My Charming Lady Boss - Bab 530 Masa-masa itu

Setelah Season menutup kedua matanya, Laver baru menjelaskan : “Obat penurutnya sudah mulai berefek, pertama kali dia membuka mata untuk memastikan tuannya, kedua kali membuka mata baru akan normal.”

“Memastikan tuan?” Rose agak kebingungan, dia juga baru pertama kali mencoba memakai obat penurut.

Laver menganggukkan kepala : “Iya, mulai sekarang kita bertiga adalah tuannya, dia akan menjadi sangat penurut, seperti robot yang sudah dirancang sedemikian rupa.”

“Seajaib itu?” Andri menyela, bertanya dengan tidak habis pikir.

Sekali lagi Laver menganggukkan kepala : “Iya.”

Andri tidak menyangka obat penurut ini begitu hebat, tak heran juga Raja bunga bisa mengendalikan begitu banyak pembunuh, pastinya juga efek dari obat-obat hasil teknologi.

Di tengah-tengah mereka sedang mengobrol, Season yang terbaring di ladang jagung tersebut membukakan mata lagi, Rose menundukkan kepala melihat dan berteriak dengan semangat : “Dia sudah sadar.”

Andri dan Laver segera menundukkan kepala melihat juga, Season benar-benar sudah sadar, tapi Season yang sekarang berbeda sekali dengan Season yang mereka dulu kenal, pandangannya datar, dari sorot matanya bisa kelihatan, seperti mayat yang wajahnya tak berekspresi sedikit pun.

Laver langsung memberi perintah kepada Season : “Season, cepat berdiri!”

Season seperti mendapat perintah, ia langsung bangkit dan berdiri di depan Laver, menatapnya dengan pandangan kosong, bagaikan boneka kayu, tidak ada ekspresi apa-apa di wajahnya.

“Maju sepuluh langkah.” Laver memerintah Season lagi.

Setelah menerima perintah, Season langsung maju sepuluh langkah dan berhenti, sama seperti mayat hidup, kelihatannya sangat menyedihkan.

Sebenarnya Laver sedang menguji Season, hingga beberapa kali dia mengujinya, akhirnya sama seperti yang dibayangkan Laver, tak ada kesalahan sama sekali, obat tersebut sungguh berefek.

Melihat keadaan seperti ini, Rose pun langsung mendekat, dan bertanya dengan agak khawatir, “Laver, dia masih bisa kembali normal?”

“Dia tidak akan bisa sadar kembali kalau tidak disuntik obat pemulih.” Kata Laver dengan yakin.

Tapi melihat Season yang seperti ini, hatinya merasa agak tak enak, bagaimana pun juga mereka pernah menjadi teman seperjuangan, tapi kalau mereka tidak berbuat demikian, maka mereka yang akan mati, kalau saja dia ikut bergabung dengan mereka, mungkin juga tidak akan menjadi seperti ini.

Di saat Laver larut dalam pikirannya, Rose mendadak berkata : “Laver, biar aku coba.”

Laver sadar dari lamunannya, dan berkata : “Apa yang kamu perintahkan, maka apa juga yang akan dia lakukan.”

Rose berjalan hingga di hadapan Season, dengan tak sabar ia berkata : “Lari sampai depan sana dan kembali lagi!”

Setelah menerima perintah, Season langsung berlari ke depan sana, juga berlari kembali dengan kecepatan tinggi.

Rose agak terkejut, tak disangka Season benar-benar menurut, awalnya dia merasa seru, tapi setelah main beberapa kali, dia pun berhenti, karena dari sosok Season, ia melihat gambaran kenangan dulu ketika mereka menjalankan tugas bersama. Ada satu kali, kalau bukan berkat robot yang dikendalikan Season, mungkin beberapa dari mereka sudah mati.

Terigat akan hal ini, Rose menjadi sedih, ia berkata dengan tak enak hati sambil melihat Season yang hilang pikirannya, : “Season, kalau saja kamu bergabung dengan kami, maka tidak akan sampai seperti ini, berbuat demikian kepada kamu, kami juga tak berdaya, semoga kamu bisa memaafkan kami.”

Meskipun ini adalah perkataan dari lubuk hati Rose, tapi Season yang sekarang sama sekali tidak mendengar, pola pikirnya seperti disegel.

Andri yang sedang menghisap rokok di sana, heran melihat Rose diam di tempat, ia mendekat dan bertanya dengan suara pelan : “Rose, kamu kenapa?”

Lamunan Rose pun buyar, diam-diam ia menghapus air matanya, meskipun ini tindakan refleks, tapi tetap dilihat oleh Andri, sekian lama mengenal Rose, ini pertama kalinya Andri melihat Rose diam-diam meneteskan air mata, bahkan karena Season yang ada di depan matanya ini.

“Kamu menangis?” Tanya Andri langsung.

Rose tidak menjawab pertanyaan Andri, melainkan mengalihkan pandangan ke Season, lalu mengalihkan topik : “Lebah, menurut kamu, apakah yang bekerja di bidang seperti kita ini sungguh tidak boleh mempunyai perasaan?”

Terhadap pertanyaan Rose, Andri menjawab dengan jujur : “Kita adalah manusia yang hidup, bagaimana mungkin tidak mempunyai perasaan.”

Rose kembali mengenang : “Lebah, apa kamu masih ingat masa-masa dimana kita pelatihan di pangkalan?”

Andri juga mulai mengingat kembali, teringat satu per satu memori yang ada di pangkalan, lalu berkata pelan : “Bagaimana mungkin lupa.”

Meskipun sadis, tapi mereka pernah saling membantu, terkadang mereka tak berdaya karena dikekang oleh peraturan, tapi tetap saja mereka ingin menjadi teman sejati bagi satu sama lain.

Ketika keduanya sedang mengobrol, Laver mendekat dan berdiri di samping Andri, serta menyarankan : “Atau kita suntikkan obat pemulih ke Season? Aku tidak ingin melihat dia seperti ini, tiba-tiba aku merasa tidak enak sekali.”

Yang merasa tidak enak bukan hanya Laver, bahkan Andri juga begitu, meskipun Season adalah pembunuh, tapi jika dipikir-pikir, dia masih lebih kecil sedikit dari Rose, harusnya dia bersekolah, tidak mungkin pergi membunuh orang, Raja bungalah yang menghancurkan kembang negara ini, seharusnya mereka menaruh dendam mereka kepada Raja bunga.

“Baik.” Andri dan Rose menjawab bersamaan.

Kelihatannya pemikiran mereka bertiga sama, tak ada seorang pun dari mereka yang ingin melihat Season menjadi seperti ini.

Tapi, Laver kembali khawatir, diutarakannya kecemasan yang ada di pikirannya, “Kalau membuat dia pulih, dia……”

Mendengar sampai sini, Andri tahu apa yang mau Laver katakan, ia pun menyela : “Laver, kamu tunggu sebentar.”

Laver tidak tahu apa yang ingin Andri lakukan, Andri berkata kepada Rose : “Rose, berikan handphonemu.”

Rose tercengang, juga tidak tahu apa yang ingin Andri lakukan, tanpa berpikir panjang ia langsung menyodorkan handphonenya ke Andri.

Setelah mendapatkan handphone, ia mulai merekam Season, lalu berkata : “Selesai.”

Laver seperti mengerti maksud Andri, tanpa ragu-ragu lagi ia menyuntikkan obat pemulih kepada Season, berharap ketulusan hati mereka bisa membujuk Season, mereka percaya asalkan manusia pasti mempunyai perasaan, sekian tahun mereka hidup bersama, menyerbu bersama di bawah hujan peluru, meninggalkan jejak mereka di setiap negara.

Setelah selesai disuntik, Season dibaringkan ke tanah lagi, kedua matanya juga pelan-pelan terpejam.

Demikianlah, ketiganya berdiri di samping Season, menunggunya untuk membuka mata kembali.

Penantian mereka lumayan lama, tiupan angin yang mengenai jagung-jagung tersebut menghasilkan bunyi gemerisik.

Sekitar setengah jam kemudian, kedua mata Season mulai ada respon, bulu matanya mulai bergerak.

Rose langsung berkata : “Dia sadar.”

Pandangan Season pelan-pelan menjadi jelas, dia sama sekali tidak tahu tempat ini, dan merasa kepalanya sungguh sakit, yang dia ingat hanyalah dirinya pergi ke kantor polisi bersama Peony, dia duduk di dalam taksi, belum juga dia mengerti apa yang terjadi, ia mendengar sebuah bunyi, seolah ada sesuatu yang menusuknya, seketika merasa bahunya sangat sakit, lalu mati rasa, kemudian ia sudah tidak tahu apa yang terjadi.

Tapi ketika pandangannya mulai jelas, dia baru menyadari ada tiga orang berdiri di depan matanya, yang menatapnya dengan pandangan penuh penantian, serta tiga orang ini adalah orang yang sangat ia kenal, yaitu orang yang mau dia dan Peony hadapi.

Di detik berikutnya, Season bersalto di ladang jagung tersebut dan bangkit berdiri, kedua tangannya mengepal membentuk tinju, sudah bersiapa siaga, karena untuk sekarang mereka bertiga adalah musuh.

Tindakan Season ini sudah diduga oleh Andri.

Andri segera menenangkan : “Season, jangan gegabah! Kami ingin berbicara dengan kamu.”

Season melihat sekitar dengan was-was, sama sekali tidak tahu tempat apa ini, yang ia tahu adalah dirinya ada di dalam ladang jagung, mengenai bagaimana caranya sampai di sini, ia tak tahu apa-apa.

Season balik bertanya : “Kenapa aku bisa di sini?”

Rose mengingatkan : “Aku menembak kamu dengan senapan ketika di depan kantor polisi.”

Kemudian barulah Season sadar, ternyata dia dan Peony terjebak oleh jebakan mereka, tapi mereka sudah memeriksa keadaan dengan drone dan tidak ada apa-apa saat itu, apakah ada kesalahan teknis?

Rose lanjut mengatakan lagi : “Yang aku tembak ke kamu adalah obat penurut yang diciptakan Laver, lalu aku dan Laver membawa kamu ke sini, awalnya ingin membuat kamu menjadi mayat hidup kami, tapi setidaknya kita pernah menjadi teman baik, kami tidak ingin melihat kamu menjadi seperti itu, jadi akhirnya Laver menyuntikkan obat pemulih kepadamu.”

Season tidak tahu apakah yang mereka katakan itu benar atau tidak, tapi ia tidak melihat keberadaan Peony di sini, sepertinya mereka tidak membohongi dirinya.

Saat ini juga, Andri berjalan ke hadapannya, diputarnya video yang tadi direkam dengan handphone Rose, dan berkata : “Kamu lihat video yang direkam tadi, kita sudah mengenal sekian tahun, dalam sekian tahun ini dengan tidak gampangnya berhasil kita lewati, apakah tetap harus saling membunuh satu sama lain?”

Season berkata dengan keji : “Kalian mengkhianati perusahaan, mengkhianati Raja Bunga, kalian pantas untuk mati!”

“Season, orang yang pantas mati adalah Raja Bunga, kalau bukan karena Raja Bunga, seharusnya sekarang kamu sedang kuliah, menikmati masa-masa kuliah selama empat tahun, tidak seharusnya membunuh orang di sini.” Andri membujuk dengan susah payah.

Andri melihat Season termangu sejenak, ia pun melanjutkan : “Apakah kamu tahu? Kalian bukanlah anak yatim piatu, kalian dibeli oleh Raja Bunga ketika kecil, dia menyuntikkan obat penghilang ingatan kepada kalian, sehingga kalian tidak mempunyai memori masa kecil, lalu melatih kalian menjadi seorang pembunuh, serta membantunya membunuh orang dan mendapatkan uang, sampai nanti ketika kalian sudah tidak berguna lagi, kalian akan dimusnahkan dengan tangannya sendiri, seperti guru kalian dulu.”

“Bukan yatim piatu?” Season tercengang, dalam menjalankan tugas di beberapa tahun ini, setiap kali ia melihat anak-anak yang mempunyai kasih sayang orang tua, dia menjadi sangat ingin tahu bagaimana rupa orang tuanya sendiri, tapi dari kecil yang ia dengar dari Raja bunga yaitu, mereka adalah yatim piatu, Raja Bunga yang membesarkan mereka, sehingga setelah besar selalu memanggilnya ayah angkat.

Meskipun dia adalah ayah angkat, tapi beberapa wanita ini sudah pernah dinodai oleh Raja Bunga, ia menyebutnya upacara menuju kedewasaan, Season bahkan pernah menghamili anak Raja bunga, tapi kemudian Raja Bunga membohonginya, dia bilang tunggu beberapa tahun lagi, ia akan menyerahkan perusahaan kepada orang lain, kemudian pindah ke tempat yang jauh sana, barulah membiarkan Season melahirkan anak untuknya.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu