My Charming Lady Boss - Bab 280 Hal yang Rumit

Andri Chen melihat mobil polisi itu diparkir persimpangan jalan. Dia melihat ada dua orang yang keluar dari dalam mobil. Namun, karena jarak yang jauh Andri Chen tidak bisa melihat dengan jelas. Namun, kedua orang itu tampak tergesa-gesa masuk ke desa.

Saat itu juga, Andri Chen merasa sedikit menyesal. Dia tidak ingin Nora Shen campur tangan karena caranya menangani masalah seperti ini bisa dibilang ekstrim, yang mana bisa membuat hal ini menjadi rumit.

Ketika Andri Chen sedang khawatir, pria paruh baya masuk ke gerbang rumahnya.

“Kakak Chen!”

‘Kakak Chen’ adalah panggilan warga desa untuk Ayah Andri. Ayah Andri lalu keluar ke halaman rumahnya dan mendapati seorang pria paruh baya berada di halamannya. Ayah Anidri terkejut dan menyapa dengan hormat, “Kepala Polisi Zhou, sedang apa Anda disini?”

Andri Chen lalu mengenali pria dengan setelan formal itu setelah ayahnya menyapanya. Dia menatapnya dengan awas lalu mendapati Calvin Zhou di sampingnya. Sepertinya, perban di kepala Calvin Zhou makin banyak saja.

Kepala Polisi Zhou berkata dengan sopan, “Kakak Chen, aku kesini untuk meminta maaf padamu. Kuharap kamu mau memaafkanku.”

Kepala Polisi Zhou lalu memberikan sebuah amplop tebal ke Ayah Andri.

Ayah Andri menerimanya dan mendapati segepok uang didalamnya. Dia tidak paham apa yang sedang terjadi. Dia merasa ini semua adalah mimpi karena kemarin Kepala Polisi Zhou barus saja memukul dan memarahinya. Hari ini dia tiba-tiba bersikap sopan dan memberinya banyak uang. Dia merasa tidak enak.

“Kepala Polisi Zhou, ini…” Ayah Andri merasa malu.

Kepala Polisi Zhou lalu menendang Calvin Zhou, “Minta maaf pada Paman.”

Calvin Zhou menundukkan kepalanya, “Maafkan saya, Paman.”

Andri Chen lalu memahami segalanya. Dia itu ini semua adalah perbuatan Nora Shen, namun dia tidak menyangka Nora Shen bisa seberpengaruh ini di Kota D.

Ayah Andri masih tidak memahami situasi. Nora Shen lalu berinisiatif menghampiri mereka.

Ketika Kepala Polisi Zhou melihat Nora Shen, dia langsung menunduk dan menyapa, “Direktur Shen!”

Nora Shen berkata, “Kepala Polisi Zhou, aku harap ayah dan ibu angkatku bisa menjalani hidup yang baik di kota ini di masa depan.”

Ucapan Nora Shen barusan tidak terdengar seperti ancaman, namun ucapan itu masih saja membuat Kepala Polisi Zhou ketakutan. Dia lalu mengangguk, “Nona Shen, jangan khawatir, aku akan menganggap Kakak Chen seperti kakakku sendiri.”

Nora Shen tersenyum tipis sambil menatap Kepala Polisi Zhou, “Baiklah. Aku akan mengingatnya.”

“Direktur Shen, jangan khawatir. Aku akan menepati kata-kataku.”

Nora Shen mengangguk, “Baiklah. Aku percaya padamu.”

Andri Chen diam-diam melihat percakapan itu. Dia melihat bekas tanparan di wajah Kepala Polisi Zhou. Dia tidak tahu apa yang terjadi di kota D ketika Nora Shen pergi dengan Calvin Zhou sampai membuat Kepala Polisi Zhou ketakutan begini.

Nora Shen berbicang dengan Kepala Polisi Zhou beberapa saat setelah itu Kepala Polisi Zhou membawa Calvin Zhou meninggalkan desa.

Ayah Andri masih kebingungan. Kepala Polisi Zhou yang suka menindas, tiba-tiba menjadi sangat sopan dengannya. Dia tidak terbiasa. Selain itu dia memberinya segepok uang. Ayah Andri khawatir. Dia tidak pernah melihat uang sebanyak itu.

Nora Shen melihat kebingungan di wajah Ayah Andri, “Ayah, aku adalah teman Kepala Polisi Zhou. Jika ayah ada masalah di Kota D, ayah bisa mencarinya.”

Ayah Andri lalu sadar dan mengangguk. Dia menunduk melihati uang itu, “Uang ini…”

“Ayah ambil uangnya. Itu adalah biaya perawatan medis yang Kepala Polisi Zhou berikan pada Ayah. Aku tahu apa yang terjadi di Kota D kemarin.”

Kebahagiaan ini datang terlalu tiba-tiba. Ayah Andri tidak siap. Setelah Nora Shen meyakinkannya, Ayah Andri lalu menerima uang itu dan masuk ke rumah.

Setelah Ayah Andri masuk, Andri Chen mengambil sebatang cerutu dan memberikannya ke Nora Shen, “Kamu mau satu?”

‘Boleh!” Nora Shen menerimanya. Andri Chen berinisiatif menyalakannya untuknya.

Nora Shen menghisap cerutunya dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya. Andri Chen juga menyalakan miliknya, “Terimakasih.”

“Untuk apa?” tanya Nora Shen.

Andri Chen menghembuskan asap cerutunya, “Aku benar-benar tidak bisa diandalkan. Ayahku hampir berumur 60 tahun dan dia masih dipukuli orang.”

Nora Shen menghisap cerutunya, “Kalau kamu belum puas juga, aku akan memanggilnya dan kamu bisa memukulinya. Lagipula, Kepala Polisi Zhou memang bukan orang baik.”

Andri Chen tertawa, “Dia seorang kepala polisi. Mengapa dia takut sekali padamu?”

“Memangnya kenapa kalau dia kepala polisi? Dia tidak bisa menindas orang seenaknya. Ayah dan ibumu adalah orang baik.” ujar Nora Shen.

Andri Chen tidak ingin berhutang budi pada Nora Shen karena hutang budi harus dibayar, bahkan kadang dengan nyawa. Lagipula, dirinya dan Nora Shen tidaklah sama. Cepat atau lambat, mereka akan menjadi musuh.

“Menurutmu kamu orang yang baik atau tidak?” tanya Andri Chen.

“Aku?” Nora Shen tampak berpikir, “Kadang aku baik, kadang aku jahat. Aku ingin menajdi orang baik, tapi kadang aku terpaksa menjadii orang jahat.”

Kata-katanya memiliki makna yang dalam. Andri Chen antara paham atau tidak. Dia tidak sepenuhnya mengenal wanita disampingnya.

Mereka berdiri di halaman rumah dan berbincang cukup lama. Tiba-tiba, ponsel Nora Shen berdering. Dia meraih ponselnya dan mengangkat telepon itu.

“Baiklah. Aku segera kembali.”

Nora Shen menoleh ke Andri Chen, “Andri, ada masalah dengan kru. Aku harus kembali. Kalau kamu ada waktu luang besok, kamu juga bisa mengunjungi kru.”

Andri Chen mengangguk, “Baiklah.”

Nora Shen melihat ke arah dapur, “Aku akan pamit ke ayah dan ibu.”

Nora Shen lalu masuk dan pamit. Setelah itu dia langsung pergi.

Ayah dan Ibu Andri mengantarkan Nora Shen ke gerbang desa dan memintanya untuk sering berkunjung.

Hari berikutnya, Andri Chen meninggalkan rumah dan naik bus ke kota. Setelah turun dari bus, dia menelepon Nora Shen. Walaupun dia orang local, namun dia tidak familiar dengan bagian kota ini. Dia juga tidak tahu dimana kru Nora Shen berada.

Tidak lama kemudian, mobil Nora Shen muncul di stasiun bus.

Nora Shen mengajak Andri Chen ke gedung teater yang terletak di taman kota.

Setelah turun dari mobil, Andri Chen melihat banyak aktor di tempat shooting lengkap dengan kostum kuno mereka. Dia menebak mereka sedang memainkan peran di sebuah drama kuno. Andri Chen tidak yakin dengan judul dramanya. Andri Chen mengikuti Nora Shen melewati kerumunan itu dan menemui seorang sutradara berjanggut. Sutradara itu mengenakan topi dan membawa walkie-talkie. Ketika dia melihat Nora Shen, dia langsung menyapanya, “Kak Nora!”

Nora Shen kembali menyapa mereka, “Apakah shootingnya sudah selesai?”

“Sudah.”

Nora Shen mengangguk lalu mengenalkan Andri Chen, “Andri, ini Sutradara Zhang. Sutradara Zhang, ini temanku, Andri Chen. Dia adalah wakil direktur yang baru di kru ini.”

Sutradara Zhang lalu berinisiatif untuk bersalaman dengan Andri Chen, “Halo, Kak Andri! Atas nama kru, aku menyambut kedatanganmu!”

Andri Chen tidak menyangka sutradaranya seantusias ini. Dia lalu berkata dengan sopan, “Kak Zhang, mohon bimbingannya!”

“Sama-sama.” Sutradara Zhang tersenyum.

“Oh, Kak Nora, aku hampir lupa ada satu hal penting.” ujar Sutradara Zhang.

“Ada apa?” tanya Nora Shen.

“Aktris kita sedang sakit dan kini dia di rawat di rumah sakit. Manajernya baru saja menelepon kalau dia akan segera dioperasi. Sepertinya, kita tidak bisa membuat film ini.”

“Bagaimana mungkin ini terjadi?” Nora Shen khawatir. Perusahaan sudah menginvestasikan banyak uang untuk film ini. Jika mereka memberhentikan produksi, perusahaan akan kehilangan banyak uang.

Sutradara Zhang berkata, “Ini sangat tiba-tiba. Aku juga tidak menyangka.”

Nora Shen menenangkan diri dan bertanya, “Apa kamu tidak bisa mengganti pemeran utamanya?”

“Kak Nora, aktris ini sudah sangat cocok untuk memerankan pemeran wanita utamanya. Kalau kita ganti sekarang, kita tidak akan bisa mendapatkan aktris yang cocok.” jelas Sutradara Zhang.

“Lalu bagaimana? Pikirkan sesuatu!” Nora Shen terkesan terburu-buru.

Sutradara Zhang juga kebingungan. Namun, setelah berpikir panjang, dia tiba-tiba gembira, “Kak Nora, aku tahu seseorang yang cocok, tapi…”

“Tapi apa?”

“Aktris ini cukup terkenal di dalam juga di luar negeri, jika kita membuat kesepakatan tiba-tiba, sepertinya akan susah.”

Nora Shen berkata, “Uang tidak masalah selama dia mau datang.”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu