Pria Misteriusku - Bab 282 Hawa Nafsu

Dan ketika ia mulai memasuki dunia kerjanya, Natalia Wu semakin sadar akan pentingnya kemandirian diri.

Tidak akan ada orang yang menyukai seseorang yang hanya bisa bergantung dan terikat pada orang lain, sekalipun saat itu cintanya sangat kuat dan tidak memperhitungkan segalanya, tapi di saat rasa suka ini perlahan memudar, semua nya pada akhirnya hanyalah sebuah ilusi semata.

Hanya ketika orang memiliki pekerjaannya sendiri, barulah ia memilki lingkaran kehidupan yang mandiri, dalam keadaan seperti ini, sekalipun jika ia ditinggalkan oleh pasangannya, ia masih memiliki kehidupannya sendiri yang bisa di jalani.

Saat itu, pintu ruangan tersebut tiba-tiba di buka, seorang pelayan datang membawa kereta dorong kemari: "Nona, ini bir anda."

Lucy Jiang hanya melihatnya sekilas, di atas kereta dorong itu penuh dengan enam botol anggur merah, ia merasa puas dan mengangguk-anggukkan kepalanya: "Kamu pergi dulu, aku akan memanggilmu lagi jika aku membutuhkanmu lagi."

"Bailklah." Pelayan kembali turun dan pintu pun kembali di tutup.

Lucy Jiang membuka sebotol anggur merah dan mengambil sebuah gelas kaca, ia menuangkan dengan penuh dan memberikannya pada Natalia Wu: "Ayo, kita bersulang untuk kemerdekaan kita hari ini!"

Ia tahu dimana letak kelemahan Natalia Wu, ia juga tahu bagaimana caranya membangkitkan simpati wanita tersebut.

Benar saja, detik berikutnya, Natalia Wu mengulurkan tangannya dan menerima gelas tersebut, ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya: "Baiklah, untuk kemerdekaan kita dan agar kita bisa terus kuat, mari bersulang!"

Kalimat ini ia ucapkan dengan berani dan kering, ia hanya merasakan rasa panas mengalir di dadanya.

Mau di katakan bagaimana pun, Natalia Wu yang sekarang ingin melupakan kehidupannya yang lalu.

Dalam pernikahannya yang menyedihkan itu, ia telah menjadi ibu rumah tangga selama tiga tahun, di samping memikirkan bagaimana caranya menyenangkan hati Marson Gu setiap harinya, sisanya adalah menjaga sebuah villa besar.

Hati Natalia Wu bukannya tidak merasa kosong, ia bahkan merasa hampir tidak sanggup untuk menggenggam dan melanjutkan lagi.

Namun, ketika ia memutuskan untuk melepaskan segalanya dan memulai hidupnya yang baru, barulah ia menyadari bahwa dunia sebenarnya tidak pernah menginggalkannya.

Ia masih memiliki nilai dirinya sendiri, ia masih memiliki mimpi yang belum ia wujudkan, masih ada banyak hal yang bisa ia lakukan, ini semua sudah cukup!

Gelas kedua orang itu bersentuhan dengan ringan di udara dan menimbulkan suara yang cukup nyaring.

Lucy Jiang menatap Natalia Wu yang langsung meneguk minuman tersebut dengan puas, matanya menyipit memancarkan cahaya yang ganas.

Natalia Wu, jangan salahkan aku, kamu yang meminta semua ini.

Lucy Jiang tersenyum lebih manis, ia terus mengisi gelas anggur Natalia Wu dengan rajinnya, ia selalu mengajaknya berbicara, ditambah lagi Natalia Wu saat ini terlihat cukup bahagia, dibawah provokasi Lucy Jiang itu, ia telah meminum banyak sekali anggur merah.

Bahkan sampai akhir, tidak perlu Lucy Jiang yang mengerahkan seluruh otaknya untuk mencari alasan, Natalia Wu dengan sendirinya pun mengambil dan meminum wine tersebut.

Semakin banyak ia minum, wajah Natalia Wu juga semakin memerah, kesadarannya juga semakin kacau, pandangannya semakin kabur.

Natalia Wu tidak bisa menahan diri dan akhirnya besendawa, tubuhnya sempoyongan dan dengan gagap berkata: "Lucy...... kamu, dimana kamu?"

Lucy Jiang duduk di hadapannya dan menatapnya dingin, seringai di wajahnya semakin kuat dan dalam.

Satu detik sebelum Natalia Wu menerjang ke depan, Lucy Jiang segera berdiri dan mengambil gelasnya, ia berkata kepada Natalia Wu: "Ayo, Natalia, anggaplah segelas terakhir karena aku menghormatimu, sebagai......"

Sudut bibirnya terangkat dan ia tersenyum sinis, dalam hati ia berkata: "Sebagai tanda perpisahan kita."

Tanpa menunggu kalimat selanjutnya, Natalia Wu tidak peduli dan langsung mengangkat kepalanya dan tertawa: "Baiklah, sebagai tanda persahabatan kita, mari bersulang!"

Saat ia berbicara, gelas anggurnya bergerak maju mundur dan menumpahkan setengah dari isinya

Lagipula sudah sampai disini, Lucy Jiang juga tidak peduli, yang penting Natalia Wu sudah mabuk berat hingga tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan, lebih atau kurangnya juga tidak masalah.

Segelas anggur memasuki tenggorokannya, Natalia Wu hanya merasa pandangan matanya menghitam, tubuhnya pun lunglai dan jatuh ke atas sofa yang lembut.

Lucy Jiang menatapnya dengan sinis, sampai pada akhirnya Natalia Wu tidak bergerak sama sekali lagi, barulah Lucy Jiang berjalan mendekatinya.

"Natalia Wu, kamu tidak apa-apa kan?" Ia berpura-pura menaruh perhatian dan mengulurkan tangannya untuk mendorong lengen Natalia Wu, ia hanya mendapat gumaman tidak jelas, ini artinya ia benar-benar telah kehilangan kesadarannya.

Ini lah hasil yang diinginkan Lucy Jiang, Segera, ia mengambil ponsel disampingnya dan berjalan keluar, sampai saat ia keluar, ia menoleh ke belakang dan melihat sekilas.

Natalia Wu masih berbaring tak sadarkan diri di atas sofa.

Huh, setelah hari ini berlalu, aku akan lihat apakah kamu masih punya muka untuk berlagak di depanku!

Ia mengutuk diam-diam dalam hatinya, Lucy Jiang pun membuka pintu dan berjalan keluar tanpa ragu.

Di dalam toilet, Lucy Jiang menghubungi sebuah nomor.

Sambil menunggu panggilannya di angkat, Lucy Jiang merasa sangat bangga dengan rencananya sendiri.

Jauh sebelum ia merencanakan melakukan ini pada Natalia Wu, ia sudah memilih kandidat jahat yang bekerjasama dengannya, orang itu tidak hanyalah seorang bajingan tidak berguna, ia juga seorang pecandu narkoba.

Dan yang paling penting, orang ini adalah penduduk asli dari Kota A, setelah masalah ini beres, keberadaannya tidak akan bisa di selidiki atau di temukan.

Telepon dengan cepat tersambung, Lucy Jiang segera berbicara: "Aku sudah mengaturnya dengan baik disini, cepatlah kamu kemari."

Jika mengikuti rencana semua, orang itu seharusnya segera paham tanpa perlu bertanya lagi.

Tapi Lucy Jiang telah menunggu beberapa detik dan tidak mendapatkan jawaban sama sekali, ia mengerutkan dahinya tidak sabar, suaranya juga sedikit tinggi: "Halo? aku sedang berbicara denganmu, kamu mendengarkannya atau tidak, sih!"

Mungkin karena nada bicaranya yang terdengar tidak menyenangkan, akhirnya orang di seberang pun merespon. Namun, ia langsung balik memarahi.

"Apa kau gila, hah! coba kau marahi aku sekali lagi!"

Lucy Jiang melebarkan matanya terkejut, sesaat ia berpikir bahwa ia telah salah menghubungi orang.

Dia mengkonfirmasinya sekali lagi, memang orang yang pernah ia hubungi sebelumnya, ia kembali berpikir, suaranya pun sama persis, tapi mengapa sikapnya tiba-tiba berubah?

Belum ia berpikir jernih, orang di seberang pun melanjutkan: "Nona, jika kamu ingin Tuan kesana mencarimu, kenapa tidak kamu saja yang kemari mencari Tuan? jangan khawatir, Tuan pasti akan memuaskanmu dengan baik, hahahah......"

Kemudian terdengar sebuah tawa panjang penuh nafsu, tiba-tiba wajah Lucy Jiang menjadi tegang dan tidak enak.

Namun akhirnya ia menyadari suatu hal dari sikap tidak normal orang tersebut. Orang ini dikarenakan seorang pecandu narkoba, barulah ia bisa memiliki respon seperti ini.

Ia memicingkan matanya dengan dingin, tiba-tiba Lucy Jiang memiliki sebuah ide yang jauh lebih kotor.

Satunya seorang pecandu narkoba, satunya lagi seorang gadis cantik yang sedang mabuk, jika mengurung kedua orang single ini di dalam satu ruangan, pasti akan membangkitkan naluri dan hawa nafsu yang tak terbendung.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu