My Charming Lady Boss - Bab 374 Meminta Bantuanmu

Mendengar alunan familiar itu, Andri Chen tidak menyangka setelah satu tahun lebih, Yuni Lin akan kembali lagi ke sini. Benaknya masih dapat terulang kembali memori dimana Yuni Lin meninggalkan Komunitas Perumahan Xin Hua. Wanita itu menyerahkan kunci secara langsung padanya. Saat itu, Andri Chen kira Yuni Lin tidak akan kembali lagi ke sini. Tidak disangka waktu berlalu dengan cepat dan setelah satu tahun, semuanya seperti kembali pada dulu. Yuni Lin masih tinggal di rumah itu, sedangkan dia masih tetap menjadi tetangga Yuni Lin. Hanya saja teringat kembali kepada kejadian selama setahun ini, Andri Chen tanpa bisa ditahan menghela napas. Awalnya dia bahkan pikir Yuni Lin tidak akan kembali lagi.

Memikirkan ini, Andri Chen tidak tahu harus menggunakan kata apa untuk mendeskripsikan perasaannya saat ini. Mendengar musik yang diputar Yuni Lin di dalam rumah itu, dia pun mendengar begitu saja. Benaknya terputar ulang saat Yuni Lin menyanyikan lagu ini untuknya. Tidak disangka dalam sekejap mata, mereka sudah kenal selama 2 tahun. Dia tidak tahu kedepannya akan seperti apa, juga tidak berani berpikir ke arah sana. Hanya berharap sekarang bisa dengan tenang mendengar Yuni Lin selesai memutar lagu tersebut.

Tapi tidak lewat berapa lama, pintu rumah Yuni Lin tiba-tiba terbuka. Yuni Lin mengenakan sebuah baju tidur keluar dari pintu, dan tangan wanita itu memegang sebuah plastik sampah berwarna hitam. Saat melihat Andri Chen, Yuni Lin terkejut hingga tubuhnya bahkan bergetar, hampir saja berteriak. Untung saja cahaya dari dalam rumah menunjukkan wajah Andri Chen, dan Yuni Lin dapat langsung mengenalinya.

"Andri!" bersamaan saat Yuni Lin terkejut, dia meneriakkan nama Andri Chen.

Andri Chen tidak terpikir Yuni Lin akan membuka pintu di saat itu. Dia langsung tersadar dari lamunannya dan saat melihat ekspresi terkejut Yuni Lin, dia bertanya dengan perhatian, "Apa sudah mengaggetkanmu?"

Yuni Lin menghela napas kesal. Andri Chen benar-benar sudah menganggetkannya. Dia kira yang berdiri tadi adalah pria tidak benar, untung saja yang berdiri di depan pintu adalah Andri Chen. Kalau tidak Yuni Lin benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

Yuni Lin menenangkan diri dan bertanya balik, "Andri, kenapa kamu tidak mengetuk pintu?"

Andri Chen menjawab dengan jujur, "Aku baru saja pulang. Tiba-tiba mendengarmu memutar lagu ini. Semakin dengar semakin terbuai dalam lamunan."

Yuni Lin baru mengerti dan segera membuang sampah ke tong sampah yang ada di samping. Lalu Yuni Lin mengundang Andri Chen, "Andri, jangan berdiri di luar, masuk saja!"

Andri Chen tidak menolak, lalu mengangguk dan menjawab, "Baik."

Dengan begitu, dibawah undangan Yuni Lin, Andri Chen berjalan masuk ke rumah Yuni Lin. Tapi saat dia masuk ke rumah itu, dia menyadari perabotan di rumah sudah berubah. Tapi posisinya tidak berbeda dari dulu. Sofa masih di tempat yang sama, selain itu tirai jendela juga masih warna yang sama.

Andri Chen sudah terbiasa melihat ruangan yang kosong. Tiba-tiba ada beberapa barang, dia sedikit tidak terbiasa. Beberapa kali dalam mimpi, dia berharap hari ini bisa datang. Sekarang sudah terwujud, tapi hati Andri Chen malah sedikit tidak terbiasa. Selalu rasanya semua ini seperti mimpi, bahkan Yuni Lin yang berdiri di depannya juga terasa tidak terlalu nyata.

Yuni Lin melihat Andri Chen hanya berdiri diam saja di depan pintu, dan bertanya dengan penasaran, "Andri, kenapa?"

Andri Chen sekali lagi kembali pada kenyataan dan menjawab, "Tidak apa-apa, tiba-tiba melihat banyak barang di dalam rumah, aku sedikit tidak terbiasa."

Yuni Lin menutup pintu rumah dan bertanya dengan lembut, "Andri, kamu sudah makan belum?"

Ditanya begitu oleh Yuni Lin, Andri Chen jadi merasa lapar. Awalnya saat dia kembali dari rumah orang tuanya, ibunya sudah menyuruhnya untuk makan dulu sebelum pulang. Tapi Nora Shen tidak ingin merepotkan Ibu Chen, jadi akhirnya dia menolaknya. Sebagai anak, Andri Chen tentu tidak ingin membuat ibunya lebih lelah lagi. Dia pun bersama dengan Nora Shen kembali ke Nanjing.

Baru saja Yuni Lin selesai bertanya, perut Andri Chen tiba-tiba mengeluarkan bunyi. Jelas sekali.

Yuni Lin tertawa dan bertanya dengan lembut, "Sudah lapar 'kan?"

Andri Chen tersenyum dengan canggung, "Sedikit."

Yuni Lin berkata, "Kamu duduk dulu sebentar. Aku kebetulan baru saja selesai masak. Aku bawa dulu ke sini."

Selesai berkata, Yuni Lin berjalan menuju dapur.

Andri Chen melihat Yuni Lin yang pergi, dalam hatinya berpikir, sudah satu tahun tidak bertemu, tidak terpikir Yuni Lin sekarang sudah bisa masak. Dulu saat mengenal Yuni Lin, Yuni Lin tidak bisa melakukan apapun. Sekarang, benar-benar membuat orang kagum.

Andri Chen menilai ruang tamu rumah Yuni Lin, lalu kembali duduk di atas sofa. Tidak lama kemudian, Yuni Lin berjalan keluar dari dapur sambil membawa sepiring makanan dan meletakkannya di atas meja, setelah itu Yuni Lin memanggil Andri Chen, "Andri, cepat cuci tangan, sudah boleh makan."

Andri Chen menjawab, "Ok."

Selesai berkata, Yuni Lin pergi ke dapur lagi. Andri Chen segera pergi ke kamar mandi. Setelah selesai cuci tangan, dia duduk di meja makan. Melihat makanan yang ada di meja, ada daging hotpot, tumis telur dan tomat. Seperti koki hebat saja, membuat Andri Chen sedikit tidak percaya. Tidak terpikir dalam waktu satu tahun, perubahan Yuni Lin bisa sebesar ini.

Tidak lama, Yuni Lin membawa semangkuk sup sayur keluar dan meletakkannya di hadapan Andri Chen. Saat melihat itu, Andri Chen bertanya dengan kaget, "Yuni, ini semua kamu yang buat?"

Yuni Lin menjawab, "Iya! Tidak percaya?"

Andri Chen sedikit tidak percaya, dan memandang Yuni Lin dengan keraguan. Dia tidak tahu kenapa perubahan Yuni Lin besar sekali.

Yuni Lin inisiatif memasukkan nasi di mangkuk Andri Chen, lalu meletakannya di depan Andri Chen dan duduk sambil menjelaskan, "Selama di Amerika, Jack sakit dengan parah. Dia tidak suka makan makanan luar, hanya suka makan makanan China saja. Aku tidak ada cara lain, terpaksa belajar memasak. Saat awal-awal proses belajar, benar-benar sulit, bahkan pernah memanggil pemadam kebakaran."

Mendengar ini, Andri Chen sangat kasihan dan berkata, "Benar-benar telah menyulitkanmu."

Yuni Lin tertawa kemudian berkata dengan ringan, "Tidak ada yang sulit kok. Kalau bukan karena Jack, mungkin sekarang aku menanak nasi saja tidak bisa. Jujur saja, satu tahun di Amerika itu membuatku banyak berubah, juga membuatku mengerti banyak hal. Sejak kecil meski hidup di Amerika, tapi tidak pernah kesusahan. Saat itu benar-benar tidak tahu dalam kehidupan ini ada orang yang hidup dengan begitu susah, juga tidak pernah terpikir akan ada satu hari, nasib yang sama, terjadi pada diriku. Aku sekarang baru tahu, Tuhan tidak pernah pilih kasih."

Mendengar ini, Andri Chen menghibur dengan lembut, "Yuni, masalah yang lalu, tidak usah diungkit lagi. Mulai hari ini, aku tidak akan membuatmu kesusahan lagi."

Yuni Lin tertawa mendengar itu. Ia mengalihkan pembicaraan, lalu menunjuk makanan yang ada di atas meja dan berkata, "Ayo, coba bagaimana makanan buatanku?"

"Ok." Andri Chen menganggukan kepala, mengangkat sumpit lalu menyapit sebuah daging kemudian memasukannya ke mulut. Setelah mengunyah beberapa kali, Yuni Lin yang duduk di seberang Andri Chen bertanya dengan tidak sabar, "Bagaimana rasanya?"

Selesai mengunyah, Andri Chen berkata, "Yuni, rasanya enak. Dibanding yang dimasak oleh William itu, punyamu jauh lebih enak. Kemampuan masakmu benar-benar bagus!"

Yuni Lin tersenyum. Dia tersenyum lebih senang dari tadi, dan berkata dengan rendah hati, "Andri, kamu tidak boleh berbohong hanya untuk membuatku senang ya!"

Andri Chen berkata lagi dengan pasti, "Beneran, daging hotpot-nya sungguh sangat enak."

Selesai berkata, Andri Chen menyapit lagi beberapa daging, memasukkannya ke dalam mulut, lalu memuji enak.

Melihat Andri Chen makan dengan senang, Yuni Lin juga merasa puas. Perjuangannya satu tahun ini, akhirnya tidaklah sia-sia. Melalui satu tahun itu, dia juga banyak bertumbuh. Berlajar bagaimana caranya hidup, bagaimana mengahadapi sebuah persoalaan sendirian, bahkan berlajar bagaimana mentoleransi suatu hal.

Melihat itu, Yuni Lin menyapitkan lagi beberapa daging untuk Andri Chen. Dengan perhatian dia berkata, "Andri, kamu makan lebih banyak daging. Aku lihat kamu jadi lebih kurus."

"Memangnya iya?" Andri Chen tidak setuju.

Yuni Lin mengangguk, "Iya, kurusan."

Andri Chen benar-benar tidak menyadarinya. Tapi begitu ingat penderitaan yang dia alami di Kota D, makan tidak enak, tidur juga tidak enak. Dia bukanlah manusia besi, pasti akan berubah menjadi lebih kurus. Selain itu juga mendapat pukulan, kalau dia masih bisa hidup sekarang, sudah termasuk lumayan bagus itu.

Andri Chen juga menilai Yuni Lin dari atas ke bawah, "Yuni, kamu juga kurusan."

Yuni Lin menjawab, "Aku kurus tidak apa-apa, karena aku adalah wanita. Tapi pria berbeda."

"Baiklah, kalau begitu aku makan lebih banyak daging." di depan Yuni Lin, Andri Chen makan dengan lahap. Andri Chen merasa dia sudah lama tidak makan makanan dengan begitu lahapnya.

Setelah makan, Andri Chen mengalihkan pembicaraan dan bertanya, "Oh iya, Yuni, bagaimana pekerjaanmu?"

Yuni Lin menjawab, "Sangat bagus! Setiap hari aku akan mengajari anak bernyanyi. Mereka juga sangat menyukai aku, bahkan memanggil aku Ibu Lin."

Mendengar panggilan itu, Andri Chen bahkan hampir menyemburkan makanannya, dan tidak tahan untuk tertawa.

Melihat itu, Yuni Lin bertanya dengan pasrah, "Apa yang kamu tertawakan?"

Andri Chen menghentikan tawa lalu bertanya, "Apa kamu sudah ingin menjadi ibu?"

Mendengar itu, wajah Yuni Lin berubah merah dan dia berkata dengan malu, "Apa sih yang kamu katakan!"

Andri Chen menjelaskan, "Yuni, kamu sudah mau umur 30 tahun. Banyak wanita yang umur 20-an saja sudah jadi ibu."

Perkataan itu mengena tepat di hatinya. Tidak tahu mengapa, saat dia melihat anak-anak itu memanggilnya dengan panggilan 'Ibu Lin', hatinya merasa sangat senang. Mungkin karena usianya sudah tiba di masa itu, dan dia benar-benar ingin menjadi seorang ibu. Tapi menjadi ibu bukan hanya urusan dia seorang.

Demi menghindari pertanyaan itu, Yuni Lin bertanya balik, "Andri, bagaimana denganmu? Kamu tahun ini juga sudah umur 30-an 'kan? Kapan mau menyelenggarakan pernikahan dengan Rossa?"

Mengungkit nama Rossa Du, Andri Chen tidak pernah terpikir, juga tidak tahu Rossa Du sekarang ada dimana. Sudah lewat beberapa hari, wanita itu tidak menelponnya. Meskipun hatinya khawatir, tapi orang yang ingin dia nikahi tetap adalah Yuni Lin.

Andri Chen menjawab dengan gagap, "Masih ... masih terlalu awal!"

Bicara sampai sini, Andri Chen mendadak ingat perkataan ibunya mengenai pacar. Kalau besok dia tidak bawa seorang pacar pulang ke rumah, maka takutnya ibunya akan curiga dia membohongi ibunya.

Memikirkan itu, Andri Chen meletakkan sumpit yang ada di tangannya, lalu menarik tisu, mengelap mulut dan berkata, "Yuni, aku ingin meminta bantuanmu."

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu