Pria Misteriusku - Bab 385 Akhirnya Sebuah Bencana Tersingkirkan

Begitu Pengurus Rumah Qiao berjalan pergi, raut wajah Justin Qiao pun mengelam dengan kentara.

Ia sudah dipanggil dengan begitu mendesak, tapi malah ditinggalkan seorang diri lagi di dalam ruang tamu. Perasaan benar-benar tidak dianggap serius oleh orang lain ini memang sangat mengerikan!

Justin Qiao berjalan kembali ke arah sofa dengan marah dan duduk. Sebelah tangannya diletakkan diatas lututnya, ia menatap meja yang terbuat dari kayu cendana di hadapannya dengan wajah yang tenang.

Entah sampai kapan si orang tua itu akan tetap tidur? Kalau begitu, untuk apa memanggilnya buru-buru pulang seolah-olah langit akan runtuh besok?

Suasana di dalam ruang tamu itu sangat hening, hanya terdengar suara napas teratur Justin Qiao seorang.

Meskipun demikian, ia tetap menyandang nama sebagai putra angkat Tuan Qiao dan ia juga memiliki setengah kuasa dari mansion yang indah ini. Mereka yang merupakan para bawahan juga tidak berani untuk terang-terangan tidak mengacuhkannya.

Oleh karena itu, dalam waktu yang sangat singkat, seseorang pun mengantarkan sepiring buah potong dan teh untuk dinikmati oleh Justin Qiao.

Tapi, Justin Qiao tidak memiliki napsu makan sedikit pun, maksud Tuan Qiao terngiang dalam benaknya. Jangankan beberapa benda di hadapannya ini, bahkan bila disuguhkan berbagai makanan mewah saja, Justin Qiao tidak akan meliriknya sedikit pun.

Justin Qiao yang merasa sedikit lelah pun menyandarkan tubuhnya pada sofa. Selama beberapa waktu ini, ia sudah lama tidak tidur lelap karena memikirkan langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya terkait dengan Natalia Wu. Sekarang, tiba-tiba muncul persoalan seperti ini dan hal ini membuat semangatnya sedikit pupus.

Ia mengangkat tangannya dan memijat alisnya, lalu kelopak mata Justin Qiao perlahan menutup. Ia akhirnya tertidur, kesadarannya masuk ke dunia mimpi.

Entah berapa lama kemudian, pintu di lantai dua pun perlahan terbuka.

Tuan Qiao melangkah turun menggunakan tongkat penopang. Setapak demi setapak ia berjalan menuju sisi Justin Qiao. Ia memicingkan matanya dan menatap pria itu untuk sesaat. Melihat bahwa Justin Qiao tetap tidak terbangun dengan kehadirannya, matanya pun berkilat. Tuan Qiao melemparkan tongkat penopangnya dengan sekuat tenaga.

Justin Qiao dengan segera terbangun karena suara yang kecil dan samar itu, matanya terbuka perlahan. Begitu melihat sosok orang yang berdiri di hadapannya, segala kantuk dan rasa lelah pun langsung sirna dari matanya dan hanya menyisakan tatapan yang waspada serta berjaga-jaga.

Tapi Justin Qiao tidak menunjukkannya. Ia malah hanya tersenyum simpul sekilas, lalu berujar bercanda: “Maaf, ayah angkat. Sudah dua hari ini aku merasa sedikit lelah jadi tidak sengaja tertidur.”

Tuan Qiao berjalan ke sisi yang lain lalu duduk, sebelah tangannya memegang teko teh dan menuangkan secangkir teh untuknya sendiri. Ia menyendoki buih yang terbentuk dipermukaan tehnya perlahan, lalu berujar santai: “Begitu? Kalau begitu, coba beritahu aku apa yang kamu kerjakan selama dua hari terakhir ini?”

Begitu mendengar pertanyaan ini, benak Justin Qiao langsung menjadi waspada.

Tuan Qiao tidak mungkin bertanya seperti itu padanya tanpa maksud apa-apa. Pasti pria itu bertanya begitu karena memiliki maksud dan tujuan tertentu!

Berada di tengah temarang lampu dan percikan api, Justin Qiao dengan cepat memutar otaknya untuk membuat alasan yang paling bagus. Setelah beberapa detik berlalu, ia pun tersenyum hangat: “Ayah angkat, aku bertemu dengan adik perempuan saat kali terakhir aku pulang dan kami makan malam bersama.”

Begitu mendengar perihal Natalia Wu, ekspresi Tuan Qiao pun langsung berubah.

Walaupun ia bisa menduga dengan samar bahwa Justin Qiao adalah serigala berbulu domba, namun tetap saja ia merasa sulit untuk menahan diri dan melontarkan berbagai alasan apabila menyangkut putri kandungnya sendiri.

“Kalau begitu, cepat katakan bagaimana kabarnya akhir-akhir ini? Apa ia pernah mengungkit tentangku?”

Justin Qiao melirik Tuan Qiao dan tertawa dingin dalam hati. Tapi ekspresinya tetap seperti biasa dan ia berujar mengingatkan: “Ayah angkat, apa ayah sudah lupa? Adik perempuan saat ini belum mengetahui perihal keberadaanmu.”

Tuan Qiao mendadak menyadari maksud ucapan ini. Maksud Justin Qiao adalah putrinya yang merasa sangat terpukul karena dibuang. Apabila ia tiba-tiba mengetahui bahwa ia masih memiliki ayah kandung, bukan hanya ia tidak akan bisa menerimanya, tapi juga akan menimbulkan akibat yang bertolak belakang. Jadi, lebih baik ia tidak mengetahui soal eksistensi ayah kandungnya.

Kekecewaan mewarnai tatapan Tuan Qiao, ia mengangkat gelas tehnya kemudian menyesap tehnya.

Justin Qiao dengan segera berujar: “Ayah angkat, jangan khawatir. Kali ini saat aku makan malam dengan adik perempuan, aku juga perlahan memberitahunya tentang betapa baiknya memiliki keluarga. Aku yakin tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk mengerti.”

Kata-kata ini membuat Tuan Qiao terkejut. Ia awalnya mengira Justin Qiao berharap agar putrinya tidak kembali. Ia juga tidak menyangka ternyata Justin Qiao begitu mengabdi padanya.

Tiba-tiba wajah Tuan Qiao yang semula gelisah pun menjadi lebih tenang: “Baiklah kalau begitu, maaf merepotkanmu.”

Setelah berhasil melalui itu, Justin Qiao pun menghela napas lega dan tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya: “Ayah angkat, kenapa tiba-tiba begitu terburu-buru memanggilku kembali?”

Pandangan Tuan Qiao berkilat sejenak dan ia membuang pandangannya dengan tidak natural.

Alasan ia tiba-tiba memanggil Justin Qiao pulang adalah karena ia sedikit mengkhawatirkan pria itu. Apa yang Justin Qiao katakan terakhir kali itu terdengar terlalu memegahkan diri, namun setelah Tuan Qiao memikirkannya masak-masak, ia merasa itu hanyalah bualan saja.

Ia merasa sedikit khawatir bahwa itu hanyalah ucapan sebelah pihak dari Justin Qiao, sehingga Tuan Qiao berencana untuk memanggilnya pulang dan meletakkan Justin Qiao tepat di bawah pengawasannya langsung untuk mencari tahu lebih dalam.

Terpikirkan akan hal ini, Tuan Qiao pun berujar dengan tegas: “Akhir-akhir ini aku sedang tidak enak badan, jadi kamu tinggal dulu saja disini. Tunggu aku sedikit lebih sehat, baru kamu boleh pulang dan lanjutkan menghubungi adik perempuanmu.”

Justin Qiao terkejut sesaat, sama sekali tidak menyangka Tuan Qiao akan tiba-tiba berujar seperti itu.

Bukankah dengan membiarkannya tinggal disini itu sama saja dengan memenjarakannya secara terselubung? Kalau begitu, bagaimana ia bisa merealisasikan rencananya?

Sedangkan untuk kata-kata ‘tidak enak badan’, Justin Qiao tidak mempercayainya sedikit pun.

Si orang tua satu ini sangat memperhatikan kesehatannya. Pola hidupnya bahkan lebih sehat jika dibandingkan dengan Justin Qiao, jadi mana mungkin tidak enak badan?

Tapi terlepas dari benar atau tidak, karena ia sudah berbicara, maka sudah jelas Tuan Qiao tidak berencana untuk mengubah pikirannya.

Justin Qiao mengernyitkan alisnya meskipun tidak memperlihatkannya. Ini benar-benar diluar dugaannya. Kalau ia terpaksa tinggal disini dan tidak bisa kembali, itu akan benar-benar merusak rencananya.

Dengan jejak terakhir ketidakrelaannya, Justin Qiao mencoba untuk keluar dari permasalahan ini: “Ayah angkat, tapi kalau begitu, bukankah adik perempuan akan menganggap aku sebagai seseorang yang tidak bisa diandalkan?”

Ia sengaja mengungkit tentang Natalia Wu karena Justin Qiao tahu bahwa satu-satunya kelemahan Tuan Qiao adalah putri kandungnya yang sudah terpisah sekian tahun darinya.

Sesuai dugaannya, Tuan Qiao pun menjadi ragu sesaat setelah mendengarkan argumen Justin Qiao. Tapi entah apa yang tiba-tiba terpikirkan olehnya sehingga ia kembali berujar cepat dengan mantap: “Tidak masalah, masih ada hari esok. Aku yakin ia akan mengerti.”

Ucapan ini masuk akal dan secara tidak langsung menunjukkan betapa mantapnya pemikiran Tuan Qiao. Justin Qiao pun tidak memiliki argumen lain dan terpaksa menyetujuinya.

“Baiklah, aku akan tinggal disini untuk menjaga ayah angkat.”

Setelah sepenggal kalimat ini meluncur keluar dari mulutnya, Justin Qiao menundukkan kepalanya agar raut wajahnya tidak bisa dilihat oleh orang lain. Hawa dingin dan kelam memenuhi matanya.

Tuan Qiao menatap Justin Qiao dalam diam untuk sesaat. Seekor serigala memang tidak bisa selamanya bersikap seperti seekor domba. Seberapapun bagusnya Justin Qiao berpura-pura, hawa dingin yang menguar darinya tetap membuat orang lain merinding.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu