My Charming Lady Boss - Bab 559 Berpacu dengan waktu

Suara tembakan yang tiba-tiba terdengar juga langsung mengejutkan beberapa tentara negara H yang berjaga di lantai bawah. Mereka bersama-sama mengeluarkan senjata mereka dan dengan cepat melancarkan tembakan yang gila-gilaan ke lantai tempat Andri Chen berada.

"Dor Dor Dor ..." Suara tembakan yang sangat nyaring terdengar, Andri Chen memeluk kepalanya sambil tiarap.

Setelah hujan peluru yang gila-gilaan berlangsung dalam beberapa saat berhenti, dari koridor di lantai delapan kembali terdengar suara langkah kaki. Suara langkah kaki yang pelan itu adalah milik tentara musuh yang mencoba untuk melakukan penyerangan. Tapi begitu kepala dua tentara itu muncul dihadapannya, Andri Chen menarik pelatuknya lagi.

“Dor Dor Dor!” tembakan kembali dilepaskan, kedua tentara itu juga berguling dari tangga ke lantai tujuh. Tentara yang tersisa tidak berani menyerang, karena itu adalah satu-satunya jalan masuk ke lantai delapan.

Tapi, tidak lama kemudian, Andri Chen kembali mendengar suara dari koridor, sepertinya ada orang yang ingin diam-diam menyerangnya, dia menahan napas dan mengenggam AK47 di tangannya, saat dia bersiap untuk menembak, Andri Chen saat kaget ketika melihat seseorang melemparkan tiga granat ke tempat dia berada, karena ketakutan dia segera menghindar, dan melompat ke laboratorium yang ada di sebelahnya.

Tak lama ledakan keras terdengar dari koridor lantai delapan dan membuat lubang yang besar di lantai koridor. Dan di saat granat itu meledak bangunan ini juga ikut bergetar.

Kepala Andri Chen juga penuh dengan debu. Dia mengibaskan rambutnya dan debu debu berterbangan. Tetapi saat ini dia tidak terlalu mempedulikannya, karena dia tahu setelah musuh melemparkan granat kearahnya, mereka akan menggunakan kesempatan itu untuk menyerang balik, jadi dia bergegas menggenggam AK47 dan menerjang kedepan.

Ternyata benar, beberapa tentara muncul di koridor lantai delapan. Ketika mereka melihat Andri Chen, mereka menarik pelatuk dan peluru-peluru mengenai dinding di sebelah wajah Andri Chen, dan meninggalkan lubang pada dinding. Serangan ini juga mengakibatkan debu-debu berterbangan dan membuat Andri Chen tidak berani menunjukkan dirinya.

Di bawah perlindungan beberapa tentara, beberapa tentara yang lainnya bergegas menerjang ke lantai delapan.

Mendengar suara langkah kaki itu Andri Chen langsung panik, dia tidak punya ide lain selain melemparkan botol kaca ke koridor. Suara yang terdengar membuat beberapa tentara yang tiarap di koridor mengira itu adalah granat. Para tentara sibuk menghindar, tetapi ketika mereka menyadari bahwa itu adalah botol kaca, Andri Chen langsung melompat keluar, dan menembaki beberapa tentara itu.

"Dor Dor Dor ..." satu magazen langsung dikosongkan, lima atau enam tentara berguling menuruni tangga satu per satu.

Tapi pada saat ini pistol Andri Chen sudah kehabisan peluru. Dia langsung membuang pistol di tangannya dan kembali ke laboratorium. Melihat Rose yang masih sibuk merakit bom, dia bertanya kepadanya, "Masih perlu berapa lama lagi?"

Rose menjawab tanpa menoleh, "Bertahan sebentar lagi, akan segera selesai."

“Baik.” Andri Chen tidak mengatakan apa-apa lagi, dia mengambil AK47 milik Rose dan berlari menuju koridor lantai delapan.

Saat ini, koridor di lantai delapan tiba-tiba menjadi sunyi. Selain bau mesiu, tidak ada pergerakan sama sekali. Tidak tahu apa yang dilakukan tentara yang berada di lantai bawah.

Mendengar keheningan ini, Andri Chen malah menjadi bertanya tanya dengan cemas, karena semakin tenang situasinya maka akan semakin berbahaya. Dia sedikit tidak mengerti dengan apa yang mereka rencanakan. Dalam hati dia berpikir bagaimana jika para bajingan ini memasang bom dibawah, bukankah mereka akan diledakkan hidup-hidup. Tapi setelah Andri Chen mengamati untuk beberapa saat, dia tidak melihat ada orang yang pergi meninggalkan gedung ini.

Melihat keadaan ini, Andri Chen sedikit bingung, dalam hati dia berpikir apa yang sedang direncanakan pihak musuh.

Dia menunggu dengan sabar selama beberapa saat, tapi masih tidak ada pergerakan di koridor. Ketika dia bersiap turun kebawah untuk memeriksa situasi, dan saat dia berjalan dengan waspada di koridor lantai delapan, tiba-tiba dia mendengar sesuatu. Suara ini bukan berasal dari bawah, tapi dari atap yang berada di atas. Bangunan ini memiliki delapan lantai, para tentara itu berada di atap.

Mendengar suara ini, Andri Chen mengerutkan dahinya, perasaannya tidak enak, dia mendengar ada orang di atap, anehnya, bagaimana bisa ada orang di atap?

Saat ini, dia juga menahan napas. Saat dia hendak memeriksa, dia melihat ada tangan yang menjulur keluar ke tempat dia berada, dan di tangan itu ada sebuah granat yang sudah di aktifkan. Tangan itu langsung melemparkan granat ke kaki Andri Chen.

Tiba-tiba, wajah Andri Chen memucat karena ketakutan. Saat ini, dia tidak berpikir panjang dan dengan cepat mengambil granat itu lalu melemparkan granat itu langsung ke atap.

Dalam waktu kurang dari satu detik, suara ledakan terdengar, ledakan itu terjadi di atap, dan berikutnya juga terdengar suara teriakan seorang tentara.

Setelah granat meledak, Andri Chen pergi atap dan melihat seorang tentara yang sedang berbaring di atap sambil menjerit karena kakinya telah diledakkan dengan granat yang berada di tangannya tadi, tentara yang satunya lagi langsung terbunuh oleh ledakan.

"Aa! Aa!"

Ketika Andri Chen mendengar teriakan itu, dia menembak tentara yang berteriak itu tanpa ragu-ragu.

Tentara itu langsung meninggal. Andri Chen mengambil senjata mereka dan berpatroli di atap. Tidak tahu bagaimana mereka naik ke atas atap. Setelah mencari-cari sebentar, dia menemukan sebuah tali di sisi atap yang satunya, kedua tentara ini pasti naik ke atap dengan menggunakan tali ini.

Andri Chen melihat ke arah tali lalu dia menemukan dua orang pria yang sedang memanjati tali sampai ke lantai 6. Kelihatannya mereka akan segera sampai ke atap. Andri langsung menembak tali itu dengan pistol di tangannya.

“Dor!” suara tembakan terdengar, peluru itu langsung membuat tali terputus, dan menyebabkan dua pria sudah memanjat sampai ke lantai enam langsung jatuh dari lantai enam.

"Aa! Aa!" Kedua pria itu berteriak, ketika mereka jatuh ke tanah, suara teriakan itu tidak terdengar lagi, hanya ada genangan darah yang mengalir di samping tubuh mereka.

Andri Chen yang sedang tiarap di atap, menembaki beberapa tentara yang bersiap untuk naik keatas, dia berhasil menembak dua orang, tentara yang lainnya berpencar dan bersembunyi.

Andri Chen kembali menangkis serangan lawan. Setelah selesai memeriksa atap, dia segera berlari menuju laboratorium di lantai delapan dan kembali ke koridor di lantai delapan. Tetapi saat ini, tidak ada pergerakan dari para tentara yang berada di lantai bawah. Mungkin setelah mengalami dua kali serangan balik yang mematikan, mereka berencana menggunakan cara lain.

Saat ini, Andri Chen melihat arlojinya dan bertanya, "Rose, masih butuh berapa lama lagi?"

Rose memberikan jawaban pasti: "Masih perlu tiga menit lagi."

Pada tiga menit terakhir, Andri Chen juga sudah mempersiapkan pertahanan terakhir. Dia tidak ingin hal yang tidak diinginkan terjadi dalam tiga menit terakhir, dan dia lebih tidak ingin para tentara yang berada di lantai bawah mengacaukan rencana mereka.

Satu menit berlalu, Andri Chen yang tiarap di lantai delapan tiba-tiba mendengar sesuatu. Dia mendengarkan dengan seksama, sepertinya suara itu berasal dari suara roda tank yang bergerak.

Dia mendongak sedikit untuk melihat ke arah datangnya suara, sepintas dia langsung melihat tank yang menuju kemari.

Saat dia melihat tank itu, kulit kepala Andri Chen langsung mati rasa. Dia tahu dia tidak bisa bertahan lagi. Dia segera berlari ke laboratorium dan berkata dengan panik kepada Rose: "Rose, ada tank!"

Saat ini Rose tidak mempedulikan apa pun. Sambil sibuk dengan bom yang sedang dirakitnya, dia berkata, "Aku masih perlu dua menit lagi. Kamu harus memikirkan cara untuk mengalihkan tank itu pergi."

Hal ini sangat menyulitkan Andri Chen, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Demi bom super yang ada di tangan Rose, dia hanya bisa terpaksa mengiyakan, "Baik."

Selesai berbicara, dia berjalan keluar dari laboratorium sambil mengenggam pistol. Tadi tank itu sudah sampai di lantai bawah laboraturiun dan sedang menyesuaikan posisi untuk menembak. Andri Chen melihat moncong tank yang berputar, begitu dia melihatnya dia langsung tahu tank itu berencana menembakkan proyektil ke lantai delapan. .

Saat ini, bahkan jika Andri Chen merupakan dinding tembaga atau dinding besi, dia juga tidak bisa menghentikan serangan ini.

“Boom!” Tank langsung menembakkan proyektil.

Andri Chen berbalik dan bergegas berlari menuju laboratorium, dia berteriak kepada Rose yang sedang sibuk merakit bom: "Hati-hati!"

Dia bergegas mengahampirinya, dan disaat proyektil itu tiba dia langsung menarik Rose untuk tiarap.

”Dhuar” suara ledakan yang keras terdengar, proyektil itu meledak di laboratorium, dan menimbulkan lubang besar di laboratorium.

Untung saja, Andri Chen dan Rose, bersembunyi di pojokan dan tidak terluka. Karena pada saat ledakan itu terjadi, lemari laboratorium yang berisi obat-obatan membantu mereka menghadang serangan itu.

Dengan cepat, Andri Chen berdiri dari samping lemari, dia menepuk-nepuk debu dari tubuhnya, lalu dia bertanya kepada Rose yang berada di sampingnya, "Rose, kamu tidak apa-apa kan?"

Rose juga menepuk nepuk debu dari tubuhnya, setelah terbatuk dua kali, dia menjawab, "Aku baik-baik saja."

Andri Chen melihat ke luar jendela dan bergegas berkata, "Rose, kita harus pergi dari sini jika tidak kita akan mati karena diledakkan."

Rose mencari peralatan tadi, dan berkata, "Beri aku waktu satu menit, bomnya akan segera selesai."

Bagi orang biasa satu menit sangatlah singkat, tetapi bagi Andri Chen yang berada dalam situasi saat ini satu menit sangatlah panjang, bertempur melawan tank, dalam satu menit Andri Chen bisa mati berkali-kali .

"Baik, aku akan memberimu waktu satu menit, setelah selesai, kita bertemu di bawah." seusai berujar, Andri Chen langsung berlari keluar dari laboratorium dengan membawa pistol.

Dia berdiri di lantai delapan, sambil melambaikan senjata di tangannya, lalu dia berteriak dalam bahasa negara H kepada para tentara yang berada di bawah: "Jangan tembak, kami menyerah!"

Ketika tentara yang berada bawah mendengar ucapannya, mereka juga menghentikan tank untuk melakukan penembakan, jika mereka bisa menangkapnya hidup-hidup, mereka bisa dikatakan berjasa besar.

Oleh karena itu seorang tentara yang berada di lantai bawah berteriak kepada Andri Chen: "Kamu lempar dulu pistol yang ada di tanganmu kebawah."

Andri Chen tidak bodoh. Pistol yang berisi peluru dia letakkan dibawah kakinya. Pistol yang tidak berpeluru dia angkat di atas kepalanya. Setelah mendengar perkataan tentara musuh, dia ragu sejenak, lalu melemparkan pistol yang berada di tangannya ke bawah.

Saat ini, Andri Chen juga sedang menghitung mundur di dalam hati. Asalkan dia selesai menghitung sampai enam puluh, dia akan bertindak dan memberikan lebih banyak waktu kepada Rose.

Saat ini, Andri Chen kembali mendengar suara langkah kaki di koridor lantai tujuh, sepertinya ada orang yang datang.

Dalam beberapa detik, di koridor lantai delapan, dia melihat dua tentara bersenjata menjulurkan kepala mereka. Mereka membidik Andri Chen,sambil berjalan dengan waspada.

Andri Chen mengangkat kedua tangannya, tetapi mulutnya masih menghitung mundur dengan pelan. Saat ini dia sudah menghitung sampai tiga puluh, tiga puluh detik lagi, tugasnya akan selesai.

Andri Chen melihat kedua tentara yang berada didepannya hampir mendekatinya. Ketika hidup dan matinya dipertaruhkan, Andri Chen tiba-tiba membungkuk, dan mengambil AK47 yang berada di lantai dan menembaki dua tentara itu.

"Dor Dor Dor ..." setelah kedua tentara itu tertembak, mereka berguling menuruni tangga.

Tank yang berada di bawah juga sudah mendengar suara yang pelan itu. Mereka langsung menyadari sesuatu dan segera memerintahkan orang yang berada di dalam tank untuk melanjutkan menembak.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu