My Charming Lady Boss - Bab 526 Detik-detik yang berbahaya dan menegangkan

Terhadap interogasi Sisca, Andri tidak mengatakan yang sejujurnya, karena di saat ini ia tidak bisa mengatakan keadaan sebenarnya, dia sedang menunggu dengan sabar, tidak tahu sudah bagaimana keadaan di luar kantor polisi sana, setelah Season dan Peony menonton berita tersebut, apakah akan datang ke kantor polisi? Beribu pertanyaan bermunculan di benaknya.

Setelah Sisca selesai menginterogasi, melihat Andri tidak membuka suara, melainkan kelihatan penuh beban, dia tidak tahu apa yang sedang Andri pikirkan, sehingga lebih baik ia bersabar dan lanjut bertanya : "Andri, kalau kamu tidak memberitahu, aku tidak akan bisa membantu kamu."

Andri tersadar dari lamunannya, lalu menjawab dengan penuh rasa bersalah : "Sisca, untuk sementara aku masih belum bisa memberitahu kamu."

"Kenapa?" Tanya Sisca sambil mengerutkan alis.

"Nanti kamu akan mengerti." Andri menjawab.

Sisca menjadi semakin kebingungan, dia tahu pasti ada sesuatu di balik ini, mengenai bom racun itu, masih belum ada penjinak bom yang sampai, serta kalaupun sudah sampai juga tidak tahu apakah bisa dijinakkan, jika memang seperti yang Andri katakan, mereka masih tidak berani bertindak sembarangan, karena ini adalah bom racun, jika tidak dijinakkan dengan benar, bisa jadi berpengaruh pada satu kota, bahkan satu negara juga akan kena imbasnya.

Di selanjutnya, bagaimana pun Sisca mencoba bertanya, Andri tetap mempertahankan diamnya.

Sisca yang berdiri di luar jeruji pun menyerah, ia hanya berjalan bolak-balik di depan sel.

Di saat ini, Rose dan Laver sudah sampai di tempat yang ditunjuk dengan tepat waktu, dari tempat mereka bisa memantau satu kantor polisi, juga merupakan tempat penembakan yang paling sesuai, serta tidak mudah ketahuan.

Mereka terlebih dahulu sampai di kantor polisi kota Nanjing daripada Andri, karena mereka tahu polisi pasti akan menangkap Andri ke kantor pusat kota, sehingga mereka sudah mempersiapkan diri di sini.

Sekarang, lima menit sudah berlalu sejak Andri di bawa ke kantor polisi, belum terdeteksi sesuatu yang tidak normal di sekitar kantor polisi, Rose yang berada di atas geng memfokuskan senapannya ke pintu masuk kantor polisi, setelah diamati beberapa lama, masih juga belum menemukan orang yang mencurigakan.

Kemudian, terdengar suara Laver di telinga Rose, dengan pelan ia bertanya : "Kak Rose, menurut kamu apakah Peony dan Season akan muncul?"

Sebenarnya dalam hati Rose juga tidak yakin, ia tidak bisa menebak pemikiran Season dan Peony, tapi ada satu hal yang ia tahu adalah, tugas Season dan Peony sama, yaitu bom racun tersebut, kalau tidak mengantar bom itu ke perusahaan dalam waktu yang ditentukan, mungkin Season dan Peony juga akan takut.

Jadi tidak peduli cara apa yang dilakukan Season dan Peony, mereka pasti akan berusaha mencari bom itu.

Lagi pula Andri sudah berakting sedemikian rupa, melalui berita yang beredar di media, mereka pasti tahu bom tersebut ada di kantor polisi, pasti akan sampai secepatnya, mengenai dengan cara apa, juga sedang Rose pikirkan dalam hati, Peony pandai berdandan memanipulasi wajah, mungkin dia akan memanipulasi wajahnya dan masuk ke kantor polisi, lalu melalui cara tertentu untuk mencari bom racun tersebut.

Tentu saja ini hanya tebakan Rose.

"Harusnya akan." Rose berpikir sejenak, lalu menjawab dengan tak yakin.

"Tapi, sudah sepuluh menit berlalu." Laver menjadi tidak tenang, kalau Season dan Peony tidak muncul, maka mereka akan kesulitan.

Rose berkata dengan sabar : "Tunggu sebentar lagi, tahan emosimu."

Laver hanya bisa menganggukkan kepala, dilihatnya ke bawah dan lanjut berkata : "Kak Rose, menurut aku lebih baik aku turun dulu, kalau sasaran kita sampai, jangan lupa memberi isyarat ke aku."

"Baik, kamu hati-hati!" Rose mengingatkan Laver.

"Tenang saja!" Selesai berkata demikian, Laver yang memakai pakaian tukang kebersihan pun turun ke bawah, dengan cepat ia meluncur ke bawah dengan tali yang tergantung di belakang, lalu ia berjalan satu menit mengikuti sepanjang jalan itu dan memutar ke jalan depan kantor polisi.

Tidak lama kemudian sosok Laver tampak dari lubang senapan Rose, ia melihat Laver berkeliling di jalan, lalu dengan gerak cepat membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya, kemudian menunggu di dalam dengan sabar.

Selanjutnya kedua wanita tersebut mengamati pintu utama kantor polisi, sewaktu-waktu ada beberapa yang berpakaian seragam polisi berlalu lalang di situ, juga ada mobil polisi yang keluar dari halaman.

Lima belas menit sudah berlalu, Rose yang sedang menelungkup di atas gedung pun mulai khawatir, dia khawatir apakah Season dan Peony tahu ini adalah jebakan, kalau terus menunggu seperti ini tapi mereka berdua tidak muncul, maka akan bermasalah.

Di saat Rose sedang kecewa dan kebingungan, sosok yang familiar muncul di pandangan Rose, dari lubang senapan ia melihat sebuah drone kecil, begitu kecil bagaikan pesawat mainan, drone itu berhenti di lantai bawah tak jauh dari Rose, karena drone ini sangat kecil, jadi tidak gampang ketahuan, serta terpasang kamera yang sangat jelas di atasnya, sehingga bisa mengamati gerak-gerik dari jauh, ini adalah ciptaan Season, untuk mengamati keadaan pihak lain, sebelumnya ketika mereka menjalankan tugas di luar negeri, Rose pernah melihatnya, tak disangka begitu kebetulan kali ini ia menyadarinya.

Melihat drone ini, berarti Season dan Peony ada di sekitar sini.

Tapi, baru juga drone ini terbang sebentar, ia sudah pelan-pelan terbang ke arah Rose, seolah sedang mengamati sesuatu.

Melihat itu, Rose terkejut hingga segera bersembunyi di drum air cat berwarna hijau, drum-drum ini sudah ada dari awal, sepertinya dipakai untuk menyimpan barang, sangat banyak di atas gedung sini, dari kecil hingga besar, belum lama ia masuk ke dalam drum tersebut, drone itu sudah sampai, serta mengamati dengan teliti.

Di detik ini, Rose yang sedang berbunyi di dalam drum menahan napas, meskipun aroma di dalam drum sangat tidak enak, tapi demi tidak ketahuan oleh drone tersebut, dia hanya bisa menutup hidung, lalu mengamati keadaan luar dari celah drum, setelah mengamati beberapa saat, drone tersebut tidak langsung pergi, melainkan berdiam di sana beberapa saat.

Ini sungguh di luar dugaan Rose, kalau drone ini tetap berdiam di atas sini, maka dia bermasalah, bukan hanya tidak bisa menembak, juga mungkin akan ketahuan oleh drone itu.

Detik demi detik berlalu, drone tersebut masih berputar di atas gedung, sedangkan kamera mengarah ke kantor polisi, seolah sedang mencari sesuatu.

Beberapa menit kemudian, barulah drone ini pelan-pelan pergi.

Di saat drone sudah pergi, Rose langsung segera keluar dari dalam drum, dia hampir mati kehilangan napas di dalam, untungnya drone itu pergi di saat yang tepat, kalau tidak ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

Rose bernapas dengan terengah-engah, lalu kembali bertelungkup di posisi awal, dengan senapan di tangannya ia mengamati posisi drone, ternyata drone itu terbang ke jalan sebelah.

Setelah drone tersebut pergi, Rose mengirim pesan kepada Laver yang ada di bawah.

“Mereka ada di sekitar sini, tadi aku melihat ada drone, kamu harus hati-hati, tidak lama lagi mereka akan muncul.” Dulu ada jam tangan untuk berkomunikasi, sejak jam tangan dibongkar, mereka tak bisa berkomunikasi online lagi, jadi untuk sementara harus memakai pesan singkat di telepon.

Belum lama ia mengirim, Laver sudah membalas : “Aku mengerti!”

Rose menyimpan handphonenya, dan lanjut mengamati keadaan jalan di sekitar kantor polisi dengan senapannya, dalam beberapa menit ini sama sekali tidak ada apa-apa, ketika ada sebuah taksi mendekati pintu kantor polisi, Rose mengerutkan dahi, karena ia melihat ada dua orang pria di dalamnya, salah satunya berseragam polisi, baru saja ia turun dari mobil, Rose sudah curiga, karena bagaimana mungkin polisi naik taksi, serta ketika Rose mengamati, dengan terkejut ia menyadari, polisi ini tidak mempunyai jakun, pada umumnya seorang pria mempunyai jauh, jika tidak ada, maka hanya menjelaskan satu keadaan, yaitu dia adalah seorang wanita.

Mendapati satu detil ini, Rose mendadak menyadari, dia tahu Peony pandai memanipulasi wajah, tapi kalau jakun seorang pria, tidak mungkin ia bisa, dan dada wanita juga tak bisa disembunyikan, inilah kekurangan dari memanipulasi wajah.

Setelah memutuskan pria yang turun dari taksi tersebut adalah Peony, maka supir yang duduk di dalamnya adalah Season.

Setelah Peony keluar dari mobil, dengan seragam polisi ia berjalan masuk ke dalam kantor polisi, seperti akan pergi bekerja.

Di saat ini, Rose segera menarik gerendel senapan, lalu memfokuskan sasaran ke Season.

“Tiga, dua, satu……” Rose menghitung mundur di dalam hati.

Ketika ia berteriak “satu”, tanpa ragu-ragu ia menekan pelatuk, terdengar bunyi “Siiiuuuuu”, peluru yang sudah dirombak sebelumnya meletus keluar, dengan kecepatan tinggi mengarah ke taksi yang diduduki Season, kemudian terdengar “Praaakkk!”, kaca jendela mobil di bagian tempat duduk supir pun pecah, peluru tersebut tepat mengenai lengan Season, jika di tembak ke bagian lain, peluru beracun ini juga akan membahayakan nyawa, karena kekuatan menembus dari senapan ini sangat kuat.

Season yang sedang duduk di dalam taksi seketika menyadari sesuatu, baru saja dia ingin mengeluarkan remote drone, ia merasa dunianya menjadi gelap, ia berusaha untuk membuka kedua matanya, tapi bagaimana pun ia meronta, akhirnya tetap tidak berhasil.

Season yang menyamar menjadi pria pun bertiarap di atas setir mobil dan pingsan, ini karena pengaruh racun dari peluru itu.

Laver yang bersiaga di sekitar sana pun mendengar suara pecahan kaca jendela, ketika ia melihat, pria yang duduk di setir mobil sudah jatuh pingsan, dengan cepat dia menyalakan mesin mobil dan mendekat, lalu menghentikan mobilnya di samping taksi, segera dia turun dan membuka pintu taksi, mengangkat Season yang jatuh pingsan dan meninggalkan tempat itu dengan cepat, semua ini memerlukan puluhan detik.

Orang yang berlalu lalang di jalan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.

Sedangkan di dalam kantor polisi saat ini, telah terjadi sesuatu yang besar.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu