My Charming Lady Boss - Bab 128 Tidak dapat dirahasiakan lagi (2)

Rossa benar-benar tidak rela untuk pergi, tapi memang hari sudah larut malam, karena Rossa baru mulai bekerja di Dairy Milk, banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya, ia juga tidak ingin pekerjaannya terganggu.

Jadi ia terpaksa menganggukkan kepala, "Baiklah! Kalau begitu aku pulang dulu, kamu istirahat yang cukup, setelah benar-benar pulih kita masih harus bertarung lagi!"

Mendengar hal itu, barulah Andri tersadar dan segera bertanya, "Rossa, apakah kamu sudah memberi laporan pada perusahaan?"

Rossa tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah memberi laporan itu saat kamu masih linglung."

Andri pun terpaksa memohon pada Rossa, "Rossa, kalau begitu urusan departemen penjualan kupercayakan padamu."

Rossa mengangguk, "Andri, kamu tenang saja! Tidak lama lagi departemen penjualan akan segera selesai."

Andri merasa tenang karena sudah ada Rossa di perusahaan Dairy Milk, ia yakin akan kemampuan Rossa dalam bekerja, bagaimanapun juga Rossa adalah perempuan yang luar biasa saat bekerja di Milky Garden, perpindahannya ke Dairy Milk sepertinya akan memicu kontroversi dalam dunia bisnis produk ini.

"Terima kasih!" kata Andri dengan tulus.

Mendengar hal itu, Rossa tertawa sambal menunjuk ke arah Andri, "Andri, apakah kamu lupa perjanjian kita waktu itu?"

Andri menjawabnya sambil tertawa, "Kepalaku tertimpa dengan keras, aku lupa."

Rossa tersenyum lalu menjawab, "Baiklah, karena kamu sedang sakit, aku tidak akan memperhitungkan masalah ini lagi."

Andri memalingkan kepalanya dan melihat ke arah jendela, hari sudah larut malam, ia mengingatkan Rossa lagi, "Rossa, sudah malam, cepat pulang!"

"Baik, kalau begitu aku pulang dulu." kata Rossa sambil mengecek ponselnya.

"Hati-hati menyetir mobilnya!" kata Andri dengan penuh perhatian.

Yuni yang mendengar hal itu pun langsung berdiri dan berkata, "Rossa, hati-hati di jalan!"

"Direktur, aku pulang dulu, terimakasih sudah menjaga Andri." setelah mengatakan hal itu, Rossa pun meninggalkan ruangan.

Andri mendengar suara sepatu hak yang dipakai Rossa semakin menjauh dari koridor.

Tidak lama, keheningan pun kembali menyelimuti ruangan itu, Andri menguap karena sedikit mengantuk.

Yuni yang sedang menggenggam ponselnya berjalan ke arah Andri dan berkata, "Andri, Rossa adalah perempuan yang baik, kamu dapat membertimbangkannya, kamu bayangkan kalau jadi dirinya, sudah larut malam tapi demi dirimu masih datang ke rumah sakit, apa kamu tidak tersentuh?"

Sejujurnya, Andri sangat tersentuh, Rossa memang adalah perempuan yang baik, tapi percuma bila ada seseorang yang baik terhadapmu jika hatimu bukanlah untuknya, tidak peduli seberapa baik, semuanya akan sia-sia.

Membahas Rossa membuat Andri merasa bersalah, karena ia hanya merasa bersyukur dan berterimakasih pada Rossa, tidak lebih dari itu.

Andri berkata, "Rossa adalah perempuan yang baik, aku tidak layak untuknya."

Yuni memandang Andri dengan sekilas lalu berkata, "Kamu juga cukup baik!"

Andri menghela napas dan memalingkan kepala melihat Yuni, ia berkata dengan penuh makna, "Tapi orang yang aku suka adalah dirimu!"

Entah mengapa, sampai di sini, Andri tidak dapat menahan perasaannya lagi dan mengungkapkan semuanya.

Seketika, suasana dalam ruangan itu menjadi canggung, Yuni langsung mengalihkan tatapannya ke arah jendela, ia tidak berani menatap kedua mata Andri.

Andri memanfaatkan kesempatan ini, ia lalu berkata, "Direktur Yuni, demi dirimu, aku rela untuk menolak semuanya."

Yuni berjalan ke arah jendela, wajahnya menghadap keluar jendela, ruangan itu tetap hening.

Setelah hening beberapa saat, Yuni memberanikan dirinya untuk membalikkan badan dan berkata dengan datar, "Andri, kita berdua tidak mungkin bisa bersama, aku akan segera menikah."

Andri mengelak, "Tapi kamu tidak ingin dinikahi oleh Tommy."

"Aku bisa berbuat apa? Memangnya aku punya pilihan?" kata Yuni mengungkapkan perasaan yang selama ini dipendamnya.

Perkataan Yuni barusan membuat Andri tidak dapat berkata apa-apa, meskipun ia memiliki banyak akal tapi semua perkataannya hanya bisa di telan kembali.

Yuni lalu meminta maaf pada Andri dan berkata, "Andri, maaf, tolong maafkan aku, aku tidak dapat mengecewakan ayahku, bila harus memilih antara ayahku dan kamu, aku terpaksa hanya bisa melepaskan dirimu, di dunia ini hanya ayahku satu-satunya yang aku miliki."

Setelah mengatakan itu, mata Yuni sudah berkaca-kaca, dia tahu ia tidak dapat menipu dirinya sendiri, karena ia senang bersama dengan Andri, saat-saat berangkat bersama ke kantor, bahkan saat-saat memukulnya, perlahan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan oleh Yuni.

Tapi antara percintaan dan keluarga, ia hanya dapat menuruti ayahnya. Ayahnya yang sudah membesarkannya, ia tidak ingin melihat ayahnya pergi begitu saja. Karena dokter pernah berkata ayahnya tidak boleh sampai naik pitam, kalau Yuni menolak Tommy, pasti ayahnya tidak akan dapat menerima, karena hidup ayahnya pernah di tolong oleh keluarga Tommy.

Andri sangat mengerti penderitaan yang dialami Yuni, kalau posisinya digantikan oleh Andri, kemungkinan besar ia juga akan melakukan hal yang sama dengan Yuni.

Disaat Andri melamun, Yuni yang berusaha menahan air matanya berjalan mendekat, ia menundukkan kepala dan mencium bibir Andri, ia perlahan menutup kedua matanya, mencium Andri dengan penuh perasaan....

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu