My Charming Lady Boss - Bab 449 Bekerja Keras

Pria yang berdiri di tepi danau tiba-tiba mengerutkan kening, pandangannya segera jatuh di permukaan air danau yang berayun riak, dan lagi lampu senter yang pegang di tangannya telah menyorot ke tepi danau sebentar, anjing serigala yang mengandeng di tangan kiri, juga menyeringai wajahnya, tak berhenti-henti menggongg di permukaan danau.

“Auk Auk Auk!”

Di saat pria itu mengunakan lampu senter mengamat-gamati permukaan danau, di atas permukaan air yang tidak jauh tiba-tiba menyebar kemari suara bunyi gemercik, segera menimbulkan perhatian dia, dia juga memindahkan cahaya lampu senter ke permukaan danau yang mengeluarkan suara bunyi, suara yang begitu besar, dia yakin dalam air danau pasti bukan ikan.

Oleh karena itu, pria segera mengeluarkan Walkie-Talkie melaporkan: “Paman Ma, aku Gill, aku menemukan ada suara di tepi danau, kamu segera mengutus kapal pesiar kemari.”

“Menerima!” Dalam Walkie-Talkie segera menyebar kemari suara bunyi bush bush.

Nada suara baru menurun tidak lama, satu kapal pesisir kecil yang berhenti di sekitar Paviliun, telah berlayar cepat ke posisi keberadaan pria, dan lagi atas kapal pesisir telah membuka satu cahaya kuat lampu sorot, lampu sorot mengeluarkan cahaya yang menusuk mata, mencari-cari di tempat air yang pria berada.

Tentu saja, Andri Chen yang bersembunyi di dalam air danau juga mendengar suara penyampaian kapal pesiar, dan juga sayup-sayup melihat satu cahaya kuat menyorot ke dalam air danau, dia tau ini repot, kapal pesiar mencari begini lagi, mereka tak dapat di ubah pasti ketahuan, kunci terpentingnya adalah, Andri Chen menyadari Yuni Lin yang bersembunyi di dalam air sudah sedikit tidak tahan, kalau menahan di dalam air danau begitu lagi, dia akan mati terendam, dia semulanya sudah tidak bisa berenang.

Pikir sampai sini, Andri Chen terpaksa memilih berenang keluar ke permukaan air, kepala dia baru muncul di permukaan air, cahaya lampu sorot kebetulan menyinari di badan dia, atas kapal pesiar segera menyebar kemari suara kaget seoranag pria.

“Cepat lihat di situ ada orang!”

Nada suara baru menurun, kapal pesiar segera mendekat kemari, kapal pesiar dan anjing serigala yang di tepi danau juga tak berhenti menggonggong terhadap mereka.

“Auk Auk Auk!”

Andri Chen tau sudah tidak dapat kabur, terpaksa mengangkat Yuni Lin naik ke tepi yang sudah menahan sampai mukanya berungu ,dan dengan perhatian bertanya: “Yuni, kamu bagaimana?”

Yuni Lin setelah naik tepi, lalu tidak berhenti-benti membatuk, seperti tersendak parah oleh air danau.

“Uhuk! Uhuk! Uhuk!” Yuni Lin terus-menerus batuk beberapa kali, saat semangatnya pulih setelah istirahat, baru dengan merasa maaf berkata: “Andri, maaf… … semua salahkan aku… …”

Perkataan Yuni Lin belum selesai bicara, Andri Chen sudah tau dia ingin bilang apa, buru-buru memutuskannya: “Yuni, jangan bicara lagi.”

Dalam hati Yuni Lin sangat mengerti, dialah yang membahayakan mereka, kalau bukan tadi dirinya tidak menahan nafasnya, mungkin saja orang-orang ini tidak akan menemukan mereka, dia merasa dirinya telah melibatkan mereka, sangat tidak gampang sudah kabur keluar dari ruang bawah tanah yang gelap pekat itu, tak tersangka tertangkap mereka lagi, dalam hati dia merasa sangat bersalah, merasa dirinya tidak berguna sekali.

“Andri Chen, aku… …” Ketika Yuni Lin masih ingin berkata sedikit apa, seorang pria yang berdiri di pinggiran tepi segera membentak dengan suara keras terhadap dua orang: “Sepasang tangan di kepala menunduk ke bawah!”

Saat pria membentak keras, anjing serigala kuat yang mengandeng di tangannya juga tidak berhenti menggonggong kepada dua orang.

Andri Chen mendengar perkataan, segera memberi isyarat terhadap sampingnya Yuni Lin: “Cepat sepasang tangan di kepalaa menunduk ke bawah!”

Andri Chen duluan mengangkat tangan di kepala menunduk ke lantai, Yuni Lin terpaksa juga berbuat sesuai apa yang diperintahkan, karena dia tau kehidupan mereka selanjutnya pasti tidak enak, anak buah

Tuan Ketiga pasti akan melayani mereka dengan baik.

Dua orang baru menunduk ke tepi danau, dari atas kapal pesiar telah melompat ke bawah berapa pria yang berpakaian kemeja, mereka mengeluarkan tali dari badannya, segera mengikatkan Andri Chen dan Yuni Lin yang di tepi pantai.

Waktu tidak banyak, satu Audi warna hitam tiba-tiba menyetir sampai di depan mereka, saat pintu mobil membuka, Andri Chen mengunakan cahaya lampu senter melihat Paman Ma berjalan turun dari mobilnya, berjalan ke depan Andri Chen mengamat-amati sebentar, segera menanyai pria di samping: “Masih ada satu dimana?”

Pria di samping terpaksa dengan hormat menjawab: “Paman Ma, masih ada satu lagi di cari, seharusnya masih di dalam danau. ”

Paman Ma selesai mendengar, mengangguk-angguk kepala seolah-olah ada yang sedang dipikirkan, menyapu pandangannya ke pinggir danau yang gelap pekat, berpesan: “Cepat pergi cari, jangan membiarkan dia kabur, kalau tidak kalian tau emosinya Tuan Ketiga.”

“Baik!” beberapa pria menjawab dengan serentak, berturut-turut mengandeng anjing serigala yang kuat naik ke kapal pesiar, beberapa pria yang lain ada yang mengendarai kapal cepat, ada yang mengandeng anjing serigala berjalan mencari-cari di tepi danau.

Kemudian seluruh vila Keluarga Chen mengadakan lagi pencarian yang intens, Andri Chen yang menunduk di lantai berharap Nora Shen dapat kabur keluar dari vila Keluarga Chen, karena asal saja dia dapat kabur keluar, mereka sudah bisa tertolong.

Saat ini, dia hanya berdoa di dalam hati, tapi dalam hati masih ada sedikit khawatir.

Pada saat ini, samping telinga Andri Chen berbunyi lagi suaranya Paman Ma: “Membawakan mereka balik.”

“Baik, Paman Ma.” Empat pria menjawab dengan serentak, dan mengawal Andri Chen dan Yuni Lin yang sepasang tangannya terikat tali yang secara terpisah naik ke mobil.

Setelah berapa menit yang singkat, Audi yang warna hitam ini langsung menyetir pergi dengan cepat ke arah Paviliun Keluarga Chen.

Bawah lantai yang di Paviliun, Andri Chen ketemu lagi Tuan Ketiga Chen yang berambut putih, dia duduk di tepi danau, tangannya sedang memegang satu batang pancing ikan, seolah-olah sedang memancing, sampingnya sepuluh prajurit khusus saat ini menjaganya, masih tetap memakai kacamata hitam itu, dimukanya sedikit ekspresi pun tidak ada.

Di saat ini, Andri Chen dan Yuni Lin ditahan oleh beberapa pria kemeja turun dari mobil, langsung menekan pundak dua orang memaksa berlutut di lantai.

Dalam proses ini, Tuan Ketiga Chen yang sedang duduk memancing di pinggir danau menolehkan kepala sekalipun juga tidak, pandangannya masih tetap di atas permukaan danau yang gelap, seolah-olah sedang menunggu ikan terpancing.

Paman Ma melihat kondisinya, juga tidak enak membuka mulut untuk menganggu, karena dia tau kebiasaan Tuan Ketiga Chen, di saat memancing ikan, tidak dibolehkan siapapun untuk menganggunya, dulu ada orang telah mengganggu mood estetika dia, dia memaksa menengggelamkan orangnya dengan hidup-hidup.

Walaupun hal itu sudah bertahun-tahun lalu, tapi bagi semua orang Keluarga Chen, itu masih segar dalam ingatan, Tuan Ketiga Chen itu luar baik dalam kejam, kalau tidak dia mana ada kedudukan di Provinsi A sekarang ini.

Paman Ma terpaksa berdiri di tempat semula dengan sabar menunggu, seluruh Paviliun tenang sampai di luar dugaan, satu-satunya pohon willow yang berdesir-desir tertiup angin di tepi danau.

Kurang lebih sepuluh menit kemudian, Tuan Ketiga Chen yang duduk tenang akhirnya menarik ke atas seekor ikan, melihat mata kail mengantung ikan, dia dengan sangat hati-hati mengeluarkan mata kail dari dalam mulut ikan, dan menaruhkan ikan di dalam tong air yang di samping, kemudian mencuci-cuci tangan di dalam air danau, Gill yang di samping segera memberikan handuk bersih ke tangan Tuan Ketiga Chen.

Setelah selesai mengelap sepasang tangan dia, ini baru balik badan pandangannya jatuh ke Andri Chen yang lutut di lantai, lalu selangkah selangkah berjalan ke arah dia.

Saat berhenti di depan Andri Chen, dia sangat kagum berkata: “Tuan Bai, tak tersangka kamu berketrampilan sekali, masih dapat kabur keluar dari ruang bawah tanah, melukai anak buah aku, dan merebut pistol yang di tangan mereka.”

Andri Chen tau dirinya kembali lagi ke tangan Tuan Ketiga Chen, dia tak berdaya harus berkata apa, karena sudah hidup terlunta-lunta sebagai tawanan.

Dia memilih diam, dalam hati sedang berpikir, selanjutnya Tuan Ketiga Chen bisa bagaimana menyiksa mereka, dia tidak takut penyiksaan Tuan Ketiga Chen, hanya khawatir Yuni Lin yang berlutut di samping, dia tidak akan tahan penderitaan daging.

Berpikir sampai sini, Andri Chen sengaja berkata kepada Tuan Ketiga Chen: “Tuan Ketiga, kalau kamu seorang lelaki, lakuin ke aku saja, jangan berbuat kejam terhadap perempuan.”

Tuan Ketiga Chen sekali mendengar, langsung ketawa, menganggukan kepala berkata: “Tak tersangka kamu begitu mementingkan persahabatan juga, kelihatannya perempuan di depan mata ini bagi kamu sangat penting, sia-sia Angelina begitu baik terhadap kamu, hari ini kamu ingin berpahlawan menolong si cantik, aku mencapaikan keinginan kamu, lihat kamu malam ini bisa menjadi pahlawan tidak.”

Selesai bicara perkataan ini, Tuan Ketiga Chen menyapukan pandangan ke beberapa pria yang di samping, segera berpesan: “Ikatkan sepasang kakinya untuk aku.”

“Baik!” Dua pria kemeja menjawab dengan serentak, lalu dengan cepat mengikatkan sepasang kakinya Andri Chen.

Baru selesai ikat, Tuan Ketiga Chen berpesan lagi: “Lemparkan di ke dalam air danau untuk aku, dia bukannya suka bersembunyi di dalam air danau? Malam ini aku mencapaikan keinginannya.”

“Baik, Tuan Ketiga.” Dua pria terpaksa menuruti apa yang diperintahkan, satu mengangkat kaki, satu mengangkat kepala, mengoyangkan sebentar, lalu Andri Chen yang sepasang tangan kakinya terikat tali, langsung melempar ke dalam air danau yang dibawah Paviliun.

Seketika itu juga, dalam air danau menyebar kemari suara bunyi cempung, juga kena cipratan air yang memercik diseluruh langit oleh badan Andri Chen.

Setelah dua kali bunyi cempung, badan Andri Chen langsung tengelam ke dalam danau.

Tinggi derajat air danau yang di sekitar Paviliun, kira-kira kurang lebih sepuluh meter, Yuni Lin yang berlutut di lantai dengan kepala mata sendiri melihat Andri Chen terlempar ke dalam air danau oleh anak buah Tuan Ketiga Chen, dia segera mendirikan badannya, berteriak ke arah air sungai: “Andri!”

Tapi, dia baru mendirikan badan, langsung ditekan berlutut di lantai oleh dua pria di belakangnya, dalam mulut juga membentak dengan suara keras: “Berlutut!”

“Andri! Andri… …” Yuni Lin sambil memanggil, sambil menangis, melihat depan mata Tuan Ketiga Chen, dia malah memohon: “Tuan Ketiga, memohon kamu, melepaskan dia, memohon kamu… …”

“Dalam hati Yuni Lin sangat mengerti, Tuan Ketiga Chen menyiksa terus begitu lagi, Andri Chen malam ini pasti akan mati di dalam air danau, dia tau rasa menahan nafas di dalam air danau, benar-benar merasa lebih baik mati daripada hidup.”

Terhadap pemohonan Yuni Lin, Tuan Ketiga Chen sepenuhnya acuh tak acuh, bagi dia air mata Yuni Lin, tidak ada makna apapun.

Yuni Lin menangis memangil sebentar, Tuan Ketiga Chen baru jalan ke depan dia, melihat Yuni Lin yang menangis seperti bunga pir bermandian hujan, tiba-tiba membuka mulut berkata: “Nyonya kecil, dia sendiri yang mau jadi pahlawan, menjadi pahlawan harus membayar pengorbanan, tapi kamu tenang saja, bulan malam ini sangat bulat, aku akan melayaninya dengan baik.”

Yuni Lin sekali mendengar, berusaha sekuat tenaga memohonnya: “Tuan Ketiga, mohon kamu, lepasakanlah dia! Aku bersedia seumur hidup bekerja keras untukmu.”

Perkataannya tidak mengharukan Tuan Ketiga Chen, dia mengangkat lengan tangan melihat-lihat jam tangan, menolehkan kepala lagi dengan memberi isyarat terhadap Paman Ma berkata: “Lewat dua menit lagi, baru mengangkat dia naik.”

“Baik, Abang ketiga.” Paman Ma menuruti apa yang diperintahkan, sama melihat-lihat jam tangan di lengan tangan.

Dua menit kemudian, Paman Ma segera berpesan ke dua pria yang menggenggam tali berdiri di tepi danau: “Menarik dia ke atas.”

“Baik, Paman Ma.” Dua orang mendengar perintah telah menarik ke atas tali yang mengikat di kaki Andri Chen.

Sangat cepat, seluruh badan Andri Chen yang basah kuyup telah di angkat naik ke atas, dia juga tidak berhenti batuk terus, dalam mulut menghirup nafas dalam-dalam, dia menahan lima menit di dalam air, kalau orang biasa, takutnya dari awal sudah mati terendam.

Tuan Ketiga Chen melihat kondisinya, menganggukkan kepala dengan puas dan senang berkata: “Masih lumayan, sudah bertahan lima menit, melemparkannya lagi.”

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu