My Charming Lady Boss - Bab 518 Sangat Mengerikan

"Stt! Stt! Stt!" Sebuah drone menembaki Rose tanpa ampun.

Pada saat ini, peluru juga ikut beterbangan di antara kaki Rose. Jika langkahnya melambah sedikit, peluru-peluru itu pasti akan langsung mengenai tubuhnya, jika itu terjadi, entah berapa darah yang bisa tersisa di dalam tubuhnya. Rose juga tidak berani membayangkannya, ia juga tahu, drone buatan Season ini adalah yang terbaik di seluruh dunia. Drone ini bukan drone biasa, melainkan juga merupakan pengawal yang memiliki tingkatan keakuratan tembakan yang tinggi. Seorang prajurit khusus pun bisa terkalahkan oleh drone ini. Suatu hari pernah dilakukan sebuah percobaan, dibawah kendali Season, drone ini berhasil mengalahkan lima orang. Kelima orang itu tidak berdaya sama sekali untuk mengalahkan drone ini.

Kemana pun Rose berlari, drone itu terus mengikuti dan menembakinya.

Rose akan pergi ke tepi atap mal, Rose sama sekali tidak berhenti. Dia menggertakkan giginya dan mengerahkan seluruh tenaganya. Kedua kakinya melangkah keluar dari tepi atap mal.

Dalam seketika, tubuh Rose mengambang di udara. Beberapa detik kemudian, terdengar suara "Braagg". Tubuh Rose ini menabrak jendela dan berhasil masuk ke gedung di sebelah mal ini. Tubuhnya beberapa kali berguling dengan cepat. Kemudian, ia langsung memanjat dan terus melarikan diri. Rose tahu, drone itu melacak targetnya dengan cepat.

Adegan yang mendebarkan ini membuat Andri Chen panik dan tertegun tidak tahu harus berbuat apa. Andri Chen tidak tahu bagaimana keadaan Rose di sana sekarang. Andri Chen melirik drone yang melayang-layang di atas atap gedung. Andri Chen langsung bertekad untuk membuka selang pemadam kebakaran saat drone itu sedang mengganti mode ke peluncuran roket bom. Air yang kuat pun meluncur ke arah drone itu.

Tanpa ragu, Andri Chen mengarahkan air itu langsung ke drone yang melayang di atas atap itu.

Tiba-tiba, drone itu terpental oleh air yang disemprotkan Andri Chen. Karena kekuatan penyemprotan air terlalu besar, hingga membuat drone itu langsung jatuh sampai terdengar suara "Brakk!"Dengan suara terjatuh itu, sepertinya drone itu sudah jatuh ke jalanan.

Melihat ini, Andri Chen segera mematikan selang pemadam itu, ia berjalan cepat ke tepi atap dan melihat ke bawah. Drone itu jatuh di jalan. Mal itu tenang lagi, dan tembakannya tidak terdengar lagi. Suara sirene memenuhi langit malam Kota Nanjing.

Andri Chen melirik ke arah bawah mal. Dia melihat banyak mayat bertebaran. Mal ini berubah menjadi medan perang baru.

Andri Chen duduk di atap, dia menghela nafas lega. Ketika ia hendak mencari Rose, sebuah kejadian yang mengejutkan pun terjadi.

Drone yang jatuh di jalan tiba-tiba bergerak, ia mendengar suara "zet zet zet". Andri Chen tidak tahu suara ini berasal dari mana. Begitu melihatnya dengan teliti, ia sangat terkejut begitu melihat drone itu sedang bertransformasi.

Andri Chen sangat terkejut melihat ini. Dia tidak tahu kapan Season meningkatkan kemampuan drone ini hingga bisa berubah menjadi bentuk lain.

Andri Chen tertegun. Setelah melihat ke atap sejenak, ia baru menyadari drone itu berubah menjadi robot berukuran anak berusia enam tahun. Semprotan air tadi sepertinya sama sekali tidak merusak drone itu sama sekali.

Pada saat ini, robot itu sedang pergi ke arah pintu mal seperti sedang mencari sesuatu. Andri Chen melihatnya sejenak. Kemudian, setelah beberapa saat, Andri Chen baru sadar, robot itu mengambil senjata dari mayat-mayat itu. Robot itu mengumpulkan senjata-senjata itu seperti orang yang belum makan lama lalu menemukan banyak makanan.

Melihat ini, Andri Chen tahu masalah baru akan datang. Drone ini ditingkatkan menjadi robot. Bahan yang digunakannya adalah baja khusus. Tidak akan tembus jika ditembak dengan peluru biasa. Kecepatan robot itu sangat cepat, hanya saja tidak tahu berapa banyak bahan bakar yang disuntikan ke robot itu.

Pada saat ini, setelah robot selesai mengumpulkan senjata, ia terus mencari target yang sudah ditentukan.

Tetapi pada saat ini, beberapa kendaraan polisi telah tiba di pintu masuk mal dengan pasukan khusus, dan langsung mengepung tempat kejadian. Mereka berencana untuk menghancurkan robot itu.

Namun, ketika polisi bersenjata dan polisi khusus turun dari bus, mereka terpana melihat pemandangan di depan mereka, sebuah robot kecil berdiri di pintu mal, memegang dua senjata polisi di tangannya, dan beberapa set peluru menempel di tubuhnya. Seolah tubuhnya memancarkan magnet.

Semua orang tertegun, tidak tahu harus bagaimana.

Untuk sesaat, suasana di pintu mal menjadi sangat menegangkan. Di hadapan robot yang memegang senjata, petugas polisi tidak tahu apakah mereka harus menembaknya atau tidak.

Ketika komandan utama tidak tahu situasinya seperti apa, robot itu memindai mereka dengan lingkaran merah. Robot itu memegang dua pistol, kemudian menembaki orang-orang di sekitarnya dengan liar.

"Pow! Pow! Pow!" Kedua pistol itu ditembakkan bersamaan, dan kotak peluru itu terbang terus menerus. Peluru-peluru itu menembak satu demi satu polisi, hampir semuanya terkena tembakan ini.

Setelah 16 peluru ditembakkan, 15 polisi bersenjata jatuh ke genangan darah. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk melawan.

Adegan ini mengejutkan komandan tim. Dia bersembunyi di belakang kendaraan off-road dan berteriak, "Tembak!"

"Stt! Stt! Duarr duaarr! Woosh! Woosh!" Semua jenis senjata ditembakkan bersama-sama. Tidak terhitung peluru yang mengenai robot itu, tapi tak satupun berhasil menembus tubuhnya. Hanya terdengar suara "Teng teng teng." Dan peluru yang mengenainya pun kembali terpental.

Begitu polisi selesai menembaknya, para polisi sangat terkejut begitu melihat robot itu masih utuh.

Beberapa polisi langsung ketakutan tidak berani menembaknya lagi, mereka langsung bersembunyi di belakang mobil.

Setelah melihat kejadiannya sudah sampai di tahap ini, Andri Chen segera berdiri di atas atap mal dan berteriak ke arah para polisi di lantai bawah, "Cepat bubar! Ayo cepat bubar!"

Suara Andri Chen tiba-tiba terdengar dari atas atap sana. Sisca Mi yang berada di kerumunan polisi itu langsung mengetahui itu adalah suara Andri Chen. Sisca Mi juga merasa target robot ini adalah Andri Chen.

"Ayo cepat!"Andri Chen terus berteriak. Dia tahu bahwa jika polisi tidak mau mundur, mereka semua pasti akan mati di sini.

Banyak orang sudah tewas di pintu mal ini. Andri Chen tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini. Season dan Peony menjadi musuh mereka dalam waktu sekejap. Andri Chen tahu, harapannya untuk mengalahkan Raja Bunga semakin menipis, bahkan tidak ada harapan lagi. Salah satu buktinya adalah, Season bisa mengembangkan drone secanggih ini dalam waktu singkat.

Pada awalnya, kelemahan drone ini adalah air. Tapi tidak disangka, dalam waktu singkat, Season bisa meningkatkan kemampuan drone ini menjadi secanggih sekarang. Drone-nya memang tidak takut air, tapi masih ada satu kelemahan dari robot ini, yaitu saat sumber energinya sudah habis. Di tubuh robot ini sudah tidak ada peluru lagi, Andri Chen harus memikirkan cara untuk mengalahkan robot ini.

Dia juga tahu, masih banyak robot seperti ini di gudang milik Season. Masih banyak sekali, contohnya banyak barang yang terlihat seperti ponsel, tapi sebenarnya adalah sebuah robot. Robot itu bisa menyerupai semut, naik ke tempat-tempat khusus yang sulit didaki, kemampuan robot-robot ponsel itu bahkan bisa memasang bom ke tempat-tempat khusus.

Sisca Mi di lantai bawah mendengar suara Andri Chen lagi, dan dia tahu bahwa Andri Chen tidak akan membohonginya. Selain banyak kematian dan cedera yang dia bawa, dia hanya bisa kesal dan memerintah: "Ayo cepat bubar!"

Banyak polisi masih ingin tinggal dan membalaskan dendam rekan-rekan mereka. Usaha mereka ini sama saja seperti melempari batu dengan telur, benar sia-sia.

Oleh karena itu, Sisca Mi langsung memerintah mereka dengan paksa: "Cepat mundur!"

Setelah perintah dikeluarkan, petugas polisi yang tersisa mulai mundur.

Para polisi membubarkan diri, robot pun langsung mengganti targetnya. Misi robot ini adalah membunuh tiga pengkhianat itu.

Begitu Andri Chen hendak meninggalkan atap, tiba-tiba terdengar suara dari belakang tubuhnya.

"Kak Bee!"

Ketika mendengar suara ini, Andri Chen baru menyadari, suara ini berasal dari Laver. Dia berlari dengan terengah-engah dan bertanya: "Mana Kak Rose?"

Andri Chen menunjuk gedung kantor di seberangnya dan berkata: "Dia melompat ke sana tadi."

"Mana drone-nya?" Laver mengalihkan topik, kemudian bertanya lagi.

Andri Chen menunjuk ke arah robot di lantai bawah dan berkata, "Di bawah, sepertinya sedang mengumpulkan senjata."

"Apa?" Mengumpulkan senjata?" Laver sedikit tidak menyangka.

Laver terkejut dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh telunjuk Andri Chen. Laver melihat robot itu sedang memunguti senjata yang tergeletak. Dia bertanya dengan takjub: "Season membawa robot juga?"

Andri Chen menjelaskan: "Season sudah memodifikasi drone itu, robot ini berubah dari drone yang tadi."

Laver sangat terkejut mendengarnya. Waktu yang sesingkat ini, tidak disangka Season bisa berhasil menggabungkan drone dan robot ini.

Mau tidak mau dia harus mengakui, Season memang jenius dalam hal ini.

Laver merasa terancam, ia langsung memandang Andri Chen dan bertanya, "Kak Bee, sekarang kita harus bagaimana?"

Andri Chen juga benar-benar tidak menyangka, Season mengembangkan monster-monster aneh ini untuk menyerang mereka. Tapi dalam hatinya ia mengerti, sekuat apapun teknologinya, pasti memiki kelemahan. Karena sumber kekuatan robot itu ada di tangan Season, mereka hanya bisa mengendalikan semuanya melalui Season. Jika tidak, maka akan ada lebih banyak orang yang tewas jika terus seperti ini.

Andri Chen berpikir sejenak, kemudian membuat keputusan dan berkata: "Kamu lompat dari sini denganku."

"Baik." Laver tidak ragu sedikit pun, ia mengambil napas dalam-dalam, mengikuti Andri Chen ke arah ujung atap, kemudian meloncat.

Tak lama kemudian, kaki mereka menjuntai, kemudian terdengar lagi suara "Braakk" dua kali. Mereka berdua berhasil masuk, menerobos memecahkan kaca gedung itu. Mereka berdua berguling. Kemudian bergegas mencari Rose.

Langkah mereka belum jauh, mereka langsung mendengar teriakan Rose.

"Bee! Laver!"

Andri Chen menoleh, dengan sekilas ia langsung melihat Rose. Dia sedang merakit bom untuk meledakkan drone itu.

Melihat ini, Andri Chen langsung menghentikannya, "Rose, jangan meledakkannya dengan bom."

"Kenapa?" Tanpa sadar Rose menatap Andri Chen.

Andri Chen baru saja ingin menjelaskan, mereka langsung mendengar langkah kaki robot itu.

Andri Chen langsung terburu-buru berkata: "Kita pergi dulu saja cepat!"

Rose tidak punya pilihan selain menyingkirkan bom itu dan berkata, "Ikuti aku!"

Dipimpin oleh Rose, ketiganya segera turun dan langsung pergi ke area parkir bawah tanah. Mereka secara acak menaiki sebuah mobil dan meninggalkan gedung kantor itu tanpa suara.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu