My Charming Lady Boss - BAB 89 Cerita Dewi (2)

Dairy Milk LTD adalah hasil kerja keras ayah Yuni, demi ayahnya, ia pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan master administrasi bisnis, setelah kembali ia harus melanjutkan perusahaan ayahnya ini, tapi tidak ada seorangpun yang tahu bahwa Yuni adalah anak dari pemilik perusahaan Dairy Milk LTD, karena bila ada yang mengetahui identitasnya Dairy Milk LTD akan mengalami kerugian besar. Yuni melihat perusahaannya sudah berjalan di arah yang benar, ia tidak ingin jerih payah ayahnya selama ini hancur di tangannya.

Yuni hanyalah seseorang yang berusia dua puluh tahunan, tapi harus menanggung beban berat yang tidak seharusnya ditanggung orang seusianya.

Setelah mendengar penjelasan Yuni, Andri baru mengerti semuanya. Semua hal yang dilewati Yuni tidaklah mudah, Andri juga terharu dengan ketaatan Yuni pada orang tuanya, demi ayahnya, ia rela mengorbankan masa mudanya.

Andri memujinya lalu berkata, "DIrektur, anda memang anak yang berbakti."

Yuni mengelap air matanya, ia lalu berkata lagi, "Rumah ini adalah pemberian ibuku, sejak aku kecil, aku sudah tinggal di sini, selain furnitur tua yang tersisa, di sini juga masih tersisa kenangan indah masa laluku dengan ibu, setiap kali aku rindu ibu, aku akan tinggal di sini, tapi setelahnya aku ingin terus tinggal di sini."

Akhirnya Andri mengerti mengapa Yuni ingin tinggal di rumah ini, ternyata karena ia rindu pada ibunya.

Entah mengapa, saat ini Andri sangat ingin memeluk Yuni, ia lalu mulai bergerak.

Yuni terkejut dan bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"

Andri mengulurkan tangannya, lalu menjawab dengan terbata-bata, "Aku... aku ingin....."

Yuni tahu Andri ingin melakukan apa, ia pun mengancam, "Kalau kamu berani menyentuhku, maka aku akan mengguntingmu!"

Setelah mengatakan hal itu, Yuni langsung berbalik dan mengambil gunting dari bawah bantalnya, dalam sekejap ia berubah kepribadian.

Andri sangat menyukai Yuni yang barusan, tidak disangka hanya dalam sekejap ia telah berubah lagi menjadi direktur perusahaan yang berwibawa.

Andri langsung menjaga jarak dengan Yuni, tanpa malu-malu ia berkata, "Direktur, tadi anda sudah memelukku! Sekarang giliranku untuk memelukmu!"

Yuni menjelaskannya dengan canggung, "Tadi aku...."

Yuni tidak tahu bagaimana menjelaskannya, ia kehilangan kontrol akan emosinya lalu memeluk Andri, bahkan ia tidak mengerti mengapa dapat memeritahu seluruh rahasianya pada Andri, dan saat ia tidak senang, memarahi Andri memberinya kepuasan tersendiri.

"Apa?" tanya Andri.

Yuni tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, akhirnya terpaksa ia mengancam Andri, "Kamu harus melupakan kejadian aku memelukmu tadi, dan tidak boleh berpikiran sembarangan!"

"Direktur, bagaimana melupakannya? Bagaimana kalau anda berikan aku segelas air ajaib untuk melupakan suatu kejadian." kata Andri dengan tidak senang hati.

Yuni menjawab lagi dengan tak acuh, "Aku tidak perduli, kamu harus melupakannya, tidak boleh ada pikiran yang kotor, yang tadi adalah pelukan pertemanan."

Andri tertawa, dengan tidak tahu malu ia berkata, "Direktur, kalau begitu bagaimana kalau kita melakukan pelukan pertemanan lagi?"

"Kalau bisa coba saja!" kata Yuni sambal mengacungkan gunting di tangannya.

Andri tidak menyangka Yuni masih membawa gunting kemana pun ia pergi, Yuni sangat totalitas dalam menjaga diri.

Andri tidak berani maju lagi, ia lalu tertawa dan berkata, "Direktur, aku hanya main-main, jangan tersinggung." Setelahnya, Andri memandang mangkuk bubur yang belum dihabiskan Yuni, "Apakah buburnya masih akan anda makan?"

Yuni menjawab dengan bertenaga, "Masih!"

Andri berjalan mendekati mangkuk bubur itu dan melihat di dalamnya sudah tidak tersisa banyak bubur, "Aku akan pergi untuk mengambilkan satu mangkuk lagi untukmu."

Yuni yang berbaring di atas ranjang menambahkan, "Ambil lebih banyak lagi, tadi karena dirimu aku jadi menangis, sekarang aku lapar lagi."

Mendengar hal itu, Andri berkata dengan suara kecil, "Menangis saja dapat membuat lapar? Yang benar saja."

Yuni yang ada di belakangnya bertanya dengan kencang, "Kamu sedang bicara apa di sana? Apa kamu pikir aku tidak dapat mendengarnya?"

Andri menolah dan menjawabnya, "Tunggu sebentar, aku akan mengambilkannya segera."

Saat Andri berjalan keluar dari kamar, dari dalam kamar masih terdengar suara dari Yuni, "Cepat sedikit! kalau aku mati kelaparan, kamu sama saja sudah menjadi seorang pembunuh."

"Aku tahu." jawab Andri, ia membawa mangkuknya lalu kembali ke rumah kontrakkannya.

Tapi setelah sampai di dapur, ternyata buburnya sudah dinging, terpaksa ia menghangatkannya lagi sesaat.

Setelah sepuluh menit, ia mengantinya dengan mangkuk yang lebih besar, dan mengisinya penuh untuk Yuni. Saat Andri tiba di rumah Yuni dan masuk ke dalam kamarnya, ia tidak menemukan Yuni di atas ranjang,ia terdiam, lalu berkata, "Kemana orangnya?"

Tiba-tiba terdengar suara Yuni dari dalam kamar mandi, "Andri, ke sini sebentar."

Andri menyimpan bubur itu di atas rak ranjang Yuni lalu menjawab, "Baik, aku segera datang."

Saat Andri sampai di pintu toilet, terdengar lagi suara Yuni, "Andri, tolong ambilkan barang yang sama di lemari bajuku."

"Barang apa?" tanya Andri penasaran.

Yuni menjelaskannya. "Ada di dalam kantung berwarna hitam, cepat ambil!"

Andri tidak berani berlama-lama lagi, ia membalikkan badan dan segera masuk ke dalam kamar lalu mencari-cari barang yang diminta oleh Yuni di dalam lemarinya, tidak lama setelahnya Andri menemukan kantung berwarna hitam yang di maksud, saat Andri mengambilnya, tidak disangka barang itu adalah....

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu