My Charming Lady Boss - Bab 506 Duel Berdarah

Memori yang telah lama terpendam menerjang seperti ombak. Ia tak henti-hentinya muncul di kepala Andri. Ia mengingat Rico, mengingat saat-saat mereka mengacau di kampung halaman, mencuri ayam, menghancurkan hasil panen, bertengkar di sekolah... Gambaran-gambaran yang familiar ini, Andri mengingatnya dengan begitu jelas.

Saat usianya 15 tahun, ia rela pergi ke kota demi seorang gadis, namun gadis itu malah ingkar janji. Ketika mengitari sekolah, ia menyelamatkan seorang gadis yang di-bully oleh sekelompok pemuda. Gadis itu adalah Nora Shen. Dalam gang sempit di sudut kota itu, ia berlari sambil menggandeng Nora demi bersembunyi dari sekelompok pemuda yang mem-bully-nya.

Kemudian, karena gadis cinta pertamanya itu, ia jadi salah memilih menjadi prajurit. Ia tak mau bersekolah lagi. Pada dasarnya ia memang bukan orang yang suka belajar. Tapi, setelah ia mengikuti paman dari kelompok angkatan bersenjata itu, oleh karena kemampuannya, ia menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dalam berbagai tes. Ini juga dikarenakan ia berlatih sejak kecil. Kemampuan bela dirinya kuat, larinya cepat. Dalam sekejap ia pun dilirik oleh ketua tim aksi khusus.

Ia dibawa ke sebuah kantor khusus. Siapa nama ketua tim itu, ia tak tahu. Ketua tim itu hanya memberitahunya untuk memegang suatu tugas khusus.

Andri masih polos saat itu. Ia sama sekali tak tahu tugas apa yang diberikan oleh ketua tim itu. Setelah melewati serentetan pengaturan, ditambah dengan latihan pemantapan selama 2 bulan, ia secara rahasia disusupkan dalam kelompok pembunuh. Kelompok pembunuh ini berada di luar negeri. Tugasnya adalah mencari sebuah benda. Bagi negaranya, benda ini amatlah penting.

Namun, mengapa ketua tim mengirim prajurit pupuk bawang ini ke tengah kelompok pembunuh? Bukankah itu bunuh diri?

Andri baru paham setelahnya. Pada suatu waktu khusus di setiap tahun, setiap negara pasti kehilangan sekelompok anak secara misterius. Usia mereka paling kecil hanya beberapa tahun, dan paling besar belasan tahun. Tujuan ketua tim aksi khusus mengirim Andri adalah karena ia licin. Lagipula penyusupan adalah cara yang paling efektif.

Hanya saja, cara ini memang sedikit berbahaya. Bisa jadi, dalam waktu yang tidak lama, Andri sudah mati di negeri orang.

Demi negara, ketua tim tak punya pilihan lain, karena kalau sampai ia tak punya strategi lain, negaranya mungkin akan berada dalam bahaya.

Namun, ketua tim melupakan satu hal. Saat Andri masuk ke kelompok pembunuh itu, memori mereka akan dicuci bersih dengan suntikan racun hasil temuan Laver. Dalam kelompok pembunuh ini, tidak hanya ada racun penghilang ingatan, tapi ada juga racun-racun berteknologi tinggi yang lain. Racun-racun ini diajarkan oleh sang master kepadanya secara langsung.

Beberapa waktu kemudian, sang master meninggal. Sampai sekarang Laver tak tahu penyebab kematian gurunya itu. Ia hanya tahu kalau ia akan menggantikan posisi gurunya dan melanjutkan penelitiannya, mengabdi di Florist Big Company dengan tulus, serta mematuhi arahan dan perintah bos.

Saat usianya 15 tahun itulah, Andri disuntik racun penghilang ingatan. Sejak saat itu, memorinya tersapu bersih. Lily yang berseragam hijau tentara memberitahu mereka dengan tangan terkatup di belakang punggung, "Kalian semua adalah yatim piatu. Mulai hari ini, aku akan mengajarkan kepada kalian bagaimana cara membunuh. Sekarang kalian adalah anak-anak, tapi kelak kalian adalah pembunuh."

Andri tiba-tiba teringat kata-kata Kak Lily kepada mereka di atas arena latihan. Itu adalah saat-saat yang teramat sulit bagi mereka. Ada 100 lebih anak dalam kelompok mereka, laki-laki dan perempuan. Andri yang paling tua di antara mereka. Selama 3 bulan masa latihan yang kejam, kira-kira ada sepertiga anak yang mati kelelahan, dan sepertiga lagi mati karena terluka, bahkan ada yang tewas selama latihan.

Suasana latihan begitu kejam. Tiga bulan setelahnya, hanya tinggal sekitar 30 anak yang masih bertahan hidup. Andri salah satunya. Tubuh mereka penuh luka, wajah muda mereka dipenuhi lumpur. Usia Kak Lily juga tidak tua. Saat itu ia masih berusia 20-an tahun. Ia mengajari mereka cara bertarung dan mengalahkan musuh dengan cepat.

Enam bulan berlalu, yang bertahan tinggal 20-an orang. Lily menyuruh mereka membunuh berbagai hewan dengan belati, bahkan selanjutnya ia menyuruh mereka membunuh pria yang mengenakan hoodie hitam. Mereka tidak mengenal siapa pria bertudung hitam ini, tapi mereka harus membunuhnya, kalau tidak mereka akan dilemparkan ke dalam lubang viper. Lubang itu berisi macam-macam ular berbisa. Ada seorang anak yang dilemparkan ke sana karena melanggar perintah Kak Lily. Tidak sampai beberapa menit, anak itu langsung mati.

Awalnya banyak anak yang menangis karena ketakutan, namun kemudian, anak-anak yang menangis juga dilemparkan ke dalam lubang itu.

Di bawah tempaan yang kejam, kedua puluh anak itu berkurang menjadi belasan saja. Mereka tak lagi menangis. Apapun yang diperintahkan oleh Kak Lily mereka lakukan, termasuk Andri. Saat pertama kali menusukkan belati ke pria bertudung hitam, hatinya amat sangat takut. Tapi setelah berkali-kali menusuk, ia jadi tak peka lagi. Demikian juga dengan anak-anak yang lain.

Perlahan, di bawah bimbingan Kak Lily, mereka menjadi kuat, tidak mengenal air mata. Dalam keadaan sepahit dan selelah apapun, mereka tetap bertahan. Tujuannya hanya satu, yaitu bertahan hidup. Kalau tidak, mereka akan dilemparkan ke dalam lubang viper.

Demikianlah, kedelapan belas anak itu tinggal di hutan belantara selama setahun. Mereka telah beradaptasi dan mampu hidup di alam liar. Tentu, selama setahun ini, ada juga anak yang mati karena digigit ular berbisa.

Tiga tahun kemudian, Andri berusia 18 tahun. Dia adalah yang paling tua, serta yang paling hebat di antara anak-anak ini. Baik kemampuan bela diri maupun kemampuan menembak, bahkan pengetahuan, ia yang paling hebat. Sebelum bergabung dengan kelompok pembunuh, nilai bahasa Inggrisnya selalu di bawah 60, tapi tidak di dalam kelompok pembunuh ini. Kalau ia tidak belajar bahasa Inggris, bahkan mungkin hanya salah menyebut kata, ia bisa mendapat hukuman kejam, dilukai atau dilemparkan ke dalam laut.

Demi nyawa, mereka pun belajar mati-matian di bawah pelatihan Lily yang kejam.

Tiga tahun setelahnya, 18 anak berkurang menjadi 15 anak. Kelima belas anak ini di antaranya adalah Rose, Laver, Season, dan Peony. Andri yang paling tua, kemudian Peony, Rose, dan terakhir Season. Usia Season baru 8 tahun ketika Andri berusia 18 tahun.

Pada tahun kelima, anak-anak yang bertahan hidup hanya tinggal 10 orang. Usia mereka berbeda-beda.

Meskipun Season baru berusia 10 tahun, tapi di dalam kelompok ini juga ada anak perempuan yang berusia 11 tahun.

Permainan selanjutnya adalah, mereka harus mengambil undian untuk menentukan lawan. Setelah itu, mereka harus membunuh lawan mereka dalam duel, kalau tidak mereka akan dilemparkan ke lubang viper.

Sebuah duel berdarah pun digelar. Andri tak menyangka Kak Lily bisa begitu kejam. Mereka telah berada di tempat ini selama 5 tahun, tentu mereka saling memiliki rasa satu sama lain. Namun Kak Lily sering memperingatkan mereka kalau perasaan bisa mengirim mereka pada kematian. Mereka harus tega terhadap siapapun. Mereka tidak boleh berteman, hanya boleh menjadi rekan.

Awalnya, kesepuluh anak ini merasa bimbang. Tapi Kak Lily mengancam mereka, kalau dalam 10 detik mereka tidak bergerak, maka ia akan melemparkan mereka ke dalam lubang viper satu persatu.

Sampai di detik kedelapan, yang pertama bergerak adalah Laver. Ia tidak ingin mati. Dengan golok di tangan, ia pun bertarung dengan lawannya. Awalnya serangan Laver hanya seperti bermain peran, tapi setelah lengannya terluka oleh tusukan lawan, ia pun menggertakkan gigi dan menebas lawannya seperti orang gila.

Panggung arena duel mereka berukuran tidak lebih dari 10 meter persegi dengan tinggi 10 meter. Di bawahnya, adalah ular berbisa seperti dalam mimpi buruk mereka. Bermacam ular berbisa dari seluruh penjuru dunia berkumpul di sana, bahkan mereka masih bisa melihat mayat di dalamnya. Mereka diantarkan ke panggung dengan helikopter, karena jarak dari daratan ke panggung sangat jauh dan tak mungkin dilewati. Begitu sampai di arena duel, mereka hanya bisa saling membunuh, tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk melarikan diri.

Laver yang berlumuran darah akhirnya menebas mati lawannya dalam pembantaian itu. Darah tercecer di atas panggung. Di sana pernah terbaring nyawa yang tak terhitung jumlahnya. Jejak darah membuat panggung berwarna merah segar seluruhnya. Yang mampu bertahan hidup dan berdiri di sini, adalah kebanggaan kelompok pembunuh.

Laver menang, meski ia hanya bisa bertumpu pada golok yang dipegangnya. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka. Golok yang dipegangnya sedikit bergetar. Napasnya terengah-engah. Wajahnya yang muda dialiri darah segar.

Saat itulah suara Kak Lily terdengar melalui speaker, "Duel pertama, Laver menang. Antar dia ke klinik."

Tak lama, sebuah helikopter mendarat di atas arena. Laver yang bertumpu pada goloknya pun terjatuh. Beberapa dokter berpakaian putih menaikkan Laver yang tak sadarkan diri ke atas helikopter dan membawanya ke klinik rahasia.

Duel kedua adalah duel Rose dengan seorang gadis lainnya. Usia mereka sama. Senjata yang dipilih adalah pistol. Sama seperti sebelumnya, mereka juga diantarkan ke arena dengan menggunakan helikopter. Sepasang suku cadang pistol diletakkan di bawah kaki mereka. Ada 12 butir peluru di dalam kotak peluru. Mereka harus membunuh lawan dengan peluru itu, dengan syarat, lawan harus mati oleh peluru mereka sendiri, karena duel kedua ini mengujikan teknik menembak.

Setelah Lily selesai membacakan peraturan pertandingan, keduanya langsung berjongkok dan merakit pistol mereka dengan cepat. Kecepatan mereka sama. Dalam waktu bersamaan, mereka berhasil merakit pistol dan menembakkannya ke arah lawan.

Mereka telah menyaksikan duel pertama. Ketika tiba giliran mereka kini, mereka tidak melemah. Tembakan bertubi-tubi diarahkan ke lawan.

Di atas arena seluas 10 meter persegi itu tidak ada benda penghalang apapun. Keduanya ingin memecahkan kepala lawan dalam sekali tembak, namun di awal, lawan menyerang lengan kiri Rose, hingga menyebabkan pistolnya terjatuh.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu