tadi benar – benar bertengkar dengan ibu Zhang, sejujurnya, dia masih sedikit takut.

“nyonya, anda tidak apa – apa bukan?” pembantu membalikkan badan, bertanya dengan khawatir.

Melisa Cheng menggelengkan kepala, berkata:”aku tida apa.”

Dia masih sambil berpikir, ucapan ibu Zhang barusan, sebenarnya ada maksud apa.

“aku ingin menenangkan diri sejenak.” Melisa Cheng membalikkan kepala ke arah pembantu, lalu berkata: “aku keluar sedikit buru – buru, pakaianku terlalu tipis, kamu bantu aku mengambilkan baju luaran ya.”

"baik, aku pergi sekarang." pembantu itu menganggukkan kepala, dia langsung pergi ke arah kamar.

Pembantu itu baru saja pergi, ponselnya tiba - tiba berbunyi.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu