My Charming Lady Boss - Bab 167 Wajahnya Memerah (1)

Mendengar suara di telepon, Andri pun kaget, dia baru menyadarinya dan merasa sedikit kaget: "Direktur Lin?"

Yuni Lin kaget dan bertanya: "Andri Chen, kenapa kamu yang angkat?"

Andri menjelaskan: "Oh, Dea pergi ke toilet, aku membantunya sebentar."

"Oh! Kalau begitu kalau nanti dia sudah kembali, suruh dia telepon aku." Yuni memerintah.

"Baik." Setelah itu, saat Yuni ingin menutup teleponnya, Andri berkata: "Direktur Lin, tunggu."

"Ada apa?" Yuni penasaran.

"Eh..." Andri terbata-bata, sebenarnya dia juga tidak tahu apa yang mau dikatakannya, tapi dia juga ingin mengatakan sesuatu kepadanya, karena dia takut setelah Tommy pulang, kesempatan berdua dengannya akan menjadi berkurang.

Melihatnya tidak menjawab, Yuni pun bertanya: "Andri, kenapa? Kamu kekurangan uang?"

Andri menjawab: "Bukan."

"Terus?" Kata Yuni.

Andri ragu, lalu dia berkata: "Direktur Lin, aku..."

Belum selesai dia berkata, dari telepon terdengar suara Tommy: "Yuni, ayahmu memanggilmu!"

Yuni pun menjawab: "Oke." Setelah itu dia pun berkata kepada Andri: "Andri, aku tutup dulu ya, ada apa-apa nanti kita bicarakan lagi di kantor."

"Oke!" Kata Andri.

Setelah itu Yuni langsung menutup teleponnya, seperti ada sesuatu yang sedang disibukkan.

Tapi Andri merasa Yuni dan Nick pasti pergi ke rumah Tommy, mereka pasti sedang menikmati makan siang yang mewah di rumah keluarga Sun, lalu membahas tentang pernikahan, sama seperti saat dia ke rumah Sisca, membicarakan pernikahan mereka dengan ayah dan ibu Sisca, mungkin Tommy juga sama seperti dia, minum bir bersama Nick.

Mengingat ini, Andri merasa sedih, dia tahu kalau Yuni sudah menikah dengan Tommy, maka mereka tidak berkesempatan lagi, karena identitas sudah berbeda, jarak di antara mereka berdua akan semakin menjauh, bahkan akan menjadi atasan dan bawahan yang sebenarnya, hal-hal yang terjadi di antara mereka berdua juga akan semakin terlupakan.

Saat Andri sedang memikirkan hal itu, Dea pun kembali, dia bertanya: "Kak Andri, lagi mikirin apa?"

Andri tersadar dan menjawab: "Tidak ada."

Dea bercanda: "Kak Andri, pasti mikirin pacarnya kan?"

Andri menjawab pasrah: "Kakak Andri mu ini masih belum punya pacar, mau mikirin apa coba?"

Dea tersenyum, menoleh sebentar ke bagian pemasaran dan berkata: "Kak Andri, semua orang di kantor juga tahu kalau kak Rossa pindah kerjaan karena cinta, kamu masih saja pura-pura!"

Andri pun menjelaskan: "Jangan ngomong sembarangan, aku dan Manager Du hanya teman baik."

"Oyah?" Dea tertawa licik.

Andri ingin menjawabnya, tiba-tiba Hendy Wang berjalan kesana, melihat mereka berdua sedang ngobrol, dia melihat Dea sejenak, lalu memindahkan pandangannya ke Andri: "Kak Andri, kamu disini ya!"

"Ada apa?" Andri berdiri dari kursinya.

Hendy Wang melihat Dea, lalu tersipu malu dan berkata: "Kak Andri, aku ingin ngobrol denganmu."

Andri pun meninggalkan meja resepsionis dan mengikuti Hendy Wang ke depan tangga gedung, Hendy memberi Andri sebatang rokok Nanjing, dia tahu Andri suka rokok Nanjing, rokok Chunghwa dan merek lainnya, dia tidak suka.

Hendy Wang menyalakan rokok untuknya, Andri pun menghisapnya, dia tahu Hendy pasti ingin meminta bantuan kepadanya.

Dia pun bertanya: "Kamu, mau minta bantuan apa?"

Hendy mengangguk dan tersenyum: "Kakak Andri, kamu benar-benar mengerti aku."

Andri menghisap rokok itu lagi, saat asap rokok mengepul, Hendy pun tersipu malu dan terbata-bata, tapi satu katapun tidak bisa keluar dari mulutnya.

Melihatnya malu-malu, Andri pun berkata: "Kamu, ada apa langsung katakan saja, malu-malu begini, kamu masih sungkan denganku?"

Hendy Wang pun memberanikan dirinya dan bertanya: "Kak Andri, bagaimana hubunganmu dengan Dea?"

Andri langsung menjawabnya: "Lumayan baik!"

"Kalau begitu...." Hendy mulai terbata-bata lagi, sepertinya dia sangat malu.

Melihat ekspresi Hendy, Andri langsung tahu dan mencoba menebak: "Kamu suka Dea?"

Suara Andri cukup kencang, membuat Hendy ketakutan, dia menoleh ke arah resepsionis dan berkata: "Kak Andri, kecilin sedikit suaramu!"

Melihat Hendy yang ketakutan, Andri tahu kalau tebakannya benar, tapi dia masih sengaja bertanya: "Kamu suka Dea?"

Wajah Hendy memerah, dia merasa canggung, kemudian dia mengangguk: "Iya."

Andri kaget, lalu tertawa: "Ternyata kamu suka Dea ya!"

Wajah Hendy memerah, dia berkata: "Kak Andri, aku sudah lama menyukai Dea, sejak aku masuk ke perusahaan ini, aku sudah jatuh cinta kepadanya, tapi sudah bertahun-tahun lamanya, aku masih tidak berani mengatakan ini kepadanya, aku takut dia menolakku, jadi..."

Andri memotongnya: "Kamu ingin minta bantuanku?"

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu