My Charming Lady Boss - Bab 131 Hal yang Tidak Terduga

Andri Chen bertanya dengan heran: "Kenapa kamu di sini?"

Sisca Mi dan Futari Tsu berjalan berbarengan kedalam kamar pasien. Sisca Mi dengan sengaja bertanya, "Kenapa? Tidakkah kamu menyambut kami?"

Andri Chen tersenyum cepat: "Selamat datang, selamat datang, dengan hangat menyambut Polisi Mi."

Ketika Futari Tsu melihat Andri Chen, dia menangis dengan manja, "Paman!"

Melihat Futari Tsu, Andri Chen anehnya merasa tidak tenang, tetapi wajahnya tidak menunjukkan hal itu, dan dia dengan santai bertanya: "Apakah kamu tidak memiliki kelas hari ini?"

Futari Tsu menjelaskan: "Aku mendengar bahwa kamu dirawat di rumah sakit. Aku mengambil cuti khusus."

Sisca Mmi melanjutkan dengan mengatakan, "Kamu akhirnya mengembalikan ingatanmu, kalau tidak ..."

Berbicara tentang ini, Sisca Mi sengaja berhenti, dia ingin mengatakan, "Siapa lagi yang akan terus memainkan peran utama?"

Karena kehadiran Futari Tsu, dia berhenti, khawatir Futari Tsu mengetahui tentang hal ini.

Pada saat ini, pintu kamar pasien terdorong terbuka lagi, dan sebelum Robin sang bocah ini memasuki pintu, dia sudah dengan ramah memanggil, "Kakak Ipar!"

Dia membawa banyak barang di tangannya, semua ditumpuk di meja samping tempat tidur di samping Andri Chen.

Melihat tumpukan barang-barang ini, Andri Chen bertanya dengan rasa ingin tahu, "Robin, mengapa kamu membeli begitu banyak barang?"

Robin mengisyaratkan: "Kakak ipar, aku membelinya untuk Anda, ada beberapa barang yang juga dibeli oleh Sisca dan Futari."

Andri Chen mendengar kata-kata itu dan tertawa: "Kamu terlalu baik. Jangan membeli barang-barang ini, cukup berikan uang."

Sisca Mi menyindirnya: "Mengapa kamu sangat mencintai uang?"

Andri Chen berkata dengan yakin: "Karena aku suka uang, jika kamu tidak suka, berikan aku semua uangmu!"

Pada saat ini, Robin menyisipkan kalimat, khawatir: "Kakak Ipar, apakah kamu baik-baik saja?"

Andri Chen berkata dengan santai dan bercanda, "Jauh lebih baik, karena dirimu si bocah yang perlu di pukul ini."

Robin berkata dengan getir, "Kakak ipar, mengapa kamu terus ingin memukul aku?"

Andri Chen berkata dengan nada "mengajari": "Kamu, bocah ini, memang patut untuk dipukul. Apakah kamu ada menyebabkan masalah di sekolah pada waktu dekat ini?"

"Kakak ipar, aku sangat alim dan baik di sekolah sekarang. Jika kamu tidak percaya padaku, kamu bisa bertanya pada Futari, dia tidak akan berbohong," Robin berkata layaknya hal itu yang sebenarnya.

“Benarkah ini?” Andri Chen mengalihkan perhatiannya dan bertanya ke Futari.

Futari melirik Robin dan berkata dengan tak berdaya: "Aku tidak tahu apa yang salah dengan Robin baru-baru ini, tiba-tiba dia jadi suka belajar, aku ragu apakah dia sakit."

Mendengar ini, Andri Chen juga sangat terkejut, dia tidak menyangka Robin benar-benar mulai belajar.

Futari bertanya dengan keraguan di wajahnya: "Paman, sup paranormal apa yang kamu berikan padanya? Tiba-tiba dia menjadi begitu patuh?"

Andri Chen menjelaskan: "Bocah ini ingin belajar kung fu, jadi dia terpaksa harus belajar."

Setelah mendengar ini, Futari meyakinkan: "Kakak ipar, jangan pernah mengajarinya Kung Fu, jika dia sudah bisa, ketika masuk sekolah, dia pasti berantam dengan teman-temannya."

Kalimat ini jelas seperti sedang mendeskripsikan isi hari Robin, ia pun takut Andri Chen akan berubah pikiran pada saat ini, dan dia menjelaskan dengan cepat: "Kakak Ipar, jangan dengarkan omong kosongnya, aku belajar kung fu, itu untuk memperkuat tubuh dan berkontribusi pada masyarakat."

"Apa-apaan menyumbang! Kamu hanya ingin menjadi pengganggu sekolah!" Futari langsung mengekspos Robin.

Setelah berbicara, Futari segera membujuknya dan berkata, "Paman, cepat sembuh dan ajari aku kung fu!"

"Untuk apa seorang gadis melakukan hal ini? Kamu seharusnya belajar menari!" Usul Robin.

"Apa urusanmu!"

"Aku ..." Apa lagi yang ingin dikatakan Robin.

Futari langsung memerintahkan: "Diam kamu!"

Robin yang mendengar kata-kata tersebut langsung tutup mulut, siapa suruh Futari merupakan ratunya!

Sisca Mi melihat keduanya berdebat di kamar pasien dan menyela secara langsung: "Sudah sudah, jangan bertengkar lagi, tidakkah kalain berdua lihat ini adalah kamar pasien?"

Keduanya untung langsung tutup mulut, dan Sisca Mi mengalihkan topik pembicaraan ke Andri Chen lagi, dengan perhatian bertanya: "Apakah kamu nyaman dengan hidupmu sekarang?"

Ini adalah kamar VIP dari La Trobe Hospital. Andri Chen berpikir itu pasti sangat mahal, setidaknya jutaan rupiah perhari. Jika dia tinggal di sini selama sehari, gaji bulanannya akan hilang.

Jadi dia mencoba bertanya pada Sisca Mi, "Sisca, ruangan ini pastinya sangat mahal kan?"

Sisca Mi tertawa: "Jangan bertanya tentang ini, kamu tinggal saja disini dengan tenang!"

Meskipun Sisca Mi tidak mengatakannya, Andri Chen juga tahu bahwa bangsal setidaknya 2juta rupiah sehari, mungkin lebih mahal, karena semuanya di sini independen, lingkungannya sangat baik, dan tidak berisik, dan semua jenis peralatan canggih.

Memikirkan hal ini, dia berpikir untuk meninggalkan rumah sakit, dia tidak ingin berhutang karena dia adalah orang miskin.

“Ngomong-ngomong, Sisca, tolong beritahu dokter, aku akan keluar minggu depan.” Andri Chen berkata langsung, dia benar-benar tidak ingin tinggal di rumah sakit, apalagi, bau rumah sakit sangat tidak nyaman, mungkin saja yang kasur yang sedang dia tiduri merupakan kasur seseorang yang sudah mati sebelumnya.

“Cepat sekali mau keluar?” Sisca Mi terkejut.

Andri Chen mencoba meregangkan anggota tubuhnya dan berkata, "Aku baik-baik saja."

Sisca Mi menolak: "Tidak, kamu harus tinggal di sini lebih lama."

Andri Chen langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Wanita ini, kamu ingin aku hidup dalam kemiskinan ya! Aku harus kembali ke kota asalku setelah beberapa saat, dan tidak ingin menghabiskan semua uangku di sini."

Begitu Sisca Mi ingin berbicara, ponsel di saku celananya berdering. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menjawab panggilan: "Hei! OK, aku tahu, aku akan segera ke sana."

Setelah menutup telepon, Sisca Mi buru-buru berkata kepada Andri Chen: "Andri, aku harus pergi. Aku punya tugas."

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu