My Charming Lady Boss - Bab 114 Meminjam Kamar Mandi (1)

Sisca melihat Andri yang kebingungan, langsung menggantikannya untuk berbicara: “Pa! Andri sudah sibuk seharian, biarkan dia istirahat! Ketika makan, jangan membicarakan pekerjaan.”

Begitu Sisca berbicara, barulah Victor Mi sadar, menuangkan bir dan meminta maaf pada Andri: “Andri, minumlah, Paman memang seperti ini, kamu jangan masukan dalam hati.”

Andri menjawab dengan senyuman, memegang gelas bir dan bersulang dengan Victor Mi, lalu menengadah dan meminumnya.

Setelah meminum beberapa gelas bir, Victor Mi pun mengalihkan pembicaraan pada Sisca dan berkata: “Andri! Pamanmu ini adalah orang yang realistis, menikahi Bibimu selama 20 tahun, hanya memiliki seorang putri, hanya satu dari Paman, semoga kalian berdua nantinya bisa melewati hari-hari dengan baik, Sisca sama liarnya dengan anak pria, semoga kau bisa memakluminya, jangan menganggapnya serius.”

Mendengar curhatan Victor Mi, Andri tersentuh. Ia merespon kata-kata itu, mengasihani hati Ayah iBu di dunia.

Andri bersulang dengan Victor Mi, dengan keseriusan di wajahnya ia berkata: “Terima kasih, tenanglah! Aku akan merawat SIsca dengan baik.”

Mendengar ini, Victor Mi pun tersenyum: “Andri, ucapanmu ini, membuat Paman lega.”

“Mari, Paman, kita minum.” Andri mengajaknya bersulang, lalu meminumnya.

Victor Mi tidak berhenti, ia meminum birnya hingga tidak tersisa setetes pun.

Keduanya meminum dua gelas, tiba-tiba Victor Mi bertanya dengan penasaran, “Andri, apa yang Ayah Ibumu kerjakan?”

Andri menjawab tanpa keraguan: “Paman, Ayah Ibuku adalah orang desa, di desa melakukan panen dan ternak.”

Selesai mendengar, Victor Mi justru tidak meremehkannya, ia berkata dengan salut: “Ayah Ibumu bisa mendidik seorang dokter, sungguh tidak disangka, Ayah Ibumu benar-benar tidak mudah.”

Andri tidak menjawab, ia hanya mengangguk, tiba-tiba hatinya merasa bersalah, karena yang ia bohongi di hadapannya adalah seorang Ayah yang baik.

Ia terpaku sejenak, Victor Mi lagi-lagi menuangkan bir: “Andri, aku bersulang untukmu.”

Keduanya bersulang, lalu meminumnya dengan senang.

Keduanya minum selama beberapa jam penuh, berbicara banyak, semakin mengobrol semakin dalam.

Saat itu juga, Sisca dan Cyntia Lu sudah di dalam kamar menata ranjang, Cyntia Lu memiringkan kepalanya dan menatap sejenak Andri dan Victor Mi yang ada di meja bir, berbisik pada Sisca: “Sisca, aku bisa melihatnya, Ayahmu sangat menyukai Andri.”

“Benarkah?” Sisca tidak merasa begitu dan bertanya.

Cyntia Lu mengamati lalu berkata: “Aku menikah dengan Ayahmu selama ini, sangat jarang melihatnya minum bir begitu lama, mereka mengobrol dengan bahagia.”

MEndengar ini, Sisca memiringkan kepalanya dan melihat ke arah ruang makan, juga menyadari Ayahnya sendiri sangat menyukai Andri.

Bertahun-tahun, ia tidak pernah melihat Ayahnya sebahagia ini, seperti bertemu dengan belahan jiwanya.

Satu jam berlalu lagi, Victor Mi minum terlalu banyak, tersenyum mabuk dan berbicara pada Andri: “Andri! Hari ini Paman minum bir dengan sangat bahagia, tidak disangka kemampuan minummu begitu hebat, mari, kita minum lagi.”

KEduanya bersulang, Cyntia Lu berjalan menghampiri dan berkata: “Kepala tua, kamu jangan mengajak Andri minum terlalu banyak, besok ia masih harus bekerja!”

Andri malah menjawab: “Bibi, tidak apa-apa.”

Setelah meminum gelas terakhir, Victor Mi pun berdiri, berkata dengan mabuk: “Andri! Hari ini kita sampai di sini dulu! Waktunya sudah tidak pagi, besok kamu masih harus kerja, malam ini menginaplah di rumah, besok suruh SIsca mengantarmu bekerja, lagipula akhir-akhir ini ia cuti.”

Begitu mendengar menginap di rumah Sisca, Andri langsung berdiri dan berkata: “Paman, Bibi, tidak usah repot-repot, aku masih harus pulang menyiapkan bahan, besok harus digunakan untuk bekerja!”

“Begitukah!” Victor Mi terbata-bata.

Saat itu juga, Sisca keluar dari kamar tidur dan buru-buru berkata: “Pa, masih ada pekerjaan Andri yang harus dikerjakan.”

Setelah mendengarnya, Victor Mi pun berkata pada Andri: “Kalau begitu Paman tidak menahanmu.”

Sambil berbicara, ia menoleh dan memerintahkan Sisca: “Sisca, kamu menyetirlah antarkan Andri pulang!”

“Baiklah, Pa.” Sisca menjawab.

Baru saja Andri bersiap mengikuti Sisca untuk pergi, tiba-tiba Victor Mi di belakangnya memanggil: “Andri!”

Andri menoleh, Victor Mi meneruskan kata-katanya: “Kamu hubungi Ayah Ibumu, kapan kita bertemu untuk makan, sekalian mendiskusikan hari pernikahan kalian.”

Mendengar ini, hati Andri berdegup kencang, merasa terlalu mendalami drama ini, jangan sampai mereka menganggap serius.

Sisca langsung menyelak: “Pa, masalah ini kita bicarakan nanti, waktu sudah malam, aku antar Andri pulang terlebih dahulu.”

Andri berjalan sampai pagar rumah, menoleh dengan sopan dan melambaikan tangan pada Cyntia Lu dan Victor Mi: “Paman, Ayi sampai bertemu lagi!”

Selesai berbicara, Cyntia Lu menjawab dengan ramah: “Andri, berhati-hatilah di jalan!”

Victor Mi mengantarkan Andri sampai depan rumah, menyuruh Sisca: “Sisca, mengemudilah dengan hati-hati!”

“Pa, baiklah.” Jawab Sisca.

Baru saja Andri dan Sisca meninggalkan rumah, ketika berjalan sampai di depan pintu lift, FUtari berlari keluar, berjalan ke sisi Sisca dan berkata: “Kak, aku juga ingin pulang.”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu