My Charming Lady Boss - Bab 252 Pertemuan

Andri Chen baru tersadar dan menjawab: “Oh”.

Rossa Du melihat Andri Chen yang seperti itu, dia mengetahui ada yang tidak beres, baru saja dia ingin menanyakan penyebabnya, tetapi Andri Chen mengangkat telepon itu.

“Hallo! Sisca”.

“Andri, terjadi sesuatu”. Sisca Mi yang ada di ujung telepon berbicara dengan kebinggungan.

Mendegar kata-kata ini, hal yang di khawatirkan oleh Andri Chen sungguh terjadi, karena dia tahu, sejak Sisca Mi kehilangan pistolnya, semuanya ini sudah di rencanakan, tetapi sampai saat ini, siapa pelakunya masih tidak diketahui, orang yang paling di curigai adalah Nora Shen, tetapi Andri Chen tidak memiliki bukti, dan juga tidak ada sedikitpun informasi dari paman Lu.

Andri Chen teringat akan pistol yang tertinggal di toko perhiasan tersebut, lalu langsung bertanya: “Sisca, pistol yang di temukan di toko perhiasan itu apakah punyamu?”

Sisca menjawab: “Betul”.

Andri Chen masih ingin bertanya, tetapi Sisca Mi langsung memotong perkataannya, dengan nada yang memohon dia berkata: “Andri, mungkin ini adalah terakhir kalinya aku meneleponmu, sudah ada orang yang menungguku di luar kantor, aku memohon padamu untuk mencari siapa dalang dari semua ini”.

Andri Chen bukan orang bodoh, perkataan Sisca ini sangat jelas, dan juga dia pun tahu sekarang keadaan Sisca Mi, dia menjawab : “Aku mengerti”.

Setelah itu, Sisca Mi langsung menutup teleponnya, Andri Chen mendegar suara “tut tut”, tetapi Andri Chen tidak menutup teleponnya, dia masih memasang teleponnya di telinga.

Rossa Du yang berdiri di ruang makan melihat Andri Chen, lalu segera menghampirinya, dan bertanya: “Andri, ada apa denganmu?”

Andri Chen baru tersadar, dia menatap Rossa Du, lalu dia meletakan ponselnya di atas meja, dan menjawab dengan jujur: “Terjadi sesuatu dengan Sisca”.

Mendengar hal ini, Rossa Du mengerutkan alis, dan bertanya: “Apa yang terjadi?”

Akhirnya Andri Chen menceritakan semua yang tadi di siarkan di televisi, setelah Rossa Du mendengarnya, dia menjadi sangat terkejut, dengan penasaran bertanya: “Mengapa pistol Sisca bisa muncul di toko perhiasan tersebut?”

Andri Chen menganalisa: “Para perampok tersebut menggunakan pistol tersebut untuk menembak seorang satpam, jelas sekali hal ini untuk mencelakakan Sisca”.

Mendengar hal ini, Rossa Du menjadi khawatir, dan bertanya: “apakah Sisca akan menghadapi masalah besar?”

Membicarakan hal ini, Andri Chen menghela napas dan berkata: “ada kemungkinan Sisca selanjutnya tidak akan bisa menjadi polisi lagi, dan juga bisa saja dia harus masuk penjara!”

“Masuk penjara?” Dengan tatapan tidak percaya Rossa Du menatap Andri Chen.

Andri Chen menganggukan kepala: “betul!”

“Mengapa bisa begini?” Rossa Du tidak mengerti.

Tetapi Andri Chen tahu, bila polisi kehilangan pistolnya dan menyebabkan seseorang kehilangan nyawa, hal ini tidak sederhana, dan juga mereka tidak tahu siapa yang melakukan semua ini, Andri Chen merasa masalah ini semakin rumit, bila Sisca Mi masuk penjara, orang di belakang semua ini akan semakin semena-mena, sampai saat itu, Andri Chen pasti bisa terseret masuk juga, dia tambah sekarang Rossa Du sedang hamil, dia tidak ingin karena masalah ini Rossa Du ikut menjadi sasaran.

Andri Chen tidak dapat menjawab pertanyaan Rossa Du, sekarang seluruh pikirannya hanyalah bagaimana cara untuk menyelamatkan Sisca Mi, bila dia sampai masuk penjara, mungkin satu setengah tahun pun tidak akan keluar.

“Rossa!” Biarkan aku berpikir”. Dalam keadaan seperti ini Andri Chen membutuhkan ketenangan

“Em”. Rossa Du menjawab, lalu dia memutar tubuhnya pergi ke dapur.

Andri Chen yang awalnya duduk di sofa di ruang tamu, dia berjalan ke teras, karena dia tidak dapat menahan dirinya untuk merokok, dia langsung menghisap dua batang rokok di teras, tiba-tiba dia teringat paman Sisca Mi, masalah ini, hanya dia yang dapat membantu.

Teringat akan hal ini, Andri Chen segera menelepon Komandan Lu, tetapi ketika dia berjalan kembali ke ruang tamu, tiba-tiba ponselnya bordering, dia tiak tahu siapa yang meneleponnya, dia melihat layar poselnya, terlihat sebuah nomor yang tidak dia kenal.

Melihat nomor yang tidak dia kenal ini, Andri Chen menjadi bimbang beberapa saat, tidak berani mengangkat telepon tersebut.

Rossa Du yang berada di dapur berjalan keluar, melihat Andri Chen yang seperti itu, dengan curiga dia bertanya: “Andri, mengapa kamu tidak mengangkat telepon?”

Tidak dapat berbuat apa-apa, akhirnya Andri Chen mengangkat telepon tersebut: “Hallo!”

Ketika dia berkata hallo, Andri Chen mendengar sebuah suara yang dia kenal: “Andri! Apakah kamu ada waktu? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu”.

Mendengar perkataan ini, dia tahu ini adalah suara Diana Lu, dengan rasa hormat Andri Chen menjawab : “Ibu, aku ada waktu”.

“Baik kalau begitu, stengah jam lagi, kita bertemu di Café D’Coral”. Setelah menyebutkan nama sebuah tempat, Diana Lu segera menutup telepon.

Andri Chen tahu Sisca Mi mendapatkan masalah, yang paling khawatir pasti adalah Diana Lu, hati wanita itu pasti hancur karena masalah Sisca Mi, hari pernikahan sudah dekat, ternyata muncul masalah seperti ini.

Andri Chen menutup telepon, lalu segera berkata kepada Rossa Du yang berada di sana: “Rossa, aku harus pergi keluar”.

Rossa Du berkata: “Andri, makan dulu, setelah itu baru pergi?”

Andri Chen menjawab: “Setelah kembali aku akan makan”.

Mendegar perkataan Andri Chen, Rossa Du tidak menahannya lagi, karena dia tahu, kali ini Andri Chen pergi keluar pasti berhubungan dengan masalah Sisca Mi, siapa suruh Sisca Mi adalah temannya, demi teman, Andri Chen dapat mengorbankan dirinya, ini adalah salah satu alasan Rossa Du menyukai Andri Chen.

“Baiklah! Kamu hati-hati!” Rossa Du dengan khawatir berpesan.

“Aku tahu”. Andri Chen menjawab, ketika berjalan ke pintu keluar, tiba-tiba dia menajdi khawatir, setelah menerima pelajaran dari Tommy Sun, Andri Chen tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak baik kepada Rossa Du, di tambah lagi saat ini keadaan sedang tidak baik, bila sesuatu terjadi terhadap Rossa Du, hati Andri Chen akan semakin tidak tenang.

Setelah berpikir, akhirnya dengan lembut dia berkata kepada Rossa Du: “Rossa, kamu ikut denganku! Aku tidak tenang meninggalkanmu sendirian di rumah”.

Rossa Du mengerti kegelisahan yang dirasakan oleh Andri Chen, setelah melihat meja yang penuh dengan makanan, Rossa Du berkata: “Andri, kamu tunggu aku sebentar, aku beres-beres dahulu”.

Andri Chen mengangkat tangannya melihat jam, dari komunitas perumahan Xin Hu menuju Café D’Coral, cukup dengan waktu setengah jam, lalu dia segera mengikuti Rossa Du dan berkata: “Aku bantu kamu berberes!”

Kedua orang tersebut berberes sebentar, lalu segera meninggalkan rumah, mereka memanggil taksi yang lewat di daerah komunitas perumahan Xin Hua, langsung menuju Café D’Coral.

Di atas Taxi, Andri Chen berpikir banyak, hari ini dia membawa Rossa Du, di pun ingin menceritakan kepada Diana Lu hubungannya dengan Sisca Mi, dirinya tidak ingin terus berbohong, karena Diana Lu adalah seorang ibu yang baik.

Karena Andri Chen pernah pergi sekali ke Café D’Coral, sehingga dia sudah hafal perjalanan ke sana, ketika tiba di Café D’Coral, Andri Chen berdiri di hall café tersebut, dia langsung melihat Diana Lu duduk di meja nomor delapan, Diana Lu tidak tahu kalau Andri Chen sudah tiba.

Andri Chen membawa Rossa Du berjalan ke sana, ketika bertemu dengan Diana Lu, Andri Chen mengubah cara panggilnya: “Bibi apa kabar!”

Mendengar suara Andri Chen, Diana Lu segera meletakan cangkir kopinya, mendengar Andri Chen memanggilnya sepeti itu, dia merasa aneh, ketika melihat Rossa Du menggandeng Andri Chen di hadapannya, Diana Lu semakin merasa aneh.

“Andri, ini adalah?”

Andri Chen melihat wajah Diana Lu yang berubah, dia tetap memperkenalkan: “Bibi, ini adalah kekasihku, namanya Rossa Du”.

Selesai memperkenalkan, Rossa Du dengan sopan menyapa: “Bibi, Apa kabar!”

Mendengar kalimat kekasih, Diana Lu menjadi binggung, dengan dahi yang dikerutkan dia berkata : “Kekasih?”

Andri Chen segera menjelaskan: “Bibi, ada sesuatu yang aku dan Sisca sembunyikan darimu, aku dan Sisca bukanlah pasangan kekasih, kami adalah teman akrab, tetapi Sisca belum ingin menikah, sehingga memintaku untuk menyamar menjadi kekasihnya…..”

Ketika berbicara sampai sini, Andri Chen tidak dapat melanjutkan lagi, karena wajah Diana Lu berubah menjadi sangat muram, dia terduduk di sana, harapannya berubah menjadi bulir-bulir debu.

Melihat hal ini, Andri Chen segera meminta maaf: “Bibi, maaf, kami bukan sengaja ingin membohongimu, tetapi……”

Andri Chen sungguh tidak menyangka Diana Lu akan menangis, dengan sedih dia berkata: “Anak ini, sungguh membuatku kesal, pada saat kuliah, aku sudah melarangnya menjadi polisi, tetapi anak ini tidak mau mendengarkanku, sekarang, dia sudah menangakap begitu banyak penjahat, sampai akhirnya sekarang dia tertangkap, bahkan dia mencari seorang kekasih untuk membohongiku……”

Mendegar tangisan Diana Lu, Andri Chen menjadi tidak tega, dia segera meminta maaf: “Bibi, maafkan kami, aku bukan sengaja ingin membohongimu, hanya saja…….”

Andri Chen tidak tahu harus bagaimana menjelaskan, tetapi hari ini dia mengerti, mengapa Diana Lu tidak menyetujui Sisca Mi menajdi polisi, ternyata dia sudah mengetahui hari ini akan tiba.

Rossa Du pun ikut menasehati Diana Lu, dan memberinya tisu.

Diana Lu saat ini sudah tidak memperdulikan apapun, dia menagis di sana, karena terlalu banyak kesulitan yang dia hadapi di keluarga ini, sekarang putrinya mengahdapi masalah, sebagai kepala polisi dia justuru tidak dapat membantu, dirinya merasa sangat sedih.

Setelah beberapa saat, Diana Lu akhirnya berhenti menangis, dia menghapus air matanya, dan berkata kepada Andri Chen: “Andri, aku jujur padamu, aku sungguh berharap kamu dapat menjadi menantu keluarga Mi, bibimu ini sudah hidup cukup lama, tidak pernah melakukan hal yang memalukan seperti hari ini”.

Selesai berbicara, Diana Lu menatap Rossa Du, lalu segera menjelaskan: “Nona, perkataan bibi tadi tidak ada maksud lain, aku hanya…..”

Rossa Du langsung memotong dan tersenyum berkata: “Bibi, aku mengerti, aku senang banyak orang yang menyukai Andri Chen!”

Andri Chen yang berada di sana terpikirkan sebuah cara, lalu dia berkata: “Bibi, bila kamu bersedia, sejak hari ini, aku akan menjadi anakmu, kamu menjadi ibu angkatku”.

Mendengar perkataan ini, wajah Diana Lu yang muram menjadi tersenyum, dia mengerti, Andri Chen tidak dapat menjadi menantunya, tetapi dia bisa menjadi anaknya, Diana Lu merasa bahagia, dan berkata: “Andri, kata-katamu ini membuatku merasa, tidak sia-sia menyayangimu!”

Tidak tahu mengapa, dari tubuh Diana Lu terdapat bayangan ibunya, tetapi sampai hari ini, dia tidak dapat ingat bagaimana wajah ibunya.

Diana Lu menghapus airmatanya, teringat masalah yang sedang mereka hadapi, lalu dia berkata kepada Andri Chen: “Andri, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu!”

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu