My Charming Lady Boss - Bab 94 Jejak Pahlawan (1)

Seketika, terdengar suara dalam kantor: “Felicia, apa yang sedang kamu lakukan? ”

Amarah Felicia meredam dan memanggil dengan hormat: “Kepala sekolah! ”

Saat ini, seorang pria paruh baya yang mengenakan jas berdiri di depan pintu, dia memakai kacamata dengan bingkai emas, gaya rambut khas laut tengah, tangannya di letakkan di belakang punggung dan menatap kantor yang berantakan, tiba-tiba mengangkat jari tangannya dan menunjuk Felicia: “Apa yang kamu perbuat dengan kantor ini? Coba kamu lihat sendiri, apa kamu mencerminkan seorang guru ?”

Felicia menghampiri dan mengeluh : “Ayah! Semua ini karena dia ….”

Sebelum Felicia selesai berbicara, pria paruh baya itu langsung meralat: “Panggil aku kepala sekolah !”

Felicia langsung memanggil: “Kepala sekolah !”

Pria itu memberi nasihat: “Kamu jangan lupa bahwa kamu sudah menjadi seorang guru, kamu bukan anak TK lagi, ini adalah kantor, kamu menganggap kantor ini apa? Pasar? Atau kamu anggap……”

Sebuah pelajaran membuat Felicia sangat terpukul, beberapa kali ingin membantah dan akhirnya gagal menahan, dia menunjuk Andri dan berkata: “Kepala sekolah, dia yang memulai dulu!”

Andri mendengar dan langsung membantah: “Felicia, bukannya kamu yang duluan? Jangan fitnah, apalagi kamu adalah seorang guru, kenapa perhitungan dengan seorang anak SMA.”

Selesai berkata, Andri juga menoleh ke arah pria paruh baya itu dan memberi saran: “Kepala sekolah, bagaimana bisa sekolah kalian mempekerjakan guru seperti ini, benar-benar tidak masuk akal….”

Andri Chen belum selesai bicara, pria itu tercengang sejenak dan tiba-tiba meneriakkan nama Andri.

“Andri !”

Andri juga tercengang, mengerutkan kening dan bertanya: “Kamu mengenalku?”

Pria paruh baya itu tersenyum dan berkata dengan senang: “Aku mengenalmu, kamu yang sering aku pukul dulu, tidak ingat? “

Mendengarnya berkata demikian, Andri terbengong dan berkata sendiri: “Saat kecil? ”

Pria paruh baya itu tersenyum dan berkata: “Aku Rendy Xia, kamu benaran tidak ingat? ”

Mendengar perkataan Rendy, Andri semakin bingung, dia sama sekali tidak dapat mengingat kembali masa lalunya, dia pun meminta maaf dan berkata: “Kepala sekolah, terjadi sedikit masalah padaku, sudah amnesia.”

Rendy mendengar dan bertanya dengan heran: “Bagaimana bisa amnesia?”

Andri menghela nafas dan berkata: “Kepala sekolah, ceritanya sangat panjang.”

Rendy mengangguk dan mencoba mengingatkannya: “Aku adalah wali kelas mu saat SMP, Guru Xia, apakah ada bayangan? “

Andri mencoba mengingatnya dengan sekuat tenaga, akhirnya menggelengkan kepala dan menjawab: “Guru Xia, maaf, aku sungguh tidak bisa mengingat masa laluku.”

Meskipun Rendy tidak tahu apa yang terjadi pada Andri, tetapi dia ingat betul dengan Andri, dia pun memberi kode pada Andri: “Andri, ayo, ikut ke ruanganku. “

Andri tidak menolaknya, membicarakan masa lalu dengan Rendy mungkin dapat membantunya ingat dengan semua masa lalu.

Dengan begitu, keduanya pergi dari kantor itu meninggalkan Felicia yang masih tercengan disana, dia sungguh tidak menyangka bahwa orang kurang ajar di depannya adalah murid Ayahnya, sungguh tidak bisa dipercaya.

Sampai di kantor Kepala Sekolah SMA Poly, Andri melihat ke seisi kantor, ruangan itu sungguh mengesankan, dia pun berjalan masuk, Rendy bertanya dengan ramah: “Andri, mau minum apa ?”

Andri melihat ke sekeliling kantor, dan menjawab dengan santai: “Terserah!”

“Kalau begitu teh hijau saja ya.” Rendy mengiyakan dan mulai menyeduh teh untuk Andri.

Tidak lama kemudian, secangkir teh panas diletakkan di depan Andri, Rendy duduk di depannya dan bertanya dengan serius: “ Andri, apa kabar dengan Ayahmu ?”

Andri terkejut: “Kamu mengenal Ayahku ?”

Rendy tersenyum: “Tentu saja kenal, aku dan Ayahmu adalah teman sekelas.”

“Benarkah?” Andri sangat terkejut, dia tidak menyangka bahwa Ayahnya memiliki teman yang begitu hebat.

Rendy tersenyum kembali dan menjawab: “Apakah aku terlihat seperti bercanda?”

Andri tersenyum, mengangkat cangkir the dan meneguknya, baru saja diletakkan kembali, Rendy bertanya dengan tidak sabar: “Bagaimana rasa tehnya ?”

Andri baru saja meminum seteguk langsung berkata dengan yakin: “Rasanya enak sekali.”

Mendengar perkataan itu, Rendy tersenyum dan mulai memperkenalkan: “Ini adalah teh paling khas dari kampung halaman kami.”

Andri bertanya: “Kamu juga orang Desa A ?”

Rendy menjawab: “Tentu saja, selain sebagai orang Desa A, aku dan Ayahmu juga satu kampung, tetapi aku sudah lama dipindahkan ke Kota Nanjing dan tidak berkesempatan mengunjungi kampung halaman, entah bagaimana keadaan kota itu saat ini.”

Sebenarnya, Andri lebih tidak tahu bagaimana keadaan kampung halamannya saat ini, pikirannya terasa kosong semua, dia juga tidak tahu bagaimana kehidupan Ayah dan Ibunya seperti apa sebelumnya, jika dipikir-pikir sangat konyol rasanya, sungguh malu pada diri sendiri.

Rendy terdiam sesaat, lanjut bertanya dengan cemas: “ Andri, bagaimana keadaan Ayahmu beberapa tahun ini? Sejak kejadian itu, Aku dan Ayahmu langsung…..”

Berbicara sampai disini, wajah Rendy terlihat sedih, seolah-olah mengingat kembali kebersamaan bersama Ayahnya.

“Kenapa ?” Andri tidak sabar bertanya.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu