My Charming Lady Boss - Bab 367 Rasa Tidak Tenang

Andri kaget, dia khawatir Nora terjadi apa-apa, sudah selama ini dan mereka masih belum kembali.

Tapi mereka yang mundur duluan, apakah mungkin terjadi apa-apa? Andri tidak mengerti.

Andri berdiri didepan pintu Barbershop dan termenung sejenak, kepala toko kembali bertanya, "Paman, ada apa Anda mencari boss kami? Kamu boleh memberitahuku, akan ku sampaikan nanti."

Andri sadar dan menjawab, "Terima kasih, aku masih ada sedikit urusan, aku pergi dulu, jika boss kalian pulang, beritahu dia, margaku Chen."

Seusai berkata, Andri berbalik badan dan meninggalkan Anwar Barbershop, hanya saja kepala tokonya sedikit bingung, dia tidak tahu tujuan Andri mengatakan hal seperti itu, ketika dia akan memanggil Andri, dia menyadari bahwa Andri sudah berjalan sangat jauh.

Andri berjalan di jalanan, hatinya menjadi tidak tenang, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Nora, dia ingin kembali ke tempat kejadian, namun penampilannya saat ini sangat mudah terkenali, dia mencari sebuah tempat yang orangnya sedikit lalu mengeluarkan sebuah kartu bank yang dibungkus menggunakan plastik dari sepatunya, ini adalah kartu cadangan Andri, ini digunakan ketika dia bermasalah, dan kartu ini diberikan oleh Yuni kepadanya, dia tidak menyangka akan berguna saat ini.

Lalu Andri mengambil kartu itu dan pergi ke bank terdekat dan mengambil 2 juta, dia lalu membeli baju baru dan ketika keluar dari toko, orang yang tidak mengetahuinya akan mengira bahwa Andri adalah sales asuransi, dia mengenakan jas yang rapi, sangatlah berbeda dengan Andri yang sebelumnya menyerang Tuan Ketiga di JiangNan Bridge.

Dia mengangkat tangannya dan melihat jam tangan, sekarang sudah jam 10.30, dari waktu kejadian hingga sekarang, waktu sudah lewat sekitar satu setengah jam, dia kembali lagi ke Anwar Barbershop, dia ingin tahu apakah Nora sudah pulang atau belum.

Namun ketika dia berada didekat Anwar Barbershop, dia melihat sebuah sosok familiar, orang ini adalah boss dari barbershop, Anwar, namun dia tidak melihat adanya sosok Nora dan lainnya.

Melihat adegan ini, Andri tidak berhenti ditempat semula, dia bergegas berjalan kearah Anwar Barbershop.

Ketika dia mendorong pintu barbershop dan masuk, Anwar sedang membelakangi Andri, kepala toko tengah membicarakan sesuatu kepada Anwar, melihat Andri yang muncul lagi di tokonya, kepala toko sedikit kaget, pertama karena Andri jelas berbeda dengan tadi ketika dia melihatnya, kedua karena Andri muncul lagi.

Ketika kepala toko mulai mengatakannya, dia berhenti dan mengisyaratkan Anwar melihat kebelakang dan berkata dengan intonasi sedikit kaget, "Boss, tuan inilah yang mencarimu!"

Anwar segera berbalik badan, dia melihat Andri yang mengenakan jas yang rapi, dia sedikit terekejut, namun dia tetap berakting teanng, sekarang seluruh kota D penuh dengan polisi, dia tentu saja takut, namun demi Nora dia tidak punya cara lain, karena Nora adalah orang yang menolongnya dulu.

Anwar melirik Andri, dan berkata, "Kak Andri, mari kita mengobrol didalam."

Andri hanya menganggukkan kepalanya, dia lalu masuk kedalam terlebih dahulu dan ketika Anwar akan masuk, dia berbalik berpesan kepada kepala toko, "Tony, aku dan temanku akan mengobrol sebuah bisnis, jika tidak ada urusan penting janganlah mengangguku."

"Aku tahu, boss." Tony mengiyakan dan kembali memotong rambut untuk pelanggan.

ketika Anwar masuk kedalam ruangan, dia langsung menutup pintu dan bertanya, "Apakah kamu tidak apa-apa, kak Andri."

Andri mengelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku tidak apa-apa."

Seusai berkata, dia bertanya dengan panik, "Dimanakah Nora dan lainnya?"

Sekali mengungkit kata Nora dan yang lainnya, Anwar sepertinya lebih bingung dibandingkan dengan Andri, dia menjelaskan, "Kak Andri, setelah berhasil, aku memutari kota D dan yakin sudah tidak ada salah sedikitpun, barulah aku kembali ketoko, tapi tidak disangka aku baru saja pulang dan langsung bertemu denganmu, namun aku sedikit takut mendengar suara klakson polisi yang ada dimana-mana."

Andri langsung menasehati, "Anwar, jangan khawarit, tidak akan terjadi apa-apa, kita tidak meninggalkan apapun ditempat kejadian, lagipula Tuan Ketiga sudah didorong olehku dari atas JiangNan Bridge menggunakan truk."

meskipun Andri berkata seolah tidak ada apa-apa, namun hati Anwar tetap sedikit takut, karena dia tahu bahwa mereka menyinggung Gill, sesuai dengan kekuatannya di kota D, tidak ada yang berani macam-macam dengannya, jika hal ini ketahuan, maka mereka tidak akan bisa hidup tenang.

Anwar sedikit khawarit dan menganggukkan kepalanya, "Iya."

Anwar lalu lanjut bertanya, "Bagaimana dengan Kak Nora?"

Sekali mengungkit kata ini, Andri juga bingung, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Nora ketika mereka mundur, sekarang sudah satu jam lebih dan mereka masih belum pulang.

Andri berpikir sejenak, dia lalu menjawab, "Seharusnya mereka harus pulang duluan, tapi ini sudah satu jam lebih, mereka masih belum ada kabar, aku khawatir mereka terjadi apa-apa, aku harus kembali ke tempat kejadian untuk sekali lagi."

Sekali mendengar kata ini, Anwar semakin tegang, dia bergegas menasehati, "Kak Andri, sekarang di JiangNan Bridge penuh dengan polisi, jika kamu pergi sekarang, bagaimana jika......"

Andri tahu apa yang dikhawatirkan oleh Anwar, tapi dia harus mencari tahu apa yang terjadi dengan Nora, dia tidak mungkin membiarkan mereka begitu saja, jika memang terjadi apa-apa, dia akan tidak tenang seumur hidup, bagamanapun juga mereka bertiga sangatlah penting bagi Andri.

DIa langsung memotongnya, "Tenang saja! Tidak akan terjadi apa-apa, kamu tetap di toko, jika menyadari ada kejanggalan, segeralah pergi ke Nanjing, kita bertemu di Nanjing nanti."

Anwar bergegas menganggukkan kepalanya, "Baik."

Andri lanjut mengingatkan, "Jika kak Nora kembali nanti, ingatlah untuk meneleponku."

:Baik, kak Andri." jawab Anwar sambil menganggukkan kepalanya.

ketika Andri akan pergi, dia baru sadar dirinya tidak punya hp, jika sekarang pergi membeli hp, pasti tidak akan sempat, dia hanya bisa bertanya kepada Anwar, "Apakah kamu punya telepon, carilah untukku."

Anwar bergegas memberikan teleponnya kepada Andri, dan menunjuk telepon gengam didalam ruangan, "kak Andri, jika ada apa-apa, telepon menggunakan telepon gengam saja, didalam kontak telepon ada nomornya."

Andri bergegas mencari didalam kontak telepon, dia lalu mendengar kata Kak Nora, dia mengerutkan keningnya, dia lupa untuk meneleponnya.

Lalu dia bergegas menelepon Nora, awalnya dia masih berharap, tapi setelah mendengar kata dari telepon harapannya sirna.

"Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, silakan coba lagi nanti!"

Awalnya Andri mengira dirinya salah nelpon, namun setelah mengverifikasi dengan Anwar lagi, "Apakah nomor ini milik Nora?"

Anwar menganggukkan kepalanya, "Iya, Kak Andri."

Andri hanya bias meneleponnya beberapa kali lagi, namun tetap terdengar suara yang serupa, "Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, silakan coba lagi nanti!"

Setelah beberapa kali kemudian, Andri tidak melanjutkannya lagi, dia merasa bahwa Nora mungkin terjadi apa-apa.

Sekali berpikiran seperti itu, dia berpesan kepada Anwar dan pergi meninggalkan mereka.

Ketika Andri keluar dari Anwar Barbershop, dia menahan sebuah taksi dan naik, setelah itu dia memberitahu sebuah lokasi asal-asalan disekitar Jiang Nan Bridge, namun ketika supir mendengar kata itu, dia langsung mengelengkan kepalanya, "Maaf sekali tuan, JiangNan Bridge sepertinya ditutup oleh polisi, satu jam yang lalu disana terjadi baku tembak, aku hanya bisa mengantarkanmu hingga ke Houston Street!"

Andri tentu saja tidak tahu jarak Houston Street dengan JiangNan Bridge, dia bertanya, "Seberapa jauh jalan Prasejarah hingga ke JiangNan Bridge?"

supir menjawabnya dengan jujur, "Jika naik angkutan kota, hanya ada 2 pemberhentian saja, namun angkutan kota juga tidak bisa lewat, jalanan disana ditutup, hanya bisa lewat dari HuaiJiang Bridge disebelah sana."

Andri tidak bertanya lagi, dia langsung berkata "Kalau begitu ke Houston Street saja."

"Baik." Supir menyalakan mobil dan berjalan melaju diantara jalanan kota D.

Andri duduk dibelakang mobil, lewat kaca mobil, dia memperhatikan jalanan disekitarnya, dia mencoba mencari keberadaan Nora, namun beberapa saat kemudian, dia tetap tidak menemukan sosok yang familiar, dia hanya bisa sambil mencari dan terus menelepon Nora, dia meneleponnya berkali-kali, namun tetap tidak ada yang menjawab.

Supir taksi melihat Andri sepertinya sangatlah khawatir, dia lalu mempercepat laju mobiil, hanya dengan waktu 7 menit sjaa mobil langsung berhenti disebuah bank di Houston Street, Supir menunjuk jalanan didepan dan berkata, "Kamu berjalan kedepan sana dua pemberhentian bus sudah adalah Jiang Nan Bridge."

Andri melihat kearah yang ditunjuk oleh supir taksi, dia menemukan ada dua orang polisi lalu lintas yang sedang bekerja, semua mobil yang melaju kearah Jiang Nan Bridge melewati jalan lain, melewati Huai Jiang Bridge yang berada disekitar sana.

Setelah membayar dan turun, dia berdiri dan menatapi kedua polisi itu, dia tidak tahu bagaimana denagn kondisi Jiang Nan Bridge.

Meskipun sudah lewat satu jam lebih, namun suara klakson polisi tetap mengempa, terus saja ada mobil polisi dan mobil ambulan yang melaju ke Jiang Nan Bridge,jalanan untuk kendaraan tidak bisa lewat, namun jalan untuk pejalan kaki tidak dilarang, setelah berjalan hingga satu pemberhentian lebih, dan sudah dekat dengan JiangNan Bridge, dia melihat benang kuning yang ditarik oleh polisi, dan ada banyak polisi yang mengenakan pakaian lengkap tengah berdiri dan mencegah siapapun yang mendekat.

Andri melirik sesaat, dia melirik zebra cross di jembatan, wartawan kota D sedang menyiarkan berita ini, dan masih ada banyak polisi yang mengenakan pakaian bebas tengah menyelidiki tempat kejadian, lelaki yang mengenakan jas itu, Andri melihatnya dengan jelas, sepertinya itu adalah Junior dari Sisca, yang bernama Bill, dia tengah mengobrol sesuatu bersama dengan beberapa polisi dengan pakaian bebas.

Di posisi zebra cross, terbaring beberapa mayat yang ditutupi dengan kain putih, disekitar sana juga penuh dengan darah, ditengah udara bahkan masih penuh dengan bau ledakan.

Andri melirik sekeliling dan berhenti pada beberapa mayat itu, dia tidak tahu diantara mayat ini, apakah ada wajah yang dikenalinya atau tidak, dia ingin pergi dan membuka kain putihnya, namun disini ada begitu banyak polisi, dia tidak berani mendekat.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu