My Charming Lady Boss - Bab 372 Pekerjaannya

Nora Shen cemas, dan mengikuti arah pandangan Andri Chen. Dia melihat seorang wanita yang mengenakan dress berdiri di sisi jalan sedang membagikan selebaran brosur. Kalau dia tidak melihat dengan teliti, dia tidak akan mengenali kalau wanita itu adalah Yuni Lin. Pantas saja Andri Chen tiba-tiba berteriak minta berdiri.

Setelah Andri Chen turun dari mobil, pria itu tersenyum sambil berkata pada Nora Shen, "Kamu tunggu aku sebentar."

Nora Shen mengangguk. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya melihat Andri Chen yang berjalan menuju tempat Yuni Lin berada.

Andri Chen tidak terpikir akan bertemu dengan Yuni Lin di sini. Tadi saat berada dalam mobil, dia kira dia salah lihat, tapi setelah dilihat lebih telliti lagi, orang itu benar-benar adalah Yuni Lin.

Yuni Lin berdiri di sisi jalan. Memberikan selebaran yang ada di tangan kepada pejalan-pejalan kaki yang lewat. Ditambah juga dengan senyum yang secerah matahari, dia tetap sama cantik seperti dulu, terutama di mata Andri Chen.

Saat Andri Chen berjalan ke sana, Yuni Lin bahkan secara inisiatif mengulurkan selembar brosur ke hadapannya, lalu berkata dengan sungkan, "Tuan, silakan lihat tempat les kami ..."

Berkata sampai setengah, Yuni Lin langsung berhenti. Yuni Lin tidak terpikir pria yang berdiri di hadapannya adalah Andri Chen. Dia merasa sangat terkejut, dan berkata dengan tidak percaya, "Andri, kenapa kamu ada di sini?"

Dalam ingatan Yuni Lin, Andri Chen seharusnya masih berada di HuaiJiang.

Andri Chen tersenyum datar lalu menjawab jujur, "Aku pulang kemarin malam."

Mendengar ini, Yuni Lin mengangguk mengerti. Yuni Lin mengangkat kepala dan melihat ke arah belakang Andri Chen lalu bertanya dengan penasaran, "Jack mana?"

Mengungkit tentang Jack, Andri Chen sontak menjadi diam lagi. Karena dia sedang berpikir bagaimana memberi tahu Yuni Lin tentang kematian Jack. Benaknya juga kembali muncul gambaran pada saat Jack menutup mata untuk selama-lamanya.

Melihat Andri Chen yang tidak kunjung bicara, Yuni Lin menyadari ada yang aneh lalu bertanya dengan cemas, "Ada apa dengannya?"

Andri Chen kembali lagi pada kenyataan lalu menarik napas dalam. Dia tahu masalah ini pasti tidak dapat ditutupi dari Yuni Lin, cepat atau lambat wanita itu akan tahu juga, jadi dia memupuk keberanian dan berkata, "Yuni, Jack ..."

Bicara sampai sini, Andri Chen benar-benar tidak tahu bagaimana melanjutkannya. Karena dia takut mengatakan ini, Yuni Lin tidak dapat menerimanya.

"Ada apa dengannya?" Yuni Lin mendesak lagi.

Andri Chen menelan semua keraguan, dan langsung menjawab dengan jujur, "Dia sudah meninggal."

Mendengar ini, wajah Yuni Lin berubah sedih dan bertanya dengan bergetar, "Apa kamu bilang?"

Andri Chen hanya bisa berkata dengan nada maaf, "Yuni, maaf! Aku tidak dapat menjaganya dengan baik."

Sesaat, Yuni Lin tidak dapat menahan kesedihan, dan menutup mulut untuk menangis dengan sangat sedih. Meskipun dia tahu Jack akan mati suatu hari nanti, tapi dia tidak menyangka akan secepat ini. Karena di dalam hatinya, dia sudah menganggap Jack sebagai adiknya sendiri.

"Hiks, hiks, hiks ..." Yuni Lin semakin sedih, menutup mulut, berdiri di sisi jalan dan merasa lebih sedih lagi.

Pejalan kaki yang lewat tidak tahu apa yang terjadi dengan Yuni Lin. Semuanya menoleh ke arah Yuni Lin dan Andri Chen, bahkan ada yang mengira Andri Chen yang sudah menyakiti Yuni Lin.

Tapi Andri Chen tidak peduli pada tatapan aneh para pejalan kaki. Dia berjalan ke sisi Yuni Lin, lalu memeluk wanita itu ke dalam pelukannya. Sambil mengelus-elus kepala wanita itu, dia menghibur dengan lembut, "Yuni, jangan menangis lagi, ini semua salahku, tidak dapat membawanya pulang dengan selamat."

Yuni Lin berada dalam pelukan Andri Chen dan menangis lebih hebat lagi. Air mata pelan-pelan membasahi wajahnya. Sekarang dia hanya bisa mengungkapkan kesedihannya melalui air mata.

Andri Chen memeluk Yuni Lin dan tidak henti menghiburnya. Dia juga memberitahu perkataan Jack sebelum meninggal kepada Yuni Lin, siapa sangka Yuni Lin malah menangis lebih sedih lagi. Tatapan orang-orang semakin banyak yang jatuh pada mereka berdua. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi, juga tidak ada orang yang datang untuk bertanya, hanya melihat sebentar, kemudian pergi dari sana.

Nora Shen yang duduk di dalam mobil, tiba-tiba mendengar tangisan Yuni Lin. Dia tahu kenapa Yuni Lin menangis. Dia lalu memantik korek api dan duduk kursi pengemudi. Sambil merokok, sambil melihat dua orang yang sedang berpelukan itu dari kaca jendela. Dia tahu seberapa pentingnya Yuni Lin bagi Andri Chen, juga tahu seberapa banyak yang dia perbuat, tidak akan merubah apapun. Tapi dia tidak keberatan.

Yuni Lin menangis sangat lama dalam pelukan Andri Chen baru kemudian berhenti. Meskipun dia sangat sedih, tapi dia juga tahu, orang yang sudah meninggal tidak dapat kembali hidup. Untung saja Andri Chen menghiburnya lama, dia baru bisa mengontrol emosinya.

Saat Yuni Lin benar-benar dapat menahan kesedihannya, Andri Chen baru memutar topik pembicaraan. Sambil menunjuk ke arah brosur lalu bertanya, "Yuni, kenapa kamu membagikan selebaran di sini?"

Yuni Lin mengelap air mata yang masih tersisa dan menjawab, "Aku sedang bekerja!"

"Bekerja!" Andri Chen sedikit bingung.

Yuni Lin lanjut melanjutkan, "Benar! Sekarang aku menjadi guru musik di suatu tempat les. Mengajari anak-anak bernyanyi, lalu akhir-akhir ini tempat les membuat brosur untuk promosi."

Andri Chen tidak menyangka Yuni Lin ternyata mendapatkan pekerjaan seperti ini. Meskipun cukup lelah, tapi dibandingkan bernyanyi di club, sepertinya jauh lebih baik. Tapi Andri Chen tetap berharap Yuni Lin bisa kembali Dairy Milk, karena disanalah rumahnya.

"Yuni, bagaimana kalau jangan bekerja di tempat les itu lagi, dan kembali bersamaku di Dairy Milk?" Andri Chen mencoba membujuk Yuni Lin. Dia tahu Yuni Lin pasti merasa bersalah, jadi tidak bersedia kembali ke Dairy Milk.

Yuni Lin tersenyum datar dan berkata, "Aku rasa pekerjaan ini lumayan baik. Setiap hari bersama anak kecil. Aku bahkan merasa lebih muda dari dulu. Selain itu gajinya juga lumayan, aku suka pekerjaan ini."

Andri Chen lanjut bertanya, "Benar-benar tidak berencana untuk kembali lagi?"

Yuni Lin mengangguk-anggukan kepala dan berkata, "Andri, kamu jangan membujukku lagi. Aku sudah memutuskannya sejak lama."

Andri Chen tidak ada cara lagi. Dia tahu ikatan di hati Yuni Lin belum terlepas, jadi tidak lanjut bicara lagi dan hanya mengangguk setuju, "Baiklah!"

Selesai berkata, Yuni Lin bertanya balik, "Andri, kenapa kamu bisa ada di sini?"

Andri Chen menunjuk mobil yang berhenti di belakangnya dan berkata, "Aku melewati sini lalu melihatmu. Aku kira aku salah lihat, tapi setelah dilihat lagi, ini benar-benar adalah kamu."

Yuni Lin menoleh pada mobil di belakang, dan melihat ada seorang wanita di dalam mobil. Jaraknya sedikit jauh, dia tidak tahu siapa wanita di dalam mobil, juga tidak banyak bertanya, hanya segera mendesak dengan berkata, "Andri, kamu pergi sibuk saja! Aku sudah harus bekerja, nanti kalau sampai dilihat oleh rekan kerja, tidak enak jadinya. Sekarang adalah waktu kerja 'kan!"

Andri Chen awalnya ingin berbincang lebih lama dengan Yuni Lin, tapi karena Nora Shen sedang menunggunya di mobil, jadi dia hanya bisa menjawab, "Baiklah!"

Selesai berkata ini, Andri Chen sedikit tidak rela melihat lagi ke arah Yuni Lin. Tapi pada akhirnya dia berbalik dan berjalan menuju mobil yang terparkir di samping jalan. Setelah kembali ke dalam mobil, Nora Shen kebetulan selesai menghisap sebatang rokok. Saat Nora Shen membuang sisa rokok keluar jendela, Andri Chen berkata padanya, "Ayo kita jalan!"

Nora Shen juga tidak bertanya apa-apa, setelah menyalakan mesin mobil, mobil pun mulai berjalan di jalan raya.

Nora Shen membawa Andri Chen pergi ke mall terdekat, lalu mengganti pakaian Andri Chen dengan sebuah jas, kemudian membeli lagi barang-barang di supermarket dekat sana. Setelah itu dia mengendarai mobil menuju gang kecil di Nanjing. Tidak lama kemudian, Nora Shen tiba-tiba teringat akan sesuatu dan bertanya, "Oh iya, Andri, sudah ada kabar dari Rico belum?"

Andri Chen menggeleng, "Tidak ada."

Mendengar itu, Nora Shen mengangguk-angguk dan hanya bisa menghibur, "Andri, jangan khawatir. Aku yakin Rico akan kembali sebentar lagi."

Andri Chen menarik napas dalam, dan hanya bisa mengangguk-anggukan kepala.

Setelah mobil berjalan selama kira-kira 30 menit-an di Nanjing, mobil akhirnya sampai di pinggiran kota dan berhenti di sebuah pintu masuk halaman rumah besar. Andri Chen memandang sekitar. Sekitar sana sangatlah hening. Dia tidak tahu tempat apa itu, hanya bisa mengikuti Nora Shen turun dari mobil.

Setelah Nora Shen turun dari mobil, dia langsung membuka ponsel dan menelpon seseorang. Dia berbicara sebentar di telepon, lalu pintu halaman besar itu terbuka perlahan.

Yang membuka pintu itu adalah seorang perempuan. Andri Chen melihat dan merasa seperti pernah bertemu dengan perempuan itu. Perempuan itu berambut pendek, dan kelihatan lebih muda belasan tahun dari Nora Shen. Saat perempuan itu melihat Nora Shen, perempuan itu memanggil dengan akrab, "Kakak Nora!"

Nora Shen segera menjawab, "Priscilla, sini membantu."

Perempuan bernama Priscilla itu segera berjalan kemari dan saat sampai di bagasi, Nora Shen tiba-tiba teringat akan sesuatu dan segera menjelaskan pada Andri Chen, "Oh iya, Andri, lupa mengenalkan padamu. Dia namanya Priscilla, adalah sekretarisku. Di sini adalah rumahnya. Ayah dan ibu angkat ada di dalam. Selama beberapa waktu ini, Priscilla-lah yang menjaga mereka."

Mendengar itu, Andri Chen segera berterima kasih, "Priscilla, terima kasih ya."

Priscilla menjawab sambil tersenyum, "Kakak Andri, jangan sungkan. Kamu masuk saja! Paman dan bibi setiap hari berbicara tentangmu, khawatir terjadi sesuatu padamu."

Nora Shen sudah sangat bersusah payah membawa orang tua Andri Chen kemari, tapi Ayah dan Ibu Chen tidaklah bodoh. Mereka tahu Andri Chen pasti telah bertemu kesulitan, kalau tidak tidak mungkin membawa mereka ke sini. Untung saja Nora Shen berbohong pada dua orang tua itu, katanya perusahaan Andri Chen sedikit bermasalah, ada banyak yang mengejar hutang, takut sampai mencari mereka.

Jadi, setelah Ayah dan Ibu Chen tinggal di sana, mereka setiap hari selalu membicarakan Andri Chen, takut terjadi sesuatu pada Andri Chen.

Andri Chen tentu tidak tahu mengenai itu. Dia masuk ke dalam halaman, dan saat Ayah Chen melihatnya, Ayah Chen segera meletakkan ketel dan berteriak senang, "Andri!"

"Ayah!" Andri Chen juga memanggil dengan akrab.

Ayah Chen dapat bertemu dengan Andri Chen di sini, benar-benar merasa sangat senang. Ayah Chen berteriak pada Ibu Chen yang berada di dalam rumah, "Ibunya Andri, Andri sudah pulang."

Ibu Chen yang sedang memotong sayur di dalam, begitu mendengar itu, langsung berjalan keluar. Saat melihat Andri Chen, hati yang terikat batu akhirnya terlepas, dan berkata, "Andri, akhirnya kamu pulang, nak. Kondisi perusahaan bagaimana?"

Melihat ibu yang begitu panik, Andri Chen tersenyum dan menjawab dengan santai, "Ibu, tidak apa-apa, masalah di perusahaan sudah diselesaikan. Sekarang sudah tidak apa-apa."

"Benarkah? Kamu jangan membohongi ibu!" Ibu Chen sedikit curiga.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu