Pria Misteriusku - Bab 809 Hanya Melisa Cheng Yang Bisa Mendekati Dia

Mata Sinta Ye melihat ke kanan kiri, hatinya panik.

Anak ini kenapa tiba-tiba begitu menakutkan seperti ini?

Setelah bersama dengan orang kaya, ternyata berani berbicara dengan suara keras seperti ini!

Dia tahu dia tidak bisa menghindar, meminggirkan tangan Melisa Cheng, tersenyum dingin berkata: "Ingin foto kakak laki-lakimu boleh, asal kamu memberi aku 100 juta lagi."

"100 juta?" Melisa Cheng setelah terkejut dalam waktu singkat, tanpa berpikir langsung menolak dan berkata: "Aku yang lalu bukankah sudah memberikan padamu 10 Milyar? Kenapa masih mau 100 juta? Tidak bisa, aku tidak punya uang lagi."

Dia belum pernah mendengar ada rumah sakit yang setelah menerima pembayaran 10 Milyar, dengan cepat kembali meminta 100 juta.

Dalam waktu yang bersamaan di hatinya makin yakin, Sinta Ye sedang membohongi dia!

Sinta Ye melihat ekspresi wajahnya, mempunyai firasat yang buruk, anak rendahan ini mungkin sudah menebak dirinya bohong.

Tapi dia tidak memperlihatkan sedikitpun kecemasan, malah dengan ekspresi yang biasa berkata: "Melisa Cheng, uang 100 juta ini kalau kamu tidak bisa mengeluarkan, aku juga tidak mungkin memaksa kamu bukan? Kamu tahu kenapa aku harus memberikan padamu foto kakak laki-lakimu? Karena tidak ada uang membayar!"

Raut wajahnya tidak baik, dengan satu tangan memegang dada, memperlihatkan ekspresi sedih, berkata: "Kakak laki-lakimu terbaring di rumah sakit, aku tentu harus mencari suster untuk merawatnya, tapi aku tidak punya uang membayar mereka, mereka disana tidak mau memberikan foto kakak laki-lakimu padaku, aku juga tidak punya cara!"

Melisa Cheng mengernyitkan alis, balik bertanya: "Membayar beberapa suster, kenapa harus minta 100 juta?"

"Karena dulu aku tidak punya uang, gaji beberapa suster itu, aku berhutang!" Sinta Ye dengan raut wajah tidak berubah berkata: "Kamu pikir, beberapa tahun ini aku seorang diri merawat seluruh keluarga, mana ada uang lebih untuk menggaji orang lain? Sekarang kamu keluar dari penjara, menemukan tuan kaya yang merawat kamu, orang yang merawat kakak laki-lakimu membutuhkan uang, kalau bukan kamu yang mengeluarkan uang, siapa yang akan mengeluarkan uang?"

Selesai bicara, dia kembali merubah ekspresi wajahnya, dengan nada bicara sinis berkata: "Toh kalau 100 juta ini kamu tidak berikan padaku, jangan berharap bisa melihat foto kakak laki-lakimu, kamu sendiri tidak khawatir terhadap kakak laki-lakimu, untuk apa aku khawatir."

Teringat kakak laki-lakinya, Melisa Cheng memejamkan mata, kembali membuka mata, "Apa benar semua yang kamu katakan?"

"Tentu saja benar!" Sinta Ye begotu mendengar nada bicaranya tahu bahwa ada kemungkinan akan mendapatkan 100 juta, kedua matanya bersinar, segera berkata: "Kamu beri aku 100 juta, aku melunasi gaji suster, dengan begini akan mudah meminta mereka memberi foto kakak laki-lakimu, benar tidak menurutmu?"

Melisa Cheng tidak menjawab ucapannya, terdiam beberapa saat, baru menggertakkan gigi berkata: "Baik, aku akan mentransfer uang 100 juta ke rekeningmu, setelah itu, kamu harus segera memberikan foto kakak laki-laki kepadaku."

Raut wajah Sinta Ye terlihat gembira, dia belum sempat menganggukkan kepala, mendengar Melisa Cheng melanjutkan berkata: "Aku beri kamu waktu beberapa hari, agar kamu berkomunikasi dengan orang di rumah sakit sana, kalau kali ini masih tidak bisa mendapatkan foto kakak laki-lakiku, setelah ini aku tidak akan memberimu uang sepeser pun, lagipula……"

"100 juta, bahkan yang lalu 10 Milyar, semuanya akan aku minta lagi darimu!" Dia menatap Sinta Ye dengan tanpa ekspresi, berkata dengan tatapan mata yang tajam.

Dia tahu, Sinta Ye kemungkinan besar membohongi dia!

Sekarang dia meminta lagi 100 juta, mungkin menganggap dia sebagai orang bodoh.

Dia mau 100 juta, Melisa Cheng memberikan padanya!

Kalau Sinta Ye bisa memberikan foto kakak laki-lakinya padanya, tentu sangat baik!

Kalau dia tidak bisa lagi memberikan foto kakak laki-lakinya, Melisa Cheng pasti tidak akan melepaskan dia!!!

Sinta Ye seketika dikejutkan olehnya.

"Aku berkata hanya sampai disini, hari ini aku kembali dulu, aku tunggu kabar darimu." Melisa Cheng berkata datar, berbalik dan bersiap pergi.

Sampai Sinta Ye tersadar, Melisa Cheng sudah sampai di depan pintu, sedang memakai sepatu.

Dia dengan marah berkata: "Melisa Cheng! Berhenti kamu! Kamu serigala putih yang tidak punya hati! Barusan apa yang kamu katakan? Kalau punya nyali katakan sekali lagi, aku bersusah payah membesarkanmu, juga merawat kakak laki-lakimu, bertahun-tahun, seperti ini balasanmu padaku? Ingin meminta kembali uangnya? Tidak mungkin! Aku beritahu kamu, lebih baik kamu berikan padaku 100 juta, kalau tidak jangan harap bisa bertemu dengan kakak laki-lakimu……"

Pintu ditutup dari luar, membuat suara Sinta Ye tidak terdengar lagi.

Melisa Cheng bersandar pada pintu, dengan raut wajah yang rumit berjalan menyusuri lorong dengan melihat ke atas, masih terdengar kata-kata makian dari dalam rumah.

Sekian lama, dia tersenyum pahit, kepalanya tidak menoleh masuk ke dalam lift.

Gryson Gu duduk di dalam mobil, melihat pergerakan saham melalui ponsel, sambil sesekali melihat ke arah gedung.

Tiba-tiba, pandangannya terhenti, melihat Melisa Cheng keluar, raut wajahnya tidak baik.

Dia menyimpan ponsel, turun dari mobil, melangkah menghampiri Melisa Cheng, matanya terangkat melihat ke atas, mengernyitkan alis, bertanya: "Ada apa? Dia menyulitkanmu?"

Raut wajahnya berubah, seolah asal Melisa Cheng menjawab iya, dia akan segera menyerang, menyuruh orang menguliti wanita itu.

Melisa Cheng melihat Gryson Gu begitu peduli padanya, hatinya terasa hangat.

Dia perlahan menggelengkan kepala, langsung berjalan menuju mobil.

Alis Gryson Gu makin mengerut, melihat dia tidak ingin bicara, Gryson Gu juga tidak memilih untuk melanjutkan bertanya, melainkan berjalan di sampingnya, membukakan pintu mobil untuknya, satu tangannya memegang agar tidak terbentur.

Sampai dia masuk dan duduk di dalam, dia baru berjalan ke pintu samping, dengan nada suara yang berat berkata: "Kemudikan mobilnya."

Seketaris Gu tidak berani banyak bicara, menginjak pedal gas dan mengemudikan mobil.

Melisa Cheng memejamkan mata, bulu mata yang panjang tidak bisa menutupi bayangan di wajahnya.

Dia ada beban di hatinya, Gryson Gu bisa melihatnya.

Dia memegang tangannya, kembali bertanya: "Ada apa? Ada masalah apa?"

Suaranya sangat pelan sangat lembut, seperti takut mengejutkan dia, matanya menatap Melisa Cheng.

Melisa Cheng hanya mengeluarkan suara 'huft', tidak menjawab.

Dia bergerak ke arah Gryson Gu, sedikit memiringkan kepala, meletakkan kepala ke atas bahunya, lalu memejamkan mata.

Gerakannya ini, membuat Gryson Gu tahu dia tidak ingin bicara, oleh karena itu juga tidak lagi banyak bertanya, kaki jenjangnya dipindah berganti posisi duduk, agar Melisa Cheng bisa bersandar dengan lebih nyaman.

Melisa Cheng memiringkan kepala bersandar di bahunya, bahunya lebar juga sangat hangat, membuat Melisa Cheng yang awalnya berbeban berat perlahan bisa tenang.

Berada di sampingnya, selalu membuat Melisa Cheng merasa tenang.

……

Shintia Ye keluar dari samping, melihat Gryson Gu dan Melisa Cheng bersama naik mobil, tidak terasa memegang erat tas yang dibawanya, wajahnya penuh kebingungan.

Laki-laki itu……

Bukankah Direktur Gu???

Dia pernah di kantor melihat dari jauh Direktur Gu, orang seperti Direktur Gu, dia tidak mungkin salah mengenali!

Tapi……

"Direktur Gu bukankah tidak membiarkan siapapun mendekati dia? Kenapa bisa bersama dengan Melisa Cheng? Masih terlihat sangat mesra?"

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu