My Charming Lady Boss - Bab 388 Sebuah Bayangan Hitam

Yuni setengah percaya setengah mencurigai perkataan Andri, terlebih masalah mengandung juga bukan membeli barang, hari ini pergi beli dan bisa langsung mendapatkannya, jika memang seperti kata Andri, dia memang ingin memberikan seorang anak kepada Andri, bagaimanapun juga umur mereka juga sudah cukup, terlebih ketika Yuni melihat anak-anak yang setiap hari memanggilnya Ibu lin, sifat ibunya langsung teransang.

Sekali terpikiran seperti begini, Yuni ingin mengatakan sesuatu, tapi telepon Andri tiba-tiba berbunyi, dia segera mengeluarkan teleponnya, teleponnya ternyata dari Nora.

Andri tidak berani menunda, karena telepon ini pasti berhubungan dengan ibunya, dia bergegas menjawabnya, "Halo!"

Dengan cepat, terdengar suara Nora, "Andri, ibu angkat sudah bangun."

"Bagaimana kondisi emosinya?" Andri langsung bertanya.

Nora menjawab, "Masih lumayan, untung saja kamu tidak berada didalam ruang pasien, jika tidak emosi ibu angkat pasti akan meninggi."

Andri tidak tahu apa yang terjadi ketika ibunya bangun, tapi mendengar perkataan Nora, dia tahu bahwa dirinya tidak pantas untuk muncul ketika ibunya bangun, jika emosinya meninggi lagi, dirinya benar-benar salah besar.

"Bagaimana dengan sekarang?" tanya Andri.

Nora menjawab dengan jujur, "Aku sudah mengobrol bersama ibu angkat, suasana hatinya sudah membaik, sekarang dia sudah tidur."

Seusai mendengarkannya, hati Andri akhirnya tenang, karena dia tahu seberapa hebatnya penyakit jantung, siapa saja bisa pergi begitu saja.

Dia menarik nafas dalam-dalam, seolah terpikiran sesuatu, dia bertanya, "Nora, apakah kamu sudah makan malam?"

Nora menjawab, "Aku baru saja pergi ke restoran disekitar rumah sakit, kamu tidak perlu khawatir, aku akan menjaga Ibu angkat dengan baik, setelah beberapa hari dan badan ibu angkat pulih, aku akan mengobrol mengenai masalah kalian berdua."

Andri tidak tahu bagaimana caranya untuk berterima kasih kepada Nora, meskipun dia hanyalah anak angkat ibunya, tapi di mata Andri, Nora lebih dekat daripada anak kandung, entah kenapa, dia merasa kehidupan sebelumnya mereka pasti adalah ibu dan anak, sedangkan dirinya adalah orang asing yang lewat saja.

Terkadang takdir memang tidak bisa dijelaskan dengan baik.

Andri awalnya ingin mengatakan terima kasih kepada Nora, namun teringat dengan perbincangan mereka sebelumnya, dia lalu menganti kata terima kasih menjadi perkataan perhatian, "Nora, jangan terlalu lelah, makan yang kenyang, jika kamu lapar malam hari, teleponlah aku, aku akan mengantarkan makanan kesana."

Nora langsung menolak, "Andri, tidak perlu, kamu hanya perlu menjaga Yuni dengan baik saja, sekarang adalah masa-masa penting, kamu harus hati-hati, sekali mendapatkan kabar, aku akan segera memberitahumu, tapi kamu sendiri juga harus hati-hati, terutama tempat tinggalmu, sekarang sepertinya sudah bukan sebuah rahasia lagi."

"Aku mengerti, aku akan menjaganya dengan baik." kata Andri.

"Untuk sementara seperti begini dulu! Aku makan dulu." Seusai berkata, Nora mengakhiri panggilan.

Andri meletakkan telepon, Yuni yang duduk disampingnya langsung bertanya dengan penasaran, "Andri, bagaimana kondisi tante saat ini?"

Andri menjawabnya, "Sudah bangun, emosinya stabil, saat ini tidak ada masalah serius."

Setelah mendengarkannya, Yuni lega, dan berkata, "Baguslah kalau sudah bangun!"

Sambil berkata, pesanan Andri sudah disajikan, melihat daging diatas meja, Andri sudah sangatlah ingin makan, karena dia benar-benar lapar sekali, dia langsung memulainya, setelah melihat Yuni tidak bergerak, dia bertanya, "Yuni, mengapa kamu tidak makan?"

Yuni berkata, "aku lihat kamu makan sebentar."

"Apa yang seru untuk dilihat?" Andri sedikit bingung.

"Aku hanya ingin lihat saja." kata Yuni.

Andri sedikit bingung namun dia juga tidak peduli, dia lalu lanjut memakannya, setelah makan banyak daging, Yuni tiba-tiba tertawa, tawakannya bahkan membuat gerakan Andri terhenti dan bertanya, "Apa yang kamu ketawakan?"

"Tidak ada!" Yuni langsung berhenti tertawa seolah takut Andri menyadari sesuatu.

Tatapan Andri seperti menyadari sesuatu, dia melihat Yuni memegang hp, karena hpnya kecil, dia hampir tidak melihatnya, namun ketika meliahtnya, dia sadar, "Dasar! ternyata kamu diam-diam merekamku!"

Seusai berkata, ketika Yuni tidak sadar, Andri bergegas merebut hpnya, dan melihat dengan jelas, dia menyadari bahwa Yuni memotret banyak foto, isi fotonya adalah tampang Andri makan dengan tampang seram, sekali di lihat, Andri baru menyadari cara makannya sungguh jelek, bahkan dia sedikit curiga bahwa Yuni sengaja memotretnya begitu jelek.

Foto sejelek ini, jika terlihat oleh orang lain memang akan merusak image, ketika dia bersiap untuk menghapus fotonya, Yuni yang duduk diseberangnya berkata, "Kamu tidak boleh hapus!"

Andri lalu bertanya, "Mengapa tidak boleh?"

"Tidak ada mengapa!" kata Yuni sambil tersenyum.

Andri tidak mempedulikannya dan akan menghapusnya lagi, Yuni lalu berkata lagi, "Tidak boleh hapus! Jika kamu menghapusnya, aku tidak akan mempedulikanmu lagi."

Andri menghentikan gerakan ditangannya, dia berkata dengan kasihan, "Gadis cantik, meskipun kamu bukanlah kameramen yang profesional, namun setidaknya ketika memotret untukku, baguskanlah fotonya! Kamu lihat dengan jelas, pria tampan seperti ini dipotret begitu jelek olehmu, apakah kamu tega?"

Melihat tampang Andri, Yuni berkata, "Tega!"

Mendengar jawaban Yuni, Andri tidak berdaya dan berkata, "Mana ada yang memperlakukan suaminya seperti ini."

"Kamu bukanlah suamiku!" kata Yuni membantah.

"Lalu siapa suamimu?" tanya Andri.

"Siapa yang mengembalikan hpku!" Yuni berkata sambil melihat hp ditangan Andri.

Andri kehabisan cara, dia lalu mengembalikan hp kepada Yuni, dan berakta, "Baiklah aku kembalikan hpmu."

Yuni menerima hpnya dan memeriksa foto didalam hpnya, dia menemukan fotonya masih utuh, lalu tersenyum, ketika ingin mengatakan sesuatu, Andri bergegas berkata, "Sekarang aku adalah suamimu kan!"

Yuni memegang hpnya dan mengelengkan kepalanya, "Bukan!" Seusai berkata, dia sengaja melanjutkan, "Kecuali ada yang menyuapiku."

Andri tidak berani menundanya, dia bergegas menyuapi Yuni dan berkata, "Daging ini sungguh enak, cobalah, rasanya pasti enak."

Seusai mendengar perkataan Andri barulah Yuni mencobanya, daging kambing masuk kedalam mulutnya, dia mengunyahnya dan Andri bergegas bertanya, "Bagaimana rasanya?"

Yuni lalu berkata, "enak sekali!"

"Ayo, makan lagi." Andri mengantarkan daging kemulutnya lagi.

Yuni terus menikmati pelayanan dari Andri, dia makan banyak, Andri melayaninya dari awal hingga akhir, sejenak kemudian, Yuni menghapus mulutnya menggunakan tisu, barulah dia berbalik menyuapi Andri, makan malam mereka ini sungguh indah sekali.

Sambil makan, waktu semakin larut malam, pelangan di restoran mulai berpergian, hanya tersisa Andri dan Yuni saja yang masih bermain, bahkan Andri mulai menyanyi, dan membuat Yuni tertawa terbahak-bahak, dua sudah lama tidak sesenang ini, Andri membuat Yuni tertawa karena dia tidak ingin melihat Yuni yang tidak senang.

Ketika subuh, barulah mereka membayar dan meninggalkan restoran, Andri terus bernyanyi dan berjalan bersama Yuni kembali ke komunitas Xin Hua.

Setelah berjalan sejenak, Yuni yang mengenakan sepatu hak tinggi malah keseleo, sepatu hak tingginya seperti menginjak sesuatu, dia terjatuh di lantai, ketika Andri meresponnya sudah terlambat.

Andri bergegas menopang Yuni bangun, dia bertanya, "Bagaimana? apakah kamu terluka?"

Yuni mengerutkan keningnya dan menatapi kaki kanannya, "Kakiku keseleo, sakit sekali."

Andri bergegas menunduk dan meremas kaki Yuni, meskipun kakinya sudah dibenarkan, namun kaki Yuni masih sedikit sakit, tidak mungkin menyuruhnya berjalan kembali.

"Masih bisa jalan atau tidak?" tanya Andri.

Yuni mengelengkan keplaanya, "Sakit!"

Mendengar perkataannya, Andri menatapi sepatu hak tinggi Yuni, dan bertanya, "Siapa yang menciptakan sepatu hak tinggi, sepatu setinggi ini, aneh jika tidak terseleo, aku akan mencari penciptanya dan menghajarnya, beraninya dia membuat kaki istriku terseleo."

Yuni berkata, "Apa urusannya dengan pencipta? Aku sendirilah yang tidak sengaja dan terseleo."

"Tidak boleh, ini salahnya!"

Melihat tampang serius Andri, Yuni merasa lucu, tapi dia tahu Andri benar-benar menyayanginya, tiba-tiba berkata, "Sudahlah, kita pulang dulu! Aku tidak bisa jalan sekarang, gendonglah aku!"

"Tidak masalah! Sini, mengendong istri cantikku!" Andri berjongkok dihadapan Yuni.

Yuni juga tidak ragu-ragu, dia langsung bersandar dipunggung Andri, Andri langsung mengendong Yuni dan berdiri, kedua tangan Yuni berada dileher Andri, mereka berjalan pulang.

Yuni yang saat ini berada diatas punggung Andri merasa sangatlah bahagia, dia tidak menyangka semua ini asli, ketika bersandar diatas punggung Andri, dia hanya ingin tidur saja.

Tapi ketika Andri mengendong Yuni hingga kedepan pintu komunitas Xin Hua, dia melihat ada sebuah mobil hitam yang berhenti didepan sana, dan ada sesosok orang berdiri disana, karena gelap, Andri hanya bisa melihat sosok orang ini sedang berdiri didepan mobil dan sedang merokok, tatapannya tiba-tiba mengarah kearah Andri.

melihatnya, Andri berhenti, dia tidak tahu siapakah orang ini, namun dia sedikit tegang, dia takut orang ini adalah orang dari Tuan Ketiga.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu