My Charming Lady Boss - Bab 12 Wanita Cantik Mandi

Hanya mendengar suara “bang” , Yuni Lin menutup pintu kamar mandi.

Yuni mulai memperhatikan sekeliling kamar mandi, meskipun ruangannya tidak besar, tapi sangat bersih, mengambil handuk milik Andri dan menciumnya, merasa sangat lega karena dia handuknya tidak berbau.

Saat itu, Andri berbicara dari luar pintu.

“Nona Lin, handuk warna putih untuk mencuci muka, warna orange untuk mandi, dan sabun ada disebelah kotak plastik putih.

Yuni menoleh dan mengamati sekelilingnya, di dinding dia melihat kotak plastik putih, “iya, aku sudah mengerti” jawabnya.

Tak lama kemudian, Andri yang berdiri di luar kamar mandi mendengar air mulai berguyur, dia meletakkan telinganya dekat pintu dan mendengarkan dengan seksama. Andri berpikir kalau saat ini Yuni sedang tidak mengenakan apa-apa, kalau dia membuka pintunya sekarang ia akan melihat pemandangan yang sangat indah tapi ia tidak memiliki keberanian itu.

Pada saat ini Andri ingin sekali memiliki kacamata tembus pandang, agar dia bisa melihat tubuh dari si wanita setan itu.

Andri meraba-raba pintu kamar mandi dengan hati-hati mengamati apakah ada serangga di pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat mengamatinya dia tetap tidak menemukan apa-apa.

Tiba-tiba, suara air mengalir di kamar mandi berhenti, dan Yuni keluar dari kamar mandi.

“Andri Chen!”

Andri berjongkok di lantai dan membuat Yuni keliru mengira dia berlari dari kamar tidur.

“Nona Lin, ada apa?” tanyanya penasaran.

“Rumahmu ada sabun gak?” Tanya Yuni.

Andri menginatkannya “Bukannya sudah ku bilang ada didalam kotak itu?”

“Sabunnya gak sengaja kujatuhkan ke dalam toilet” katnya malu-malu.

“Gak mungkin kan? Sabun itu baru saja kubeli.” Andri menjawabnya dengan rasa tertekan, sepotong sabun seharga beberapa dollar! Dia sekarang sedang tidak mempunyai banyak uang dan dalam tahap menabung.

Yuni berkata sedikit dengan tidak sabar di kamar mandi, "Jangan bicara omong kosong, cepat belikan aku sabun, aku sedang terburu-buru."

Andri teringat bahwa masih ada 2 buah sabun di kamarnya, karena ketika dia ke supermarket dia membeli sabun yang sepaket berisi 3 buah.

“Tunggu, akan kuambilkan untukmu” jawabnya dan bergegas kembali ke kamar.

Diambilnya sabun dari laci kamarnya, ketika Andri kembali ke pintu kamar mandi ia mulai berpikir bagaimana caranya dia memberikan sabun ini kepada Yuni kalau pintunya tertutup sangat rapat bahkan nyamuk pun tidak bisa masuk apalagi sabun.

Andri sengaja berdiri di depan pintu kamar mandi “ Nona Lin, bagaimana caranya aku memberikan sabun ini kepadamu?”

Pada saat itu Yuni melihat sekelilingnya, tidak ada handuk didalam kamar mandi, yang ada hanyalah 2 handuk kecil yang berada di kamar mandi kecil ini, tak ada sesuatu yang bisa menutupi tubuhnya, dan lagi setengah dari tubuhnya sudah bersabun.

Yuni berjalan bolak balik dan akhirnya memikirkan sebuah ide yang bisa digunakannya, dia mengambil 2 handuk kecil itu , yang satu diikatnya ke dada dan satunya lagi mengikat pinggangnya. Dia buka pintu dan bersembunyi dibaliknya “ tutup matamu, jangan mengintip! Kalau aku tahu kau mengintip, akan kucongkel matamu hari ini juga!”

“ok!” katanya setuju, perlahan pintu kamar mandi mulai terbuka, sebuah tangan dan kepala yang setengah basah mengintip keluar.

Andri memicingkan matanya dan memberikan sabun itu kepada Yuni, tangannya menjulur dekat kearah dada wanita itu, tinggal sedikit lagi dia akan menyentuhnya “kau gak bisa liat tanganmu menjulur kemana!”

Andri pura-pura tidak tahu dan meminta maaf “ maafkan aku nona Lin, aku sungguh tidak sengaja, aku tidak bisa melihat kau ada dimana.”

Yuni mendengus, dia tidak tau apakah Andri sengaja atau tidak, saat dia akan meraih untuk mengambil sabun, kecelakaan itu terjadi.

Sabun yang dipegang Andri tiba-tiba jatuh dari tangannya Yuni ke depan pintu kamar mandi, pria ini memang sengaja melakukannya tapi Yuni tidak mengetahuinya karena akting pria ini sangat bagus.

“Bagaimana sih kamu menyerahkannya?” mengomelinya tanpa merasa curiga sedikit pun.

Andri meneruskan actingnya “Nona Lin, aku benar-benar minta maaf, sini biar aku bantu ambilkan…”

Belum selesai Andri bicara, Yuni segera menghentikannya “ Gak usah, kau jangan bergerak, kau tutup saja matamu dengan rapat, awas kalau kau ngintip, gak akan aku ampuni.”

Selesai berbicara, Yuni mengecek apakah Andri menutup matanya, kemudian perlahan-lahan berjongkok dan memungut sabun yang ada di lantai.

Saat Yuni hendak berjongkok, tiba-tiba handuk yang menutupi dadanya terjatuh, mungkin karena sabun yang masih ada ditubuhnya licin, dia segera menangkap handuknya.

Kejadian itu merupakan pemandangan yang sangat indah bagi Andri, mata pria ini benar-benar diberkahi, dua buah puncak yang begitu montok itu berdiri dengan tegapnya, membuat orang kagum.

Alis Andri berkerut, hatinya mulai berseru, aku menginginkannya, sangat besar, sebesar lengan.

Namun, dia memicingkan matanya dan bertanya “Nona Lin, apakah kau baik-baik saja?”

Yuni dengan cepat berjongkok dan mengambil sabun yang terjatuh di lantai tadi, “aku baik-baik saja, kalau kau berani mengintip akan ku bunuh kau!”

Setelah mengambil sabun, Yuni segera menutup pintu kamar mandi dan melanjutkan kegiatan mandinya.

Namun, pemandangan indah membuat Andri meneteskan air liur, putih bersinar, membuat orang ingin lama-lama menikmatinya. Memikirkan sentuhan tadi malam dan pemandangan yang indah tadi, ditambah sesuatu yang dilihat dengan matanya sendiri, dalam benaknya muncul Yuni yang sedang telanjang membuat darahnya muncrat.

Setelah beberapa menit, suara didalam kamar mandi berhenti, Andri dengan sigap kembali ke kamar. Andri mencopy video Yuni semalam dan memindahkannya ke komputer lain. Video ini merupakan harta karun baginya.

Tak lama kemudian, Yuni keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya menggunakan handuk, dia masih memakai pakaian yang dikenakannya semalam. Yuni berjalan kearah andri yang sedang duduk didepan komputernya “Apakah kau memiliki hairdryer?”

“Gak ada” jawabnya sambil mengelengkan kepala.

Yuni ingin mengeringkan rambutnya, tapi dia hanya bisa pasrah karena Andri tidak memilikinya

Yuni melihat jam yang ada ditangannya, hanya tinggal 2 menit lagi waktu untuk dia harus tiba di kantor, tiba-tiba dia kepikiran tasnya “Dimana tasku?” tanyanya dengan sibuk.

“Itu di ruang tamu.” Sambil menunjuk kea rah pintu.

Yuni pergi ke ruang tamu dan mengambil tas LV-nya, meletakkan kembali handuknya di kamar mandi dan kembali ke kamar “Dengar, kalau kau berani menceritakan kejadian semalam ke orang ketiga, maka kau sudah tau apa akibatnya!” membanting tasnya sambil memperingati Andri.

Selesai bicara, Yuni melihat kearah komputer Andri dan berjalan mendekatinya “Hapus video semalam.” Perintahnya.

Dibawah pengawasan Yuni, Andri menghapus video itu dan membersihkan recycle binnya.

Namun, Yuni tidak tahu bahwa Andri sudah mensalin video itu ke tempat lain, ini adalah rahasia.

Saat Yuni sedang menyisir rambutnya, Andri menggunakan kesempatan itu untuk pergi mencuci wajahnya dengan cepat dan ketika dia menggunakan handuk, tiba-tiba mencium bau yang harum. Ingat bahwa handuk putih itu digunakan Yuni untuk membungkus dadanya, baunya yang sangat menarik membuat yang menciumnya menjadi mabuk kepayang.

Yuni selesai menyisir rambutnya di waktu yang bersamaan Andri juga selesai membersihkan dirinya, saat Yuni hendak membuka pintu, Andri dengan rendah diri dan tersenyum berkata “Nona Lin, aku sedikit terkejut! Jam segini kalau kita naik bus pasti sangat ramai!”

Mendengar penjelasan Andri, Yuni sangat terkejut “Kau tidak membawa mobilnya kesini?”

Tiba-tiba Andri menyadari “oh iya, mobilmu masih ada di parkiran restoran swiss bell”

Yuni melihat jam tangannya dan dia hampir telat ke kantor. Tidak ada waktu lagi untuk mengurus mobilnya, dia hanya bisa naik taksi kesana, dengan terburu-buru dia membuka pintu dan berjalan keluar, baru saja Yuni berjalan keluar dari koridor, dia tertegun sesaat dan melihat kesekelilingnya, dia merasa sangat familiar dengan tempat ini, serasa sudah pernah kesini sebelumnya.

Andri tidah tahu apa yang dicari oleh Yuni, melihat kesepanjang matanya dan tidak menemukan apa yang terjadi dengan wanita ini, “kau kenapa? Apa yang kau cari?” tanyanya aneh.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu