My Charming Lady Boss - Bab 533 Berpacu dengan Waktu

Season yang sedang mengamati layar remotenya tiba-tiba berkata: “Wanita di samping mobil sedan ini, sepertinya kakak Bee mengenalnya.”

Begitu Rose dan Laver mendengarnya, seketika menjadi mengerti, ternyata wanita yang terlihat di layar sedang diserang itu adalah temannya Andri Chen, kalau tidak, tidak mungkin raut wajahnya bisa berubah begitu tidak enak dipandang.

Rose tidak mengatakan apapun lagi, membalikkan badannya berlari kea rah Andri Chen pergi dan mengejarnya.

Melihat itu Laver mengulurkan tangannya dan menepuk pundak Season, lalu segera menyusul Rose.

Season menganggap kepalanya, sepertinya dia juga mengerti, sambil memegang remote dengan cepat berlari juga.

Beberapa orang ini berbaris berlari, Andri Chen dengan kecepatan yang paling cepat berlari sampai ke tengah hutan, dia tahu kalau dia terlambat pergi, akan terjadi sesuatu atas Nora Shen dan Yuni Lin, jadi masalah ini sangatlah mendesak, dia harus menggunakan kecepatan yang paling cepat.

Dengan cepat, Andri Chen sudah berada dalam hutan dan mendapati mobil sedan itu, membuka pintu mobil dan masuk, saat baru saja menyalakan mesin mobil, Rose pun tiba, tanpa menanti reaksi Andri Chen, dibukanya pintu mobil bagian penumpang yang depan, dan langsung segera duduk.

“Ciiiiiit!” Andri Chen menginjak rem mobil dengan kasarnya, Laver membuka pintu mobil bagian belakang dan langsung masuk.

Setelah dia masuk dalam mobil, mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil dan berteriak kepada Season: “Season, cepatlah!”

Saat ini, Season pun tiba, dia segera membuka pintu mobil dan segera masuk, sambil menutup pintu mobil, gerakannya ini sangat cekatan dan rapi.

Setelah beberapa orang ini naik di dalam mobil, Andri Chen dengan kasar menginjak pedal gas, hampir saja membuat mobil seperti mau terbang.

Naik mobil tidak berapa lama, Season yang duduk di belakang tiba-tiba bertanya: “Kakak Bee! Dua wanita di samping mobil ini apakah temanmu?”

Andri Chen sambil mengemudi sambil menjawabnya: “Benar.”

Season menenangkan: “Kakak Bee, kamu jangan khawatir, aku menggunakan drone untuk membantu kedua temanmu.”

Selesai berkata, Season seperti sedang bermain games, di layar remote itu dia menekan suatu tombol, sepertinya menggerakan suatu tombol di bagian atas drone, dalam sekejap keluar sebuah laras senjata dari bagian samping drone yang kecil itu, laras senjata ini tidak mengeluarkan suara.

Waktu terlihat beberapa pria berjas dengan senjata AK47 itu mendekati Nora Shen, senjata pada drone itu mulai membidik, Season menekan tombol menembak, drone itu langsung menembakkan sebuah peluru.

“Pfiuuu!” peluru melesat dengan sangat cepat menuju bagian kepala seseorang dengan senjata AK47 nya itu, pria ini langsung roboh di tempat terkena peluru itu, saat dia terjatuh, beberapa pria lain di sampingnya bereaksi, tidak tahu siapa yang menembak, karena saat drone itu mengeluarkan peluru, tidak ada suara sama sekali, ditambah lagi barusan terdengar banyak suara tembakan, dia sama sekali tidak tahu dari mana tembakan itu.

Saat seorang pria sedang melihat ke berbagai arah, Season kembali menekan tombol untuk menembak.

“Pfiuuu!” sekali lagi peluru meluncur cepat, lagi-lagi tepat mengenai bagian kepala pria ini, dia segera roboh dengan darah yang mengucur, mati dengan mata yang melotot.

Dua pria dalam sekejap saja sudah menjadi korban, ini menarik perhatian beberapa pria lainnya, sama sekali tidak tahu siapa yang menembak, dan lagi tembakannya begitu tepat, hampir seperti tembakan hukuman mati.

Seketika, pria bersenjata AK47 yang menyerang ini mulai mencari tempat persembunyian, siapa juga tidak ingin dalam sedetik menyusul mati seperti ini.

Setelah menembak dua kali, Season tidak lagi menyerang.

Laver yang duduk di sampingnya tidak bisa tinggal diam, sengaja berkata: “Season, habisi mereka.”

Season menjelaskan: “Peluru di droneku ini ada batasnya, karena bentuknya yang kecil, jadi waktu mengembangkan ini, kapasitas pelurunya hanya beberapa saja.”

Laver dengan serius mengangguk-angguk, akhirnya mengerti mengapa Season tidak melancarkan tembakan lagi.

Season melanjutkan bicaranya: “Aku masih punya beberapa peluru, kalau semuanya langsung dihabiskan, aku sungguh tidak bisa lagi menolong mereka.”

Begitu Laver mendengarnya, seketika dia mengerti dengan maksud Season, dia sengaja tidak menembak karena ingin membuat panik para pria bersenjata itu, karena mereka tidak tahu dari mana datangnya tembakan, begitu ada orang yang berani mulai menyerang, segera akan terbunuh, tujuan dia melakukan demikian adalah juga sengaja ingin mengulur waktu, karena polisi dan mereka sedang bergegas menuju ke sana.

Beberapa detik kemudian, jalanan itu kembali sunyi, tidak ada suara tembakan, bahkan Nora Shen yang bersembunyi di bawah mobil pun menjadi heran, tidak tahu mengapa orang-orang itu tidak menyerang.

Tidak sampai 30 detik, seorang pria bersenjata itu terlihat tidak dapat menahan lagi, ingin berdiri dan melanjutkan serangannya.

Tapi, baru saja dia menampakkan setengah kepalanya dari samping mobil, Season dengan cepat menyadarinya, mengarahkan drone berganti ke posisi lain, dari posisi yang lain dengan cepat membidik bagian kepala pria ini, tanpa ragu sedikitpun ditekannya tombol menembak, hanya terdengar suara “pfiuuu”, sebuah peluru lagi-lagi melesat cepat, dari samping peluru itu menembus dahi pria tersebut, darah segar menyembur, dia tersungkur ke depan dan jatuh di tengah genangan darah.

Season membunuh mereka seperti sedang bermain games, satu buah nyawa setara dengan satu tombol tembakan di layarnya.

Waktu sudah berlalu lama, Season sama sekali tidak punya rasa apa-apa lagi, dia menganggap remotenya ini seperti mainan saja, terkadang dalam waktu hanya satu menit saja, bisa ada beberapa ratus orang meninggal.

Kali ini, setelah pria ini ditembak mati, pria lain yang bersembunyi di tempat yang lain sepertinya menangkap suara asal tembakan, suara yang sangat kecil, datangnya dari arah rooftop di seberang jalan.

Seketika, beberapa pria dengan senjata AK itu, menembak dengan membabi buta ke arah asal suara.

“Rattatatatata……” suara tembakan beruntun kembali terdengar di jalanan yang sepi itu, rentetan peluru ditembakkan ke arah rooftop tempat drone berada, tapi mereka tidak tahu benda apa yang ada di rooftop itu, masih mengira itu adalah sniper.

Saat mereka mulai menembaki, Season dengan cepat mengoperasi tombol pada layar, mengarahkan drone bersembunyi di tempat lain, walaupun drone pengintai ini anti peluru, tapi ini supaya tujuannya tidak terbongkar.

Setelah satu tembakan, muncul tembakan lain dengan meninggalkan asap di udara, kaca gedung di dekat sana pun hancur terkena tembakan, tapi setelah beres ditembaki, tidak ada pergerakan di rooftop, beberapa pria bersejata AK47 ini mengira tembakannya telah mengenai sasaran, ditunggunya beberapa saat, dengan sengaja seorang pria maju ke arah tempat drone melancarkan tembakan untuk memeriksanya.

Tetapi, baru saja pria ini menampakkan kepalanya, kembali terdengar bunyi “pfiuuu”, sebuah peluru dari arah yang lain terbang mendekat, langsung menembus bagian kepalanya, sekali lagi darah segar menyembur keluar, dia terjengkang jatuh ke belakang, dari dari dahinya mengalir deras tak henti, terlihat sangat mengerikan.

Pria yang tersisa sungguh tidak menyangka peluru ini datang dari tempat yang lain lagi, mereka tidak tahu tempat ini sudah ditempati banyak sniper, seketika hal ini membuat mereka mulai gugup, sekali lagi dengan sembarang menembak ke arah drone berada.

Namun, setelah tembakan bertubi-tubi itu, tempat yang baru saja ditembaki lagi-lagi tidak ada pergerakan apapun.

Setelah Season melancarkan serangan yang baru saja, dengan segera memindahkan drone, kembali terbang ke rooftop sebelah, remote-nya tiba-tiba menampilkan peringatan, peluru tidak banyak lagi, dia harus lebih hati-hati menyerang, hanya mengandalkan beberapa peluru yang tersisa untuk menahan mereka.

Melihat ini, Season segera bertanya: “Kakak Bee, kita masih berapa lama lagi bisa tiba?”

Andri Chen mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh, dia berusaha keras mengendalikan kemudinya, sedikit saja hilang konsentrasi, mereka semua bisa mati karena kecelakaan.

Tiba-tiba mendengar suara Season, dia barulah menjawab: “Sepertinya masih perlu 20 menit lagi.”

“Baik, kamu cepatlah, drone hampir kehabisan peluru.” Season dengan perasaan tidak tenang berusaha memburu-buru.

Mendengan perkataannya ini, Andri Chen mengganti persneling, dan menginjak dalam-dalam pedal gas, dia merasa mobil hampir terbang, lagipula mobil sampai pada kecepatan tertentu, ada sedikit kesulitan untuk dikendalikan, tapi dia tidak ingin sesuatu terjadi atas diri Yuni Lin, dia hanya bisa mengatupkan giginya dan terus bertahan.

“Wush! Wush!” Mobil Andri Chen ini seperti sebuah roket, melesat secepat kilat di atas jalanan.

Mobil yang berpapasan melihat ini, tidak hentinya menekan klakson, takut tertabrak.

Tapi, Andri Chen sama sekali tidak mendengar suara-suara ini, tetapi saja mempertahankan kecepatan laju mobilnya.

Ada mobil yang terkejut sampai cepat-cepat menginjak rem, langsung menghentikan mobilnya di sisi jalan, mengeluarkan kepalanya dari mobil, sambil mengeluarkan ponsel dan menelepon polisi, melaporkan bahwa di jalan ada orang yang mengemudikan mobil dengan ugal-ugalan, tapi dia sama sekali tidak melihat keberadaan mobil lainnya.

Di saat ini, melalui pengamatan Season, jalanan tempat Nora Shen kembali menjadi sunyi, beberapa puluh pria yang tersisa tidak berani bertindak sembarangan, sepertinya mereka merasa sudah dikepung oleh beberapa sniper.

Tapi, waktu berjalan terus, mereka tidak mungkin hanya berdiam di sini menunggu polisi datang!

Berpikir demikian, orang-orang ini mulai bersiap-siap, satu persatu membuka pintu mobil, masuk ke dalam mobil yang terdekat dengan mereka masing-masing, berencana sambil menjalankan mobil sambil melancarkan serangan kepada Nora Shen, lagipula saat mengemudikan mobil, mereka tersembunyi dalam mobil, melalui scan oleh drone, sama sekali tidak terlihat bagian tubuh mereka.

Season tidak menyangka orang-orang ini menjadi cerdik, melihat mobil sedan yang berhenti di pinggir jalan mulai perlahan bergerak.

Tidak ada keraguan, dia mengunci pintu sebuah mobil sedan itu, langsung menekan tombol tembakan.

“Pfiuuu!” terdengar sebuah suara, peluru kembali melesat, dengan keras menembus pintu pengemudi, langsung mengenai pria pengemudi itu dan membuatnya tewas di dalam mobil.

Pria-pria ini seperti tidak tahu bahwa peluru Season sudah dimodifikasi, bisa menembus pintu mobil sedan biasa, itu hal yang sangat mudah, pria ini tewas tertembak, pria lain yang bersembunyi dalam mobil ketakutan, satu persatu keluar dari dalam mobil.

Saat ini, drone Season mengeluarkan peringatan keras, peluru yang tersisa tidak sampai tiga butir.

Tapi, melalui scanning yang dilakukan oleh drone, target penembakan masih ada 28 orang, tiga peluru ini jelas-jelas tidak akan bisa menghabisi mereka semua.

Melihat ini, Season tidak tahan bertanya: “Kak Bee, masih berapa lama lagi? Peluruku tinggal tiga.”

Andri Chen berusaha keras mengendalikan kemudinya, menjawab: “Masih ada sepuluh menit lagi.”

Selesai berkata demikian, Season menyadari melalui kaca mobil sudah tidak bisa lagi melihat jelas pemandangan di luar, bahkan Rose yang di duduk di kursi penumpang depan pun kuat-kuat berpegangan pada pegangan di atas pintu mobil, karena mobil yang dikemudikan Andri Chen ini tidak sesederhana mobil balap, dia merasa mesin mobil sedan ini sudah hampir rusak.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu