My Charming Lady Boss - Bab 392 Kita Jadi Kakak Beradik

Andri juga ingin selalu menemani Yuni, tapi jika benar ada hari dimana dia akan diantar kepenjara, dia juga tidak ada pilihan lain, karena semua perbuatannya ini harus diterimanya sendiri, saat ini dia juga tidak bisa memberikan janji kepada Yuni, dia hanya berharap dihari kedepannya ini Yuni bisa bahagia, sedangkan nantinya akan seperti apa lagi, tidak ada orang yang tahu, dia juga tidak berani membayangkannya.

Malam yang indah ini, Andri bahkan memeluk Yuni dan tertidur diatas sofa, namun dia mengalami mimpi buruk yang menakutkan lagi, dia bermimpi dirinya benar-benar ditangkap dan dipenjara, dia dipukul oleh polisi penjara bahkan didalam penjara juga ada yang ingin membunuhnya, seperti orang dari Tuan ketiga.

Ketika sebuah besi batangan akan memukul kepala Andri, dia terbangun, ketika bangun, dia menyadari bahwa dirinya tengah terbaring diatas sofa diruang tamu, Yuni tengah tertidur lelap didalam pelukannya, Andri membuka matanya dan menarik anfas dalam-dalam, dia mengingat mimpi buruk tadi, dia masih saja takut, tapi ketika dia menoleh kearah jendela, langit sudah terang, diluar sana juga terdengar suara mobil.

Lalu, Yuni yang tertidur didalam pelukan Andri juga terbangun, dia juga tidak menyangka bahwa dirinya akan tidur dengan nyenyak didalam pelukan Andri, namun ketika melihat Andri yang ternafas terengah-engah, dia sedikit khawatir dan bertanya, "Andri, ada apa denganmu?"

Andri menstabilkan nafasnya dan berkata, "Tadi aku bermimpi buruk."

Mendengar Andri selesai berakta, Yuni baru menyadari bahwa kening Andri penuh dengan keringat dingin, sepertinya dia bermimpi buruk yang menakutkan.

Yuni bergegas duduk dan bertanya penuh perhatian, "Andri, apakah kamu tidak apa-apa?"

Andri mengelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa."

Yuni bangun dan pergi ke kamar mandi, Andri tidak tahu kemana dia pergi, sejenak kemudian, Yuni pulang kembali, ditangannya terlihat sebuah handuk kecil, dia duduk disamping Andri, dan menghapus keringatnya, setelah itu, dia menuangkan segelas air untuk Andri.

Setelah Andri meminum airnya, dia terlihat jauh lebih tenang.

Barulah Yuni mencoba untuk bertanya, "Andri, apa yang kamu mimpikan?"

Andri tidak ingin memberitahukan mimpinya kepada Yuni, karena takut dia khawatir, dia lalu berkata, "Oh, aku bermimpi ada yang ingin membunuhku dan aku berlari hingga jauh sekali...."

Andri sembarangan mengarang cerita, karena dia takut Yuni khawatir.

Seusai mengarangnya, Andri menundukkan kepalanya dan melihat jam ditangannya, dia lalu mengambil teropong dan berdiri didekat tirai jendela, dia melihat kondisi kedua mobil polisi yang mengawasi dirinya, setelah dia mengawasinya sesaat, dia menyadari bahwa kedua mobil itu tidaklah pergi dan masih berada ditempat semula, sepertinya kedua mobil ini meskipun sudah mengawasi semalaman, mereka tetap tidak bermaksud pergi, mereka mungkin saja masih akan tetap berada disini.

Baru saja Andri berpikir seperti itu, disamping telinganya terdengar suara Yuni.

"Andri, apakah mereka masih ada disana?"

Andri sadar dan menjawab, "Masih ada."

Yuni menjadi sedikit khawatir, "Lalu bagaimana caranya hari ini kita keluar?"

Andri juga mempertimbangkan masalah ini, dia tidak mungkin terus berada didalam rumah, dia masih punya hal yang harus dikerjakan hari ini, dia masih ingin pergi menjenguk ibunya, tapi sekali dia keluar, dia pasti akan diawasi, jika tidak berhati-hati, mungkin saja orangtuanya juga akan ikut diawasi.

Sesaat kemudian, barulah Andri berkata kepada Yuni, "Biarkan aku berpikir dulu."

Seterusnya, Yuni tidak lagi banyak bertanya, dia hanya membiarkan Andri berpikir dengan tenang, Andri duduk disofa di ruang tamu, dia lalu merokok seperti biasanya, setelah selesai merokok satu batang rokok, dia tiba-tiba seolah terpikir cara untuk pergi dari sini.

"Aku punya cara." Andri tiba-tiba bangkit dari sofa.

Sekali mendengarnya, Yuni bergegas bertanya, "Cara apa?"

Setelah Andri memberitahu idenya, Yuni bertanya dengan sedikit khawatir, "Apakah ini bisa?"

"Bagaimana bisa tahu jika tidak mencobanya?" Andri seolah sangatlah percaya diri.

Setelah itu, Yuni membawa Andri ke ruang kerja dan diruang kerja ada sebuah komputer, Andri mengoperasikan komputernya sesaat dan menyelesaikan hal yang ingin dilakukannya.

Setelah lewat kurang lebih satu jam lebih, muncul seorang lelaki yang mengendarai sepeda motor di komunitas Xin Hua, dia mengenakan pakaian seragam dari perusahaan ekspedisi, setelah menghentikan motornya, dia lalu pergi ke komunitas Xin Hua, kemunculannya tidak mengundang perhatian para polisi, karena karyawan ekspedisi tiap hari akan muncul dimana saja, mereka selalu kesana kemari setiap hari, orang-orang sudah sangatlah terbiasa ketika melihat mereka, begitu pula dengan polisi.

Namun, polisi ini tidak menyangka bahwa karyawan ekspedisi ini membantu masalah besar dari Andri.

beberapa menit kemudian, pintu rumah Yuni diketuk oleh karyawan ekspedisi, orang yang membuka pintunya adalah Yuni, setelah dia menandatangan, karyawan ekspedisi itu lalu langsung memberikan sebuah paket kepada Yuni.

Setelah menerimanya, Karyawan Ekspedisi itu lalu bergegas pergi meninggalkannya.

Andri terus saja berada disamping jendela dan melihat gerak-gerik diluar sana, hingga setelah karyawan ekspedisi itu pergi barulah komunitas Xin Hua kembali sunyi seperti sebelumnya.

Sesaat kemudian, barulah tatapan Andri mengarah kepada Yuni yang sedang membuka paket itu, dia bertanya, "Bagaimana dengan wicknya?"

Yuni mengeluarkan sebuah wick dari paket itu, setelah memeriksanya sesaat, dia mengelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak bermasalah."

Andri lalu bergegas pergi dan mengenakan wick diatas kepalanya, dan bertanya, "Yuni, bantulah aku melihatnya, apakah mirip dengan seorang wanita?"

Melihat Andri yang mengenakan wick, Yuni tidak tahan dan tertawa, tertawanya tidak terkendalikan.

"Andri, tidak disangka setelah kamu mengenakan wick, kamu sangatlah cantik!" seusai berkata, Yuni kembali tidak tahan dan tertawa.

Andri juga tidak ingin seperti begini, namun tidak ada cara lain, siapa suruh polisi terus mengintainya 24 jam! Jika dia tidak berdandan seperti wanita, dia sama sekali tidak bisa lolos dari penjagaan polisi.

Andri berkata, "Yuni, berhentilah menertawakan aku, cepatlah keluarkan rok yang biasa kamu pakai."

"Baik, baik, aku ambilkan sekarang juga." sambil berjalan, Yuni sambil tertawa, ketika sampai didepan pintu, terdengar suara Andri lagi, "Yuni, sekalian sepatu hak tinggi, jangan terlalu tinggi."

"Baik, aku tahu." Seusai berkata, Yuni masuk kedalam kamarnya.

Sejenak kemudian, Yuni mengeluarkan rok miliknya dan sepatu hak tingginya, ketika sampai didepan Andri, dia bertanya lagi dengan bandel, "Andri, apakah kamu mau bra?"

"Tentu saja mau!" Andri menerima rok dan sepatu hak tinggi dari tangan Yuni.

"Baik, akan aku ambilkan." Yuni kembali lagi ke kamarnya.

Setelah Yuni pergi, Andri melihat rok yang diberikan oleh Yuni, dia menyadari bahwa roknya sangatlah pendek, sudah setinggi paha hingga hampir mendekati area alat vital, jika dia memakainya, dan ketahuan oleh orang lain bahwa dia adalah seorang lelaki, itu akan menjijikan, dia akan dibilang bencong, ditambah lagi kaki Andri yang begitu besar serta bulu yang lebat, itu pasti akan ketahuan.

Sekali berpikiran seperti itu, kebetulan Yuni keluar dan memegang sebuah bra berwarna merah, melihat Andri yang mengenakan rok pendek itu, dia tidak tahan dan kembali tertawa, dia mengenal Andri begitu lama, ini adalah pertama kalinya dia melihat Andri memakai rok.

Yuni berjalan kehadapan Andri, dan berkata, "Andri, aku menyadari bahwa rok kamu ini lumayan bagus, atau kamu pergi saja ke Thailand mulai saat ini kita jadi kakak beradik saja?"

Melihat Yuni yang tertawa bandel, Andri lalu mengancamnya, "Yuni, jika kamu masih menertawakan aku, percayakah aku akan...."

Sampai disini, Andri tidak meneruskannya, karena perkataan selanjutnya tidaklah sopan jika dikatakan.

Yuni malah seperti sama sekali tidak takut, dia sengaja bertanya, "Akan kenapa?"

"Aku akan ituin kamu!" kata Andri dengan maksud halus.

Yuni mencibir, "Aku sama sekali tidak takut! Lagi pula cepat atau lambat aku adalah milikmu, hanya masalah waktu saja."

Jika bukan karena Andri terburu-buru untuk berangkat, dia pasti akan meluncurkan aksinya, dia sudah lama memikirkan hal ini, sekali mendapatkan kesempatan, dia pasti ingin melakukannya.

Tentu saja ini hanya adalah yang dipikiran Andri, dia berkata, "Baiklah istri tercintaku, aku mengalah ok? cepatlah carikan sebuah rok yang panjang untukku, kamu lihat saja rok ini begitu pendek, jika aku mengenakan ini, bulu kakiku pasti akan mengkhianatiku."

Mendengar perkataan Andri, Yuni baru menyadari keberadaan masalahnya, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Benar juga, tunggulah aku sebentar, aku carikan dulu, aku tidak tahu ada rok atau tidak."

Seusai berkata, Yuni bersiap untuk masuk kedalam kamarnya, namun ketika dia berbalik, dia menyadari bahwa bra masih berada ditangannya, dia berbalik badan dan memberikan bra kepada Andri dan bertanya, "Andri, apakah bra ini bisa?"

Andri menerimanya dan melihatnya, dia menyadari bahwa bra ini sangatlah besar, dia berkata dengan kaget, "Tidak disangka punyamu sebesar ini?"

Mendengar perkataannya, Yuni berkata, "Preman!"

Andri malah mencium branya dan berkata dengan mesum, "Wangi sekali!"

"Kamu----" Yuni marah dan tidak bisa membalasnya.

Andri lalu tertawa, "Becanda saja, cepat carikan rok untukku."

Yuni mencibir dan melirik Andri lagi, barulah dia kembali ke kamar lagi.

Setelah Yuni pergi, Andri meletakkan bra didepan dadanya dan menyadari memang besar, apa yang harus dia masukan kedalam sana? roti sebesar itu, rumahnya juga tidak ada, itu membuatnya bingung.

Sekali terpikiran, Andri mengambil bra dan pergi kedapur, dia mencari-cari didapur, dia tidak menemukan roti, namun dia menemukan dua buah kentang yang besar, namun kentang terlalu besar, apakah akan terjatuh atau tidak jika dimasukkan kedalam bra?

Disaat ini, Yuni yang membawa roknya muncul di depan pintu dapur, dia melihat kentang yang berada ditangan Andri dan bertanya dengan kaget, "Untuk apa kamu mengambil kentang?"

Andri berkata, "Memasukannya kedalam bra!"

Yuni berkata, "Mengapa kamu menggunakan kentang, apakah tidak bisa menggunakan yang lain?"

Andri berkata, "Aku juga ingin memasukkan yang lain, namun dadamu terlalu besar, harus kentanglah yang bisa memenuhinya."

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu