My Charming Lady Boss - Bab 186 Romance Bar (2)

"Aku tahu, cepatlah pergi!" Rossa Du melambai ke arah Andri Chen, dan melihat Andri Chen membuka pintu mobil dan duduk di kursi yang terletak di samping kursi pengemudi.

Sangat cepat, mobil Jetta yang berada di bawah kendali Rico Wang, segera memutar balik dan meninggalkan gang Komunitas Perumahan Xin Hua.

Rossa Du masih berdiri di tempat sambil melambaikan tangannya ke mobil yang berangsur-angsur mulai menjauhinya, ketika mobil itu sudah menghilang, dia yang memakai sepatu hak tinggi bergegas ke depan gang dan menghentikan sebuah taksi, langsung menuju ke Restoran Yakeshi yang terletak di Daerah Poly.

Di saat ini, Rico Wang yang sedang mengemudi menoleh ke arah Andri Chen dan berkata: "Abang Andri, aku telah mengerahkan seluruh kemampuanku Abang Taopa baru menyetujui untuk bertemu denganmu."

Andri Chen mengatakannya dengan penuh syukur: "Rico, terima kasih sudah membantuku."

Rico Wang tersenyum dan berkata: "Abang Andri, kamu tidak perlu begitu sungkan kepadaku, jangan lupa kalau kita berdua adalah saudara."

Andri Chen sungguh bersyukur dia bisa mempunyai saudara sebaik Rico Wang, saat dia di Nanjing ia juga telah banyak membantunya mengatasi masalah.

Setelah mengemudi selama beberapa saat, Rico Wang tiba-tiba berbicara: “Abang Andri, urusan ini sepertinya sulit untuk diatasi, kalau malam ini tidak bisa mencapai kesepakatan, aku menyarankan sebaiknya kamu jangan ikut campur dengan hubungan dendam yang terjadi antara Kakak Mi dan Abang Taopa lagi.”

Andri Chen menyalakan sebatang rokok di mobil, menghirupnya, dan menghembuskan asapnya, menoleh ke arah Rico Wang berkata: “Jika tidak bisa mencapai kata sepakat, aku juga tidak mungkin tidak mempedulikan Sisca Mi, dia adalah temanku, dan sudah memberikanku bantuan yang cukup banyak, aku tidak ingin dia terlibat masalah.”

Rico Wang terus menasehatinya: “Abang Andri, masalah ini bukan hal yang bisa kita atasi, selain itu Kakak Mi adalah seorang polisi, aku percaya Kakak pasti memiliki kemampuan untuk menangani urusan ini dengan baik.”

Andri Chen kembali menghirup rokoknya dengan kuat, mengingatkannya: “Rico, kamu jangan lupa bahwa Sisca hanyalah seorang wanita, aku tidak peduli Taopa sehebat apa, tetapi jika dia berani mengganggu Sisca Mi, aku tidak akan mengampuninya.”

Rico Wang berkata dengan cemas: “Abang Andri, kamu tidak tahu kemampuan Abang Taopa, hanya satu telepon darinya, dia bisa menyuruh ratusan orang datang untuk mengepungmu, kita tidak akan bisa menang melawannya.”

Andri Chen menghirup rokoknya yang terakhir kali, kemudian menggunakan jarinya untuk membuang puntung rokok keluar dari jendela mobil, menoleh dan berkata: "Masih ada ratusan senjata api di kantor polisi!"

Mendengar perkataannya, Rico Wang menjadi tak berdaya, dia tahu bahwa dirinya tidak akan mampu membujuk Andri Chen, dia memiliki perangai yang buruk ketika masih kecil, sekarang wataknya menjadi lebih buruk, ia tahu masalah ini pasti akan menjadi berantakan, mungkin saja akan berhadapan dengan Abang Taopa, dia juga sedang memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

Andri Chen melihat Rico Wang sedang gelisah, mengulurkan tangannya dan menepuk pundaknya dengan lembut, berkata: "Rico, tidak apa-apa, paman Sisca adalah kepala polisi dari Kantor Cabang Kepolisian Poly, kalau Taopa benar-benar berani memukul Sisca, aku percaya pamannya pasti tidak akan tinggal diam."

Rico Wang sadar kembali, berkata: "Abang Andri, kamu tidak mengerti siapa Taopa itu."

Setelah mengatakannya, mobil Rico Wang pun berhenti, dia menoleh dan berkata: "Abang Andri, kita sudah sampai."

Andri Chen mengikuti pandangan Rico Wang dan menoleh, mobil mereka berhenti tepat di seberang Romance Bar.

Keduanya keluar dari mobil, Rico Wang mengeluarkan telepon genggamnya dan melihat, berkata: "Pukul 19:55, untung saja kita tidak terlambat, ayo kita masuk."

Setelah itu, Andri Chen mengikuti Rico Wang menyeberangi jalanan, langsung menuju ke Romance Bar yang terletak di seberang jalan.

Lampu neon yang dipajang di pintu Bar terus berkelip, membuat tulisan Romance Bar terlihat berwarna-warni.

Di depan pintu Bar berdiri dua orang wanita yang sedang merokok, mengenakan pakaian yang super seksi, ketika mereka mengenali Rico Wang, dengan inisiatif sendiri menyapanya dengan manja: "Abang Rico, siapa pria tampan yang berada di belakangmu ini? Bolehkah adik berkenalan dengannya?"

Rico Wang segera meresponnya: "Aku akan memperkenalkannya untukmu suatu hari nanti, aku memiliki urusan malam ini."

"Abang Rico, jangan sampai lupa ya!" Wanita itu menghirup rokok khusus wanita miliknya, dan tertawa manja.

Andri Chen hanya melirik kedua wanita yang mengenakan rok pendek itu sebentar, keduanya menunjukkan senyum yang menawan kepada Andri Chen pada saat bersamaan, melambaikan tangan mereka, dan menyapanya: "Hai!"

Andri Chen tidak berbicara, hanya tersenyum sedikit kepada dua wanita itu, kemudian mendorong pintu kaca Bar, dan tiba-tiba mengeluarkan suara dentingan bel angin, seketika dia merasa suara ini sangat familiar, seperti pernah mendengarnya di suatu tempat dulu.

Dia berdiri di pintu Bar dan tertegun sejenak, berusaha untuk mengingatnya.

Rico Wang menoleh ke arahnya, melihat Andri Chen masih berdiri di tempat yang sama, dengan ragu ia bertanya: "Abang Andri, kamu kenapa?"

Andri Chen berpikir sebentar, dan sadar kembali, berkata: "Tidak ada apa-apa."

Setelah itu, Andri Chen pun mengikuti Rico Wang memasuki Bar ini, pada saat ini di dalam Bar penuh dengan orang-orang, pria-pria dan wanita-wanita yang berada di lantai dansa bergoyang mengikuti alunan musik yang mengasyikkan.

Kedua orang itu baru saja berjalan sampai ke meja bar, ketika bartender melihat Rico Wang, dia memanggilnya dengan hormat: " Abang Rico."

Rico Wang melihat ke lantai dansa, kemudian berbalik dan bertanya: "Bill, Abang Taopa ada di mana?"

Bill yang mewarnai rambutnya menjadi berwarna kuning pun menjawab: "Abang Rico, Abang Taopa masih belum tiba, namun sudah membuat reservasi, di ruangan delapan, kalian tunggu saja dia di ruangan itu! Kemungkinan dia akan tiba sebentar lagi."

Setelah mengatakannya, Bill melihat jam tangannya, waktu menunjukkan hanya tersisa tiga menit sebelum pukul delapan.

Akhirnya, Andri Chen mengikuti Rico Wang berjalan melewati lantai dansa, dan langsung menuju ke ruangan delapan.

Duduk dan menunggu di dalam ruangan selama lima menit, masih tidak terlihat wajah Taopa, Andri Chen melihat jam tangannya, bertanya: "Rico, mengapa dia masih belum......"

Ucapan Andri Chen masih belum selesai, pintu ruangan delapan sudah didorong oleh seseorang.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu