Pria Misteriusku - Bab 418 Jangan Sibakkan Selimutku

Tanpa ada gangguan dari siapapun, kali ini Natalia Wu tidur dengan sangat pulas. Ia benar-benar sangat lelah. Setelah pikirannya melanglang-buana, ia pun tertidur sampai pagi sudah menjelang.

Sebaliknya, Marson Gu memiliki kebiasaan yang sangat tepat waktu. Pagi-pagi benar ia sudah berpakaian rapi dan duduk di meja makan untuk menyantap sarapannya. Seluruh pelayan di dalam vila mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing, mereka sibuk mengerjakan pekerjaan mereka dalam diam. Hanya ada Marson Gu seorang dalam ruang makan yang sangat besar dan luas itu.

Tepat pada saat itu, pintu kamar Lucy Jiang pun diam-diam terbuka. Lucy Jiang yang hanya mengenakan sehalai pakaian tidur tipis yang diikat pun diam-diam berjalan keluar kamar.

Ia terlebih dulu melihat ke arah lantai bawah dan hanya melihat Marson Gu yang sedang duduk di meja makan. Sepertinya Natalia Wu belum bangun karena pintu kamarnya masih tertutup rapat.

Lucy Jiang memutar bola matanya, lalu segera mengambil kesempatan ini. Sebelah tangannya ia letakkan di pinggang dan dengan perlahan berjalan menuruni tangga.

Semakin mendekati lantai bawah, Lucy Jiang semakin mengerang memanggil-manggil. Kedua alis indahnya itu sedikit mengernyit, seolah-olah sedang menyatakan ia sedang menahan rasa sakit yang luar biasa.

Mendengar ada pergerakan di belakangnya, Marson Gu pun menoleh untuk melihat sekilas. Saat melihat Lucy Jiang yang seperti kesakitan, ia pun tanpa sadar mengernyitkan alisnya.

“Kenapa kamu turun?”

Lucy Jiang mengulaskan sebuah senyum dengan susah payah, punggung tangannya mengelap keringat dingin di dahinya: “Aku agak lapar, jadi ingin turun untuk makan.”

Mendengar jawaban ini, raut wajah Marson Gu pun malah tertekuk: “Kamu tinggal suruh pelayan untuk menyiapkan apa yang ingin kamu makan, kenapa harus turun sendiri?”

Kondisi tubuhnya sekarang masih sangat lemah, Marson Gu tidak berani mengambil risiko bahaya.

Sedangkan Lucy Jiang malah tersenyum getir tanpa suara, sudut matanya menyiratkan ejekan: “Semenjak kamu menyuruh Natalia menjagaku, pelayan yang lain sama sekali tidak berani mendekati kamarku jadi aku selalu berbaring di kasur dan menunggunya. Tapi sekarang sepertinya ia belum bangun.”

Secara tidak langsung, Lucy Jiang kembali memberi petunjuk tentang bagaimana Natalia Wu memperlakukannya dengan asal. Ia kemudian berpura-pura seperti tidak bermaksud dan berujar kembali: “Awalnya aku masih ingin menunggu sebentar lagi, tapi aku benar-benar lapar.”

Wajah Marson Gu benar-benar menjadi kelam setelah mendengarkan ucapan yang terakhir.

Bisa dikatakan kali ini Lucy Jiang luput tipis dari malapetaka. Marson Gu sejujurnya tidak berharap ada kesalahan kecil lagi yang luput. Ia hanya berharap dapat menjaga wanita ini dengan tenang sampai ia sehat, lalu memutuskan segala hubungan hutang budi diantara mereka berdua sampai tuntas.

Marson Gu tidak tahu apakah sebenarnya Natalia Wu mengindahkan perkataannya ini?

Ia jelas-jelas sudah berulang kali memberitahu Natalia Wu bahwa dalam situasi kritis seperti ini, ia harus bersikap lebih baik pada Lucy Jiang. Membuat Lucy Jiang kelaparan? Apa ini adalah sikapnya terhadap seorang yang sedang sakit?

Raut wajah Marson Gu pun menjadi kelam. Mengalir arus yang deras di matanya yang dalam, ia terlihat jelas sedang marah.

Lucy Jiang dapat melihatnya dengan sangat teramat jelas, namun ia masih merasa belum cukup sehingga ia kembali menuangkan minyak ke dalam kobaran api: “Marson, kamu tidak perlu mempedulikannya. Sebenarnya aku sendiri juga bisa, hanya harus sedikit berusaha lebih keras saja.”

Bibirnya mengatakan tidak apa, namun kesakitan yang terpancar di wajahnya sama sekali tidak memudar barang sedikitpun. Malah semakin terlihat nyata dan jelas.

Tidak terelakkan, akting Lucy Jiang sebagai orang baik pun semakin lama semakin mulus. Ia semakin menjiwai perannya, aktingnya semakin lama semakin natural dan tidak bercela sedikitpun.

Marson Gu pun semakin geram dengan perbuatan Natalia Wu. Jika dibandingkan dengan Lucy Jiang, maka dapat dikatakan Natalia Wu semakin lama semakin tidak tahu diri!

Sampai akhirnya dengan wajah dingin Marson Gu bangkir berdiri dan tanpa berkata apapun berjalan menuju lantai atas.

Lucy Jiang langsung berujar: “Marson, kamu mau kemana?”

Yang menjawabnya adalah langkah kaki Marson Gu yang dihentakkannya kuat-kuat. Sekujur tubuh Marson Gu menguarkan hawa dingin, gelora amarah sudah membara dalam dadanya.

Ia langsung mendorong pintu kamar Natalia Wu untuk membukanya. Melihat Natalia Wu yang masih meringkuk pulas dalam tidurnya membuat sebersit amarah berkilat di mata Marson Gu.

Detik berikutnya, Natalia Wu hanya dapat merasakan dingin di sekujur tubuhnya. Selimutnya disibakkan oleh seseorang dan ia pun akhirnya terbangun oleh kekuatan yang tak terlihat asalnya ini.

Natalia Wu yang masih dalam kondisi setengah sadar pun menatap orang yang ada di hadapannya dengan bingung. Marson Gu dengan wajah marahnya sedang berdiri di sisi ranjang, di samping kakinya tergeletak sebuah selimut yang baru saja disibakkan pria itu.

Menyadari ada yang tidak benar dengan atmosfer ini, Natalia Wu pun sontak terbangun dan mengernyit: “Kamu ini sedang melakukan apa?”

Melihat rupa Natalia Wu yang bersikap seolah tidak terjadi apapun, Marson Gu pun semakin dilanda amarah. Suaranya terdengar sangat dingin: “Kamu masih tanya apa yang aku lakukan? Natalia, aku mohon, bisa tidak kamu lebih dewasa sedikit? Jangan melakukan hal yang kekanakan seperti ini!”

Marson Gu menyalahkan ketidakhadiran Natalia Wu karena sikapnya yang suka mencari ribut atau mungkin memang ia sengaja bersikap seperti itu padanya. Yang jelas setelah Natalia Wu bertanya seperti itu padanya, amarahnya meledak.

“Aku menyuruhmu untuk menjaga Lucy dengan baik, tapi apa yang kamu lakukan? Sudah tahu sekarang ini ia adalah orang sakit, harus menjaga dan merawat tubuhnya. Kenapa kamu bahkan tidak muncul?”

Raut wajah Natalia Wu yang secara tidak jelas disalahkan seperti ini pun menjadi masam. Ia adalah orang, bukan pelayan. Atas dasar apa ia harus mendahulukan Lucy Jiang dalam semua hal? Lagipula ia hanya merasa sedikit tidak enak badan makanya tidur sedikit lebih lama. Apakah perlu ribut besar dengannya seperti ini hanya untuk hal sesepele itu?

Wajah dingin Marson Gu sampai perlakukan menyalahkannya itu seolah diam-diam memberitahu Natalia Wu seberapa besar rasa peduli pria itu terhadap Lucy Jiang. Natalia Wu pun merasa kesal dan juga sedih, matanya memerah: “Marson, tolong kamu lihat sedikit lebih jelas. Aku tidak berhutang apapun padanya! Aku tidak perlu mengorbankan apapun untuknya!”

Hati Marson Gu pun menjadi kesal karena perlakuan kontradiktif yang terus-menerus ia terima. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan supaya Natalia Wu dapat mematuhi perkataannya. Terus-menerus ribut seperti ini hanya akan memberikannya dampak yang buruk.

Begitu teringat bahwa Lucy Jiang mengatakan ingin menuntut Natalia Wu, amarah Marson Gu pun semakin memuncak tak tertahankan. Suaranya semakin dingin: “Kamu jangan cari ribut lagi! Lakukan saja sesuai perintahku, kalau tidak kamu akan menyesal!”

Setiap kalimat yang dilontarkannya terdengar seperti sedang menjaga Lucy Jiang. Terlebih lagi, tiga kata terakhir ‘kamu akan menyesal’ ini seoalh sedang memberi dukungan pada Lucy Jiang.

Natalia Wu tiba-tiba teringat akan janji dan juga ancaman Marson Gu padanya. Kesedihan dalam hatinya sudah sangat memuncak dan Natalia Wu menggeleng kecewa: “Marson, kamu benar-benar hebat!”

Setelah melontarkan kata-kata ini, Natalia Wu langsung bergegas keluar tanpa menoleh sedikitpun.

Marson Gu menjulurkan tangan ingin menangkapnya, namun yang ia genggam hanyalah udara kosong. Ia pun mengernyit dan bertanya: “Kamu mau kemana?”

Natalia Wu bersikap seolah tidak mendengar apapun. Langkah kakinya tidak berhenti barang sedetikpun, dan ia langsung bergegas turun ke lantai bawah.

Lucy Jiang yang sedang menyantap saladnya dengan perlahan pun melihat ke lantai atas tempat terdengarnya gerakan. Dan tepat sekali tatapan matanya bertubrukan dengan tatapan Natalia Wu. Ia pun langsung menyunggingkan sebuah senyum yang memprovokasi, seperti sedang memamerkan senyum kemenangan.

Natalia Wu sangat geram sampai seluruh darahnya terasa mendidih. Tiba-tiba kegelapan menyelimuti apa yang ada di hadapannya untuk sesaat. Takut dirinya lama-lama akan mati kesal oleh kedua orang itu, ia pun meninggalkan kediaman Gu dengan raut dingin dan tanpa menoleh sedikitpun.

Saat Marson Gu mengejarnya, yang terlihat olehnya hanyalah sosok punggung Natalia Wu yang marah. Marson Gu pun mengernyit, dan bersiap untuk melangkahkan kaki mengejar Natalia Wu ketika ia mendengar erangan kesakitan dari belakangnya.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu