My Charming Lady Boss - Bab 171 Kepanikan (2)

Saat itu, semua staf mulai pulang, hanya tersisa Andri, Rossa, Yuni dan Tommy berempat berdiri di depan pintu restoran, mereka sudah minum banyak, pipi dua wanita itu pun sudah merah, Yuni masih sadar, sedangkan Rossa sudah mabuk berat.

Tommy memapah Yuni dan berkata kepada Andri: "Manager Chen, kami pulang dulu ya, kalian juga, cepat panggil taksi dan pulang!"

Andri merasa tidak senang, tapi dia menjawab: "Oke."

Setelah itu, dia melihat Tommy memapah Yuni keluar dan naik ke atas taksi, beberapa saat kemudian, taksi itu pun melaju pergi.

Saat ini, Andri merasa sangat tidak nyaman, dia tidak tahu apakah akan terjadi sesuatu pada Yuni.

Mengingat ini, dia pun memanggil taksi, menggendong Rossa masuk dan berkata kepada supir: "Pak, ikutin taksi yang ada di depan ya."

"Oke." Supir taksi mengangguk, dan mengikuti taksi di depannya."

Taksi melaju ke depan, pandangan Andri masih tertuju ke taksi yang ada di depan mereka, dia sangat takut Tommy yang sudah mabuk akan mencelakai Yuni.

Setelah mengikuti lama, Andri tidak menyangka taksi di depan melaju menuju kompleks perumahan Xin Hua.

Dia menyuruh supir berhenti, karena harus melewati sebuah gang, kalau tidak, pasti akan ketahuan.

Supir pun menurut, dan memberhentikan mobil taksi di persimpangan jalan di dekat kompleks Xin Hua, Andri melihat Tommy memapah Yuni turun dari mobil, lalu berjalan memasuki kompleks.

Melihat ini, Andri berpikir dalam hatinya, mengapa mereka bisa kesini?

Setelah melihat taksi itu pergi, Andri pun menyuruh supir taksinya pergi meninggalkan kompleks Xin Hua.

Andri membayar uang taksi dan menggendong Rossa turun.

Saat ini, Rossa yang ada di dalam pelukannya juga sudah tertidur pulas, malam ini dia juga sudah minum banyak, karena dia juga peran utama dalam acara makan malam itu, perusahaan ingin merayakan bergabungnya dia di Dairy Milk.

Andri menggendongnya masuk ke dalam kompleks Xin Hua, lalu berjalan ke rumahnya.

Saat tiba di koridor tangga, dia sempat menempelkan telinganya ke depan pintu rumah Yuni dan mencoba mendengar, dia sangat khawatir Tommy akan melakukan sesuatu kepada Yuni.

Tapi dia juga khawatir Rossa akan kedinginan dan sakit, karena di koridor itu terasa lumayan dingin.

Lalu, Andri pun membuka pintu rumah dan masuk ke dalam, walaupun rumah ini hanya sementara, tapi dia hanya bisa tinggal seadanya disana.

Semua perabot rumah di dalam rumahnya sudah diganti dengan yang baru oleh seseorang yang misterius, seluruh rumahnya terlihat baru, membuat Andri tidak terbiasa.

Dia menggendong Rossa masuk ke kamarnya dan membaringkannya di atas ranjangnya, melepaskan sepatunya dan menyelimutinya, melihat Rossa sudah tertidur pulas, dia mengulurkan tangannya dan merapikan rambutnya.

Saat Andri ingin berjalan ke ruang tamu, tiba-tiba dia mendengar Rossa mengigau: "Andri... Aku... suka padamu... Aku suka padamu..."

Walaupun tidak jelas, tapi Andri bisa mendengarnya.

Dia memutar badannya dan berjalan ke samping ranjang, melihat Rossa mengigau dengan kedua matanya yang terpejam, dia berpikir mungkin Rossa sedang bermimpi.

Tapi perkataan ini membuat Andri merasa tidak enak, karena dia tahu Rossa adalah wanita yang baik, juga wanita yang pantas dinikahinya, tapi dia tidak ingin melukainya, di dalam hati Andri, Yuni tidak bisa tergantikan.

Setelah beberapa saat, Rossa pun kembali diam, Andri menarik nafas panjang dan berjalan keluar ke ruang tamu.

Saat itu Andri pun mengintip keadaan koridor dari lubang pintu, pintu Yuni masih tertutup rapat, dia pun melihat jam tangan, Tommy sudah masuk ke dalam selama sepuluh menit, jangan-jangan dia ingin menginap di rumah Yuni?

Andri berpikir-pikir dan bergumam: "Tidak boleh membiarkan Tommy menginap disana, kalau tidak Yuni akan berbahaya."

Tapi setelah dipikir-pikir, dia benar-benar tidak ada cara untuk mengetuk pintu Yuni, kalau sampai Tommy tahu dia tinggal di seberang rumah Yuni, mungkin besok Tommy akan langsung menyuruh Yuni pindah, karena mereka sudah mau menikah.

Saat ini juga, Andri mendengar suara di koridor, sepertinya itu suara pintu terbuka, dia mengintip dari lubang, dan melihat Tommy keluar dari rumah Yuni.

Andri sangat senang, dia juga melihat Yuni berdiri di depan pintu dan berkata kepada Tommy: "Hati-hati di jalan ya!"

Tommy masih membujuknya: "Yuni, ikutlah aku pulang ke rumah! Aku tidak bisa tenang kamu tinggal sendirian, kalau tidak aku temani kamu saja disini."

Yuni menggeleng dan menolak: "Tidak usah, aku tidak apa-apa, kamu cepat pulang! Tolong sekalian beritahu ayahku ya."

Tommy hanya bisa pasrah dan mengangguk, "Oke deh! Kalau begitu aku pulang dulu."

"Oke." Yuni menyahut, lalu melihat Tommy pergi meninggalkan koridor.

Setelah Tommy pergi, Yuni masih berdiri di sana dan belum menutup pintunya, dia melihat sekilas ke pintu rumah Andri, tapi dia sama sekali tidak tahu kalau saat itu juga Andri sedang melihatnya.

Seketika, Andri pun membuka pintunya, membuat Yuni panik dan langsung menutup pintunya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu