My Charming Lady Boss - Bab 120 Hal yang Canggung (2)

“Tidak bisa, aku sudah tidak bisa menahannya lagi.” Andri benar-benar tidak dapat menahannya lagi. Andri langsung berdiri dan berlari kearah toilet.

Yuni mengikutinya ke kamar mandi dan baru saja Yuni ingin memarahinya, tiba-tiba terdengar suara kentut dan tercium bau yang tidak sedap. Yuni segera menutup hidupnya dan berkata: “Kamu beneran sakit perut?!”

Andri sudah tidak mendengar kata-kata Yuni lagi karena dia perutnya benar-benar sakit. Sepertinya perutnya sakit karena tadi dia push-up.

Andri dengan kesakitan berkata: “Kamu…kamu kira aku bercanda hah?!”

Setelah berbicara seperti ini, terdengar suara kentut lagi.

Mendengar suara ini, Yuni cepat-cepat membawa selimutnya dan pulang ke rumah.

Andri sudah berjongkok di kamar mandi sekitar 10 menit. Saat dia ingin membereskannya, dia baru sadar bahwa tidak ada tisu di toilet.

Dia melihat sekeliling toilet dan tidak menemukan apapun selain handuk.

“Sial! Tidak mungkin!” Andri berteriak di dalam toilet.

Andri berteriak dari dalam toilet: “Yuni!”

Setelah berteriak, tidak ada orang yang menjawabnya, dia berteriak sekali lagi: “Direktur Lin!”

Namun tetap tidak ada orang yang menjawabnya. Andri berpikir dalam hati, jangan-jangan Yuni sudah pulang ke rumah?

Andri melihat jam dan waktu kerja sudah dekat. Masalah di pantatnya masih belum di selesaikan, tapi tidak mungkin kalau dia terus begini bukan?

Tapi, dia tidak mungkin keluar ke ruang tamu tanpa celana bukan?! Kalau saja tiba-tiba Yuni masuk, dia akan benar-benar malu.

Setelah berpikir lama, akhirnya dia hanya bisa pasrah dan tetap menunggu di dalam toilet.

5 menit sudah lewat namun ruang tamu tetap hening. Kedua kaki Andri kesemutan.

Setelah 10 menit, kedua kaki Andri sudah benar-benar tidak dapat digerakkan lagi.

Saat ini, dia tiba-tiba mendengar suara di ruang tamu dan cepat-cepat berteriak: “Direktur Lin, kamu ada di luar bukan?”

Yuni sudah membersihkan badannya dan sudah memakai baju formal. Tiba-tiba Yuni mendengar suara dari dalam toilet, dia terkejut dan bertanya: “Mengapa kamu masih ada di dalam?”

Andri menjawab dengan pahit: “Yuni, tidak ada tisu di dalam toilet. Bisakah kamu bantu aku ambilkan satu gulung?”

Sebenarnya Yuni ingin menolaknya, namun kalau tidak dia bantu, Andri harus menghabiskan waktu yang lebih lama lagi di kamar mandi.

Yuni hanya bisa dengan pasrah dan membantunya. Yuni masuk ke dalam kamar dan menemukan gulungan tisu yang dimaksud oleh Andri. Yuni berjalan ke arah toilet sambil membawa gulungan tisu dan berkata kepada Andri yang ada di dalam: “Aku akan melemparkan tisu ini ke kamu!”

Yuni langung melemparkan tisu itu setelah dia selesai berbicara. Tisu itu berguling ke arah Andri, hampir saja tisu itu masuk ke dalam lubang toilet, untung saja Andri cepat-cepat mengambilnya, kalau tidak dia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Andri mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menyelesaikan masalah di pantatnya.

Namun, masalah baru muncul. Andri tidak bisa berdiri karena kedua kakinya kesemutan sampai mati rasa.

Maka dari itu, dia meminta bantuan kepada Yuni: “Yuni, bisa bantu aku?”

“Apa?” Yuni bertanya sambil berdiri di depan toilet.

Andri berkata dengan pahit: “Kedua kakiku mati rasa, aku tidak bisa berdiri, bisakah kamu bantu aku?”

Yuni bertanya dengan pasrah: “Bagaimana aku membantumu?”

Andri menjawab: “Direktur Lin, kedua kakiku sudah mati rasa, tolong bantu aku, aku tidak bisa berdiri.”

Waktu kerja sudah semakin dekat, tapi Yuni juga tidak bisa membiarkan Andri begitu saja. Mungkin memang benar kakinya sudah mati rasa karena dari saat dia meninggalkan ruang tamu dan sampai dia selesai mandi, mungkin sekitar 30 menit. Di rumah Andri juga tidak ada kloset duduk, pastilah dia terus berjongkok sehingga kedua kakinya mati rasa.

Namun karena Andri adalah laki-laki, Yuni tidak tahu harus bagaimana membantunya.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Yuni menjawabnya: “Baik, tunggu aku sebentar!”

Yuni hanya bisa memakai cara yang waktu itu saja. Yuni menutup matanya dengan sarung bantal dan dengan perlahan-lahan berjalan ke arah toilet. Saat Andri melihat Yuni, Andri memberikan Yuni arahan: “Lurus kedepan…”

Dengan arahan dari Andri, Yuni sampai di tempat Andri sambil dengan selamat, Yuni bertanya: “Sudah belum?”

Andri berusaha untuk menggerakkan kedua kakinya namun tidak berhasil. Kaki seperti sudah bukan miliknya lagi.

Andri hanya bisa berkata kepada Yuni yang sedang menutup mata: “Berikan tanganmu!”

Yuni langsung mengulurkan tangan kanannya ke Andri. Andri memegang tangan kanan Yuni dan berkata lagi kepada Yuni: “Tangan kirimu juga.”

Dengan cepat, Yuni mengulurkan tangan kirinya dan dipegang oleh Andri.

Andri mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencoba berdiri, namun kedua kakinya tiba-tiba lemas saat baru saja berdiri sebentar, kedua kakinya tidak ada tenaga sama sekali. Berat tubuh Andri langsung menimpa Yuni begitu saja.

Yuni yang sedang memakai sepatu hak tinggi langsung tidak seimbang saat semua berat Andri menimpanya. Yuni langsung terjengkang ke belakang dan tubuh Andri menimpanya. Andri ingin menahan dirinya, tapi kedua kakinya tidak mendengar perintahnya. Akhirnya kejadian yang canggung terjadi begitu saja.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu