My Charming Lady Boss - Bab 140 Hal yang Aneh (1)

Hujan turun tiada henti, wiper kaca mobil tidak berhenti melambai. Yuni melingkarkan kedua tangan dengan erat pada leher Andri, mereka berciuman dengan sangat mesra. Keduanya bagai larut dalam dunia mimpi, tidak terdengar suara apapun, tidak lagi memikirkan kegelisahan dalam hati. Kenyamanan sesaat itu tidak akan mereka sia-siakan.

Tangan Andri yang tidak jujur mulai menari di punggung Yuni….

Di saat inilah Yuni Lin melepaskan ciuman itu, dengan nafas yang berat mencegat lengan Andri, berkata pelan: “Jangan!”

Setelah mendengarnya, Andri pun menghentikan gerakannya, dan berkata dengan rasa maaf: “Maafkan aku!”

Yuni melepaskan tangan Andri, mengalihkan pandangan ke depan mobil. Dia menggunakan jari tangan untuk merapikan poni rambut yang sedikit berantakan dan mengatur nafas yang belum stabil. Dia tidak berani percaya, baru saja terjadi kejadian serupa dengan Andri.

Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan diri sendiri. Apakah sudah gila? Dalam pikiran terus terbayang kehangatan yang diberikan Andri.

Andri Chen duduk di kursi sebelah supir, nafas yang menggebu-gebu pun perlahan kembali normal. Dia menoleh ke luar jendela, hujan deras itu seolah diturunkan khusus untuk mereka.

Suara hujan semakin berisik, hampir menenggelamkan semua suara dalam kawasan perumahan.

Di saat inilah terdengar dering handphone di dalam mobil, suara itu sangat kecil, tetapi mata keduanya langsung tertuju kesana.

Suara itu berasal dari handphone yang Yuni letakkan di atas dashboard, terlihat nama Tommy Sun di layar handphone itu.

Saat melihat nama itu, Yuni Lin tiba-tiba merasa tidak ingin mengangkatnya.

Berulang kali handphone itu berdering, Andri Chen pun tidak tahan lagi, dia berkata: “Yuni, angkat saja dulu!”

Yuni Lin tidak berkata apa-apa, akhirnya mengambil handphone di dashboard mobil, merapikan poni rambut dan mengangkatnya: “Hallo!”

Baru saja terhubung, Tommu langsung bertanya dengan panik: “Yuni, aku sudah melihat berita, kamu baik-baik saja kan?”

Yuni Lin terlihat sama sekali tidak terharu dengan rasa perduli Tommy, karena saat dia paling membutuhkan bantuan, Tommy tidak ada untuknya. Dan kini malah meneleponnya di saat dia baik-baik saja.

Tetapi, dia tetap menjawab dengan ekspresi tenang: “Aku baik-baik saja.”

Tommy melanjutkan: “Aku sungguh tidak menduga akan terjadi masalah itu pada Dairy Milk LTD…..”

Yuni Lin langsung memotong pembicaraannya: “Sekarang sudah tidak apa-apa, masalah keracunan sudah selesai, itu hanya salah paham.”

Tommy menjawab: “Tadi aku sudah melihat berita kota Nanjing, ada dua mahasiswa mengatakan kebenaran di depan wartawan, seharusnya tidak ada masalah dengan Dairy Milk LTD

“Hm.” Yuni mengiyakan dengan nada datar.

Tommy pun mulai mengalihkan topik pembicaraan: “Yuni, minggu depan aku akan kembali ke Nanjing, Ayah kamu juga diperkirakan pulang minggu depan.”

Mengungkit soal Ayahnya sendiri, Yuni Lin langsung bersemangat, belakangan ini sibuk hingga melupakan soal Ayahnya, dia pun menjawab: “Aku sudah tahu, aku harus tidur dulu. Baru pulang dari kantor polisi dan merasa sedikit lelah. Jika ada masalah, kita bicarakan besok saja.”

“Baiklah! Kalau begitu kamu tidur awal, selamat malam!” Berbicara sampai disini, Yuni Lin langsung menutup telepon.

Saat meletakkan kembali handphone ke dashboard mobil, dia melirik ke arah Andri sejenak. Tetapi kali ini tidak berkata apapun, karena dia tidak tahu apa yang harus diucapkan. Suasana dalam mobil menjadi sangat tertekan.

Andri Chen juga mendengar bahwa Tommy dan Ayah Yuni akan segera kembali.

Sebenarnya, dia tahu kepulangan mereka tidak akan membawa seberapa kebaikan. Karena jika mereka pulang semua, maka waktu pernikahan Tommy dan Yuni akan menjadi semakin dekat pula.

Sungguh tidak menduga waktu berlalu begitu cepat, cepat hingga Andri tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Keheningan melanda seisi mobil, beberapa saat kemudian, akhirnya Yuni berbicara.

“Andri, aku akan menikah bulan depan.”

Andri Chen menunduk dan berkata: “Aku tahu.”

Yuni melanjutkan: “Ayahku juga akan kembali.”

Andri Chen tetap menjawab dengan dua kata: “Aku tahu.”

Berbicara sampai disini, handphone Yuni kembali berdering. Dia sempat mengira itu panggilan dari Tommy, tetapi saat melihat layar handphone, dia spontan terkejut, ternyata itu telepon dari Sang Ayah.

Dia pun segera mengangkatnya: “Hallo! Ayah!”

“Yuni, sudah tidur belum?” Suara familiar milik Nick Lin terdengar di telinga Yuni.

“Yah, belum kok!” Yun Lin menjawab dengan ramah.

Nick berkata dengan cemas: “Bagaimana kerjaanmu akhir-akhir ini?”

Yuni Lin menjawab: “Yah, semuanya lancar-lancar saja.”

Nick terhenti beberapa saat, lanjut bertanya: “Bagaimana kerja sama dengan Chandra? Menyenangkan?”

Mengungkit soal Chandra, Yuni Lin terhenti sejenak, dia tidak tahu harus mengatakan apa.

Merasa ada yang aneh, Nick langsung bertanya: “Yuni, kenapa? Apakah ada masalah di perusahaan?”

Yuni Lin ingin merahasiakannya, tetapi Ayahnya bukan lagi anak kecil berusia 3 tahun, dia pun berkata dengan jujur: “Yah, Direktur Chandra sudah mengundurkan diri.”

Mendengar perkataan itu, Nick sangat terkejut: “Apa yang kamu katakan?”

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu