Pria Misteriusku - Bab 468 Suami Istri Yang Melekat Satu Sama Lain

Proses pengunduran diri Lucy Jiang berlangsung dengan sangat cepat, semua sudah dibereskan dengan baik tanpa membutuhkan waktu yang lama. Saat ini, ia sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan perusahaan ini.

Lucy Jiang melangkah setapak demi setapak meninggalkan gedung itu. Setelah ia berada cukup jauh, barulah ia menoleh untuk melihat ke belakang tanpa henti.

Lucy Jiang memicingkan matanya untuk menatap Perusahaan Emperor yang ada di hadapannya. Mulai hari ini, ia bukan lagi karyawan perusahaan itu. Tapi tidak apa, karena ia tidak mungkin menyerah begitu saja.

Entah perusahaan bisnis raksasa ini ataupun Marson Gu, pada akhirnya semua pasti akan menjadi miliknya. Milik Lucy Jiang.

Sekembalinya ia ke apartemennya sendiri, Lucy Jiang pun mandi terlebih dahulu. Ia lalu menyalakan laptop dan dengan lancarnya masuk ke dalam akun WeiBonya. Setelah itu, ia segera membuka akun WeiBo milik Natalia Wu.

Dulu saat ia dan Natalia Wu masih menjadi teman karib, mereka berdua sudah saling mengikuti akun satu sama lain. Lalu setelah terjadi begitu banyak perubahan dan kejadian, entah apakah karena Natalia Wu lupa atau memang karena ia tidak peduli, ia tidak membatalkan pertemanan mereka di dunia maya.

Lucy Jiang tahu kebiasaankecil Natalia Wu. Saat wanita itu menemukan sesuatu yang membuatnya senang, ia pasti akan membagikan hal itu di akun WeiBonya. Jadi jika ingin mengerti pergerakan Natalia Wu, cara paling baik adalah melalui WeiBo.

Tentu saja setelah Lucy Jiang membuka akun WeiBo milik Natalia Wu, sebuah foto yang menunjukkan punggung seorang pria pun langsung muncul di halaman utamanya.

Walaupun tidak terlihat jelas konturnya, namun hanya dalam sekali lihat, Lucy Jiang langsung mengenalinya bahwa pria itu adalah Marson Gu.

Marson Gu mengenakan sebuah kemeja hitam, setelan jas yang pas di tubuhnya semakin menunjukkan kakinya yang jenjang dan tegap. Sepatu kulitnya yang berwarna hitam disemir dengan begitu mengkilap seolah bisa memantulkan cahaya.

Dalam foto, Marson Gu sedang menampilkan sisi samping wajahnya dan melihat ke suatu arah. Entah apa yang sedang dilihatnya, namun tatapan matanya terlihat sangat serius.

Foto ini jelas-jelas hanya sebuah candid, latar belakangnya terlihat kabur. Lucy Jiang sudah memperhatikannya dengan seksama, namun tetap tidak dapat menebak dimanakah itu.

Belum selesai sampai sini, Lucy Jiang kembali melihat ke bawah dan langsung melihat banyak foto yang baru.

Ada foto yang menunjukkan langit biru yang cerah, ada yang menunjukkan lautan lepas tiada berujung. Ada yang menunjukkan sebuah bianglala yang sangat indah, ada yang menunjukkan sajian makan ala barat yang sangat elegan. Semua foto ini terlihat dengan warna yang sama, tidak ada ditambahkan tulisan atau emosi apapun.

Walaupun begitu, kebahagiaan dapat terlihat dengan mudah dari segelintir foto kehidupan ini.

Pelan-pelan Lucy Jiang mulai mengepal erat tangannya, terdengar bunyi komponen yang retak dari mouse yang ada dalam tangannya.

Natalia Wu, boleh juga kamu!

Ia dengan sengaja memamerkan cinta dan keromantisan di WeiBonya. Apakah ia tidak tahu ada kalimat yang mengatakan bahwa memamerkan cinta berarti akan mati dengan cepat?

Akan tetapi, saat ini Lucy Jiang juga malas untuk memaki Natalia Wu. Ada hal yang lebih penting yang harus ia lakukan.

Hari ini ia bersikeras untuk menemui Marson Gu, selain karena ingin menampilkan keberadaannya di hadapan pria itu, yang lebih ia inginkan adalah menyelidiki lebih dalam sikap Marson Gu terhadap Natalia Wu.

Lalu, hasil yang ia dapatkan sudah sangat jelas. Setiap kali ia mengungkit Natalia Wu, tatapan mata Marson Gu yang dingin dan datar itu langsung melembut seketika. Kehangatan yang tidak sengaja mengalir itulah yang membuatnya semakin merasa adanya sebilah belati yang menyarang dalam hatinya.

Lucy Jiang hampir gila terbakar api cemburu. Dengan beringas ia membuat tanda silang di foto-foto itu dengan mousenya.

Kalau foto-foto ini sungguh-sungguh disajikan di hadapannya, ia pasti tanpa ragu sedikitpun akan langsung mencabik-cabik foto itu menjadi serpihan-serpihan kertas!

Setelah mengamuk tidak karuan di media social itu, Lucy Jiang berangsur-angsur tenang.

Wajahnya menjadi suram, niat jahat memenuhi matanya. Walaupun ia tidak membuka mulutnya, orang lain tetap dapat melihat kebenciannya.

Lucy Jiang hanya memikirkannya sesaat, namun hatinya langsung membuat keputusan. Secepat kilat ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon sebuah nomor yang sangat akrab.

Dering telepon yang terdengar stabil itu pun terdengar. Hati Lucy Jiang yang awalnya tidak dapat tenang pun perlahan-lahan merasa damai. Ia memicingkan matanya dan saat panggilannya terhubung, ia langsung berkata: “Aku butuh bantuanmu!”

Di seberang telpon, Justin Qiao tertawa dingin. Temperamen yang terlihat tenang dan baik itu sontak berubah menjadi sangat suram.

Ia menyahut dengan dingin: “Lucy, apakah aku lupa mengingatkanmu tentang apa saja yang sudah kamu perbuat?”

Lucy Jiang tentu saja tahu apa yang dirinya perbuat. Kalau bukan karena bidak caturnya yang kurang satu, akhir ceritanya tidak mungkin berubah ke tahap seperti hari ini.

Tapi semua ini sekarang tidak ada artinya lagi. Memikirkan cara untuk membinasakan anak dalam rahim Natalia Wu adalah poin utamanya!

Lucy Jiang langsung memotong pembicaraan: “Tidak terlambat bagimu mencariku untuk balas dendam setelah masalah ini beres!”

Walaupun Justin Qiao merasa geram dalam hati, namun sekarang ia terpaku di luar negeri. Sehebat apapun kemampuannya, ia tidak mungkin bisa melancarkan gerakannya dengan lancar dari sini. Ia masih tetap harus bergantung pada Lucy Jiang untuk bisa melancarkan serangannya dengan tepat.

Justin Qiao memaksakan dirinya untuk tenang, hanya saja nada bicaranya tidak terlalu enak didengar: “Bicara.”

Lucy Jiang juga tidak keberatan. Ia langsung mengatakan semua duduk perkara yang ada di benaknya sambil mengeratkan gigi: “Menurutku kamu juga sudah tahu berita tentang kehamilan Natalia, bukan? Masalah yang sebelumnya tidak akan kubicarakan lagi. Sekarang mudah saja. Walaupun sekarang Natalia hamil, tapi Marson masih terus dengan spesial memperhatikan hubungan antara Natalia dan Steve. Selain itu, sebelumnya aku pernah memotret mereka saat sedang makan bersama berdua. Setelah Marson melihat melihat foto itu, ia menjadi sangat marah. Kurasa kita boleh memanfaatkan poin ini.”

Justin Qiao yang pada dasarnya suka menggunakan tipu daya pun langsung mengerti maksud Lucy Jiang. Ia ingin mensubtitusi sesuatu. Dengan memanfaatkan hubungan antara Natalia Wu dan Steve Cheng, ia akan membuat Marson Gu mengira bahwa anak dalam kandungan Natalia Wu bukanlah anaknya!

Tapi apa mudah untuk melakukan hal itu? Bagaimana kalau sampai Marson Gu sama sekali tidak mempercayainya?

Justin Qiao bertanya dengan sangat hati-hati: “Seberapa besar keyakinanmu?”

Lucy Jiang tidak menjawab, ia hanya mengeratkan giginya kuat-kuat: “Semakin seseorang peduli terhadap seseorang, maka ia akan menjadi semakin takut untuk kehilangan. Kurasa aku tidak perlu banyak bicara tentang seberapa besar Marson peduli terhadap Natalia, bukan?”

Walaupun sebenarnya Lucy Jiang tidak mau mengakui, tapi asalkan ada hal yang menyangkut Natalia Wu, Marson Gu pasti akan berubah menjadi sangat peduli. Hal ini sudah diketahui oleh khalayak umum.

Justin Qiao tentu saja juga mengetahui hal ini. Tidak ada seorang pria pun yang bisa tahan dan menerima wanita yang dicintainya berdekatan dengan pria lain. Apalagi pria seperti Marson Gu, yang memiliki sifat posesif yang sangat teramat kuat.

Dalam kondisi seperti ini, benih kecurigaan hanya perlu diperciki sedikit air saja agar langsung bertunas.

Perlahan, Justin Qiao mulai mengulaskan senyum licik di sudut bibirnya: “Baiklah. Bagaimana kamu mau aku membantumu?”

Mendengar bahwa Justin Qiao setuju, barulah Lucy Jiang menghembuskan napas lega. Disaat yang bersamaan, nada bicaranya semakin terdengar suram: “Karena kita mau membuat Marson mengetahui kenyataannya, maka tentu saja kita harus membuat ia melihat buktinya dengan mata kepalanya sendiri.”

Justin Qiao tidak banyak bertanya, ia malah mengingatkan dengan hati-hati: “Perkaranya sudah sampai di tahap ini, tidak ada hal sekecil apapun yang boleh luput. Demi menjamin tidak ada kerugian sedikitpun, kupikir sepertinya kita tetap harus melakukan beberapa persiapan.”

“Hm? Apa maksudnya?”

Karena benaknya hanya memikirkan rencananya sendiri, Lucy Jiang tidak langsung dapat merespon. Sampai akhirnya Justin Qiao mengatakan kata-kata yang sangat kejam itu.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu