Pria Misteriusku - Bab 203 Berinisiatif Mengajak Suami Makan Siang

Apakah, Natalia Wu sudah tahu?

Nisya menundukkan mata, tatapan matanya tidak berhenti berubah, dia mengira yang dilakukannya tidak akan ketahuan, Natalia Wu seharusnya tidak bisa menemukan.

Tapi wanita ini kenapa bisa begitu tenang darimana datangnya? Sebenarnya darimana datang kepercayaan dirinya?

Di saat suasana masih menegang, Natalia Wu tersenyum ringan, perlahan meletakkan pensil kayu yang ada di tangannya, kembali tenang: "Kamu ingat yang barusan aku katakan, hukum karma itu ada, bukan tidak ada balasan, hanya waktunya belum tiba."

Setelah dia selesai berbicara lalu berdiri, tidak mempedulikan tatapan aneh di sekitarnya, langsung pergi menuju ke toilet.

Air yang dingin mengenai wajahnya, Natalia Wu baru merasa panas yang muncul karena kemarahan menghilang.

Kalau bukan karena Steve Cheng yang khusus memerintahkan, dia barusan tidak akan melepas topeng Nisya, membuat semua orang melihat wajah aslinya.

Tapi Steve Cheng di telepon khusus menyampaikan, meminta dia sekarang jangan gegabah, di tangan Nisya masih ada beberapa pekerjaan yang sangat penting, tunggu sampai sudah selesai semua, pasti akan menegakkan keadlian untuknya.

Apalagi, pekerjaan yang dia tangani sekarang sangat penting, harus segera mengeluarkan konsep dan rencana yang lebih baik, memusatkan perhatian pada hal ini, baru bisa tidak kehilangan segalanya.

Natalia Wu mengangkat kepala melihat diri sendiri di cermin, sepasang matanya dalam, di bawah matanya ada lingkar hitam, sangat jelas tidak tidur dengan nyenyak.

Dia meraba kantung mata, sampai saat mencari nomor telepon Marson Gu baru menyadari sikapnya sendiri.

Melihat sederet nomor, Natalia Wu terdiam beberapa saat, tapi sudah memutuskan, juga tidak ada keraguan lagi.

Dalam sekejap telepon tersambung, sudut bibir Natalia Wu tampak senyuman: "Marson Gu, siang hari kamu ada waktu luang? Kita makan bersama ya?"

Dia berpikir-pikir, tidak ingin membuat masalah dengan Marson Gu makin dalam, lebih baik berinisiatif untuk mencairkan suasana, percaya akan ada satu hari Marson Gu akan mengerti kesungguhan hatinya.

Setelah itu di telepon terdengar suara canggung Andi Shi: "Nona Wu, ini aku."

Suara ini Natalia Wu sangat familiar, dia kembali melihat nomor memastikan benar itu adalah nomor Marson Gu, baru mengerutkan alis: "Andi Shi? Kenapa kamu? Marson Gu kemana?"

"Maaf, Nona Wu, Direktur sedang rapat, rapatnya akan berlangsung sampai sore hari, sementara ini masih belum tahu kapan selesai." Sikap Andi Shi sangat sopan, bahkan terlihat hormat, tapi ucapan yang dikatakan membuat senyum di wajah Natalia Wu menghilang.

Dia menggerakkan bibir, ada kekecewaan di hatinya: "Begitu ya……"

Andi Shi juga sedikit tidak tega, segera melanjutkan berkata: "Kalau tidak begini, sebentar lagi aku cari kesempatan menyampaikan pesan Nona Wu, lihat nanti bagaimana Direktur mengaturnya."

Natalia Wu awalnya ingin menolak, tapi berpikir lagi lalu menganggukkan kepala setuju: "Baiklah, kalau begitu merepotkanmu."

"Tidak merepotkan, sudah seharusnya." Telepon selesai, Andi Shi melihat pintu yang tertutup rapat, matanya menyorotkan ketidakberdayaan.

Memasukkan ponsel ke dalam kantong, Natalia Wu merapikan pakaiannya dan berjalan keluar.

Awalnya dia tidak ingin mengganggu pekerjaan Marson Gu, tapi anak itu juga tidak mungkin tidak makan? Meminta Andi Shi memberitahu juga baik, mereka berdua harus lebih sering bertemu baru bisa mencairkan masalah yang ada.

Setelah itu, Natalia Wu menunggu dari pagi sampai sore, tapi masih belum menerima telepon Marson Gu.

Awalnya dia masih bisa menunggu, apalagi Marson Gu adalah Direktur Perusahaan Emperor Internasional, urusan perusahaan perlu dia yang mengambil keputusan.

Tapi saat waktu makin malam, hati Natalia Wu makin berat.

Meskipun dia begitu sibuk, tidak mungkin sibuk sampai tidak makan.

Andi Shi mengatakan akan memberitahu dia, pasti akan memberitahu dia, kalau begitu bisa dikatakan, Marson Gu jelas tahu dia menelepon, tapi masih mengeraskan hati.

Menyadari sampai disini, raut wajah Natalia Wu tidak enak dilihat.

Awalnya dia merasa Marson Gu aneh tanpa sebab, sekarang berinisiatif ingin berbaikan dengannya, anak itu malah menunjukkan sikap seperti ini, sebenarnya apa maksudnya?

Emosi Natalia Wu tidak ringan, tidak menunggu telepon Marson Gu lagi, melempar ponsel ke samping, kembali bekerja.

……

Andi Shi kembali perlahan mendorong pintu ruang rapat, di dalam sedang rapat.

Marson Gu duduk di kursi utama, jas yang dipesan khusus membuat bentuk tubuhnya terlihat makin gagah dan tampan.

Raut wajahnya tenang seperti air, seolah sama sekali bukan karena rapat maka membuat suasana hatinya berubah drastis, mata yang hitam dan dalam, seperti ada badai yang tidak terlihat.

Hanya orang yang mengenal dia, baru mengerti begitu meledak akan ada hasil seperti apa.

Andi Shi hanya merasa punggungnya terasa dingin, diam-diam melangkah mundur.

Di perusahaan belakangan ini ada sedikit masalah, jadi Marson Gu lebih sibuk dari biasanya.

Dia berpikir, lalu membatalkan rencananya untuk masuk ke dalam, apalagi rapat ini mengenai investasi senilai ratusan triliun, dia tidak bisa menanggung tanggung jawab sebesar itu.

Waktu berlalu, saat itu jarum jam menunjuk pukul empat, pintu ruang rapat akhirnya terbuka.

Kaki jenjang Marson Gu melangkah, saat berjalan keluar, orang yang di belakangnya menundukkan kepala, investor-investor yang raut wajahnya tidak mudah ditebak.

Andi Shi hanya melihat sekilas, bisa menebak hasil dari persaingan ini.

Dia melangkah dengan cepat sampai ke belakang Marson Gu, mengikuti langkah kakinya, berjalan menuju kantor Direktur.

Marson Gu duduk di sofa belakang, aura serius di tubuhnya masih belum hilang, dari atas sampai bawah mengeluarkan aura yang menakjubkan.

Andi Shi dengan berhati-hati melihat ekspresi wajahnya, baru perlahan berkata: "Direktur, tadi pagi Nona Wu menelepon, ingin mengajak kamu makan bersama."

Ekspresi wajah Marson Gu tidak bergerak, mengendurkan dasi, berkata dengan suara datar dan dingin: "Hm."

Hanya ini saja?

Andi Shi menunggu sekian lama juga tidak ada kelanjutan, dengan berani mengangkat kepala melihat, Marson Gu sedang memijat keningnya, sepertinya kelelahan.

Hatinya mengerti, investor-investor itu menjadi serigala tua yang bersemangat, tidak mudah dilawan, apalagi Marson Gu seorang diri.

Andi Shi juga tidak banyak berkata, menuangkan air, dengan hormat memberikan: "Direktur, istirahat dulu, aku pesankan makanan untukmu."

"Hm." Marson Gu hanya merespon datar, melambaikan tangan, mengisyaratkan agar dia pergi.

Andi Shi berjalan menuju pintu beberapa langkah, lalu melihat Lucy Jiang datang.

Dia berhenti: "Nona Jiang, kamu ini……"

Lucy Jiang masuk dengan panik, seperti tidak menyangka di dalam akan ada orang, sedikit tertegun, lalu tersenyum: "Aku kira Direktur Gu rapat belum selesai, jadi terlebih dahulu memesan makan dan mengantar kemari, tidak disangka Direktur Gu sudah kembali."

Mendengar pergerakan, Marson Gu perlahan membuka mata, pandangannya tertuju pada kotak makan yang ada di tangan Lucy Jiang.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu