Pria Misteriusku - Bab 416 Harus Menghalalkan Segala Cara Untuk Mengusirnya

Seolah demi membuktikan ketidaksenangan hati kecil Natalia Wu, tiba-tiba suara semburat tawa tipis terdengar dari lantai dua.

Terlihat Lucy Jiang yang mengenakan pakaian tidur dari bahan sutra asli sedang bersandar santai di pegangan tangga, sedang tersenyum tipis memandang ke arah Natalia Wu. Entah sudah berapa lama wanita itu memandanginya seperti itu?

“Natalia, bukankah kamu merasa sangat menyedihkan? Marson sama sekali tidak mempercayaimu lagi!”

Begitu mendengar suara Lucy Jiang, tanpa sadar Natalia Wu menarik kencang urat belikatnya. Seberapa pun dalamnya kesedihan dalam hatinya, ia tetap tidak sudi mengaku kalah di depan wanita itu!

Natalia Wu mendongakkan kepalanya dengan dingin dan menatap tajam ke arah Lucy Jiang: “Apa kamu benar-benar berpikir kamu bisa menipunya untuk seumur hidup? Cepat atau lambat pasti akan datang hari dimana kebohongan akan terbongkar. Pada akhirnya, secarik kertas tetap tidak akan bisa membelenggu kobaran api!”

Lucy Jiang malah tertawa sangat acuh tak acuh, dengan ribuan gaya yang berlebihan merapikan tali baju yang ada di tubuhnya kemudian berujar dengan sangat perlahan: “Tidak peduli, tuh. Yang jelas, aku akan menghalalkan segala cara selama disini...”

Lucy Jiang sengaja berhenti sejenak saat bicara sampai sini. Tatapan matanya yang panjang dan tajam dipenuhi oleh keangkuhan, kemudian ia kembali berujar dengan memenggal dan menekankan setiap kata: “Me.Ngu.Sir.Mu!”

Natalia Wu yang sudah sedari awal mengetahui maksud kedatangan wanita itu pun tetap merasa terguncang mendengar nada bicara yang Lucy Jiang gunakan. Ia lalu menenangkan suasana hatinya dan dengan raut wajah yang tidak menyenangkan membalas: “Kalau begitu akan kulihat dan kutunggu!”

Setelah melontarkan perkataannya, Natalia Wu langsung membalikkan tubuhnya dan pergi dari situ tanpa ragu sedikit pun.

Tidak ada perkataan baik yang dapat keluar dari mulut yang kotor. Natalia Wu tidak sudi menerima penghinaan Lucy Jiang disini.

Sampai akhirnya punggung Natalia Wu sirna dari pandangannya, barulah Lucy Jiang yang bersandar pada pegangan tangga akhirnya dapat menghembuskan napas lega. Ia juga tidak dapat menahan rasa bangganya dan mengusap-usap wajahnya.

Kali ini, untung saja ia lincah. Ia dapat menduga bahwa Natalia Wu pasti akan mencari Marson Gu untuk melapor, sehingga akhirnya ia turun tangan lebih dulu untuk memperkuat posisinya.

Awal sore hari ini, Lucy Jiang sudah memberitahu Marson Gu bahwa Natalia Wu yang kecewa hatinya mungkin akan mencari kesempatan untuk membalas dendam dan tanpa sadar akan mengungkit panggilan telepon masuk yang entah darimana itu.

Orangtua yang tidak bisa menghubungi putrinya sendiri pasti akan membuat atau memikirkan cara apapun untuk mencarinya. Ia menjelaskan bahwa telepon itu berasal dari ayah-ibunya, sehingga Marson Gu tidak mungkin benar-benar pergi menyelidikinya.

Lagipula, pada dasarnya masalah ini disebabkan olehnya. Marson Gu tidak begitu dipercaya di hadapan orangtua Lucy Jiang, dan karena alasan inilah maka Marson Gu tertuntun untuk tidak mencurigai Lucy Jiang barang sedikitpun.

Ditambah lagi sedari awal, Marson Gu sudah memutuskan arah pemikirannya. Ia mengira bahwa Natalia Wu tidak menyukai pengaturan yang dibuatnya sehingga akhirnya mencari Lucy Jiang dan merepotinya, sehingga akhirnya Marson Gu semakin tidak mempercayai kata-kata Natalia Wu.

Selain itu yang lebih penting adalah tidak adanya sebuah alasan masuk akal yang dapat membuktikan motif Lucy Jiang untuk menuduh Natalia Wu dengan mengorbankan anaknya sendiri. Jadi walaupun Natalia Wu bicara dengan sungguh-sungguh dan yakin, sepertinya tetap tidak akan ada gunanya.

Lucy Jiang sangat teramat memahami akan hal ini, sehingga ia berusaha dengan segenap tenaga untuk mengambil alasan ini dan berulang kali menebarkan perselisihan di depan Marson Gu agar dirinya sendiri tidak mungkin dicurigai.

Sekarang sepertinya rencananya sudah sangat berhasil. Paling tidak, ia berhasil menyingkirkan Natalia Wu sehingga dapat membuat Marson Gu kehilangan perasaan baik terhadap wanita itu.

...

Di sisi lain, hari-hari yang dilewati Justin Qiao di rumah tua tidak begitu baik.

Hanya Tuan Qiao seorang yang benar-benar dianggap sebagai tuan rumah oleh semua orang di rumah tua. Walaupun ia memegang status sebagai tuan muda, namun itu hanyalah sebuah nama. Tidak ada seorang pun yang benar-benar menganggapnya sebagai tuan rumah. Dalam banyak kesempatan, ia bahkan hanya dianggap sebagai seseorang yang menumpang hidup saja.

“Tuan muda, tuan besar menyuruhmu datang sebentar.”

Mendengar ucapan itu, gerakan tangan Justin Qiao yang sedang menyeduh teh pun berhenti sejenak. Matanya beralih menuju sumber suara yang ternyata adalah pengurus rumah Qiao, kedua tangannya diletakkan di depan dan ia berdiri di samping dengan penuh hormat.

Walaupun ia bersikap dengan penuh hormat, namun tidak ada aura hormat sedikitpun yang terlihat dari matanya.

Tatapan mata Justin Qiao bergerak samar, sinar dingin berkilat di matanya. Tapi dengan cepat ia dapat menenangkannya kembali.

Ini adalah pertama kalinya Tuan Qiao memanggilnya semenjak kedatangannya kali ini. Sudah begitu lama waktu berlalu sampai seolah-olah Tuan Qiao sudah lupa bahwa di dalam rumah tua ini masih ada satu orang lagi. Setiap hari ia hanya merawat bunga di taman atau pergi memancing, seperti seorang tua yang menikmati hari tuanya.

Akan tetapi dari awal sampai detik ini, Justin Qiao tidak berani memandang rendah orang tua itu. Tuan Qiao adalah orang yang berani banyak membunuh dalam dunia bisnis, sudah jelas ia tidak akan semudah ini lepas tangan tidak mempedulikannya.

Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah pria tua satu itu sedang merencanakan suatu skenario licik yang tidak Justin Qiao ketahui, dan sangat memungkinkan hal yang sedang direncanakan Tuan Qiao itu berhubungan dengan dirinya.

Itu sebabnya setelah tidak begitu lama berdiam diri, pengurus rumah Qiao pun datang mencarinya. Benak Justin Qiao memahami ini adalah sinyal yang menandakan dimulainya pergerakan Tuan Qiao.

Sedangkan ia sendiri tidak bisa pergi kemana-mana!

“Baiklah, aku akan berganti pakaian sebentar lalu kesana.”

Justin Qiao tersenyum tipis, nada bicaranya terdengar biasa, tenang, dan lembut. Pengurus rumah Qiao tetap berdiri di tempatnya tidak bergerak, lalu mengulangi perkataannya dengan kaku: “Tuan muda, tuan besar tergesa-gesa ingin menemuimu. Sebaiknya berganti pakaiannya setelah menemuinya saja.”

Perkataan ini jelas-jelas menolak keinginan Justin Qiao. Mengetahui bahwa seorang bawahan saja bahkan berani melawan keinginannya pun membuat amarah di hati Justin Qiao menjadi semakin bergelora. Tanpa sadar ia mengepalkan tinjunya dan meremasnya kuat-kuat, meskipun pada akhirnya ia kembali melonggarkan kepalan tangannya.

Justin Qiao menegakkan tubuhnya dengan elegan, lalu tangannya terjulur untuk menepuk-nepuk debu yang sebenarnya tidak ada. Sebuah senyum datar kemudian tersungging: “Kalau memang begitu, ayo kita pergi sekarang.”

Pengurus rumah Qiao berjalan di depan untuk menuntun jalan. Sambil perlahan berjalan mengikuti, Justin Qiao sambil diam-diam menduga dalam hati apa sebenarnya maksud Tuan Qiao.

Sangat disayangkan, walaupun ia sudah ikut dan berada di sisi Tuan Qiao selama sekian tahun ini, namun tetap saja Justin Qiao tidak memiliki kemampuan untuk melihat maksud hati pria itu.

Saat ia sedang sibuk menduga-duga, pengurus rumah Qiao yang berjalan di depannya tiba-tiba berhenti: “Tuan muda, sudah sampai.”

Kali ini barulah Justin Qiao tersadar. Saat ia melihat jelas kamar yang ada di hadapannya itu, tanpa sadar kilat ketakutan yang samar terlihat pada matanya.

Alasannya bukan karena pria itu, melainkan kamar yang ada di hadapannya ini adalah kamar ilusi yang dilengkapi berbagai aksesoris di dalamnya dan terkesan sangat feminin. Ini adalah sebuah kamar yang sengaja dibangun oleh halusinasi Tuan Qiao demi mengenang putrinya, seakan ini merupakan tanda seberapa besar kerinduannya terhadap putri kandungnya itu.

Tapi pertanyaannya adalah, untuk apa membawa Justin Qiao kesini?

Sinar kebingungan berkilat entah untuk keberapa kalinya dalam mata Justin Qiao selama waktu yang sesingkat itu. Apakah mungkin pria tua itu sudah mengetahuinya? Jadi ia sengaja membawanya kemari untuk menginterogasinya?

Tapi, harusnya tidak seperti ini. Kalau memang pria tua itu sudah tahu, berdasarkan sifatnya dan caranya membereskan masalah, seharusnya sedari awal ia akan langsung menyuruh orang untuk membereskannya. Bagaimana mungkin pria itu malah menaruhnya di sisinya untuk waktu yang selama ini?

Melihat Justin Qiao yang hanya bergeming di tempatnya berpijak tanpa bergerak sedikitpun, pengurus rumah Qiao pun kembali mengulang perkataannya: “Tuan muda, sudah sampai!”

Kali ini nada suara pengurus rumah itu terdengar sangat meninggi, nada tidak suka terdengar jelas dalam suaranya.

Justin Qiao mengepalkan tangan dan meremasnya kuat-kuat. Ia berpura-pura tidak merasakan apapun dan berjalan masuk.

Daun pintu itu tidak tertutup rapat, hanya sedikit tertutup saja. Justin Qiao hanya perlu mendorongnya dengan pelan dan daun pintu itu pun terbuka.

Entah mengapa, namun benak Justin Qiao tiba-tiba merasa tidak tenang. Seolah-olah ia akan menemui masalah yang di luar dugaannya.

Selanjutnya, tanpa menunggu keraguannya yang lain muncul, terdengar suara Tuan Qiao yang rendah dari dalam kamar: “Kenapa tidak cepat masuk ke dalam kalau sudah datang?”

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu