My Charming Lady Boss - Bab 427 Tidak Rela
Rossa membeli sebuah rumah dengan dua kamar tidur dan satu ruang tamu di Century Estate, seluas sekitar 70 meter persegi. Ketika dia membunyikan bel pintu kamar, pintu dibuka oleh seorang bibi yang ramah. Ketika dia melihat Rossa, ia dengan ramah bertanya: "Rossa, mengapa kamu kembali sepagi ini?"
Rossa menjelaskan: "Toko tidak terlalu sibuk hari ini, jadi aku kembali lebih awal untuk melihat anak-anak."
Ketika Rossa selesai berbicara, mata bibi itu tertuju pada Andri. Dia meliriknya dan merasa bahwa anak itu sangat mirip dengan Andri. Dia ingin bertanya, tetapi dia merasa tidak pantas untuk bertanyanya. Kebetulan dia harus keluar, jadi dia berkata kepada Rossa, "Rossa, Daniel sudah tertidur lelap, dan aku juga sudah memberinya susu."
Setelah Rossa mendengarkan hal ini, dia segera berkata kepadanya, "Bibi Mei, pulanglah lebih cepat hari ini! Biarkan Daniel bersamaku untuk sore ini."
Mendengar hal ini, Bibi Mei pun menjawab: "Kalau begitu aku akan pergi dulu."
Sambil berbicara, Bibi Mei pergi ke rumah dan mengambil mantel dan tas bahunya, Setelah berkemas singkat, dia melambaikan tangan pada Rossa.
Setelah bibi Mei pergi, Andri tidak sabar untuk memasuki kamar Rossa. Di kamar tidur, dia menemukan seorang anak berbaring di atas kasur. Dia gembul, bibirnya menggemaskan, dan tidurnya nyenyak, jari kelingkingnya tiba-tiba bergerak, seolah tahu akan kehadiran ayahnya.
Melihat bayi yang terbaring di tempat tidur, Andri menemukan bahwa anak ini seperti diukir dalam cetakan yang sama seperti dirinya sendiri. Mata dan hidungnya seperti Andri, bibirnya seperti Rossa, dan dia terlihat putih dan montok, sangat imut dan putih. Andri tidak tahan dan ingin memeluknya, saking semangatnya karena dia menyadari bahwa dia sudah menjadi seseorang yang memiliki anak.
Pada saat ini, Rossa berjalan ke kamar tidur dari ruang tamu sambil mengendap-endap. Dia berjalan ke arah Andri dan berbisik: "Andri, biarkan dia tidur sebentar! Setelah pria kecil ini bangun, hidupku tidak akan tenang lagi. "
Setelah mendengar ini, Andri tahu bahwa Rossa telah melewati banyak kesulitan. Membesarkan anak bukanlah tugas yang mudah. Meskipun Andri tidak melewati tahap ini, dia bisa merasakannya.
Andri mengangguk, menarik pandangannya menjauh dari anak itu, dan mengikuti Rossa keluar dari kamar.
Di ruang tamu, Andri pun duduk di sofa. Rossa menuangkan segelas air untuknya, dan kemudian duduk di sofa di seberang Andri.
Keduanya duduk berhadapan satu sama lain. Dari raut wajah Andri, Rossa bisa merasakan bahwa Andri sangat bahagia setelah bertemu dengan Daniel, terutama, dia juga suka anak-anak.
Andri mengangkat cangkir airnya dan meminumnya sambil bertanya, "Apakah Daniel nama panggilannya?"
Rossa mengangguk dan berkata, "Ya, aku yang memberinya, apakah nama ini bagus?"
Andri pun mengangguk: "Bagus."
Andri bertanya, "Rossa, kamu pasti sangat lelah akhir-akhir ini, kan?"
Rossa benar-benar tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Andri. Wajar untuk merasa lelah. Ia terkadang merasa bahwa ini adalah konsekuensi akan perbuatannya sendiri. Untungnya, Daniel sehat-sehat saja sampai detik ini, ia sudah puas. Hubungan antara dia dan Andri, sangatlah tidak jelas. Dia juga tidak pernah mengharapkan apa pun dari Andri, karena semuanya adalah keinginannya sendiri. Sembilan puluh persen dari pikirannya dipenuhi Andri sebelumnya, dan sekarang 90% dari pikirannya ada pada anak-anaknya. Dia hanya berharap anaknya tumbuh sehat, tetapi ketika anak itu tumbuh dan bertanya mengenai ayahnya, dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa.
Hari-hari berlalu, dia telah bertahan sendirian dengan anaknya. Dia tidak ingin apa-apa, dia hanya berharap Andri baik-baik saja, karena dia juga tahu benak Andri, dia tau bahwa ada orang lain dihatinya, dan juga tahu Lin Jika posisi Yuni Lin di dalam hidup Andri. Dia kadang-kadang iri pada Lin Ruoyan, tetapi apa yang harus ia lakukan? Membenci Andri? Andri tidak memiliki kesalahan apa-apa, semuanya disebabkan oleh dirinya sendiri.
Dia tersenyum pahit dan berkata, "Aku sudah terbiasa, tapi sekarang dengan adanya Bibi Mei, hidupku jauh lebih baik."
Ketika Andri ingin menanyakan sesuatu, anak itu tiba-tiba menangis di kamar.
Andri menoleh dan menyadari bahwa Daniel sudah bangun.
Keduanya duduk di sofa dengan cepat bangkit dan pergi ke kamar tidur. Andri berjalan ke depan. Ketika dia mencapai tempat tidur, Daniel sedang menangis dengan hebatnya, Andri tidak mengerti mengapa ia menangis.
Namun, Rossa melihat lebih hati-hati dan menyadari bahwa anak itu sedang buang air kecil. Dia segera bangun dan mencari popok baru. Setelah membantunya mengganti popok, dia memeluknya dengan lembut.
Setelah Daniel berada di pelukan Rossa, tangisannya pun berhenti, dan menatap Andri dengan sepasang mata hitam besar sambil mengisap jari-jarinya ke mulut seolah-olah sangat lezat.
Melihat mata hitam besar Daniel, Andri tidak dapat menahan dan menggodanya.
Setelah menggoda beberapa saat, Andri sangat ingin memeluknya. Dia tidak pernah sekalipun memeluk seorang anak walaupun dia sudah seumur ini.
Jadi Andri mencoba meminta, "Rossa, biarkan aku menggendongnya."
Rossa tidak menolak, langsung memberikan Daniel kepada Andri. Ketika Andri memegang Daniel, Rossa tidak menyangka bahwa Daniel tidak akan menangis. Dulu, ketika Bibi Mei pertama menggendongnya, dia menangis begitu hebatnya. Butuh waktu lama baginya untuk membiarkan dirinya digendong.
Namun hari ini, Andri baru saja menggendongnya, dan anehnya Daniel tidak menangis, malahan menatap lurus ke arah Andri. Apakah dia tahu bahwa pria ini adalah ayahnya?
Melihat wajah gemuk Daniel, Andri tidak tahan untuk menciumnya, dan menggodanya lagi, "Apakah kamu tahu siapa aku? Aku adalah ayahmu."
Daniel belum bisa mengucap kata papa, karena dia berusia kurang dari satu tahun, jadi mulutnya hanya akan mengoceh.
Rossa tidak menyangka bahwa Daniel bisa bermain dengan Andri, dan Andri pun anehnya membuatnya tertawa.
Melihat senyum di kedua wajah mereka, apa yang Rossa nantikan lagi? Sejak memiliki anak, Rossa menginginkan sebuah rumah yang lengkap. Sering kali dalam mimpinya, ia berharap Andri akan berada di sisinya. Keluarga tiga orang ini dapat hidup bahagia. Setelah beberapa tahun, Daniel akan menginjak usia taman kanak-kanak dan Andri bisa pergi ke taman kanak-kanak untuk menjemputnya dari sekolah.
Rossa tahu bahwa ia berharap terlalu banyak, karena dia tahu bahwa Andri tidak akan pernah melepaskan Yuni.
Sepanjang sore ini, Andri terus menggendong Daniel, dan Daniel pun dengan bahagianya bermain bersamanya, tidak menangis atau membuat masalah. Ketika Andri sedang menyusui, dia juga patuh, dari waktu ke waktu, dia menggunakan tangan kecilnya untuk dengan lembut menggenggam dan menata rambut Andri. Belum lagi, dia menggunakan tangan kecil untuk mengebor lubang hidung Andri.
Melihat raut wajah Andri yang tak berdaya, Rossa tidak bisa menahan tawa.
Pada sore hari, Andri mendorong kereta bayi lagi dan berjalan-jalan dengan Daniel. Rossa menemaninya.
Keluarga tiga berjalan di taman terdekat dan Andri tidak bisa mengatakan apa yang dia inginkan, dia tidak tahu mengapa, dia sangat menikmati saat ini.
Namun, Rossa tahu bahwa ini adalah kebahagiaan sesaat. Mungkin Andri akan meninggalkan Quyang besok. Banyak hal telah terjadi di Nanjing. Dia tahu bahwa Andri akan menyelamatkan Yuni, dan dia dalam situasi yang buruk sekarang. Ia akan rindu, mungkin Rossa tidak akan pernah melihat Andri dalam hidup ini.
Mereka berjalan di sekitar taman, dan Rossa sedikit lelah, Andri menemukan kursi kayu di taman dan duduk.
Duduk di kereta bayi setiap hari bermain dengan mainan kecil yang baru saja dibeli Andri untuknya, Rossa duduk di samping Andri. Dia melihat ke depan dan melihat sebentar, lalu tiba-tiba berbalik dan berteriak: "Andri!"
Andri, yang sedang bermain dengan Daniel, berbalik dan menjawab, "Ada apa?"
“Kapan kamu akan meninggalkan Quyang?” Rossa tahu bahwa Andri akan pergi.
Berbicara tentang masalah ini, Andri memang memikirkannya. Dia pasti tidak akan lama di Quyang karena dia memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan.
Memikirkan hal ini, Andri menjawab dengan jujur: "Besok."
Setelah mendengarkan, Rossa bertanya, "Mau kemana?"
Andri berpikir sejenak dan berkata, "Aku akan kembali ke Nanjing terlebih dahulu, dan mencari pria yang diam-diam mengenal Tuan Ketiga, dan mereka pasti akan tahu dari mana asal Tuan Ketiga."
Rossa khawatir mengenai perihal Andri dan mencoba untuk tetap membuatnya tinggal: "Andri, bisakah kamu tinggal di Quyang? Baik anakku dan diriku membutuhkan kamu."
Rossa berbicara dalam hatinya sendiri. Dia terutama ingin menetap di Quyang. Bisnis restoran menjadi semakin populer, dan hari-hari kecil mereka akan menjadi lebih baik dan lebih baik. Dia tidak ingin Andri melewati hari-hari berkelahi dan membunuh. Dia tidak ingin kehilangan ayah dari anaknya, dia tidak ingin kehilangan Andri.
Setelah mendengar ini, Andri benar-benar tidak tahu bagaimana menolaknya. Sekarang anak itu masih sangat muda, tidak bisa hanya diurusi oleh satu orang.
Tapi terpikirkan tentang Rico yang membawa pergi Yuni dan kedua orang tuanya, sangat sulit untuk mengiyakan Rossa.
Dia berhenti untuk waktu yang lama sebelum berkata kepada Rossa: "Rossa, serius, aku juga ingin tinggal di Quyang untuk menemanimu dan Daniel, tetapi kematian dan hidup Yuni sekarang ditanganku, aku tidak bisa duduk diam, apalagi orang tuaku pun tidak diketahui bagaimana kondisinya, aku harus mencari mereka."
Rossa Du mengharapkan hasil seperti itu, tetapi dia masih belum menyerah. Dia juga tahu bahwa Andri tidak akan merelakan Yuni dan orang tuanya demi dirinya dan Daniel.
Setelah mendengarkan jawabannya, Rossa menarik napas panjang dan merasa sedikit tidak nyaman. Melihat Daniel di dalam kereta dorong, dia berkata, "Aku tidak ingin Daniel kehilangan ayahnya ketika dia masih muda."
Kalimat ini langsung menyentuh hati Andri. Melihat kegembiraan Daniel, Andri tiba-tiba berbalik untuk menoleh kepada Rossa di sebelahnya, meraih tangannya, dan memegangnya erat-erat. Dengan ekspresi tulus di wajahnya, dia berkata, "Rossa, aku berutang budi padamu dalam hidup ini. Aku tahu aku berbicara sedikit omong kosong, tetapi dalam situasi aku saat ini, aku benar-benar tidak punya pilihan. Aku harus menyelamatkannya."
Rossa juga memohon: "Kalau begitu kamu berjanji padaku bahwa kamu harus kembali hidup-hidup. Aku dan Daniel akan selalu menunggumu di Quyang."
Andri mengangguk dan berjanji, "Yah, aku berjanji padamu."
Segera setelah mengatakan ini, Rossa tidak dapat menahan dan bergegas memeluk lengan Andri, dan berkata dengan sedih, "Andri, aku tidak rela kamu pergi!"
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuThe Revival of the King
ShintaSomeday Unexpected Love
AlexanderGue Jadi Kaya
Faya SaitamaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMy Charming Lady Boss×
- Bab 1 Wanita Cantik yang Fashion
- Bab 2 Canggung
- Bab 3 Suara Alarm yang keras
- Bab 4 Misi Spesial
- Bab 5 Konter
- Bab 6 Departemen Pemasaran
- Bab 7 Ruang Kantor
- Bab 8 Restoran
- Bab 9 Mabuk
- Bab 10 Di Satu Ranjang
- Bab 11 Bawa Pulang
- Bab 12 Wanita Cantik Mandi
- Bab 13 Taruhan (1)
- Bab 13 Taruhan (2)
- Bab 14 Informasi yang menakjubkan (1)
- Bab 14 Informasi yang menakjubkan (2)
- Bab 15 Tidak bisa dipukulil tanpa perlawanan (1)
- Bab 15 Tidak bisa dipukulil tanpa perlawanan (2)
- Bab 16 Undangan dari Wanita Cantik (1)
- Bab 16 Undangan dari Wanita Cantik (2)
- Bab 17 Rayuan Kecantikan (1)
- Bab 17 Rayuan Kecantikan (2)
- Bab 18 Permainan Menegangkan (1)
- Bab 18 Permainan Menegangkan (2)
- Bab 19 - Pesta Reuni (1)
- Bab 19 Pesta Reuni (2)
- Bab 20 Toilet (1)
- Bab 20 Toilet (2)
- Bab 21 Diamond KTV (1)
- Bab 21 Diamond KTV (2)
- Bab 22 Badai (1)
- Bab 22 Badai (2)
- Bab 23 Perasaan (1)
- Bab 23 Perasaan (2)
- Bab 24 Tidak Terduga (1)
- Bab 24 Tidak Terduga (2)
- Bab 25 Kucing Liar Kecil (1)
- Bab 25 Kucing Liar Kecil(2)
- Bab 26 Ciuman Pertama (1)
- Bab 26 Ciuman Pertama (2)
- Bab 27 Melewati Malam (1)
- Bab 27 Melewati Malam (2)
- Bab 28 Menginap (1)
- Bab 28 Menginap (2)
- Bab 29 Hadiah Kecil (1)
- Bab 29 Hadiah Kecil (2)
- Bab 30 Nakal (1)
- Bab 30 Nakal (2)
- Bab 31 Peluang (1)
- Bab 31 Peluang (2)
- Bab 32 Tatapan Mata (1)
- Bab 32 Tatapan Mata (2)
- Bab 33 Rencana Gagal (1)
- Bab 33 Rencana Gagal (2)
- Bab 34 Tidak ada kontak antara pria dan wanita (1)
- Bab 34 tidak ada kontak antara pria dan wanita (2)
- Bab 35 Mendadak (1)
- Bab 35 Mendadak (2)
- Bab 36 Sembunyi-sembunyi (1)
- Bab 36 Sembunyi-sembunyi (2)
- Bab 37 Batu Sandungan (1)
- Bab 37 Batu Sandungan(2)
- Bab 38 Masalah Datang (1)
- Bab 38 Masalah Datang (2)
- Bab 39 Tersudut (1)
- Bab 39 Tersudut (2)
- Bab 40 Mabuk (1)
- Bab 40 Mabuk (2)
- Bab 41 Marah (1)
- Bab 41 Marah (1)
- Bab 42 Jatuh kedalam Lubang (1)
- Bab 42 Jatuh kedalam Lubang (2)
- Bab 43 Keindahan Pekerjaan Paruh Waktu (1)
- Bab 43 Keindahan Pekerjaan Paruh Waktu (2)
- Bab 44 Lidah Terikat (1)
- Bab 44 Lidah Terikat (2)
- Bab 45 Layanan Dewi (1)
- Bab 45 Layanan Dewi (1)
- Bab 46 Hadiah Spesial (1)
- Bab 46 Hadiah Spesial(2)
- Bab 47 Alasan Mukamu Merah (1)
- Bab 47 Alasan Mukamu Merah (2)
- Bab 48 Tangan Seorang Wanita Cantik (1)
- Bab 48 Tangan Seorang Wanita Cantik (2)
- Bab 49 Operasi Apa ? (1)
- Bab 49 Operasi Apa ? (2)
- Bab 50 Perlakuan Seperti Ini (1)
- Bab 50 Perlakuan Seperti Ini (2)
- Bab 51 Bermain Peran (1)
- Bab 51 Bermain peran (2)
- Bab 52 Kencan Buta Restoran (1)
- Bab 52 Kencan Buta Restoran (2)
- Bab 53 Tidak Dapat Diatur (1)
- Bab 53 Tidak Dapat Diatur (2)
- Bab 54 Perang Fisik (1)
- Bab 54 Perang Fisik (2)
- Bab 55 Keadaan Canggung (1)
- Bab 55 Keadaan Canggung (2)
- Bab 56 Menantu siapa ini? (1)
- Bab 56 Menantu siapa ini? (2)
- Bab 57 Mandi (1)
- Bab 57 Mandi (2)
- Bab 58 Pergi ke Peti Es (1)
- Bab 58 Pergi ke Peti Es (2)
- Bab 59 Suara yang tak menyenangkan (1)
- Bab 59 Suara yang tak menyenangkan (2)
- Bab 60 Hal yang penting (1)
- Bab 60 Hal penuh peristiwa merepotkan (2)
- Bab 61 Tuhan tidak berkehendak (1)
- Bab 61 Tuhan tidak berkehendak (2)
- Bab 62 Langsung Memimpin (1)
- Bab 62 Langsung Memimpin (2)
- Bab 63 Potret Manusia (1)
- Bab 63 Potret Manusia (2)
- Bab 64 Hotel Bisnis (1)
- Bab 64 Hotel Bisnis (2)
- Bab 65 Hal yang jahat (1)
- Bab 65 Hal yang jahat (2)
- Bab 66 penghargaan (1)
- Bab 66 penghargaan (2)
- Bab 67 memalukan (1)
- Bab 67 memalukan (2)
- Bab 68 Pinggul Dewi (1)
- Bab 68 Pinggul Dewi (2)
- Bab 69 Kejadian Tak Terduga (1)
- Bab 69 Kejadian Tak Terduga (2)
- Bab 70 Suasana Panik dan Menghebohkan (1)
- Bab 70 Suasana Panik dan Menghebohkan (2)
- Bab 71 Suasana Hati Dadakan (1)
- Bab 71 Suasana Hati Dadakan (2)
- Bab ke 72 Putri Jepang
- Bab ke 72 Putri Jepang (2)
- Bab 73 Persyaratan Bisnis (1)
- Bab 73 Persyaratan Bisnis (1)
- Bab 74 Sudah Puas Lihat Belum (1)
- Bab 74 Sudah Puas Lihat Belum (2)
- Bab 75 Pijat-memijat (1)
- Bab 75 Pijat-memijat (2)
- Bab 76 jatuh dalam jurang (1)
- Bab 76 jatuh dalam jurang (2)
- Bab 77 Rokok rasa Teh Susu
- Bab 77 Rokok rasa Teh Susu (2)
- Bab 78 Apa ini? (1)
- BAB 78 Apa ini? (2)
- Bab 79 Bayangan orang (1)
- Bab 79 Bayangan orang (2)
- BAB 80 Sebuah pesan teks (1)
- Bab 80 sebuah pesan teks (2)
- Bab 81 Cium Dulu (1)
- Bab 81 Cium Dulu (2)
- Bab 82 Menyalahgunakan Hukuman Mati (1)
- Bab 82 Menyalahgunakan Hukuman Mati (2)
- Bab 83 GudangXX (1)
- Bab 83 GudangXX (2)
- Bab 84 Anak Laki-Laki (1)
- Bab 84 Anak Laki-Laki (2)
- Bab 85 Menjaga Perempuan Idaman (1)
- Bab 85 Menjaga Perempuan Idaman (2)
- Bab 86 Menemukan Sebuah Rahasia (1)
- Bab 86 Menemukan Sebuah Rahasia (2)
- Bab 87 Pekerjaan Yang Berat(1)
- Bab 87 Pekerjaan Yang Berat (2)
- BAB 88 Cara untuk memberikan pelajaran (1)
- BAB 88 Cara untuk memberikan pelajaran (2)
- Bab 89 Cerita Dewi (1)
- BAB 89 Cerita Dewi (2)
- Bab 90 Diluar kendali (1)
- Bab 90 Diluar kendali (2)
- Bab 91 Samar-samar (1)
- Bab 91 Samar-samar (2)
- Bab 92 Guru Cantik
- Bab 92 Guru Cantik (2)
- Bab 93 Kantor (1)
- Bab 93 Ruang Kantor (2)
- Bab 94 Jejak Pahlawan (1)
- Bab 94 Jejak Pahlawan (2)
- Bab 95 SMA Poly (1)
- Bab 95 SMA Poly (2)
- Bab 96 Paman terlalu tampan (1)
- Bab 96 Paman sangat tampan (2)
- Bab 97 Pembuat Onar (1)
- Bab 97 Pembuat Onar (2)
- Bab 98 Jangan Pergi (1)
- Bab 98 Kalau Punya Nyali Jangan Pergi (2)
- Bab 99 Sebuah Pertunjukkan Yang Bagus (1)
- Bab 99 Sebuah Pertunjukkan Yang Bagus (2)
- Bab 100 Tidak Diduga Tiba-Tiba Terjadi (1)
- Bab 100 Tidak Diduga Tiba-Tiba Terjadi (2)
- Bab 101 Restoran Barat (1)
- Bab 101 Restoran Barat (2)
- Bab 102 Duduk dulu sebentar (1)
- Bab 102 Duduk dulu sebentar (2)
- Bab 103 Omongan yang keceplosan (1)
- Bab 103 Omongan yang keceplosan (2)
- Bab 104 Ponsel yang Berbahaya (1)
- Bab 104 Ponsel yang Berbahaya (2)
- Bab 105 Suara yang Aneh (1)
- Bab 105 Suara yang Aneh (2)
- Bab 106 Mimpi yang Lama Terpendam (1)
- Bab 106 Mimpi yang Lama Terpendam (2)
- Bab 107 Sebuah perubahan(1)
- Bab 107 Sebuah perubahan(2)
- Bab 108 Ingin Cari Mati (1)
- Bab108 Ingin Cari Mati (2)
- Bab 109 Rossa Du yang rakus (1)
- Bab 109 Rossa yang rakus (2)
- BAB 110 Kecantikan Wanita (1)
- BAB 110 Kecantikan Wanita (2)
- BAB 111 Pinjam Pacar Laki-laki (1)
- BAB 111 Pinjam Pacar Laki-laki (2)
- BAB 112 Anak Muda Ganteng (1)
- BAB 112 Anak Muda Ganteng (2)
- Bab 113 Permintaan Tidak Masuk Akal (1)
- Bab 113 Permintaan Tidak Masuk Akal (2)
- Bab 114 Meminjam Kamar Mandi (1)
- Bab 114 Meminjam Kamar Mandi (2)
- Bab 115 Mau Menemanimu (1)
- Bab 115 Ingin Kamu Menemani (2)
- Bab 116 Tidur Dirumahmu (1)
- Bab 116 Tidur Dirumahmu (2)
- Bab 117 Kata yang Mengejutkan (1)
- Bab 117 Kata yang Mengejutkan (2)
- Bab 118 Kesusahan Yang Menimpa (1)
- Bab 118 Kesusahan yang Menghampiri (2)
- Bab 119 Sebuah Keberanian (1)
- Bab 119 Sebuah Keberanian (2)
- Bab 120 Hal yang Canggung (1)
- Bab 120 Hal yang Canggung (2)
- Bab 121 Pesona (1)
- Bab 121 Pesona (2)
- Bab 122 Menunggu dengan gelisah (1)
- Bab 122 Menunggu dengan gelisah (2)
- Bab 123 Kepedulian banyak orang (1)
- Bab 123 Kepedulian banyak orang (2)
- Bab 124 Melayani (1)
- Bab 124 Melayani (2)
- Bab 125 Membicarakan Tentang Wanita (1)
- Bab 125 Membicarakan Wanita (2)
- Bab 126 Bau rokok (1)
- Bab 126 Bau Rokok (2)
- Bab 127 Seperti Dijadwalkan (1)
- Bab 127 Seperti Dijadwalkan (2)
- Bab 128 Tidak dapat dirahasiakan lagi (1)
- Bab 128 Tidak dapat dirahasiakan lagi (2)
- Bab 129 Seorang Wanita (1)
- Bab 129 Seorang Wanita (2)
- Bab 130 Dua Wanita (1)
- Bab 130 Dua Wanita (2)
- Bab 131 Hal yang Tidak Terduga
- Bab 131 Hal yang Tidak Terduga (2)
- Bab 132 Wajahku Memerah (1)
- Bab 132 Wajahku Memerah (2)
- Bab 133 Murung (1)
- Bab 133 Murung (2)
- Bab 134 Delusi (1)
- Bab 134 Delusi (2)
- Bab 135 Leluconnya semakin besar (1)
- Bab 135 Leluconnya semakin besar (2)
- Bab 136 Tahun itu (1)
- Bab 136 Tahun itu (2)
- Bab 137 Tekad yang Luar Biasa (1)
- Bab 137 Tekad yang Luar Biasa (2)
- Bab 138 Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Sebuah Lagu Lama (1)
- Bab 139 Sebuah Lagu Lama (2)
- Bab 140 Hal yang Aneh (1)
- Bab 140 Hal yang Aneh (2)
- Bab 141 Kamu Menyebalkan (1)
- Bab 141 Kamu Menyebalkan (2)
- Bab 142 Indah Sekali (1)
- Bab 142 Indah Sekali (2)
- Bab 143 Tidur Satu Kamar (1)
- Bab 143 Tidur Satu Kamar (2)
- Bab 144 Suara Gemerisik (1)
- Bab 144 Suara Gemerisik (2)
- Bab 145 Serangan Sengit (1)
- Bab 145 Serangan Sengit (2)
- Bab 146 Satu Atap Rumah (1)
- Bab 146 Satu Atap Rumah (2)
- Bab 147 Hal Bagus (1)
- Bab 147 Hal Bagus (2)
- BAB 148 Rumah Sewaan Menjadi Rumah Sendiri (1)
- BAB 148 Rumah Sewaan Menjadi Rumah Sendiri (2)
- Bab 149 Tiba-tiba sadar(1)
- Bab 149 Tiba-tiba sadar (1)
- Bab 150 Permintaan yang kejam (1)
- Bab 150 Permintaan yang kejam (2)
- Bab 151 Surat Nikah (1)
- Bab 151 Surat Nikah (2)
- Bab 152 Takut aku melihatnya (1)
- Bab 152 Takut aku melihatnya (2)
- Bab 153 Pesan (1)
- Bab 153 Pesan (2)
- Bab 154 Sebenarnya siapa (1)
- Bab 154 Sebenarnya siapa (2)
- Bab 155 Keadaan darurat (1)
- Bab 155 Keadaan darurat (2)
- Bab 156 Panggilan Baru (1)
- Bab 156 Panggilan Baru (2)
- Bab 157 Sebuah Masalah (1)
- Bab 157 Sebuah Masalah (2)
- Bab 158 Apa Yang Ingin Dilakukan (1)
- Bab 158 Apa Yang Ingin Dilakukan (2)
- Bab 159 Ingin Menggendong Cucu (1)
- Bab 159 Ingin Menggendong Cucu (2)
- Bab 160 Merah Mukanya (1)
- Bab 160 Merah Mukanya (2)
- Bab 161 Sebuah Perpisahan (1)
- Bab 161 Sebuah Perpisahan (2)
- Bab 162 Siap-siap (1)
- Bab 162 Siap-siap (2)
- Bab 163 Ketegangan (1)
- Bab 163 Ketegangan (2)
- Bab 164 Impian Seumur Hidup (1)
- Bab 164 Impian Seumur Hidup (2)
- Bab 165 Kamu Harus Menikahiku (1)
- Bab 165 Kamu Harus Menikahiku (2)
- Bab 166 Sebuah Rencana (1)
- Bab 166 Sebuah Rencana (2)
- Bab 167 Wajahnya Memerah (1)
- Bab 167 Wajahnya Memerah (2)
- Bab 168 Kejadian Tidak Terduga (1)
- Bab 168 Kejadian Tidak Terduga (2)
- Bab 169 Kegagalan Total (1)
- Bab 169 Kegagalan Total (2)
- Bab 170 Mengobrol (1)
- Bab 170 Mengobrol (2)
- Bab 171 Kepanikan (1)
- Bab 171 Kepanikan (2)
- Bab 172 Berpelukan Semalaman (1)
- Bab 172 Berpelukan Semalaman (2)
- Bab 173 Berpindah-pindah (1)
- Bab 173 Berpindah-pindah (2)
- Bab 174 Ngapain di Mobil (1)
- Bab 174 Ngapain di Mobil (2)
- Bab 175 Belok Kiri Belok Kanan (1)
- Bab 175 Belok Kiri Belok Kanan (2)
- Bab 176 Restoran Barat (1)
- Bab 176 Restoran Barat (2)
- Bab 177 Pertama kali (1)
- Bab 177 Pertama kali (2)
- Bab 178 Suatu Jebakan (1)
- Bab 178 Suatu Jebakan (2)
- Bab 179 Ada masalah (1)
- Bab 179 Ada masalah (2)
- Bab 180 Takut (1)
- Bab 180 Takut (2)
- Bab 181 Ketua Kelas (1)
- Bab 181 Ketua kelas (2)
- Bab 182 Berkenalan (1)
- Bab 182 Berkenalan (2)
- Bab 183 Ketegangan yang Tidak Bisa Dijelaskan (1)
- Bab 183 Ketegangan yang Tidak Bisa Dijelaskan (2)
- Bab 184 Hadiah yang Berharga (1)
- Bab 184 Hadiah yang Berharga (2)
- Bab 185 Sangat Mendesak (1)
- Bab 185 Sangat Mendesak (2)
- Bab 186 Romance Bar (1)
- Bab 186 Romance Bar (2)
- Bab 187 Persahabatan Abadi (1)
- Bab 187 Persahabatan Abadi (2)
- Bab 188 Membuat Masalah (1)
- Bab 188 Membuat Masalah (2)
- Bab 189 Semua dari Segalanya (1)
- Bab 189 Semua dari Segalanya (2)
- Bab 190 Cepat Lihat Ini (1)
- Bab 190 Cepat Lihat Ini (2)
- Bab 191 Sunny Bay
- Bab 192 Hukuman Kecil
- Bab 193 Sebuah Pertarungan Sengit
- Bab 194 Sehari Saja
- Bab 195 Menyerah
- Bab 196 La Trobe Hospital
- Bab 197 Sebuah panggilan masuk
- Bab 198 Tidak Baik Seperti Ini
- Bab 199 The Royal Hotel
- Bab 200 Merasa Tidak Tenang
- Bab 201 Maaf
- Bab 202 Tidak bisa menahan diri
- Bab 203 Apakah kamu mencintaiku
- Bab 204 Panik
- Bab 205 Tidak rela berpisah
- Bab 206 Terus Menunggumu
- Bab 207 Sebuah Kabar Baik
- Bab 208 Seorang Wanita
- Bab 209 Nancy Lee
- Bab 210 Suara Yang Sangat Familiar
- Bab 211 Hal yang Tidak Terduga
- Bab 212 Menjadi Istrimu
- Bab 213 Nasib Baik yang Tiba-tiba Datang
- Bab 214 Istriku Sayang
- Bab 215 Darurat
- Bab 216 Semakin mendekat
- Bab 217 nafas kematian
- Bab 218 Suara ribut terdengar dengan jelas
- Bab 219 Rolls Royce
- Bab 220 selembar kartu nama
- Bab 221 Pernikahan dilaksanakan
- Bab 222 Wajah penuh kecemasan
- Bab 223 Hujan lebat
- Bab 224 Mimpi yang menakutkan
- Bab 225 Orang itu menguap
- Bab 226 Sebuah Paket
- Bab 227 Sangat Miskin
- Bab 228 Ada Masalah
- Bab 229 Keterkejutan Yang Luar Biasa
- Bab 230 Perempuan Preman
- Bab 231 Meminta Bantuanmu
- Bab 232 Sedang Dalam Masalah
- Bab 233 Mendiskusikan Bisnis
- Bab 234 Cek
- Bab 235 Mulia Dan Berwibawa
- Bab 236 Sebuah Permainan
- Bab 237 Hal yang Menakutkan
- Bab 238 Situasi yang mengguncang
- Bab 239 Seperti yang diharapkan
- Bab 240 Tidak beres
- Bab 241 Cepat lihat kebelakang
- Bab 242 Dua orang Pria
- Bab 243 Apartemen Vennis
- Bab 244 Dalang dibalik semua ini
- Bab 245 Perubahan yang signifikan
- Bab 246 Mukanya Pucat
- Bab 247 Memohon Satu Hal
- Bab 248 Firasat Yang Tidak Baik
- Bab 249 Perpisahan Terakhir
- Bab 250 Kafe
- Bab 251 Sebuah Berita
- Bab 252 Pertemuan
- Bab 253 Tujuanku Mencarimu
- Bab 254 Pililhan yang Sulit
- Bab 255 Pintu Penjara
- Bab 256 Latihan Realistis
- Bab 257 Inisiatif Menciumku
- Bab 258 Selembar Foto
- Bab 259 Satu Demi Satu Titik Keraguan
- Bab 260 Rencana Laba-laba
- Bab 261 Hotel Nanjing
- Bab 262 Sulit membuka mulut
- Bab 263 Mendiskusikan suatu hal
- Bab 264 Menyesal
- Bab 265 Tidak bisa ditolong
- Bab 266 Secantik Bunga dan Permata
- Bab 267 Tidak Sulit Sama Sekali
- Bab 268 Sosok yang Familiar
- Bab 269 Wajah Pucat Pasi
- Bab 270 Perjalanan ke Kota D
- Bab 271 Tidak ingin mengungkapkan masalah
- Bab 272 Suatu tempat
- Bab 273 Situasi yang menegangkan
- Bab 274 Masalah Sepuluh tahun yang lalu
- Bab 275 Sekeluarga berkumpul
- Bab 276 Rehat Sejenak
- Bab 277 Melihat yang Seharusnya Tidak Boleh Dilihat
- Bab 278 Orang Lain
- Bab 279 Hubungan yang Semakin Dekat
- Bab 280 Hal yang Rumit
- Bab 281 Wanita Maniak
- Bab 282 Tidak saling mengenal
- Bab 283 sebuah perjanjian
- Bab 284 Pasar Malam di Kota S
- Bab 285 Sungguh tidak dapat membayangkan
- Bab 286 Romance Bar
- Bab 287 Kakak Desi
- Bab 288 Situasi yang menegangkan
- Bab 289 Ketika Fajar
- Bab 290 Sengaja Terlihat Tenang
- Bab 291 Hidup dan Mati dipertaruhkan
- Bab 292 Putus Asa
- Bab 293 Ada masalah
- Bab 294 Syarat yang berat
- Bab 295 Ikut berpatisipasi dalam aksi
- Bab 296 Pada saat Subuh
- Bab 297 Nightclub
- Bab 298 Pertumpahan darah
- Bab 299 Tidak menyalahkan dan tidak menyesal
- Bab 300 Tidak mudah untuk mati
- Bab 301 Gunung Qilin
- Bab 302 Sosok Yang Tidak Asing
- Bab 303 Kembali Pulang Ke Nanjing
- Bab 304 Hanya Dapat Menerima Takdir
- Bab 305 Perubahan Baru
- BAB 306 Sebuah Kejutan
- BAB 307 Kejadian Sebenarnya Telah Diketahui Jelas
- BAB 308 Pusat Pemandian
- BAB 309 Peristiwa Yang Terjadi Secara Tiba-tiba
- Bab 310 Irama Yang Tidak Asing
- Bab 311 Bertemu lagi
- Bab 312 Pahitnya kerinduan
- Bab 313 Mencari dengan susah payah
- Bab 314 Hal yang canggung
- Bab 315 Tercengang sebentar
- Bab 316 Dunia Benar-Benar Kecil
- Bab 317 Sebuah Jawaban
- Bab 318 Sebuah Pilihan
- Bab 319 Sudah Berubah
- Bab 320 Menjadi Wanitaku
- Bab 321 Lapangan Golf
- Bab 322 badai Kembali Datang
- Bab 323 Diluar dugaan
- Bab 324 Diluar dugaan
- Bab 325 Sembarang Mengerjakan Sesuatu
- Bab 326 Permohonan
- Bab 327 Godaan besar
- Bab 328 Sandungan
- Bab 329 Waktunya
- Bab 330 Rahasia mengejutkan
- Bab 331 Kabut yang tebal
- Bab 332 Terpaku dan tidak dapat berkata-kata
- Bab 333 Teriakan Tragis
- Bab 334 Permainan yang lebih seru
- BAB 335 Permohonan Maaf
- Bab 336 Kehidupan di New York
- Bab 337 Perubahan raut muka
- Bab 338 Pria yang memakai Helm
- Bab 339 Segumpalan asap ledakan yang berbentuk menyerupai jamur
- Bab 340 Nasib ditentukan oleh Tuhan
- Bab 341 Akur dan Damai
- Bab 342 Saling Bertatapan
- Bab 343 Kejadian Tahun Itu
- Bab 344 Pilihan Tersulit
- Bab 345 Tatapan Tajam dan Mematikan
- Bab 346 Memilih
- Bab 347 Misteri masa lalu
- Bab 348 Seorang wanita
- Bab 349 Sebuah foto
- Bab 350 Aroma yang dikenal
- Bab 351 Kembaki Ke Masa Lalu
- Bab 352 Sesuatu yang Mengejutkan
- Bab 353 Situasi yang Mendesak
- Bab 354 Kembali Muncul
- Bab 355 Membuat Langkah yang Berbahaya
- Bab 356 Sebuah Permainan
- Bab 357 Permainan Menggunakan Nyawa
- Bab 358 Tidak Ada Orang Yang Boleh Membicarakan Syarat
- Bab 359 Tidak Ada Orang Yang Boleh Membicarakan Syarat
- Bab 360 Tembakan Balik
- Bab 361 Balasan Tak Terduga
- Bab 362 Kesadaran Penting
- Bab 363 Merubah Rencana
- Bab 364 Suatu yang Tidak Terduga Terjadi
- Bab 365 Hatinya Masih Tidak Menerima
- Bab 366 Firasat Buruk
- Bab 367 Rasa Tidak Tenang
- Bab 368 Membuat Kesalahan Besar
- Bab 369 Hidup Ataupun Mati
- Bab 370 Tidak Siap
- Bab 371 Rasanya Rumah
- Bab 372 Pekerjaannya
- Bab 373 Teman Baik Seumur Hidup
- Bab 374 Meminta Bantuanmu
- Bab 375 Perubahan Besar
- Bab 376 Air Mata Pria
- Bab 377 Depan Mata Langsung Terang
- Bab 378 Tiba-tiba Datang
- Bab 379 Berpikir Yang Aneh-aneh
- Bab 380 Satu Kesempatan
- Bab 381 Peristiwa Penting
- Bab 382 Semakin Cepat Semakin Baik
- Bab 383 Tak Dapat Dilukiskan
- Bab 384 Pertemuan yang Kikuk
- Bab 385 Sebuah Perubahan yang Tidak Diduga
- Bab 386 Semua Sudah Tenang
- Bab 387 Memeluk Cucu
- Bab 388 Sebuah Bayangan Hitam
- Bab 389 Lelaki Bermasker
- Bab 390 Gerakan Misterius
- Bab 391 Ketidaksempurnaan
- Bab 392 Kita Jadi Kakak Beradik
- Bab 393 Kamu Sangatlah Cantik
- Bab 394 Tidak disangka
- Bab 395 Merinding
- Bab 396 Suatu rencana
- Bab 397 Suatu rencana
- Bab 398 Masalah pada tahun itu
- Bab 399 Masalah pada tahun itu
- Bab 400 Mengumumkan kebijaksanaan
- Bab 401 Mengumumkan Peraturan
- Bab 402 Suara Ketukan Mencurigakan
- Bab 403 Pelabuhan Nomor Dua
- Bab 404 Apa yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 405 Telepon Mencurigakan
- Bab 406 Kejadian Tak Terduga
- Bab 407 Cepat Lihat Kesana
- Bab 408 Dapat Terjadi Kapan Saja
- Bab 409 Terharu yang Tak Dapat Dideskripsikan
- Bab 410 Niat Buruk
- Bab 411 Tempat yang Misterius
- Bab 412 Bulu Kuduk Berdiri
- Bab 413 Fitur Sejati Seseorang
- Bab 414 Setiap Detik Terasa Seperti Satu Tahun
- Bab 415 Tidak Ada Jalan Keluar
- Bab 416 Pertempuran Sengit
- Bab 417 Menangis Sedih
- Bab 418 Perlahan Terlelap
- Bab 419 Menggoncang Dunia
- Bab 420 Menolak Jauh-Jauh
- Bab 421 Mimpi Buruk
- Bab 422 Pria dan Wanita
- Bab 423 Sedia Payung Sebelum Hujan
- Bab 424 Menahan Malu
- Bab 425 Topik Sensitif
- Bab 426 Ayah Seorang Anak
- Bab 427 Tidak Rela
- Bab 428 Club Pribadi
- Bab 429 Jebakan Maut
- Bab 430 Sebuah Teori
- Bab 431 Tak Terduga
- Bab 432 Video Khusus
- Bab 433 Sebuah Rumah yang Utuh
- Bab 434 Permintaan Rossa
- Bab 435 Bayangan Seseorang
- Bab 436 Sangat Sombong Menekan Orang
- BAB 437 Mendapat Perintah Menjalankan Tugas
- BAB 438 Kembali Kampung Halaman
- BAB 439 Permulaan Mimpi Buruk
- BAB 440 Napas Kematian
- Bab 441 Kata-kata terakhir
- Bab 442 Villa pribadi
- Bab 443 Kesepakatan
- Bab 444 Perubahan Yang Lucu
- Bab 445 Melambung Tinggi Keatas
- Bab 446 Ruang Bawah Tanah Hitam Pekat
- Bab 447 Penantian Yang Tiada Harapan
- Bab 448 Saat Krisis
- Bab 449 Bekerja Keras
- Bab 450 Sebutir Telur Yang Mencoba Menghancurkan Batu
- Bab 451 Menyelesaikannya
- Bab 452 Pilihan hidup dan mati
- Bab 453 Genting
- Bab 454 Tidak ada jalan
- Bab 455 Hidup dan mati
- Bab 456 Lolos dari ambang kematian
- Bab 457 Langkah demi langkah
- Bab 458 Roh Jahat
- Bab 459 Darah Terciprat
- Bab 460 Jangan mendekat
- Bab 461 Terjatuh
- Bab 462 Mati karena kehabisan nafas
- Bab 463 Tidak bisa bergerak
- Bab 464 Memori yang dulu
- Bab 465 Berada di jalan masing-masing
- Bab 466 Langit malam yang gelap
- Bab 467 Tanggung jawab
- Bab 468 Sesuatu yang aneh
- Bab 469 Supermarket Delfi
- Bab 470 Wanita Cantik
- Bab 471 Tidak ada penyesalan dalam hidup
- Bab 472 Kejahatan yang gagal ditutupi
- Bab 473 Bayangan Seseorang
- Bab 474 Mati Lebih Baik Daripada Hidup
- Bab 475 Suara Tembakan Terdengar Keras
- Bab 476 Pengejaran Dengan Taruhan Nyawa
- Bab 477 Suatu Kebenaran
- Bab 478 Kembali Lagi Ke Beichuan
- Bab 479 Sebuah Surat
- Bab 480 Perkembangan Baru
- Bab 481 Perkembangan Baru
- Bab 482 Telepon yang Aneh
- Bab 483 Perjanjian Besar
- Bab 484 Wanita Berbikini
- Bab 485 Makan Malam Romantis
- Bab 486 Sebuah album
- Bab 487 Mengembalikan ingatan
- Bab 488 Saat berbahaya
- Bab 489 Taruhan antara hidup dan mati
- Bab 490 Senang dalam kecelakaan
- Bab 491 Siluman Kecil yang Berani
- Bab 492 Salah Alarm
- Bab 493 Sebuah Mimpi Buruk
- Bab 494 Suara Bip Bip
- Bab 495 Taman Xuan Zhou
- BAB 496 Ekspresi Wajah Murung
- BAB 497 Resepsi Pernikahan Gereja
- BAB 498 Tanda Tanya Baru
- BAB 499 Sarang Cinta Mereka
- Bab 500 Pengawasan Secara Rahasia
- Bab 501 Sebuah Bayangan Punggung
- Bab 502 Berpangku Tangan
- Bab 503 Dermaga Nomor Dua
- Bab 504 Muda Dan Cantik
- Bab 505 Adegan Yang Familiar
- Bab 506 Duel Berdarah
- Bab 507 Di Ujung Nyawa
- Bab 508 Memecahkan Misteri
- Bab 509 Alasan Kebohongan
- Bab 510 Penghianatan
- Bab 511 Rencana yang penuh keberanian
- Bab 512 Kebohongan tak berdaya
- Bab 513 Bicara terus terang
- Bab 514 Tak pernah puas
- Bab 515 Badai
- Bab 516 Cahaya Merah
- Bab 517 Penembakan Gila
- Bab 518 Sangat Mengerikan
- Bab 519 Caraku Sendiri
- Bab 520 Mendapat Masalah
- Bab 521 Kotak Hitam
- Bab 522 Mau Tidak Mau
- Bab 523 Perhentian yang Baik
- Bab 524 Mengekspos Si Penjahat
- Bab 525 Darimana Asalnya Itu
- Bab 526 Detik-detik yang berbahaya dan menegangkan
- Bab 527 Berhenti tiba-tiba
- Bab 528 Meloloskan diri dengan tipuan
- Bab 529 Pandangan kosong
- Bab 530 Masa-masa itu
- Bab 531 Seperti Mendapatkan Kehidupan yang Baru
- Bab 532 Cepatlah Kalian Lihat
- Bab 533 Berpacu dengan Waktu
- Bab 534 Momen Antara Hidup dan Mati
- Bab 535 Pasangan yang Serasi
- Bab 536 Pilihan Sulit
- Bab 537 Polisi Rakyat
- Bab 538 Identitas Saat Itu
- Bab 539 Pukulan Mematikan
- Bab 540 Awal Putus Asa
- Bab 541 Hari-hari Yang Sulit
- Bab 542 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 543 Perlahan-lahan Menjauh
- Bab 544 Tempat Misterius
- Bab 545 Tempat Rahasia
- Bab 546 Tempat khusus
- Bab 547 Siksaan tiada akhir
- Bab 548 Sebuah transaksi
- Bab 549 Dalam gemerlap malam
- Bab 550 Hutan lebat di pegunungan yang dalam
- Bab 551 Tak kunjung datang
- Bab 552 Gelisah
- Bab 553 Kota jahat
- Bab 554 Kantor yang besar
- Bab 555 Florist Mansion
- Bab 556 Saat yang menegangkan
- Bab 557 Luka yang mendatangkan malapetaka
- Bab 558 Masalah datang
- Bab 559 Berpacu dengan waktu
- Bab 560 Lakukan atau mati
- Bab 561 Perlahan-lahan menjadi tua
- Bab 562 Kembali ke Nanjing
- Bab 563 Hal yang tak terduga
- Bab 564 Terjadi masalah
- Bab 565 The End