My Charming Lady Boss - Bab 421 Mimpi Buruk

Futari Tsu mendengar suara Andri Chen, namun dia tidak yakin, “Paman?” panggilnya.

“Ini aku.” Jawab Andri Chen.

Ketika Futari Tsu mendengarnya, dia berjalan kearah suara itu dengan perlahan. Dia menyalakan senternya dan mengarahkannya ke Andri Chen. Futari Tsu mengerutkan dahinya. Pria itu tampak lusuh dan berbau tidak sedap. Bagaimana mungkin itu paman?

Futari Tsu mengambil langkah mundur. Dia merasa takut.

Andri Chen langsung berkata, “Ini aku. Jangan takut.”

Andri Chen mengulurkan tangannya. Dia menarik rambut Futari Tsu kebelakang. Pipi gadis itu tampak kotor. Futari Tsu masih juga mengarahkan lampu senternya kearah Andri Chen. Dia mendapati pria kumal itu adalah pamannya. Namun, mengapa pamannya berubah menjadi seperti ini?

Futari Tsu bertanya-tanya. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi apda Andri Chen.

Futari Tsu melangkah mendekatinya. Walaupun bau, namun pria ini adalah pamannya.

Beberapa tahun lalu, ketika dia masih seorang siswa, dia pernah menyukai Andri Chen.

Futari Tsu menyembunyikan perasaanya rapat-rapat jauh di lubuk hatinya. Dia terkejut ketika mendapati penampilan Andri Chen yang lusuh, juga tanpa alas kaki. Dia lalu bertanya, “Paman, apa yang terjadi? Mengapa Paman terlihat seperti ini?”

Andri Chen tahu butuh waktu yang lama untuk menjelaskannya. Dia lalu menghela nafas, “Ceritanya panjang.”

Ketika Futari Tsu hendak bertanya lagi, Andri Chen mengubah topik pembicaraan mereka, “Apa kamu membawa uangnya?”

Futari Tsu mengangguk, “Tentu. Uangnya ada di mobil.”

Andri Chen memberi kode pada gadis itu, “Kakiku mati rasa karena dingin. Bantu aku berjalan.”

Futari Tsu mengulurkan tangannya. Andri Chen tampak lusuh saat itu, namun Futari Tsu masih saja memapahnya ke mobilnya yang bersih. Mereka pun masuk ke dalam mobil. Futari Tsu menutup pintu mobilnya lalu memberikan uang yang dibawanya ke Andri Chen, “Paman, aku belum sempat ke bank. Aku hanya punya sejumlah ini saja saat ini. Aku akan mengambil lebih banyak lagi nanti di bank.”

Andri Chen mengamati tumpukan uang itu. Dia memperkirakan jumlahnya sekitar 50.000 Yuan. Uang itu cukup untuknya saat ini.

Andri Chen berkata, “Ini sudah cukup.”

“Paman, apa yang terjadi? Mengapa Paman seperti ini?” tanya Futari Tsu.

Andri Chen yang sedang mengaitkan resleting tasnya behenti ketika mendengar pertanyaan itu. Dia lalu menceritakan apa yang terjadid.

Setengah jam kemudian, Andri Chen selesai menceritakan segalanya. Futari Tsu terkejut. dia tidak menyangka banyak hal terjadi di Nanjing akhir-akhir ini. Dia juga mendengar Andri Chen mengatakan kalau Nora Shen sudah mati, Direktur Lin diculik, dan perusahaannya kini sudah lenyap. Satu malam saja, Andri Chen tampak kembali ke dirinya yang dulu. Ketika tiba di Nanjing, kecuali jam tangan yang dia kenakan, dia tidak memiliki apa-apa lagi.”

Futari Tsu tahu Andri Chen sedang dalam posisi yang berbahaya. Jika Andri Chen tinggal lebih lama lagi di Nanjing, itu hanya akan membahayakan hidupnya. Dia tahu siapa Nora Shen. Jika terjadi sesuatu, tidak akan mudah baginya untuk bertahan.

Futari Tsu lalu berkata, “Paman, ikutlah ke Kota Qu Yang bersamaku.”

Andri Chen tidak ingin membahayakan Futari Tsu. Dia tahu Futari Tsu memiliki karir yang bagus saat ini. Jika bisnis Futari Tsu hancur karenanya, dia akan merasa sangat bersalah. Andri Chen bahkan tidak tahu dimana dia harus tidur malam ini, “Tidak. Mereka menculik Yuni. Aku harus menyelamatkannya.”

“Paman, bagaimana kamu akan menyelamatkannya?” timpal Futari Tsu.

Andri Chen lalu sadar kalau dia sendiri hampir mati kelaparan. Dia tidak tahu apa yang harus dia lewati untuk menyelamatkan Yuni Lin. Dia bahkan tidak tahu kabar orang tuanya. Saat ini, anak buah Tuan Ketiga ada di setiap ujung kota Nanjing. Jika dia menampakkan diri, dia bisa langusng dihabisi.

Ketika musuh yang kita hadapi kuat dan posisi kita lemah, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah melarikan diri.

Andri Chen diam. Futari Tsu sibuk membujuknya, “Paman, ikutlah ke Kota Qu Yang bersamaku. Ketika kita sampai di Kota Qu Yang, kita akan memikirkan sebuah cara. Jika tidak bisa, kita bisa memanggil polisi.”

Andri Chen tahu tidak ada gunanya menelepon polisi. Dia sendiri terlibat di pembantaian Huai Jiang. Jika hal ini terungkap, bisa merepotkan. Dia mungkin bisa dijebloskan ke penjara.

“Kita tidak bisa memanggil polisi.” ujar Andri Chen.

“Mengapa?” Futari Tsu terkejut.

Andri Chen tahu dia tidak boleh memberitahu Futari Tsu terlalu banyak fakta, “Aku aka memberitahumu nanti.” ujarnya singkat.

Andri Chen melihat ke luar jendela mobil. Dia bahkan tidak memiliki jam tangannya lagi sekarang. Namun, dia bisa merasakan malam sudah larut. Futari Tsu mengemudi dari Kota Qu Yang ke Nanjing. Jika manajernya sampai tahu, dia pasti akan dimarahi habis—habisan. Andri Chen masih ingat apa yang terjadi di Kota S. Futari Tsu memintanya menemaninya belanja tanpa ijin dari manajernya. Lalu, terjadi masalah besar setelah itu.

Andri Chen langsung mendesak Futari Tsu, “Malam sudah larut. Pulanglah!”

Andri Chen langsung keluar dari mobil, “Paman! Paman tinggal dimana malam ini?” teriak Futari Tsu.

Andri Chen juga tidak tahu dimana. Tidak mungkin baginya untuk menginap di hotel. Ada anak buah Tuan Ketiga di setiap tempat di Nanjing.

Andri Chen tidak kunjung menjawab. Futari Tsu tahu dia tidak memiliki tempat untuk bermalam. Dia juga tidak mungkin tinggal di Perumahan Xin Hua. Tempat itu terlalu berbahaya.

Futari Tsu tidak kunjung menyerah untuk membujuknya, “Paman, ikutlah ke Kota Qu Yang denganku! Ketika lukamu sudah sembuh, kamu bisa langsung pergii untuk menyelamatkan Kakak Lin. Jika Paman tinggal di Kota Qu Yang, mereka akan menemukanmu dan tidak aka nada yang bisa menyelamatkanmu!”

Ucapan Futari Tsu masuk akal juga. Jika terjadi sesuatu padanya, tidak aka nada yang bisa menyelamatkannya.

Andri Chen kembali ke dalam mobil, “Kamu benar juga.”

Futari Tsu menghembuskan nafas lega. Susah baginya meyakinkan Andri Chen.

Futari Tsu lalu mengemudikan mobilnya ke pelosok Nanjing dan menambah kecepatannya di jalan tol menuju Kota Qu Yang.

Malam itu, tidak banyak mobil melaju di jalan tol. Andri Chen duduk di kursi belakang sambil melepas rambut palsu dan bajunya yang lusuh. Dia hidup menjadi pengemis dua hari ini. susah baginya untuk bertahan hidup seperti itu. Dia bertanya-tanya bagaimana pengemis bisa bertahan hidup selama sepuluh tahun lebih.

Ketika Andri Chen melepas bajunya, Futari Tsu mencuri pandang dari kaca mobil, “Paman, bagaimana Paman mendapatkan baju itu?”

“Aku meminjamnya dari seorang pengemis. Aku hampir pingsan ketika aku mengenakannya. Tapi, aku tidak memiliki cara lain, aku harus menyamar. Setelah dua hari menjadi pengemis, aku hampir mati. Jika aku tidak meneleponmu, mungkin aku sudah mati kelaparan di tepi jalan kota Nanjing.”

Saat itu juga, Futari Tsu mengakui kalau Andri Chen adalah aktor yang piawai. Dia bahkan berhasil menyamar sebagai seorang pengemis. Dia tidak tahu bagaimana Andri Chen bertahan dengan baju sebau itu. Jika dia harus bertukar posisi dengan Andri Chen, mau dibayar sebanyak apapun, dia tidak akan mau mengenakan baju itu.

Mobil Futari Tsu melaju dengan cepat. Andri Chen sudah melepas semua bajunya kecuali celana pendeknya. Namun, baunya masih saja melekat di badannya. Dia ingin mandi lalu tidur nyenyak. Dua hal itu adalah keinginan terbesarnya saat ini.

Jam lima pagi itu, merekak tiba di Kota Qu Yang. Futari Tsu mengajaknya ke hotel tempatnya tinggal. Dia lalu menyuruhnya mandi air hangat. Futari Tsu sudah menyiapkan baju bersih untuknya. Di dalam kamar mandi, Andri Chen membersihkan badannya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Setelah mandi 40 menit pun, baunya belum sepenuhnya hilang.

Jam enam pagi, Andri Chen merebahkan diri di ranjang. Dia ingin tidur nyenyak.

Pagi itu, Futari Tsu tidak tidur sama sekali. Dia langsung berangkat ke lokasi shooting.

Andri Chen tidak mempedulikan apapun ketika dia memejamkan matanya. Dia bermimpi. Dia bermimpi dia mengenakan baju lusuh itu lagi. Dia tidur di tepi jalan. beberapa orang bahkan melempar roti bekas gigitan anjing untuknya. Beberapa oarng juga bahkan ingin membunuhnya.

Ketika pisau itu hendak menusuknya, Andri Chen terbangun dari mimpinya.

Dia langsung duduk. Nafasnya memburu. Dahinya penuh dengan keringat dingin. Dia lalu menatap dirinya sendiri. Baju lusuh dari mimpi itu telah hilang. Dia tidur telanjang dada. Badannya juga wangi.

Ketika Andri Chen sudah lebih tenang, dia turun dari ranjang dan mengamati ruangan itu. Jendela kamar amsih tertutup rapat. Dia tidak tahu pukul berapa sekarang. Dia juga tidak tahu apakah Futari Tsu sudah pulang atau belum. Ketika dia hendak ke kamar mandi, seseorang mengetuk pintu kamar hotel.

Andri Chen merasa sedikit canggung.

Namun, ketukan itu semakin keras. Andri Chen tidak tahu siapa yang mengetuk pintunya. Dia lalu melangkah tanpa alas kaki kearah pintu.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu