Pria Misteriusku - Bab 826 Ayah Dan Ibu Mau Tidur Bersama

Gryson Gu mengucapkan "um" dengan samar, matanya tertuju pada bubur yang belum disentuhnya, mengetukkan jari-jarinya ke meja dan bertanya, "Kenapa kamu tidak makan?"

“Karena tidak enak!” Anak kecil itu menunduk dan berkata dengan jijik, “Bubur ini tidak ada rasa sama sekali, daging ayam suwirnya terlalu kering. Aku masih kecil, itu akan menyebabkan gangguan pencernaan."

Melisa Cheng sedikit tersesat. Keterampilan memasaknya masih terlalu buruk. Kalaupun ada koki yang membantunya, Rendy juga tidak menyukainya. Dia menoleh ke pelayan dan berkata, "Minta dapur memasak bubur lagi."

“Baik, Nyonya.” Pelayan itu menjawab dengan hormat, ketika dia mau berbalik, Gryson Gu berkata dengan pelan, “Tidak perlu.”

Mendengar suaranya, Melisa Cheng mengangkat matanya karena terkejut.

Langkah pelayan itu segera berhenti dan menyamping.

Melihat dia menyesap bubur dengan tanpa ekspresi, alisnya perlahan mengendur: "Buburnya enak."

Kemudian, dia menggigit pao sup, bibir tipisnya sedikit membengkok dan memuji: "Pao supnya juga sangat enak."

Seolah ingin membuktikan apa yang dia katakan, dia dengan cepat memakan semua sarapan di depannya, tanpa menyisakan apapun.

Melisa Cheng tampak bingung, tidak tahu harus berkata apa, ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Dalam beberapa menit, Gryson Gu menghabiskan sarapannya, meletakkan sumpitnya, berkata dengan pelan: "Melisa, ini adalah sarapan terbaik yang pernah aku makan, terima kasih."

"Tidak, bukan begitu..." Melisa Cheng tersanjung, wajahnya memerah, "Rasa bubur ini memang agak tawar..."

Dia juga baru saja mencicipinya sendiri, meski rasanya tidak terlalu berlebihan, tapi kalau dibandingkan dengan pelayan dapur, memang jauh lebih buruk.

“Tidak, ini enak”. Gryson Gu memotongnya dengan mengangkat tangannya untuk menekankannya lagi.

Rendy tercengang ketika melihat ayahnya menghabiskan sarapannya dengan cepat, mulut kecilnya cemberut, tampak tidak senang.

Kenapa ayah membantu wanita ini?

Sarapan yang dia buat...

Iya!

Ini memang sedikit enak, dia hanya mengatakan itu dengan sengaja!

Tapi, sarapan yang dia masak benar-benar tidak selezat buatan koki!!!

Memikirkan hal ini, Rendy merasa sangat bersalah, mumpung Gryson Gu tidak memperhatikan, dia diam-diam memelototi orang yang didepannya.

Melisa Cheng merasa aneh ketika ditatap, dia tidak tahu kesalahan apa lagi yang dia lakukan ke si kecil.

Melihat bubur di mangkuk Rendy masih belum disentuh, Gryson Gu memanggil seorang pelayan dan berkata dengan santai: "Bubur Rendy sudah dingin, pergi dan bawakan dia mangkuk baru."

Pelayan dengan cepat menggantikan semangkuk bubur panas untuk Rendy.

Rasa gurih bubur ayam jamur menyebar, Rendy mengendus, masih sedikit jijik.

Namun, sebelum dia berbicara, Gryson Gu berkata, "Rendy, tidak baik makan sesuatu yang terlalu berat untuk sarapan, semangkuk bubur ini rasanya pas, tidak asin ataupun tawar, dan aku juga ingat kamu menyukai bubur untuk sarapan. Kesukaanmu sudah berubah setelah beberapa hari di luar negeri?"

Rendy mengaduk bubur dengan sendok, menjawab dengan malas, "Tidak..."

Gryson Gu berkata dengan wajah cemberut: "Kalau tidak berubah, habiskan buburnya. Bukannya sudah aku katakan, jangan menyia-nyiakan makanan?"

"Aku tahu, Ayah." Rendy menyesap bubur dengan patuh. "Aku akan menghabiskannya."

Melihat kesedihan Rendy, Melisa Cheng merasa tidak tahan dan berkata: "Gryson Gu, dia tidak suka, jangan memaksanya, biarkan dapur membuatkan dia yang baru saja."

Setelah berbicara, dia ingin memesan dapur untuk memasak lagi. Tapi Gryson Gu menghentikannya dan berkata dengan santai: "Melisa, jangan memanjai dia."

Melisa Cheng: "..."

Jelas-jelas dia adalah putranya, mengapa dia mengatakan dia yang memanjainya?

Tapi karena dia berkata begitu, dia hanya bisa duduk lagi.

...

Setelah selesai sarapan, pelayan baru saja membersihkan meja makan, Asisten Gu mengangkat telepon di tangannya dan terburu-buru berjalan.

"Tuan, perusahaan di Eropa sudah memberikan jawaban."

Setelah menjawab telepon, Gryson Gu merenung sejenak dan berkata, "Beri tahu semua direktur akan ada rapat di ruang konferensi perusahaan dalam satu jam."

"Baik, aku akan segera melakukannya."

“Ayah mau pergi kerja?” Begitu Asisten Gu pergi, Rendy tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

Gryson Gu berbalik dan mengusap kepalanya: "Iya, Ayah akan bekerja, aku tidak bisa bersamamu di rumah hari ini."

Mendengar ini, Rendy menggelengkan kepalanya dengan taat dan berkata, "Tidak apa-apa, Ayah. Kamu pergi saja, aku seorang laki-laki dan tidak perlu Ayah untuk menemaniku."

Gryson Gu menjawab dengan senyuman sambil meraih tangan Melisa Cheng: "Melisa, perusahaan ada urusan mendesak, aku harus mengurusnya. Aku serahkan Rendy kepadamu."

Melisa Cheng mengangguk dengan tanpa ragu dan berkata, "Jangan khawatir, aku akan menjaga Rendy dengan baik. Kamu bisa pergi ke perusahaan dan jangan khawatirkan kami."

"Oke, terima kasih, Melisa." Setelah Gryson Gu selesai berbicara, dia mencium keningnya dengan pelan, kemudian menasihati, "Telpon aku jika terjadi sesuatu."

Melisa Cheng tersipu dan mengangguk.

Melihat ini, Rendy langsung merasa tidak senang, sambil memegangi salah satu ujung pakaian Gryson Gu dengan tangan kecilnya, kemudian berteriak, "Ayah, aku juga ingin berciuman!"

Wajah Melisa Cheng tiba-tiba seperti apel merah.

Gryson Gu tidak merasa heran, dia menggendong bocah itu dengan ramah dan mencium keningnya juga.

Dia menunjuknya: "Rendy, kamu jangan bandal, jangan buat keributan di rumah, kamu dengar itu?"

Setelah dicium oleh Ayah, Rendy mengangguk gembira dan berjanji: "Aku tahu, ayah, aku sudah besar, aku tidak akan main-main."

Mendengar janjinya, Gryson Gu menurunkannya, kemudian naik ke atas untuk berganti jas dan bergegas ke perusahaan.

Setelah Gryson Gu pergi, Melisa Cheng dan Rendy berdiri di ruang tamu.

Melisa Cheng bertanya: "Rendy, apa yang akan kamu lakukan? Atau kamu akan main apa? Aku bisa menemanimu."

“Hentikan, aku tidak butuh kamu!” Rendy mendengus dingin dan berlari ke atas sendirian tanpa menjawabnya.

Setelah beberapa saat, terdengar suara pintu ditutup dengan keras.

Melisa Cheng melihatnya berlari keatas dengan bingung. Setelah duduk di ruang tamu, dia kembali ke ruang desain untuk menggambar.

Dia tahu Rendy tidak menyukainya, jika dia mengganggunya, mungkin dia akan semakin kesal.

Dua jam kemudian, dia membawa cangkir ke bawah dan menuang air.

Saat dia melewati tangga, tanpa sadar dia melirik ke arah kamar Rendy.

Sinar matahari luar masuk melalui jendela, garis luar pintu terlihat samar-samar.

Dia ragu-ragu dan berjalan ke sana.

"Rendy, apa yang kamu lakukan?"

Melisa Cheng mengetuk pintu dan tidak mendengar jawaban.

“Rendy?” Dia mengerutkan kening dan berteriak lagi, kemudian membuka pintu dan menemukan tidak ada orang di dalam.

Pelayan itu sedang membersihkan tangga. Mendengar suara itu, dia berlari dan bertanya: "Nyonya, apakah Anda mencari Tuan Muda?"

“Iya.” Melisa Cheng mengangguk dan bertanya, “Kamu tahu kemana dia pergi?”

Pelayan itu berpikir sejenak dan menjawab dengan hormat: "Tuan Muda baru saja pergi ke studio sendirian, seharusnya dia masih di sana sekarang."

Melisa Cheng terkejut sejenak: "Sebuah studio? Apakah ada studio di ruangan-ruangan ini?"

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu