My Charming Lady Boss - Bab 503 Dermaga Nomor Dua

Ekspressman menunjukkan paket yang di dalam tangannya dan berkata: “Disini ada paket punya kamu, tolong Anda tanda tangan sebentar.”

Andri Chen melihat paket di tangan ekspressman, tidak tau dalam paket adalah barang apa, berhenti sekejap, tetap menerima paket dari tangan ekspressman, dan menulis huruf Little Bee ini di atas paket.

Setelah Andri Chen selesai tanda tangan, ekspressman membalikkan badan langsung pergi.

Andri Chen sekali lagi mengarahkan pandangannya di paket ini, tidak tau Rose mengirimkan barang apa untuk dirinya.

Pada saat dia sedang berkomat-kamit, Yuni Lin yang di ruang tamu segera berjalan ke depan Andri Chen, melihat barang yang di dalam tangannya, bertanya dengan penasaran: “Ini barang apa?”

Andri Chen juga sangat ingin tau, mengelengkan kepala dengan bingung: “Tidak tau.”

Sebentar kemudian, setelah Andri Chen menutupi pintu kamar, berencana untuk membuka paket ini lihat-lihat, juga penasaran Rose telah mengirimkan barang apa untuknya.

Dia duduk di atas sofa ruang tamu, menaruhkan paketnya di atas meja kecil yang untuk hidangan teh, Yuni Lin mencari kemari satu gunting, paket selapis-lapis dibuka, ketika buka sampai yang terakhir, dia menyadari dengan terkejut, dalam paket ternyata satu setelan jas yang baru, melihat setelan jas ini, Andri Chen sedikit merasa heran, tidak tau kenapa Rose mengirim jas untuknya.

Pada saat Andri Chen sedang bengong, suara Yuni Lin tiba-tiba berbunyi di samping telinganya.

“Ini apa?”

Andri Chen mengikuti pandangan Yuni Lin melihat kesitu, tak disangka di bawah jas telah melihat satu kartupos, bagian depan kartupos adalah foto prewedding Andri Chen dan Rose, tidak tau kapan, dia sudah membuat foto prewedding di Kota Xuan Zhou ke kartupos atas, dia telah melihat sebentar dirinya di dalam foto, saat membalikkannya lagi, baru melihat sebaris tulisan disisi baliknya.

Tulisan sebaris ini telah menulis begini: “Suami yang tercinta, maafkan aku telah pergi tanpa pamit di pernikahan kita, aku tak tersangka polisi bisa menghancurkan pernikahan kita, aku juga tidak ingin tiba-tiba pergi di saat pernikahan, hanya aku juga terpaksa tidak punya pilihan, aku tau sekarang mengatakan hal-hal ini kepadamu, sedikit membuat orang tidak dapat mengerti, tapi setelah itu, dengan sendirinya kamu akan mengerti, jas ini aku melihat di mall, pertama kali melihatnya, aku langsung percaya, setelah kamu memakainya, pasti sangat ganteng, jadi membelikan untukmu, aku juga berharap kamu dapat memakainya dan datang menemui aku, aku menunggumu di dermaga Nanjing nomor dua, ingat jangan sampai memberitahukan polisi, kalau tidak mereka akan dalam bahaya nyawa, dan lagi kamu mesti datang, kalau tidak ingatan kamu selamanya tidak dapat pulih kembali, aku masih ada hal lebih penting mau beritahukan kamu.”

Selesai melihat kartupos ini, Andri Chen tak tersangka Rose langsung memanggil dirinya suami.

Apalagi Yuni Lin melihat huruf suami yang di atas kartupos, perasaan dalam hatinya sangat amat tidak enak, dan lagi masih melihat foto preweddingnya Andri Chen dan Meggy Qu perempuan ini, perasaan dalam hatinya lebih tidak enak lagi.

Pada saat Yuni Lin cemburu, Andri Chen berpikir sebentar, lalu segera bertanya: “Yuni, dermaga nomor dua dimana?”

Yuni Lin merespon kembali, mencegahnya: “Andri, kamu tidak boleh pergi.”

Andri Chen tau dirinya harus pergi, kalau tidak pergi, takutnya pengingatan diri sendiri benar-benar tidak dapat pulih kembali.

Jadi, dia bersikeras mengatakannya: “Aku harus pergi.”

“Tapi… …” Yuni Lin tau Andri Chen ingin segera memulihkan pengingatannya, tapi jika dia pergi dari Komunitas Perumahan Xin Hua, akan kehilangan perlindungannya Siska Mi dan Nora Shen mereka.

Andri Chen memutuskan pembicaraannya: “Kamu tenang saja! Rose dia tidak akan menyakiti aku, asalkan ingatan aku memulih kembali, aku akan segera kembali mencarimu.”

Selesai mengatakan perkataan ini, Andri Chen berjalan ke arah pintu kamar dengan sembrono.

Yuni Lin ingin mencegah Andri Chen, tapi sudah tidak sempat, ketika dia mengejar keluar pintu, Andri Chen sudah turun ke bawah, dia hanya dapat di koridor berteriak keras kepadanya: “Andri!”

Tapi, Andri Chen tidak menjawab, dia dengan cepat meninggalkan koridor, berjalan ke arah Komunitas Perumahan Xin Hua.

Saat ini, Siska Mi yang mengamati di lantai atas telah melihat adegan ini, segera turun ke bawah.

Nora Shen yang di seberang tidak tau siapa yang mengirimkan barang ke Andri Chen, juga tidak tau Andri Chen tiba-tiba pergi meninggalkan Komunitas Perumahan Xin Hua ingin pergi kemana, oleh karena itu juga dengan cepat turun ke bawah, saat baru berjalan sampai di jalanan perumahan, sudah melihat Siska Mi dan Rizwan Zhou naik mobil polisi yang sebelumnya itu, setelah mengerakkan mesin mobil, lalu mengikuti di belakang taxi yang Andri Chen naik secara diam-diam.

Nora Shen juga tidak berani bersikap lalai, dia tidak tau apa yang terjadi, terpaksa naik ke mobil yang parkir di pinggir jalan, juga mengikuti di belakang mobil Siska Mi dengan diam-diam.

Tiga mobil satu depan satu belakang mengendarainya, akan tetapi jaraknya tetap sangat jauh, Siska Mi tidak tau Andri Chen ini mau pergi kemana, mengikuti sebentar, melalui pengamatan, menemukan arah yang dia pergi sepertinya adalah dermaga.

Saat ini, jarak antara mobil Siska Mi ini dengan taxi Andri Chen itu ada sepuluh meter lebih, tengahnya selang beberapa mobil, di saat mobil menyetir sampai di jalan perempatan, hanya mendengar suara debam, bagian depan sepertinya ada satu mobil menabrak, mendorong supaya seluruh alur kendaraan terjadi kemacetan lalu lintas.

Siska Mi melihat keadaannya, terburu-buru mengangkat kepala dan melihat ke situ, tidak tau bagian depan situ telah terjadi apa.

Rizwan Zhou melihat-lihat, menjawabnya: “Kak Siska, depan sepertinya terjadi kecelakaan lalu lintas.”

“Tit Tit Tit!” Siska Mi menekan berapa kali suara klakson dengan keras,tapi mobil yang di bagian depan tetap sedikitpun tak bergerak.

Tapi sementara ini, taxi yang Andri Chen naik itu sudah perlahan-pelahan pergi jauh, tempat yang terjadi kecelakaan lalu lintas, ada di belakang taxi Andri Chen ini, satu mobil biasa yang jalan sebelah kanan telah menabrak satu Minibus, dua mobil langsung berhorizontal di tengah jalan raya, langsung menghalangi semua mobil.

Siska Mi turun mobil melihat sebentar, menemukan di tengah ini sedikit aneh dan mencurigakan, karena ketika terjadi kecelakaan mobil, justru di belakang taxi yang Andri Chen naik itu, ini sepertinya ada orang sengaja mengaturnya saja, dan lagi supir mobil dan supir Minibus bersuara keras membuat ribut, seolah-olah sedang mengusut pertanggungjawaban kecelakaan ini.

Siska Mi tidak ada waktu untuk menghirau masalah- masalah ini, pemikirannya di taxi Andri Chen itu, tapi sementara ini taxi sudah tidak ada bayangan lagi.

Siska Mi agak tidak rela berhenti, menolehkan kepala memesan satu kata terhadap Rizwan Zhou yang di samping: “Rizwan, mobil menyerahkan ke kamu.”

Selesai berbicara perkataan ini, Siska Mi lalu berlari ke alur jalan kendaraan yang macet, setelah dia kabur dari tempat kejadian, di alur kendaraan satu lagi memanggil satu taxi, setelah naik mobil, mendorong supaya taxi dengan secepatnya berjalan pergi.

Saat ini, Nora Shen juga macet di belakang mobil, dia melihat Siska Mi berlari keluar dari alur kendaraan dengan kepala mata sendiri, telah naik sebuah taxi.

Dia juga tidak mempedulikan begitu banyak, tak kepalang lagi langsung turun dari mobil, melewati alur kendaraan, pergi ke seberang alur kendaraan memanggil sebuah taxi, juga mengejar ke arah Andri Chen pergi situ.

Siska Mi sudah mengejar sepanjang jalan, juga tidak menemukan taxi Andri Chen itu, arah mereka pergi itu adalah dermaga Nanjing, tapi dermaga Nanjing sangat banyak, sama sekali tidak tau Andri Chen telah pergi ke dermaga nomor berapa.

Malahan taxi yang Andri Chen naik telah lancar sampai di dermaga Nanjing nomor dua, setelah dia turun dari mobil, mengamat-amati seluruh dermaga nomor dua, lampu jalan dermaga sekitar telah menyala redup, disini sunyi senyap, hanya angin danau membelai, dia merasakan sedikit dingin, tapi juga tidak melihat bayangan Rose yang familiar itu.

Dia di dermaga nomor dua kira-kira telah menunggu beberapa menit, tiba-tiba ada sebuah Car Audi putih dengan kecepatan cepat menyetir ke arah posisi dia berada, berbunyi Cezzz, langsung berhenti di depannya, disaat dua lampu mobil depan mati, Meggy Qu yang berpakaian gaun cantik mendorong pintu turun dari mobil, walaupun malam hari, tapi dia tetap memakai kacamata hitam.

Pada saat dia melihat Andri Chen, keningnya mengerut sekali, bertanya dengan mesra: “Suami, kamu kenapa tidak memakai jas yang aku beli untukmu?”

Andri Chen menjawabnya: “Tadi jalannya terlalu terburu-buru, lupa.”

Setelah Meggy Qu melepaskan kacamata hitam, bertanya dengan suara lembut lagi: “Suka tidak?”

Andri Chen mengangguk-angguk kepala dengan sikap asal-asalan, bertanya langsung dan tegas lagi: “Rose, apa kamu membohongiku terus?”

Dalam hati Meggy Qu sangat jelas, kebohongan dia ini juga benar-benar sudah berakhir, karena dia kembali lagi ke sisi cewek-cewek situ, mereka pasti akan menceritakan banyak hal dulu yang berhubungan dengannya kepada dia.

Makanya, Meggy Qu tidak berbohong lagi, dan malahan mengangguk kepala dengan tulus: “Betul.”

“Kenapa membohongi aku?” Andri Chen bertanya dengan curiga.

Meggy Qu telah mengamat-amati kemana-mana, buru-buru berkata terhadap Andri Chen: “Andri, tempat ini tidak nyaman untuk berbicara, kita ganti satu tempat, yang aku tau semua, semuanya memberitahukan ke kamu.”

Andri Chen meragu sebentar, tidak tau apa dirinya harus percaya pada perempuan yang didepan mata aku ini.

“Pergi kemana?” Dia tidak tau Meggy Qu membawa dirinya ke mana.

“Ikut denganku!” Meggy Qu memberi isyarat dan berkata.

Begitulah, Andri Chen mengikuti Meggy Qu berjalan ke arah dermaga nomor dua situ, berjalan sebentar, dia mengikuti Meggy Qu naik ke sebuah Speedboat, setelah dia mengerakkan mesinnya, lalu memuat Andri Chen mengendarai ke arah pinggir sungai yang di seberang dermaga nomor dua situ.

Setelah dua orang naik ke tepi, Meggy Qu membawa Andri Chen naik lagi ke sebuah mobil hitam, mobil ini seolah-olah dia dari awal sudah mempersiapkannya.

Setelah naik mobil, Meggy Qu menyetir mobil, menyetir disepanjang alur tepi sungai dengan cepat.

Dalam hati Andri Chen sangat jelas, Meggy Qu membawa dia memutar satu lingkaran besar, tujuan hanya ada satu, itu adalah sedang menyingkirkan apa.

Setengah jam kemudian, mobil mereka ini sepertinya menyetir ke daerah peluaran kota Nanjing, dia telah menghentikan mobil di alur perjalanan yang gelap gulita, dan tidak mematikan lampu mobil.

Andri Chen menyapukan pandangannya kesekitar, disini gelap gulita semua, tidak tau Meggy Qu membawa dirinya kesini ngapain.

Saat ini, Meggy Qu baru melihat Andri Chen, berkata dengan wajah yang serius: “Suami, kita ada masalah.”

“Masalah apa?” Andri Chen tak dapat dimengerti, sama sekali tidak mengerti Meggy Qu sedang bicara apa.

Meggy Qu tidak ingin buru-buru menjawabnya, malah menyalakan satu rokok wanita di dalam mobil, dia menghela nafas dengan dalam-dalam, ketika menghembuskan asap rokok mengepul-ngepul, baru mengatakan satu kata terhadap Andri Chen: “Laver sangat cepat sudah sampai di Nanjing.”

“Laver?” Andri Chen sedikit bingung, tidak tau Laver ini siapa.

Meggy Qu menghisap sekali lagi rokoknya, mengangguk-angguk kepala, melanjutkan perkataannya: “Kamu sekarang tidak tau Laver siapa, tapi sangat cepat kamu akan tau.”

Andri Chen sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Meggy Qu, malah terpikir satu pertanyaan lain, bertanya dengan terburu-buru: “Rose, kamu cepatan beritahu aku kenapa dan bagaimana hilang ingatannya? Mereka bilang, menemukan kamu bisa memulihkan pengingatannya.”

Jari kanan Meggy Qu menjepit rokok, mengeleng-gelengkan kepala berkata: “Tidak, orang yang dapat membantu kamu memulihkan ingatan hanya Laver.”

Andri Chen mendengarnya, buru-buru bertanya: “Laver kapan sampai Nanjing?”

Terhadap pertanyaan ini, Meggy Qu sungguh-sungguh tidak ingin menjawabnya, karena saat ini Andri Chen tidak tau apa arti kedatangan Laver.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu