My Charming Lady Boss - BAB 112 Anak Muda Ganteng (1)

Perkataan Sisca Mi ini, langsung membuat Yuni Lin bengong, dalam mulut tiba-tiba berbisik-bisik: “pacar laki-laki?”

Andri Chen ingin menjelaskan, tetapi sudah terlambat, dia tahu Sisca Mi selalu mengira Yuni Lin adalah pacar dia, kali itu juga karena terpaksa baru berbohong, tidak kepikiran malah membuat keadaan saat ini sangat sulit untuk menerima.

Melihat ekspresi Yuni Lin yang sangat kaget, Sisca Mi melihat-lihat Andri Chen, kemudian melihat-lihat Yuni Lin lagi, sekali lagi dengan ragu-ragu bertanya: “Direktur Lin, kalian berdua bukan……”

Yuni Lin langsung bereaksi kemari, melototi Andri Chen sesaat, dengan muka merah bertanya: “Andri Chen, kamu ini sembarangan bicara apa lagi?”

Kali ini bukan hanya menutupi Yuni Lin, sampai Sisca Mi juga ditutupi, akhirnya pandangannya menatap kearah Andri Chen, dengan bingung bertanya: “Andri Chen, ini ada masalah apa yang terjadi?”

Andri Chen sangat tidak enak hati, mencoba menjelaskan: “Istri, direktur Lin bukan pacar aku.”

“Jika begitu kamu waktu itu bilang direktur Lin adalah pacar kamu?” Sisca Mi bertanya.

Andri Chen berlanjut merasa tidak enak dan menjelaskan: “aku waktu itu adalah dengan terpaksa.”

“Bagus ya!” kamu tidak terduga membohongi aku!” berkata, Sisca Mi mau gerakin tangan untuk memukul Andri Chen.

Andri Chen melihat keadaan ini, segera menjelaskan: “Jangan, jangan emosi, aku ada kesulitan yang sukar diutarakan.”

Yuni Lin yang saat ini juga dengan kejam melototi Andri Chen sebentar, sangat kesal berkata: “Andri Chen, kamu sudah berbicara sembarangan apa kepada orang lain?”

Andri Chen melihat dua wanita sudah marah, juga sudah malas menjelaskan, sepasang tangan memeluk atas kepala, dengan merasa tidak adil berkata: “Sini saja! Kalian berdua mohon ringan sedikit!”

Sisca Mi benar-benar bukan main-main saja, langsung didepan pintu toilet memukul Andri Chen.

Yuni Lin malah tidak benar-benar memukul, karena dia tahu orang ini suka bicara sembarangan, mungkin diluar demi pamer maka sembarangan berkata apa lagi dengan orang lain, tetapi melihat dia sangat berjasa terhadap perusahaan maka memaafkan dia.

Sisca Mi memukul sebentar, Andri Chen melihat dia sudah berhenti, baru mengelus-elus punggung sendiri yang kesakitan, menegakkan badannya, dalam mulut tidak berhenti mengeluh.

Dan segera mengarahkan pandangannya lagi kebadan Yuni Lin, mencoba bertanya: “Direktur Lin, kamu mengapa belum menggerakkan tangan?”

Yuni Lin sepasang tangan menaruh didepan dada, sangat marah menatap dia, juga tidak berbicara.

Andri Chen berlanjut berkata: “Direktur Lin, sini saja, aku tidak ingin setelah ini baru membuat perhitungan.”

Yuni Lin dengan suara dingin, melewati Andri Chen langsung masuk kedalam toilet, dia ada sedikit tidak tahan.

Dia baru masuk toilet, Sisca Mi mumpung Andri Chen tidak memperhatikan, dengan bertenaga memukul dia satu kepalan lagi, satu kepalan ini memukul di dada Andri Chen, dia kesakitan sampai tidak berhenti mengelus.

Dia merasa sangat tidak adil berkata: “aku bilang, istri kenapa masih memukul lagi?”

Sisca Mi sangat marah berkata: “kamu pantas mendapatkan ganjaran itu!”

Selesai bicara, Sisca Mi memperingatkan Andri Chen lagi: “kelak jangan memanggil aku istri, jika tidak aku akan tetap memukul kamu.”

Dia khawatir orang ini berbicara sembarangan lagi dengan orang lain, pada dasarnya diantara mereka tidak ada apa-apa, dia mengganggu begini, nama baiknya sudah hancur semua.

Andri Chen mengelus dadanya, dengan merasa tidak adil bertanya: “jika begitu memanggil apa?”

“Panggil Sisca.” Sisca Mi menekankan.

Andri Chen terpaksa mengangguk kepala menyetujui, mencoba berkata: “Aku bilang, kamu lain kali pukulnya boleh lebih ringan dikit tidak?”

Baru selesai berbicara kata-kata ini, Yuni Lin lalu berjalan keluar dari toilet, melihat Andri Chen sekilas, segera memindahkan pandangannya kebadan Sisca Mi, wajahnya muncul senyuman, dengan sangat berterima kasih berkata: “polisi Mi, masalah waktu itu, aku masih belum sempat berterima kasih kepada kamu!”

“Ini adalah kewajiban kami sebagai polisi, tidak perlu sungkan.” Sisca Mi tidak segan-segan berkata.

Yuni Lin bersenyum sekilas, berkata: “kalian mengobrol saja, aku masih ada sedikit urusan yang harus sibuk sebentar.”

“Baik, kamu sibuk dulu.” Selesai bicara, Yuni Lin membalikkan badan sebelum pergi, masih sengaja melototi Andri Chen sebentar, seperti sedang memperingatkan apa kepada dia.

Yuni Chen setelah menginjak sepatu hak tinggi pergi meninggalkan, pandangan Sisca Mi kembali lagi kebadan Andri Chen, memakai semacam pandangan mengagumi berkata: “direktur Lin kalian sangat cantik!”

Mendengar perkataan ini, Andri Chen dengan waspada bertanya: “kamu ingin melakukan apa? Direktur Lin kita bukan lesbian, kamu jangan ada niat buruk terhadap dia.”

Sisca Mi segera mengepalkan tangan dengan erat, pada saat sedang bersiap-siap memukul kearah dada Andri Chen, Andri Chen dibawah sadar mundur dua langkah, memperingatkan berkata: “disini adalah perusahaan, kamu jangan sembarangan, mau pukul kita pergi ke ruang tinju pukul.”

Ada waktu, Sisca Mi benar-benar ingin melatih tinju dengan Andri Chen, anak muda kantor polisi situ pada dasarnya bukan lawan dia, setelah beberapa babak, mereka sudah tidak bertahan lagi, satu-satu berbaring diatas lantai berpura-pura mati.

Dia sekarang sangat membutuhkan seorang teman berlatih seperti Andri Chen begini, baru bisa meningkatkan ketrampilan dia.

Saat ini, hp dibadan Sisca Mi berbunyi, dia mengeluarkan hp melihat, ternyata adalah telepon dari ibu dia, dia segera mengarah ke Andri Chen membuat sebuah gerakan supaya diam.

Dia baru mengangkat telepon: “Hallo! Ibu!”

Suara keras ibu Mi menyebar keluar dari telepon: “sudah menjemput Andri belum?”

Sisca Mi menjawab: “Ibu, Andri masih belum tiba waktunya pulang kerja.”

Ibu Mi didalam telepon mendesak berkata: “setelah pulang kerja, cepat-cepat pulang, ayah kamu sudah mempersiapkan satu meja makanan.”

“Ibu, aku sudah tahu.” Sisca Mi didalam telepon sangat tidak berdaya berkata.

“Baik, begini saja, matikan saja.” Ibu Mi ini baru mematikan telepon.

Sisca Mi menarik nafas sangat panjang, mengeluh berkata: “Ayah ibu aku tahu malam ini kamu mau pergi, sampai tidak pergi kerja, dari pagi sudah bangun mulai melakukan kebersihan, dalam rumah dan luar rumah tiga lantai semuanya dibersihkan sekali, terutama adalah ayah aku, mengejar aku bertanya kamu suka makan apa, kemudian mempersiapkan seharian……”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu