My Charming Lady Boss - Bab 104 Ponsel yang Berbahaya (1)

Yuni Lin yang masih mengenakan piyamanya membuka pintu sambil menguap, “Ada apa?” tanyanya.

“Direktur Lin, aku ingin memberitahumu sesuatu.” ujar Andri Chen tergagap.

Yuni Lin menguap lagi, berusaha menahan kantuknya, “Apa tidak bisa besok saja? Ini sudah malam. Aku mau tidur.”

“Aku harus memberitahumu hari ini.” Andri Chen bersikeras.

Yuni Lin hening sejenak, lalu membuka pintu lebar-lebar untuknya, “Masuklah.”

Andri Chen pun masuk, lalu menutup pintu di belakangnya.

Setelah berada di dalam ruangan, tanpa basa-basi Andri Chen berkata, “Direktur Lin, Rossa hanya mengantarku pulang. Sebelumnya, kami tidak ada—”

“Mengapa kamu repot-repot menjelaskan ini padaku?” tanya Yuni Lin memotong penjelasan Andri Chen.

Andri Chen terkejut. Dia tidak tahu bagaimana menjawabnya. Dia lalu berkata, “Bukannya ada larangan tidak boleh menjalin hubungan di kantor?”

“Aku sudah mendiskusikan larangan itu dengan atasan-atasan yang lain. Larangan itu akan segera dicabut. Jadi, kamu bisa menjalin hubungan dengan tenang. Lagipula, kamu tidak lagi muda. Manajer Du adalah pilihan yang bagus. Tidak hanya cantik, keterampilan kerjanya di industri pengolahan susu juga bagus. Lebih baik kamu mengajaknya ke Dairy Milk LTD. Aku memiliki hadiah yang setimpal.”

Andri Chen masih saja bersikeras, “Direktur Lin, aku dan Manajer Du hanyalah sebatas teman.”

Yuni Lin tertawa, “Jangan berpura-pura. Aku tidak akan mengejekmu. Hubungan romantis itu hal yang normal. Sama sekali bukan tidak kriminal.”

Yuni Lin menguap untuk yang ketiga kalinya, “Oh iya, bukannya kamu ingin memberitahuku sesuatu tadi? Cepat sedikit. Aku harus tidur awal. Aku harus bekerja besok.”

Andri Chen tampak keberatan untuk berbicara. Tadinya, dia berencana untuk tidak mengatakannya. Namun, di depan Yuni Lin, entah mengapa dia merasa lemah. ‘Aku menyukaimu’, dua kata itu sangat sulit terucap.

Andri Chen hening.

Yuni Lin mengerutkan dahinya, lalu bertanya, “Ada apa sebenarnya? Mengapa kamu hening begitu?”

“Direktur Lin, aku…” ujar Andri Chen gagap.

Andri berhasil mengatakan beberapa kata itu. Namun, kata-kata berikutnya terasa sangat sulit untuk diucapkan. Biasanya Andri pintar saja bersilat lidah. Tetapi, di waktu penting begini, dia seakan tidak bisa berkutat.

Yuni Lin telah menunggu lama, Andri Chen tidak juga buka mulut. Yuni Lin lalu berkata, “Kamu tunggu sebentar.”

Yuni Lin memutar badan, lalu masuk ke kamarnya.

Andri Chen tidak tahu apa yang Yuni Lin lakukan. Dia terpaksa menunggu di ruang tamu. Yuni Lin pun keluar membawa dompet berwarna merah hati. Dia membukanya, mengambil kartu bank-nya, lalu memberikannya pada Andri Chen, “Di dalam kartu ini ada 10juta lebih. Lebih baik kamu pakai dulu. Sebentar lagi gajian, ‘kan? Kamu hemat sedikit. Aku tahu pria harus mengeluarkan banyak uang ketika sudah berpacaran. Tidak masalah.”

Andri Chen merasa malu. Dia berniat menjelaskan, “Direktur Lin, aku—”

Yuni Lin lagi-lagi menyelanya, “Sudahlah. Aku sudah paham. Kamu tidak perlu menjelaskan. Pria dewasa harus menjaga reputasinya. Aku paham itu.”

Andri Chen masih ingin menjelaskan maksud kedatangannya, namun Yuni Lin sudah mendorongnya menuju pintu. Tepat sebelum menutup pintu, Yuni Lin berkata, “Andri Chen, kamu boleh saja berpacaran, namun jangan sampai mengganggu pekerjaanmu. Satu lagi, baik-baiklah pada Rossa Du. Dia pilihan yang bagus. Asal kamu tahu saja, banyak sekali pria yang saat ini sedang mengejarnya. Kamu beruntung sekali.”

Yuni Lin tertawa lalu melambaikan tangannya pada Andri Chen, “Malam!”

Tepat setelah pintu di depannya tertutup, Andri Chen serasa ingin menampar dan memarahi dirinya. Kamu payah sekali, Andri. Pantas kamu jomblo.

Andri Chen pun terpaksa pulang. Dia melihati kartu bank yang Direktur Lin baru saja berikan padanya. Dia menggelengkan kepala, menghembuskan nafas kesal, “Payah!”

Tiba-tiba ponselnya bergetar. Andri Chen dengan cepat meraih ponsel lalu melihatnya. Tadinya dia berpikir Yuni Lin yang menghubunginya, namun nama Rossa Du lah yang muncul di layarnya.

Dia lalu membuka pesan itu.

‘Andri, aku sudah sampai rumah. Kamu juga istirahatlah. Besok kamu harus kerja.’

Andri Chen pun membalasnya.

‘Malam!’

Setelah mengirimnya, ponselnya tidak lagi bergetar. Mungkin Rossa telah tidur, pikirnya.

Andri Chen melihati jam tangannya. Malam telah larut. Dia bergegas mandi.

Sepuluh menit kemudian, Andri keluar dari kamar mandi. Dia menggunakan handuk untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Tiba-tiba, dia mendengar ponselnya bergetar lagi. Setengah penasaran, Andri melangkah mendekati ponselnya yang terletak di meja computer.

Dia menundukkan kepala, mendapati sebuah pesan masuk dari Rossa Du.

Dengan penasaran, dia pun membuka pesannya.

‘Andri, malam ini tadi aku hanya bercanda. Kalau kamu benar menyukai Direktur Lin dan kamu tidak sanggup mengatakannya sendiri, aku bisa membantumu memberitahunya. Aku ini tebal muka. Lagipula, aku dan Direktur Lin sama-sama wanita.’

Usai membacanya, Andri Chen meletakkan handuk itu di pundaknya lalu sibuk menulis pesan untuk Rossa Du.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu