My Charming Lady Boss - Bab 288 Situasi yang menegangkan

Desi yang tengah merokok, tiba-tiba mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam, dan mendapati bahwa hampir 20 menit telah berlalu sejak si bunga emas melakukan panggilan kepada saudaranya. Tidak ada orang yang mencurigakan di pintu masuk warung internet.

Namun, Desi lebih sabar daripada Nora Shen, Desi mengisap rokok dan menghembuskan keluar asap rokok lalu dengan lembut berkata kepada Nora Shen : "Kak Nora, Tunggu sebentar."

Nora Shen tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengangguk kepala dan melanjutkan merokok.

Andri Chen yang duduk di dalam mobil itu berdiam sepanjang waktu, dia bertanya-tanya dalam hatinya bahwa bagaimana caranya Desi mendatangkan begitu banyak orang ke warung internet."

Setelah Andri Chen mengisap dua batang rokok, akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya : "Desi yang cantik, bolehkah aku mengajukan sebuah pertanyaan kepadamu ?"

Desi mendengarnya, tersenyum dan dengan lembut menjawab : "Tentu saja boleh."

Andri Chen mencoba bertanya : "Bagaimana mungkin ada begitu banyak orang yang tiba-tiba muncul di warung internet ? Apakah kamu sudah bersiap dari awal?"

Sebenarnya, bukan hanya Andri Chen saja yang penasaran, Nora Shen juga ikut penasaran dan bertanya : "Desi, aku juga penasaran, bagaimana caranya kamu mendatangkan begitu banyak orang?"

Ketika dia mendengar pertanyaan ini, Desi tertawa riang dan sangat senang.

Desi tertawa sejenak dan mengambil sebatang rokok kemudian mengambil seuntai kalung dan bertanya : "Apakah kamu tahu apa ini?"

Nora Shen melirik sejenak dan menjawab : "Kalung !"

Desi menggelengkan kepalanya dengan bangga dan berkata : "Ini bukan hanya kalung, tetapi ini juga sebuah pemancar, apakah kamu melihatnya ?"

Pada kalung emas putih ini, ada juga sebuah liontin logam kecil. Bentuk liontin itu seperti sebuah hati persik kecil, tetapi jika tidak dilihat dengan cermat hati persik kecil ini, maka ini akan dianggap sebagai sebuah batu delima.

Pada saat ini, kedua mata Andri Chen dan Nora Shen tertuju pada liontin logam tersebut, dan mengangguk kepala.

Kemudian Desi melanjutkan cerita tentang kalung ini : "Ini adalah sebuah pemancar mikro, dimana jika saya mengetuknya, saudara-saudara aku akan menerima pesan singkat di ponsel mereka. Pesan singkat tersebut secara otomatis akan menerima lokasi di mana aku berada, sehingga mereka bisa tepat waktu ke tempat ini."

Setelah mendengarkan, Nora Shen berkata dengan terkejut : "Sangat menakjubkan."

Desi mengangguk sambil tersenyum dan berkata : "Sekarang teknologi semakin pesat, kita harus maju mengikuti perkembangan zaman."

Setelah mendengar ini, Nora Shen akhirnya mengerti bahwa tidak heran jika Desi tidak perlu membawa pengawalnya kemanapun Desi pergi. Lagipula profesi seperti mereka ini pasti akan ada banyak musuh, jika bertemu dengan orang yang ingin membalas dendam, maka itu akan sangat merepotkan.

Tetapi Nora Shen juga tahu bahwa kemampuan Desi sangat bagus, dan itu sebabnya mengapa Desi sekarang bisa menjadi orang yang berpengaruh di kota S ini.

Sebenarnya, 6 tahun yang lalu, Nora Shen dan Desi bertemu di sebuah klub. Saat itu mereka berdua adalah wanita malam, sering dimanfaatkan oleh para pelanggan, dan kadang-kadang mereka dipukuli oleh pelanggan karena menolak untuk keluar bersama pelanggan.

Sejak Nora Shen mengenal Taopa itu, dia dan Desi menjadi tertarik untuk berlatih tinju, selama mereka ada waktu luang, mereka akan pergi berlatih bersama.

Setahun kemudian, dengan usaha kerja keras mereka sendiri, kedua wanita itu kemudian naik ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu mereka sering berpatisipasi dalam pertempuran dengan Taopa. Ketika nyali mereka semakin besar, keterampilan mereka juga semakin kuat, mereka juga menjadi terkenal, dan orang-orang memanggilnya Nancy Lee, karena begitu Nora Shen bertanding, lawannya akan terluka bahkan terbunuh.

Namun, Desi juga merupakan pisau yang lembut, banyak pria menginginkan kecantikannya, semuanya terpukul jatuh di bawah rok delimanya. Tetapi di bawah rok delimanya terdapat genangan darah yang mengalir seperti aliran sungai.

Setelah bertahun-tahun, situs utama Nora Shen ada di Nanjing, dan Desi telah menetap di kota S karena berbagai alasan, Desi telah membuka banyak bar dan klub di kota S dengan usahanya sendiri, orang-orang di kota S memberinya gelar baru, yaitu si mawar malam.

Pada saat ini, setelah Nora Shen selesai mendengar ceritanya Desi, dia tidak bisa menahan senyum dan berkata : "Desi, sepertinya aku harus belajar darimu."

"Kak Nora, aku akan mengajarimu." Desi meletakkan kembali kalungnya ke dadanya, dan melanjutkan rokoknya.

Gerakan Desi yang tidak sengaja meletakkan kalung itu kembali ke dadanya malah membuat Andri Chen tidak sanggup untuk tidak melihat lebih lama kalung itu di dadanya Desi, mungkin itu karena Andri Chen tergoda oleh pakaian Desi yang sedikit terbuka di bagian dadanya. Andri Chen tahu jika ini hal yang tidak sopan, tetapi dia bukan sengaja, untungnya Desi tidak menyadarinya, kalau tidak ini akan sangat memalukan.

Berbicara tentang postur tubuh, postur tubuh Desi terhitung bagus, dia sedikit berbeda dari Nora Shen. Desi termasuk tipe wanita yang ceroboh, dan Nora Shen termasuk tipe wanita yang tenang, tetapi dalam ketenangannya muncul satu sisi yang menyeramkan, dia selalu menjaga jarak dari yang lain, terutama pria.

Di saat Andri Chen sedang diam-diam mengamati Desi, tiba-tiba ada suara dari pintu masuk warung internet itu.

Dari dalam mobil juga ada suara kejutan dari Desi : "Ini dia."

Andri Chen baru saja kembali dari pikirannya dan melihat ke arah pintu masuk

warung internet itu. Dia melihat ada 4 buah mobil terparkir di pintu masuk warung internet itu, ada belasan orang turun dari mobil tersebut. Orang-orang tersebut berbeda dari kelompok orang-orang pria berambut kuning itu. Kebanyakan dari mereka ada orang dewasa dan berusia di atas 25 tahun.

Nora Shen yang senang memandang pemandangan di luar jendela mobil juga mengikuti tatapan Andri Chen menoleh ke pintu masuk warung internet itu, dan memadamkan rokok yang sedang dihisapnya itu.

Desi melihat sejenak, lalu segera mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan dan segera ada suara di telepon.

"Kakak Desi !"

Desi bertanya langsung di telepon : "Tanyakan pada si bunga emas, pakaian apa yang dikenakan saudaranya."

"Baik, Kak Desi." Pria bawahannya Desi menjawab dan segera bertanya kepada si bunga emas itu.

Setelah bertanya sebentar, pria itu menjawab di telepon : "Kak Desi, yang mengenakan mantel katun putih itu adalah orangnya."

Desi mendesak lagi di dalam telepon : "Peringatkan pada si bunga emas, jika dia berani berbohong, aku akan memotong lidahnya."

Pria itu bertanya lagi dan mengkonfirmasi di telepon : "Kak Desi, sudah dipastikan, yang mengenakan mantel katun putih itulah saudaranya."

"Baik, aku mengerti, beri tahu saudara-saudara untuk keluar dari mobil, jangan biarkan mereka pergi, mereka semua harus berdiam di situ." Desi memerintah lagi di dalam telepon.

"Kak Desi, kamu tenang! pasti tidak masalah." Setelah selesai berbicara, Desi langsung menutup telepon.

Pada saat ini, Desi mendorong pintu mobil dan keluar dari mobil. Andri Chen dan Nora Shen juga ikut keluar dari mobil dan berjalan masuk ke warung internet. Pada saat ini, belasan pria itu telah memasuki warung internet hanya menyisakan dua pria yang sedang berdiri dan merokok di pintu warung internet. Kedua pria itu tidak menyadari bahwa bahaya mereka semakin dekat.

Ketika kelompok ratusan orang itu tiba di pintu masuk warung internet itu, kedua pria yang sedang merokok itu baru sadar, dan disaat kedua pria baru mau mengeluarkan alat perangnya, mereka sudah diinjak oleh kelompok ratusan orang itu.

Selama puluhan detik, kedua pria penjaga pintu itu langsung pingsan.

Desi mengambil rokok itu dan langsung berjalan masuk ke warung internet. Ratusan orang di belakangnya ikut membawa masuk kedua pria itu ke warung internet. Tim itu pada akhirnya langsung menutup pintu warung internet.

Ketika Sandy Zhao muncul di hadapan Desi, dia baru terkejut menyadari bahwa Sandy Zhao adalah orang Noel yang berasal dari distrik barat.

Ketika Sandy Zhao melihat Desi dan tim besar di belakangnya itu, dia baru menyadari bahwa dirinya telah terjebak, tetapi ketika dia melihat bahwa orang yang datang adalah Desi, dia langsung berteriak dengan penuh hormat : "Kak Desi !"

Desi merokok sambil mengangguk dan berkata : "Ternyata kamu !"

Sandy Zhao sedikit tercengang, dia melihat sekelompok orang di belakang Desi, dan bertanya dengan gemetar : "Kak Desi, apa yang kamu lakukan ?"

Desi tersenyum sedikit dan dengan sengaja bertanya : "Coba kamu tebak ?"

Setelah selesai berbicara, Desi melanjutkan merokok, dan menampilkan ekspresi seperti masalah ini tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri.

Sandy Zhao terdiam sejenak, dan bertanya-tanya dalam hati, mungkin saudara perempuannya telah berbuat kesalahan kepada Desi, kemudian Sandy Zhao berkata dengan nada meminta maaf : "Kak Desi, si bunga emas adalah saudara perempuanku, jika dia melakukan sesuatu yang salah, aku harap kamu bisa memaafkannya."

Desi melanjutkan dengan mengatakan : "Jika aku tidak salah ingat, kamu adalah Sandy Zhao, bukan ? Saudara perempuanmu ini masih sangat muda tetapi mempunyai emosi yang sangat buruk, aku menggantikanmu untuk mengajarinya ! Berbuat kesalahan itu adalah hal yang umum, tetapi ada satu hal, aku rasa kamu harus memberikan aku sebuah penjelasan."

"Kak Desi, ada apa ?" Sandy Zhao bertanya dengan perasaan sedikit gelisah.

Ketika mereka berdua sedang berbicara, orang-orang yang berada di warung internet diundang oleh kelompok orang Desi keluar dari Bar, karena mereka tidak ingin melukai orang yang tidak bersalah. Beberapa hal memang harus diselesaikan secara privasi dan mereka juga tidak ingin membawa masalah ini ke polisi di kota S.

Desi mengambil tas tangan itu lalu dilemparkannya langsung ke meja komputer di depan mata Sandy Zhao.

Melihat tas tangan ini, Sandy Zhao merasa sedikit akrab dengan tas ini, seperti pernah terlihat sebelumnya.

Tanpa banyak berbicara, Desi langsung bertanya : "Apakah tas ini kamu yang memberikan pada saudara perempuanmu itu ?"

Setelah mendengar kata-kata Desi, Sandy Zhao segera memberikan reaksi bahwa tas ini memang dirinya sendiri yang memberikan kepada si bunga emas, tetapi apa hubungannya tas tangan ini dengan Desi ? Sandy Zhao benar-benar tidak mengerti lalu dia mencoba bertanya : "Kak Desi, Apa yang salah dengan tas tangan ini ?"

Desi menjelaskan : "Tas tangan ini adalah milik teman saya, dia dirampok ketika dia sedang berbelanja di pasar malam."

Saat dia mengatakan ini, tiba-tiba mata Andri Chen melotot, dia terkejut menyadari bahwa bagian belakang orang yang dia lukis itu sangat mirip dengan Sandy Zhao.

Ketika Andri Chen melangkah keluar dari kerumunan, Sandy Zhao melirik Andri Chen dan tiba-tiba menyadari akan sesuatu.

Andri Chen berjalan mendekat ke postur belakang Sandy Zhao dan melihat lebih dekat, lalu mengeluarkan gambar postur belakang yang pernah dia lukis sebelumnya dan membandingkannya, dan akhirnya menemukan bahwa mereka itu adalah orang yang sama.

Andri Chen berkata dengan sangat yakin : "Desi yang cantik, dialah yang merampok tas tangan ini."

Begitu Andri Chen mengatakan hal itu, wajah Sandy Zhao menjadi pucat, dia tidak mengira bahwa Andri Chen memanfaatkan Desi untuk menemukan dirinya sendiri.

Pernyataan Andri Chen juga mengejutkan Desi, dia tidak menyangka bahwa orang yang mengambil tas itu adalah Sandy Zhao.

"Apa lagi yang bisa kamu katakan ? " Tanya Desi.

Andri Chen bertanya dengan suara keras : "Di mana temanku ?"

Sandy Zhao berpura-pura tidak tahu dan berkata : "Kak Desi, aku tidak mengerti apa yang kamu katakan."

Setelah mendengar ini, Desi hanya bisa tersenyum dan berkata : "Apakah kamu ingin saudara-saudaraku yang memberitahumu apa yang sedang aku katakan ?"

Sandy Zhao melihat sekelompok orang Desi bersiap untuk menyerang. Jika saat ini keras dilawan keras, maka mereka pasti kalah, Bagaimanapun juga kelompok orang Sandy Zhao hanya belasan orang saja sedangkan kelompok orang Desi mencapai ratusan orang. Jika kelompok orang Desi menyerang, maka kelompok orang Sandy Zhao pasti mati di warung internet ini. Dan saudara perempuannya masih di tangan Desi.

Pada titik ini, Sandy Zhao tidak punya pilihan lain selain membuat sebuah alasan untuk menjelaskan kepada Desi, dan dengan hormat dia berkata : "Kak Desi, memang benar aku yang mengambil tas itu, tetapi aku tidak punya pilihan lain, karena....."

Sampai di sini, Sandy Zhao tidak meneruskan perkataannya lagi.

Desi bertanya : "Karena apa ?"

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu