My Charming Lady Boss - Bab 368 Membuat Kesalahan Besar

Andri tidak pergi begitu saja, dia melewati kerumunan dan berjalan kejalanan diseberang sana, karena dia menemukan lokasi lain untuk bisa mengamati lebih dekat mayat disana, dia harus mengverifikasi bahwa tidak ada orang yang dikenalnya di antara mayat itu, meskipun kain putih menutup kepala para mayat, namun kaki para mayat terliaht, dia tahu sepatu apa yang dikenakan oleh Nora dan lainnya, dan Andri juga bisa memutuskannya lewat tinggi badannya, karena tinggi badan ketiga orang itu sudah terpaku didalam benak Andri, yang paling pentingnya adalah orang yang melindungi Tuan Ketiga sangatlah tinggi dan besar, sekali mendekat dia bisa langsung memastikannya.

Tapi, ketika Andri berjalan keseberang sana, dia malah sedikit takut, entah kenapa dia sangatlah khawatir akan menemukan sepatu yang dikenalnya diantara pasangan kaki itu.

Untuk meredakan rasa takut dihatinya, Andri kembali menyalakan rokok, dia menhisapnya dan memberanikan diri untuk berjalan melangkah kesana, dia menghentikan langkahnya dan mendengar bahwa orang-orang sedang mendiskusikan sesuatu, namun dia yang berada ditengah-tengah kerumunan sama sekali tidak fokus dengan perbincangan mereka, dia sambil merokok sambil fokus terhadap kaki para mayat itu, dia melihat kaki-kaki itu satu demi satu, hatinya sangatlah tidak tenang, bahkan dia merasa jantungnya seolah akan berhenti berdetak.

Untung saja ketika melihatnya hingga habis, dia tidak menemukan sepatu yang dikenalnya, ini membuat Andri lega.

Namun hatinya berpikir, jika mereka tidak kenapa-kenapa, lalu kemana perginya mereka saat ini? apakah mereka ditangkap polisi? atau mungkin saat ini mereka sudah kembali ke Anwar Barbershop?

Sekali berpikiran seperti ini, Andri tidak tenang dan segera mengeluarkan telepon Anwar dan menelepon Nora, namun suara yang terdengar sama seperti sebelumnya, "Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, silakan hubungi nanti!"

Andri mengakhiri panggilan, dan menelepon telepon gengam di Anwar Barbershop.

Telepon berbunyi dua kali dan langsung ada yang menjawab, "Halo!"

Andri mendengarnya dan langsung menyadari bahwa orang yang menjawab adalah Anwar, dia menjawab, "Aku adalah Andri!"

Anwar yang disisi sana sekali mendengarkannya lansung berkata, "Kak Andri!"

Andri tidak banyak bicara dan bertanya, "Apakah Kak Nora sudah pulang atau belum?"

Anwar menjawabnya dengan jujut, "Masih belum Kak Andri."

Mendengar perkataannya, Andri kaget dan kembali menebak, jangan-jangan Nora dan lainnya ditangkap oleh polisi? tapi Andri tidak bisa mendapatkan jawaban pasti, awalnya dia ingin menelepon Sisca, namun setelah dipikir ulang, dia lalu tidak meneleponnya, karena jika membuat Sisca mengetahui bahwa kasus ini adalah ulahnya, maka dia pasti akan menceritakan sesuai faktanya kepada Bill yang berada ditempat kejadian, sampai saat itu, dia bahkan tidak tahu apakah Nora tertangkap atau tidak, bahkan dirinya saja juga mungkin akan terkurung dipenjara.

Anwar yang berada disisi lain telepon mendengar bahwa Andri tidak melanjutkan, dia lalu bertanya dengan panik, "Kak Andri, ada apa? apakah Kak Nora terjadi apa-apa?"

Andri mendengar perkataannya dan kembali sadar, dia menoleh kearah tempat kejadian, dan bergegas pergi, dia pergi ketempat yang orangnya sepi, dia memegang telepon dan menjawab, "Aku berada ditempat kejadian, tapi tidak melihat Nora dan lainnya, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka."

Mendengar perkataannya, Anwar juga ikut menebak, "Kak Andri, apakah Kak Nora mungkin saja ditangkap polisi?"

Andri memang tidak yakin, dia berpikir sejenak lalu menjawab, "Anwar, kamu ke Nanjing dulu saja! Setelah aku menemukan Nora dan lainnya, aku akan bertemu denganmu di Nanjing."

"Aku sudah mengetahuinya, Kak Andri." seusai menjawab, Anwar mengakhiri panggilan telepon.

Andri menyuruh Anwar ke Nanjing karena kota D memang sangat berbahaya, Tuan Ketiga tidak tahu sudah mati atau belum, Gill sudah mati, bawahan Gill pasti akan mencari cara untuk membalas dendam dan akan menganalisa siapa sebenarnya yang melakukan hal ini, jika Anwar terincar, maka masalahnya akan menjadi rumit.

Setelah selesai telepon dengan Anwar, Andri tetap berputar di kota D, jika tidak menemukan Nora dan lainnya, dia tidak akan pergi dari Kota d begitu saja, jika mereka semua ditangkap oleh polisi, maka dia tidak akan membiarkan mereka begitu saja, seperti pepatah mengatakan bahwa bersenang-senang bersama dan bersusah-susah bersama, dia pasti akan pergi menyerahkan diri.

Setelah berputar di kota D selama satu jam lebih dan tidak menemukan Nora dan lainnya, Andri hanya bisa pergi ketempat lain, yaitu kantor polisi kota D.

Setengah jam kemudian, Andri naik sebuah taksi dan menuju kantor polisi kota D, dia turun didepan kantor polisi namun tidak langsung masuk, dia berdiri didepan kantor polisi dan merokok, setelah rokoknya habis, barulah dia memberanikan dirinya untuk masuk kedalam, namun ketika dia baru saja tiba di pintu kantor polisi, telepon di saku celananya malah berbunyi.

Mendengar nada dering teleponnya, Andri seolah mengerti sesuatu, ketika pengawal kantor polisi melihat Andri, dia bertanya, "Ada keperluan apa?"

Andri lalu langsung bertanya dengan sopan, "Halo, apa kabar, aku ingin bertanya dimana posisi JiangNan Road?"

Mendengar pertanyaannya, pengawal itu lalu keluar dari pos pengawal dan menunjuk kearah jalanan dibelakang Andri dan berkata, "Lewati jalan raya, dan pergilah ke bus stop diseberang sana dan duduklah bus nomor 5, setelah lewat 3 bus stop sudah sampai."

Andri berpura-pura berterima kasih dan berkata, "Terima kasih."

"Sama-sama." Jawab pengawal dan dia kembali ke pos pengawalnya.

Malahan ketika Andri berbalik badan dari pintu kantor polisi, dia lansung mengeluarkan telepon dari saku celananya dan menundukkan kepalanya, dia menyadari ada sebuah nomor telepon gengam asing, awalnya dia mengira ini adalah dari Anwar Barbershop, namun dia menyadari bahwa telepon gengam Anwar Barbershop ada namanya, namun ini hanyalah nomor asing saja.

Telepon berbunyi beberapa kali, Andri tidak panik untuk menjawabnya, dia tidak tahu apakah nomor ini boleh dijawab atau tidak, bagaimana jika sekali dijawab dan tempatnya langsung ketahuan.

Dia ragu-ragu sejenak, lalu terakhir tetap menjawabnya.

"Halo!"

baru saja menjawab langsung terdengar suara familiar dari ujung sana, "Siapakah kamu?"

Sekali mendengarkannya, Andri mengira dirinya salah dengar, namun sekali mendengarkannya dengan baik, dia yakin bahwa suara itu adalah suara Nora, dia lalu menoleh kesekitar dan bertanya, "Nora, inikah kamu?"

Nora yang berada disisi lain telepon juga merespon dan berkata dengan kaget, "Andri, apakah ini kamu?"

Mendengar perkataannya, Andri sangatlah senang, dia tidak menyangka Nora akan meneleponnya pada situasi penting seperti ini, mendengar suara ini, dia tahu Nora tidak apa-apa, dia hampir membuat sebuah kesalahan besar.

"Nora, ini aku, dimanakah kamu? Aku mencarimu kemana-mana, aku mengira kalian terjadi apa-apa, kalian membuatku takut." Andri jelas terlihat senang.

Nora tidak mengatakan banyak, dia mempersingkat, "Andri, kami berada di bawah jembatan JiaHua Bridge, ingat dibawah tiang batu kedua."

Seusai berkata, Nora sepertinya sangatlah panik dan segera mengakhiri panggilan telepon.

Andri awalnya masih ingin bertanya sesuatu, namun teleponnya sudah berbunyi du, du, du.

"Nora...." Andri memanggilnya, dia melirik kesekeliling, barulah dia sadar bahwa telepon sudah dimatikan.

Dia hanya bisa menyimpan teleponnya dan melirik kesana kemari, dia sama sekali tidak tahu dimana lokasi JiaHua Bridge, karena dia tidak familiar dengan kota D.

Karena tidak berdaya, dia hanya bisa meminta bantuan kepada taksi, setelah memberhentikan taksi, dia berkata dengan panik kepada supir, "Cepat ke JiaHua Bridge."

Mendengar nama JiaHua Bridge, supir langsung mengatakan, "Tuan, jam segini JiaHua Bridge sangatlah macet, aku tidak bisa pergi, kamu naik angkutan umum saja."

Mendengar perkataannya, Andri langsung merasa tidak senang, namun sekali terpikiran kondisi sekarang yang spesial, jika dia membuat supirnya marah dan mendatangkan polisi maka masalah akan menjadi rumit.

Sekali terpikiran, Andri hanya bisa mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dan memberikannya kepada supir, dia berkata, "Tolonglah, aku sangat terburu-buru, istriku akan melahirkan sebentar algi, aku harus segera pulang sekarang."

Mendengar perkataannya, awalnya supir masih sedikit ragu-ragu, namun melihat uang ditangan Andri, dia tersentuh dan menagangukkan kepalanya, "Baiklah."

Dengan begitu, taksi membawa Andri menyeberangi jalanan di Kota D namun baru berjalan sebentar saja, mobil sudah melambat, karena dijalan menuju JiaHua Bridge, ada beragam mobil, mobil taksi berhenti, dan berkata, "Maaf, jalan ini selalu macet jam segini, aku juga tidak punya cara lain, jika kamu terburu-buru maka turunlah dari sini dan berlarilah melewati jalanan ini, tidak lama kemudian kamu akan tiba di JiaHua hospital."

Andri berbohong, supir mengira bahwa istri Andri akan melahirkan di JiaHua Hospital.

Andri lalu bertanya dengan serius, "Apakah JiaHua hospital berada disekitar JiaHua Bridge?"

Supir menganggukkan kepalanya, "Iya."

"Baik, terima kasih." seusai berterima kasih, Andri turun dari mobil dan berlari kearah yang dikatakan oleh supir.

Setelah berlari sekitar 10 menit, dengan nafas terengah-engah, Andri seolah melihat JiaHua Bridge yang dimaksud, kemacetan di jembatan sana sangatlah parah, dia berlari lalu berhenti dan berpikir perkataan Nora, "Dibawah tiang batu kedua."

Namun tidak ada cara lain untuk pergi ke tiang batu kedua dibawah jembatan, dia hanya bisa berenang untuk meraihnya, sedangkan jarak tiang kedua dengan pinggir kali berjarak sekitar 50 meter.

dengan susah payah Andri tiba di pinggir kali, dia melihat kesana kemari, namun tidak menemukan perahu sama sekali, sepertinya hanya bisa berenang.

dia bergegas membuka pakaiannya dan meletakkan telepon serta uang beberapa juta rupiah diadalam bajunya dan mencari sebuah tempat untuk menyimpannya, barulah dia melompat kedalam kali dan berenang dengan cepat ke tiang kedua.

Untung saja Kota D tidak begitu dingin, jika tidak Andri pasti akan mati kedinginan.

Dia berenang sejenak lalu setelah tiba di tiang kedua, dia tidak langsung naik keatasnya, melainkan melihat sesuatu disekitar sana.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu