My Charming Lady Boss - Bab 390 Gerakan Misterius

Erwin yang duduk didalam mobil tidak memberhentikan Andri, karena tidak ada gunanya jika dia bertanya terus sedangkan Andri tidak bersedia mengatakannya, namun dia tidak berharap Andri terlibat diantaranya, dan seperti katanya, mereka akan bertemu ditempat gelap yang lain, ini yang tidak ingin dilihatnya, sedangkan Diana lebih tidak menginginkan hal seperti itu terjadi.

Ketika Andri berjalan kearah Yuni, Erwin tiba-tiba membuka pintu mobil dan berteriak kepada Andri, "Andri! pertimbangkanlah dengan perkataan yang aku katakan kepadamu malam ini."

Mendengar perkataannya, Andri berhenti namun tidak berbalik badan, selanjutnya dia lanjut berjalan kearah tempat Yuni, melihat Yuni yang bersandar pohon, Andri berkata, "Apakah kakimu masih sakit?"

Yuni menjawabnya, "Sudah mendingan."

Andri bergegas berjongkok didepan Yuni, dia berkata, "Sudah tidak pagi lagi, ayo kita pulang!"

"Baik." Yuni kembali naik keatas punggung Andri.

Ketika Andri mengendong Yuni dan akan berdiri, mobil yang berhenti disamping itu menyetir kearah Andri, dna berhenti dihadapannya, Erwin menurunkan kaca mobil, dan berkata kepada Andri lagi, "Andri, jika kamu punya waktu, pergilah untuk menjenguk ibu angkatmu, belakangan ini diterus bergumam tentangmu."

"Baik, aku akan pergi menjenguknya lain kali." jawab Andri.

"Aku pergi dulu, bye." Erwin tidak banyak berkata lagi, dia lalu pergi meninggalkan mereka.

Namun Andri yang mengendong Yuni tidak langsung pergi melainkan berdiri ditempat semula dan menatapi mobil Erwin menjauh hingga hilang, Andri masih tetap menatapinya seolah sedang memikirkan sesuatu.

Yuni yang berada diatas punggung Andri tidak mengerti apa yang terjadi dengan Andri, dia bertanya, "Andri, ada apa denganmu?"

Barulah Andri sadar dan berkata, "Tidak apa-apa, ayo kita pulang!"

Seusai berkata, Andri mengendong Yuni menuju ke Komunitas Xin Hua lagi.

Saat ini sudah sangat malam sekali, seluruh komunitas Xin Hua sunyi, Andri mengendong Yuni kembali ke rumah yang disewa oleh mereka, hingga diletakkan diatas sofa, barulah Yuni berkata, "Andri, ada apa polisi tadi mencarimu?"

Andri juga duduk diatas sofa, dia menjawab, "Meneliti petunjuk."

Yuni melihat tampang Andri yang penuh dengan pikiran lain, dia menebak, "Apakah berhubungan dengan kasus di kota D itu?"

Andri tidak berbohong, dia menganggukkan kepalanya, "Iya."

Sekali mendengarkannya, Yuni menjadi khawatir, "Andri, apakah kalian akan kenapa-kenapa?"

Pertanyaan ini menyentuh hati Andri, dia sendiri juga tidak tahu tapi sekali terpikiran dengan foto yang diberikan oleh Erwin kepadanya, orang itu jelas adalah Rico, jika polisi berhasil menyelidikinya, maka akan bermasalah, tapi mereka sudah kembali ke Nanjing beberapa hari, Nora masih belum menemukan Rico."

Kemanakah perginya Rico, sampai sekarang dia juga tidak kembali ke Nanjing, hidup atau mati saja juga tidak tahu.

Sekali berpikiran hingga begini, Andri kembali bingung, mengenai pertanyaan Yuni, dia hanya menjawab, "Seharusnya tidak apa-apa."

Ketika Yuni sedang memikirkan sesuatu, tiba-tiba Andri mengalihkan topik pembicaraan, tatapannya berada pada kaki kanan Yuni, "Apakah kakimu masih sakit? Aku pijit untukmu dulu."

Seusai berkata, Andri langsung mengangkat kaki Yuni dan memijitnya, kaki Yuni seolah membaik, benar-benar lebih berguna daripada obat.

Tapi didalam hati Yuni masih saja sangatlah panik, bagaimana jika Andri tiba-tiba tertangkap polisi, apa yang harus dia lakukan? dia tidak bisa membantu sama sekali, sedangkan Andri dengan susah payah baru bisa kembali ke sisinya, dia tidak ingin kehilangannya begitu saja.

Disaat ini, Yuni tiba-tiba memeluk Andri, dia berkata dengan tidak tenang, "Andri, aku sedikit takut!"

"Apa yang kamu takuti?" Andri sedikit bingung.

"Takut kehilanganmu!" Yuni semakin memeluk Andri dengan erat.

Andri menasehatinya, "Tenanglah! aku tidak akan kenapa-kenapa."

"Kalau begitu berjanjilah padaku, harus selalu menemaniku disisiku." Yuni tidak bisa membayangkan Adegan Andri menghilang dari hadapannya, semakin dipikirkan, dia semakin takut, terutama setelah ada polisi yang mencarinya hari ini.

Andri lalu berjanji kepadanya, "Baik, aku berjanji kepadamu untuk selalu menemanimu disampingmu."

Ketika memeluk Yuni, didalam hati Andri juga memikirkan Nora, dia ingin menelepon Nora dan memberitahunya bahwa Erwin mencarinya hari ini, sekalian memberitahunya bahwa polisi sudah mulai mengincar mereka, jika salah bertingkah, mungkin masalah akan semakin rumit.

Setelah itu, Andri berbisik disamping telinga Yuni, "Yuni, aku harus menelepon Nora."

Yuni tidak menolaknya dan berkata, "Baik."

Andri baru mengeluarkan telepon dan menelepon Nora, setelah panggilan terhubung, Andri pergi ke balkon diluar ruang tamu, karena dia tidak ingin hal ini membawa Yuni, dan menimbulkan masalah bagi Yuni.

Telepon terhubung, Nora sepertinya sudah kembali kerumah sakit.

"Halo! Andri!"

"Nora, bagaimana dengan kondisi ibuku?" Andri tidak langsung ke topiknya.

"Kondisi ibu angkat sudah stabil, dia sudah tertidur." jawab Nora

Mendengar perkataannya, Andri lega, namun sekali terpikiran dengan polisi Nanjing dan orang dari Tuan Ketiga, dia sedikit khawatir, karena ibunya tidak boleh emosi sekarang, jika hal ini diketahui oleh ibunya, maka akan berakibat fatal, orangtuanya menghilang dari pengawasan pihak kepolisian, mereka pasti akan mengincarnya lagi.

Nora yang disisi lain telepon melihat Andri tidak berkata apa-apa, dia lalu berkata, "Ada apa Andri? apakah kamu punya sesuatu?"

Andri lalu mengatakannya, "Hari ini ada polisi yang datang mencariku."

Mendengar kata polisi, Nora juga terkejut, dia bertanya, "Polisi dari mana?"

Andri menjawabnya dengan jujur, "Nanjing."

"Apa yang dikatakannya?" tanya Nora dengan panik.

Andri bertanya, "Nora, ketika kamu mengumpulkan orang-orang, itu telah mengejutkan pihak kepolisian, mereka mengira kamu mempunyai rencana khusus, mereka takut kamu melakukan kasus besar."

Mendengar perkataannya Nora baru seolah sadar dan berkata, "Belakangan ini aku terus merasa ada yang membuntutiku ,awalnya aku mengira adalah orang dari Tuan Ketiga, ternyata adalah polisi."

Andri mengingatkan, "Nora, berhati-hatilah! polisi Nanjing pasti akan terus mencari keberadaanmu, jika kamu terincar maka akan rumit masalahnya."

"Aku mengerti, tenang saja! Aku akan berhati-hati." Nora seolah sudah nmempersiapkannya dari awal.

Andri tidak banyak berkata didalam telepon, untung saja ini adalah telepon Anwar, jika tidak polisi pasti sudah meretasnya dan mendengarnya, tapi ketika Andri mengakhiri panggilan, dan berdiri diatas balkon, Dia menatapi kejalanan dan melihat ada sebuah mobil yang berhenti disana, jaraknya sedikit jauh, namun sudah malam begini, bagaimana mungkin ada mobil asing yang tiba-tiba muncul disini, Andri punya sebuah kebiasaan yaitu setiap kali berdiri dibalkon, dia akan melihat mobil yang berhenti dijalanan, dia sudah hapal dengan mobil yang biasa disana, hari ini tiba-tiba muncul mobil baru membuatnya mulai curiga.

Melihat ini, Dia bergegas meninggalkan balkon, setelah kembali ke ruang tamu, dia bergegas bekata kepada Yuni, "Yuni, aku akan pulang dulu."

Melihat tampang panik dari Andri, Yuni bertanya, "Apa yang terjadi Andri?"

"Tidak apa-apa, aku hanya pulang untuk mengambil barang saja." Seusai berkata, Andri bergegas pulang.

Dia mencari barang dirumah dan sesaat kemudian dia akhirnya menemukan teropong dan mengambilnya ke rumah Yuni, dia melihat Andri mengambil teropong dan tidak tahu apa yang ingin dilakukan Andri.

Andri juga tidak langsung mengatakannya kepada Yuni, dia langsung pergi ke balkon dan mengamati jalanan menggunakan teropong, dia menyadari didalam mobil itu duduk dua orang, dan sepertinya mereka sedang merokok.

Sekali melihat ini, Andri bergegas melihat kearah jalanan yang lain, dia menyadari bahwa dari kiri dan kanan jalanan muncul dua mobil baru dan didalam mobil juga ada orang, dan mobil yang berada disebelah kiri itu ada seseorang yang tengah mengamati gedung Andri menggunakan teropong, untung saja dibalkon sedikit gelap dan dia bersembunyi dipojokan barulah orang itu tidak menyadarinya.

Melihat adegan ini, Andri mengerti bahwa dirinya diincar oleh pihak kepolisian, orang didalam kedua mobil ini pasti diatur oleh Erwin, mereka sedang mengawasi dirinya.

Sekali terpikiran begini, Andri mulai takut, mulai hari ini, mau menelepon saja dia juga harus hati-hati, jika diretas, maka masalah akan menjadi serius.

Disaat ini, Yuni yang berada di ruang tamu berjalan kearah balkon, Andri melihatnya dan bergegas kembali, dia bertanya, "Andri, apa yang terjadi?"

Andri meletakkan teropongnya dan menutup jendela ruang tamu, dia kembali kesamping Yuni, "Kita diawasi oleh polisi."

"Huh?" Yuni terlihat kaget.

Seusai itu, Yuni bertanya dengan takut, "Apa yang harus dilakukan?"

Andri berpikir sejenak, "Mereka ingin menemukan Nora lewat aku."

Meskipun Yuni tidak begitu mengetahui NOra, namun lewat perbincangan meraka, Yuni bisa merasakan sesuatu, dia tahu juga identitas Nora tidaklah biasa, tapi dia juga tahu bahwa jika bukan karena NOra, mungkin semua sudah tidak terkendali.

Dan saat ini Andri malah ingin menghubungi Nora dan memberitahunya keadaan disini, namun polisi sudah mengawasi komunitas Xin Hua, dia lagi berpikir mengenai cara yang cocok untuk menghubungi Nora, tadi ketika menelepon Nora, apakah telepon itu sudah diretas atau belum, jika sudah, maka dia harus segera menghubungi Nora, jika tidak Nora pasti akan berbahaya.

Namun didalam otak Andri muncul sebuah masalah yang serius lainnya, dia bergegas berjalan kehadapan Yuni dan menutup mulut Yuni secara paksa, gerakan misteriusnya ini membuat Yuni sangatlah bingung.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu