My Charming Lady Boss - Bab 357 Permainan Menggunakan Nyawa

Tuan Muda ketiga merasa di permainkan, tiba-tiba dia berdiri dengan memegang tongkat yang berwarna perak, tangan kirinya memegang tongkat, tangan kananya memegang pistol yang tadi di gunakannya dan berjalan ke arah Andri Chen, ketika berdiri di hadapan Andri Chen, dengan dingin dia berkata: “Anak muda, tahukah kamu Tuan Xu ketiga paling benci orang yang mempermainkanku, ternyata kamu sangat suka bermain, kalau begitu hari ini kita akan bermain”.

Selesai berbicara, Tuan Muda ketiga berkata kepada Gill yang berada di belakangnya: “Buddy! Ikat juga dia”.

“Baik, Tuan Muda ketiga”. menuruti kata-katanya, dengan segera dia menyuruh bawahannya mencari tali, lalu mengikat Andri Chen di tiang batu di sebelah Rico Wang, jaraknya dengan Rico Wang hanya 2 meter.

Andri Chen Tidak tahu apa yang akan orang tua itu lakukan, tetapi hal selanjutnya yang terjadi, pasti akan menakutkan, terutama tatapan mata Tuan Muda ketiga, sungguh membuat orang merasa takut.

Tidak lama, dengan suara yang kecil Tuan Muda ketiga memesan sesuatu kepada Gill, Andri Chen tidak dapat mendengarnya, hanya saja dia berusaha membalikkan kepala melihat sahabatnya, Rico Wang, dengan khawatir berkata: “Rico, kamu tidak apa-apa, kan?’

Dengan rasa bersalah Rico Wang berkata: “Kakak Andri, semua salahku, sekarang jadi mencelakaimu, ketika aku mengikuti si berengsek Tuan Muda ketiga tersebut, aku tidak tahu dia menyadarinya, aku…..”

Mendegar kata-kata ini, ternyata sama seperti apa tebaknya di awal, Gill adalah orang yang licik, Rico Wang pasti tidak dapat mengalahkannya, tetapi tidak ada gunanya sekarang merasa bersalah, semuanya telah terjadi, dengan suara yang lembut dia menghiburnya: “Rico, jangan bicara lagi, masalah sudah begini, kita harus memikirkan cara untuk lari dari sini”.

Dengan putus asa Rico Wang berkata: “Kakak Andri, kita sudah seperti ini, bagaimana bisa melarikan diri?’

Andri Chen pun memikirkan hal ini, tetapi bila tidak melarikan diri, bisa-bisa di permainkan oleh Tuan Muda ketiga hingga mati, Gill memanggil seluruh bawahan yang sedang berjaga, dan memesan sesuatu.

Andri Chen cukup lama berpikir, tetapi dia tidak mendapatkan satu carapun, karena mereka berdua sekarang di ikat di tiang, sehingga hal ini semakin sulit.

Beberapa saat kemudian, bawahan dari Gill berjalan dari arah meja bar, di tangan mereka memegang pisau buah, dan beberapa apel, melihat benda-benda ini, Andri Chen tidak tahu apa yang Tuan Muda ketiga akan lakukan.

Saat ini, Tuan Muda ketiga mengambil sebuah apel dan sebuah pisau buah berjalan ke arah Andri Chen, lalu meletakan apel tersebut keatas kepala Andri Chen, dengan sungguh-sungguh berpesan: “Tahan, bila jatuh, aku akan menggunakan pisau ini untuk memotong jari tangan sahabatmu, bila jarinya tangannya habis aku potong, maka aku akan memotong jari kakinya, bila jari kaki pun habis, maka aku akan memotong telinga dan hidungnya!”

Andri Chen mengerti Tuan Muda ketiga tidak bercanda, sehingga dia berusaha menahan apel yang ada di atas kepalanya.

Melihat Andri Chen menurut, Tuan Muda ketiga berkata: “bagus, tahan terus seperti ini!”

Selesai bebicara, Tuan Muda ketiga memutar tubuhnya dan mengambil apel dari tangan Gill, lalu berjalan kea rah Rico Wang, dan meletakan apel tersebut di atas kepala Rico Wang, tetapi kata-kata yang dia ucapkan kepada Rico Wang, tidak sama dengan kata-kata yang dia katakan kepada Andri Chen.

“Anak kecil, jangan sampai jatuh, kalau tidak yang aku potong buakan jari kaki dan tanganmu, kamu pasti mengerti aku akan memotong bagian apa!”

Mendengar kata-kata ini, Rico Wang terkejut hingga wajahnya menjadi hijau, dia mengerti bagian mana yang Tuan Muda ketiga maksud.

Setelah Rico Wang menahan apel diatas kepalanya, Tuan Muda ketiga dengan gembira berkata: “Bagus, tahan posisi kalian seperti ini”.

Selanjutnya, Tuan Muda ketiga berjalan ke arah Gill.

Andri Chen tidak berani memutar kepalanya, dengan menggunakan sudut matanya dia melihat Rico Wang yang berada di seblahnya, dan berkata: “Rico, tahan!”

Rico Wang mengeraskan rahanya dan menjawab: “Kakak Andri, kamu tenang saja! Aku bisa!”

Saat ini, Tuan Muda ketiga berkata kepada Gill: “Buddy, kita main dua kali bagaimana?”

“Tuan Muda ketiga, maksudmu, bermain seperti apa?” dengan hormat Gill menjawab.

Tuan Muda ketiga mengayunkan pisau buah tersebut, membidik apel yang berada di atas kepala Andri Chen dan Rico Wang, dan berkata: “Aturan lama, siapa yang melemparkan pisau dan mengenai kepala mereka maka akan kalah, satu kali lima ratus ribu”.

Mendengar hal ini, Gill dengan gembira berkata: “Tidak masalah”.

Tuan Muda ketiga memberikan pisau buah di tangannya kepada Gill, dan berkata: “kamu pilih siapa?”

Gill tidak tergesa-gesa menjawab Tuan Muda ketiga, tetapi dengan membawa pisau buah berjalan mondar mandir di depan Rico Wang dan Andri Chen, akhirnya dia berhenti di hadapan Andri Chen, dengan bangga dia tertawa dan bekata: “Kakak Andri, kamu tenang saja! Aku pasti akan mengenai apel, tetapi kamu harus menjaga apel itu, bila miring sedikit saja, pisau buah ini akan menancap di kepalamu, kalau itu terjadi, jangan salahkan aku”.

Selesai berbicara, Gill membalikan badan dan berjalan ke tempat Tuan Muda ketiga berdiri.

Jarak Tuan Muda ketiga dan tiang batu tersebut hampir 10 meter, menggunakan pisau buah menembak apel tersebut, harus menggunakan tenaga, tetapi pisau buah bukanlah panah, bila tidak tepat, maka akan celaka.

Dengan memegang pisau buah, Gill menarik napas, Tuan Muda ketiga berkata: “Mulai!”

“Baik, Tuan Muda Ketiga, aku akan melakukannya!” tiba-tiba pisau buah yang di tangannya di lempar ke arah Andri Chen, ketika pisau buah itu mengarah ke Andri Chen, Andri Chen mengeraskan rahangnya, tetapi dia tidak berani mengerutkan alisnya, dia tahu begitu mengerutkan alis, bisa-bisa pisau itu tidak mengenai Apel, tetapi mengenai kepala dan matanya.

Dalam satu menit, terdengar suara “kacha”, pisau buah itu tepat mengenai apel di atas kepala Andri Chen, tetapi apel yang tertusuk oleh pisau buah tersebut, jatuh ke lantai.

Saat ini, Andri Chen menjadi lebih tenang, bulir-bulir keringat dari atas kepalanya mengalir, ketika pisau itu terbang ke arahnya, Andri Chen tidak merani membuka mata, karena dia merasa takut.

Begitu apel tersebut jatuh, bar tersebut di penuhi suara tepuk tangan, yang bertepuk tangan tentu saja Tuan Muda ketiga.

Dia bertepuk tangan, dan dengan gembira berkata: “Buddy, lemparan yang bagus!”

Gill dengan rendah diri menjawab:” Tuan Muda ketiga, lemparanmu baru bagus, aku ini bukan apa-apa”.

Tuan Muda ketiga dengan memegang pisau semangka menggelengkan kepala dan berakta: “Ah…., sudah tua, sudah tidak bisa lagi, semua nya tidak sebaik dulu”.

Gill berkata: “Tuan Muda ketiga belum tua, biarkan kita anak buahmu mendapatkan pelajaran baru”.

Kata-kata Gill ini bukan bohongan, Tuan Xu ketiga ini, dulu karena pisau semangga menjadi terkenal di provinsi A, tekhnik pisaunya sangat bagus, cepat dan menakjubkan, terkadang lebih hebat dari pada pistol, posisinya ini juga karena pisau semangka menajdi terkenal, waktu itu panggilannya adalah Pisau Tuan Muda Ketiga.

Saat berbicara, Tuan Muda ketiga mengambil dua buah pisau buah dan melemparkannya ke arah Rico Wang, membuat Rico Wang tidak sempat menyadari, hanya terdegar suara “Kacha” dua buah pisau buah itu telah tertancap di apel di atas kepala Rico Wang, bahkan apel tersebut tidak jatuh, tetapi apel tersebut tertancap di tiang di belakang tubuh Rico Wang.

Tubuh Rico Wang bergetar, dia tidak berani membuka mata, telapak tangan dan punggungnya mengeluarkan keringat dingin, bahkan keringat di kepalanya mengalir bagaikan hujan, dia tidak menyangaka Tuan Muda ketiga begitu ganas, dia sungguh ingin pingsan, karena dia sudah tidak sanggup bermain lagi, kedua kakinya pun gemetar.

Melihat hal ini, Gill bertepuk tangan: “Lemparan yang bagus!”

Gill menatap bawahannya, dan semuanya ikut bertempuk tangan: “Tuan Muda ketiga hebat!”

Andri Chen tidak menyangka Tuan Muda ketiga akan menggunakan dua buah pisau, bahkan hanya menggunakan satu buah tangan, dapat di ketahui, betapa orang tua ini mengerikan, awalnya Andri Chen masih tidak percaya, tetapi setelah melihat beberapa kali, dia sungguh terkejut.

Saat ini Gill memberi hormat, dan berkata: “Tuan Muda ketiga, saya kalah”.

Tuan Muda ketiga tertawa lalu berkata kepada Gill: “Bagaimana bila meningkatkan kesulitannya?”

Dengan gembira Gill menjawab: “baik! Menurutmu bagaimana mainnya”.

Tuan Muda ketiga kembali berkata: “kali ini kita bertaruh lebih besar, satu pisau satu juta, masih menggunakan pisau menusuk apel, tetapi kali ini mata di tutup, bagaimana?”

Mendegar hal ini , Gill sangat gembira, bagi Gill uang bukanlah apa-apa, dia sama sekali tidak menghiraukannya, satu juta sama seperti seratus bagi orang biasa, tetapi menutup mata sungguh membuatnya bersemangat, dia segera menganggukan kepala: “Baik, satu juta, kali ini aku harus menang dari anda, Tuan Muda ketiga”.

“Baik! Aku ingin melihat beberapa tahun ini, apakah kemampuanmu meningkat”. Tuan Muda ketiga tertawa, dia memberikan petunjuk kepada bawahannya untuk mengambil kain hitam.

Tidak lama, bodyguard yang mengenakan kacamata hitam datang membawa kain hitam, Tuan Muda ketiga memengang kain tersebut dan berkata: “Buddy! Kamu duluan, atau aku dulu?”

Gill yang sedang meletakan apel menjawab: “Tuan Muda ketiga, kamu duluan saja!”

“Baik! Tuan Muda ketiga menjawab, dia menyuruh bodyguard untuk mengikat kain hitam tersebut , tetapi dia tetap tidak melepas kacamata hitamnya, seperti tidak ingin orang lain melihat wajahnya yang sebenarnya.

Setelah kain hitam itu terpasang, Gill mendekatinya dan berkata: “Tuan Muda ketiga, kali ini kamu memeilih siapa?”

Tuan Muda ketiga menunjuk Andri Chen yang ada di depannya dan berkata: “Kali ini, aku memilih anak kecil ini”.

“Baik, kita bertukar”. Dengan gembira Gill menjawab.

Sekarang Andri Chen sangat gugup, dia tidak mengira Tuan Muda ketiga dan Gill semakin bermain semakin bersemangat, kali ini bahkan menutup mata, Andri Chen menjadi khawatr, mata ditutup dan harus menembak apel yang berjarak 10 meter, ini sangat sulit, walaupun tekhnik pisau Tuan muda ketiga sangat hebat, tetapi harus menembak tepat apel yang ada di tas kepala, bisa-bisa salah sasaran.

Saat ini, Andri Chen menarik napas panjang, dia tidak berani membayangkan apa yang terjadi di detik berikutnya.

Pada saat ini ,terdegar satu suara, sebuah pisau buah melesat ke atas kepala Andri Chen, sekali lagi tepat mengenai apel yang ada di atas kepala Andri Chen, apel tersebut tidak jatuh, justru menancap di tiang di belakang tubuh Andri Chen.

Tetapi tubuh Andri Chen menajdi lemas, dia terus menerus menarik napas, kepalanya penuh dengan keringat, dan terdegar suara tepuk tangan dan seruan para bodyguard: “Tuan Muda ketiga hebat! Tuan Muda ketiga Hebat!”

Gill bertepuk tangan dengan sangat keras, mulutnya terus berteriak: “Tuan Muda ketiga hebat!”

Selanjutnya adalah giliran Gill, dia menutup matanya menggunakan kain hitam dan berdiri di depan Rico Wang, membuat Rico Wang terkejut hingga membelalakan mata, napasnya menjadi terengah-engah.

Tepat pada saat itu, pisau buah yang berada di tangan Gill melesat menuju atas kepala Rico Wang.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu