My Charming Lady Boss - Bab 379 Berpikir Yang Aneh-aneh

Sekolah menengah Nanjing sangat banyak orang, ditengah-tengah orang ini, 80% semuanya adalah murid, murid-murid ini semuanya adalah mendengar berita datang dari sekolah menengah disekitar, mereka ingin dengan mata kepala sendiri melihat guru paling cantik yang menyebar heboh diinternet, sebenarnya seberapa cantik, ini juga adalah yang mereka ingin mengetahui, sampai diluar sekolah masih ada bayangan media Nanjing, mereka juga ingin memanfaatkan kesempatan mewawancarai sebentar guru paling cantik ini yang datang dari kota Zhongshan.

Andri Chen tidak kepikiran depan pintu sekolah menengah Nanjing pemandangannya ternyata seperti ini, dan polisi Nanjing juga membantu mengatur ketertiban, selain orang disekolah tersebut bisa keluar masuk dengan bebas, yang lain tidak mendapat persetujuan, semuanya dilarang masuk kedalam, tetapi radio sekolah sedang menyebar suara pidato guru paling cantik Daisy Chen, hanya mendengar suara, murid laki-laki dan perempuan didepan pintu sekolah sudah sangat terharu, karena suara guru ini, benar-benar bisa menyaingi pembawa acara wanita distasiun pemancar radio.

Melihat adegan didepan mata ini, Yuni Lin yang duduk disamping posisi pengemudi juga sangat terkejut, dengan terkejut berkata: “mengapa begini banyak orang!”

Andri Chen sampai tempat parkir saja juga tidak ada, dan dua sisi mobil semuanya adalah murid, dia terpaksa menghentikan mobil, karena keadaan didepan mata sudah susah untuk melangkah.

Andri Chen juga sangat diluar dugaan, seorang guru ternyata seperti seorang artis, mendatangkan begitu banyak orang yang memperhatikan.

Andri Chen melihat kondisi tersebut, menjawab: “murid-murid ini datang pasti karena guru ini, mobil tidak bisa menyetir masuk lagi, kita cari sebuah tempat untuk parkir mobil dulu.”

Selesai bicara perkataan ini, Andri Chen mulai pelan-pelan memundurkan mobil.

Mundur sangat lama, baru mundur keluar dari depan pintu sekolah menengah Nanjing, parkir diseberang jalan depan pintu sekolah yang tidak jauh dari 200 meter.

Setelah dua orang turun mobil, dan berjalan menuju depan pintu sekolah menengah Nanjing lagi, mendengar dalam sekolah menyebar suara tepuk tangan yang terus-menerus, Yuni Lin dengan memberi petunjuk bertanya: “Andri, begini banyak orang, kita bagaimana masuk?”

Andri Chen tahu hari ini harus bertemu Daisy Chen, jika tidak setelah pidato ini sudah selesai, mungkin saja dia masih bisa pergi ke sekolah menengah terkenal yang lain, dia ini seharusnya adalahnya berpidato bergiliran, dia jika melewati kesempatan kali ini, ingin bertemu guru paling cantik ini, takutnya ada sedikit kesulitan, karena dia sudah bukan guru biasa, malah berubah menjadi guru artis.

Berpikir sampai disini, Andri Chen juga mengamati keadaan didepan pintu sekolah, satpam sekolah didepan pintu menjaga ketertiban, sangat banyak murid mencoba ingin masuk kedalam sekolah menengah Nanjing, tetapi semuanya ditahan oleh satpam.

Andri Chen mengamati sebentar, berkata: “aku ada cara.”

“Cara apa?” Yuni Lin tidak tahu Andri Chen kepikiran cara apa lagi.

“Kamu ikut aku kemari!” Andri Chen memberi petunjuk berkata.

Yuni Lin tidak tahu Andri Chen ingin melakukan apa, mengikuti dia berjalan menuju arah gang sebelah kanan sekolah menengah Nanjing.

Berjalan tidak lama, Yuni Lin sudah melihat beberapa murid mencoba ingin dari pagar tembok masuk kedalam sekolah, tetapi pagar tembok terlalu tinggi, beberapa murid laki-laki ini menggunakan sekuat tenaga, tetap jatuh dari atas pagar tembok, pada saat melihat Andri Chen dan Yuni Lin, mereka masih mengira mereka berdua adalah guru, tetapi melihat dengan teliti, sepertinya bukan.

Yuni Lin melihat kondisi tersebut, dengan aneh bertanya: “Andri, kamu seharusnya tidak akan sama dengan mereka memanjat dari pagar tembok?”

Andri Chen tidak bisa berbuat apa-apa menjawab: “sekarang hanya ada cara ini yang berlaku.”

Yuni Lin mendengar perkataan ini, segera melihat sebentar daerah disekitar, ada sedikit khawatir berkata: “Andri, disini dimana-mana semuanya adalah satpam, jika ketahuan……”

Perkataan dia ini belum selesai bicara, Andri Chen sudah memutuskan dan berkata: “Yuni, tidak perlu khawatir, tidak akan ketahuan.”

“Jika sampai ketahuan!” Yuni Lin masih ada sedikit tidak tenang.

Andri Chen sangat percaya diri berkata: “percaya aku, tidak akan ketahuan.”

Yuni Lin tahu Andri Chen ingin segera bertemu Daisy Chen, demi masa lalu dia, dia juga terpaksa menyetujui, tetapi mengangkat kepala melihat-lihat pagar tembok yang berapa meter ini, mereka bagaimana bisa melewati, beberapa murid yang disamping itu, sepertinya sudah manjat berkali-kali, tetapi tetap jatuh, dan sampai sangat kelelahan.

“Andri, tinggi begini, bagaimana bisa panjat masuk?”

Andri Chen mengangkat kepala melihat sebentar, dengan sangat percaya diri berkata: “lihat aku!”

Selesai bicara, Andri Chen mundur beberapa langkah, kemudian tiba-tiba menyerbu kearah tembok, kecepatan yang sangat cepat, dua kaki lompat keatas pagar tembok, seluruh badan melompat keatas, sepasang tangan mengulurkan sebentar, langsung bertiarap diujung pagar tembok yang paling tinggi, dia sedikit memakai tenaga, seluruh badan dengan gampang langsung berdiri diatas pagar tembok yang berapa meter, beberapa murid melihat sampai bengong, mereka malah menggunakan sekuat tenaga, tidak kepikiran sampai didalam tangan Andri Chen, hal memanjat pagar tembok ini berubah menjadi gampang dan gembira, dan pada saat Andri Chen melompat, membuat beberapa murid dari sekolah lain sangat terkejut, mereka melihat, sudah tahu Andri Chen pernah melatih, tidak berhenti dibawah pagar tembok, dengan suara pelan berteriak Andri Chen: “kak, bantu kita, tarik kita sebentar.”

Andri Chen dengan gampang menyetujui: “tidak masalah, sini, dengan sekuat tenaga menyerbu kemari, aku tarik kalian.”

Beberapa murid mendengar, satu persatu menggunakan tenaga badan yang terakhir, dengan sekuat tenaga menyerbu kearah pagar tembok, Andri Chen menangkap lengan tangan mereka, satu persatu dengan gampang ditarik keatas pagar tembok oleh Andri Chen.

Terakhir, beberapa murid berturut-turut seperti tikus melompat masuk kedalam sekolah menengah Nanjing, berkedip mata saja, beberapa bocah ini sangat senang berlari sampai tidak kelihatan bayangan.

Tetapi Yuni Lin masih berdiri dibawah pagar tembok, dia seorang wanita, bagaimana juga tidak akan seperti beberapa bocah tadi yang begitu bisa lompat, dan dia sudah mencoba dua kali, sampai tangan kanan Andri Chen juga tidak menyentuh sebentar, dan masih terjatuh sekali, dia tumbuh begitu besar, masih belum pernah melakukan hal seperti ini, karena walaupun dia disekolah menengah atau universitas, pergi kemana, semuanya selalu lancar tidak ada halangan, lebih tidak pernah melakukan hal tidak anggun seperti memanjat pagar tembok begini.

Melihat rupa Yuni Lin yang sangat kasihan, Andri Chen benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, khawatir tinggal disini terlalu lama, ketahuan oleh satpam yang berkeliling, jika begitu akan sangat malu.

Berpikir sampai disini, Andri Chen terpaksa dari atas pagar tembok melompat turun, memapah bangun Yuni Lin yang jatuh diatas lantai, dengan perhatian bertanya: “sakit tidak?”

Yuni Lin bangun, menggeleng-geleng kepala, menjawab: “tidak.”

Andri Chen mengangkat kepala melihat-lihat pagar tembok yang berapa meter, benar-benar ada sedikit menyusahkan Yuni Lin, tetapi juga tidak tega meninggalkan dia seorang diri diluar sekolah, pada saat berencana memakai satu cara, Yuni Lin malah membuka mulut berkata: “Andri, aku terlalu bodoh bukan?”

Andri Chen ketawa-ketawa, berkata: “kamu mana terlalu bodoh, aku yang terlalu menyusahkan kamu, pagar tembok yang begini tinggi, apakah kamu tidak melihat beberapa bocah tadi itu tidak bisa memanjat keatas?”

Yuni Lin mengangkat kepala lagi melihat-lihat pagar tembok didepan mata, menarik nafas sangat dalam, berkata: “kita mencoba sekali lagi?”

Andri Chen tahu sekali lagi Yuni Lin juga tidak bisa memanjat keatas, karena dia berlari pasti tidak dapat menyerbu sampai kearah tempat Andri Chen mengulurkan tangan dan bisa menangkap posisi dia berada, dia berpikir-pikir, berkata: “jika tidak aku gendong kamu naik?”

Yuni Lin tidak menolak, sepertinya merasa cara ini bisa, segera mengangguk kepala berkata: “baik!”

Andri Chen tidak kepikiran Yuni Lin ternyata menyetujui begitu cepat, dia berjalan sampai hadapan Yuni Lin, menunjuk atas pagar tembok berkata: “aku dari badan belakang menggendong kamu, kamu dua tangan bertiarap diatas tembok, sedikit-sedikit memanjat keatas, aku sedikit-sedikit mengangkat kamu naik.”

“Baik! Mulai saja!” Yuni Lin mengangguk-angguk kepala, sudah bersiap dihadapan Andri Chen.

Pada saat Andri Chen berjalan sampai dibelakang Yuni Lin, masih ada sedikit ragu-ragu, karena dari belakang badan menggendong Yuni Lin, badan mereka sama saja bersentuhan secara langsung, ini bisa membuat Andri Chen tidak menahan diri sendiri.

Dia bengong sebentar, Yuni Lin malah tidak ragu sama sekali dan mengingatkan: “Andri, aku sudah siap.”

Kali ini, Andri Chen tidak ada ragu, langsung mengulurkan tangan dari belakang badan menggendong bagian pinggang Yuni Lin, saat dia dari belakang badan memeluk Yuni Lin, bau dibadan dia tiba-tiba seperti kilat menyerang seluruh tubuh Andri Chen, detak jantung dia langsung bertambah cepat, sampai bernafas juga berubah menjadi sangat cepat.

Yuni Lin awal-awal tidak ada perasaan apa-apa, tetapi pada saat benar-benar dipeluk oleh Andri Chen, dia sesaat langsung bereaksi kembali, dalam otak ada sedikit kacau, dalam hati juga timbul semacam perasaan yang aneh, ingin terus berhenti disaat ini.

Andri Chen demi membuat diri sendiri tidak berpikir aneh-aneh, dia segera mengalihkan pemikiran, menggendong Yuni Lin sedikit-sedikit mengangkat keatas pagar tembok, berat badan Yuni Lin lebih ringan, tetapi pada saat sepasang tangan Andri Chen sedikit-sedikit menggendong sepasang kaki Yuni Lin, pernafasan dia malah berubah menjadi buru-buru, berapa kali dalam mimpi berpikir menggendong Yuni Lin seperti ini.

Yuni Lin dengan sesaat diangkat sangat tinggi oleh Andri Chen, dia sekali mengulurkan tangan sudah bisa menangkap ujung pagar tembok, tetapi dia seperti mendengar suara pernafasan Andri Chen, dengan tidak enak hati bertanya: “Andri, aku terlalu berat bukan?”

“Tidak ada.” Andri Chen ada sedikit tidak enak hati menjawab.

Baru selesai bicara, Yuni Lin baru menggunakan sekuat tenaga, baru memanjat keatas pagar tembok, karena pagar tembok terlalu tinggi, dia bagaimana juga tidak berani melihat kebawah, khawatir jatuh kebawah.

Andri Chen melihat kondisi tersebut, dengan segera berpesan: “kamu menangkap yang stabil.”

Yuni Lin dengan suara takut menjawab: “Andri, aku takut tinggi!”

“Jangan takut! Aku segera naik keatas!” Andri Chen mundur beberapa langkah, segera menyerbu kearah pagar tembok, sepasang kaki melompat, badan sangat cepat melompat keatas, menangkap ujung pagar tembok, dia sekali lagi dengan gampang memanjat keatas, tetapi pada saat berhenti disamping Yuni Lin, dia menyadari sepasang mata Yuni Lin menutup erat, dengan diam bertiarap diatas pagar tembok.

Andri Chen langsung memeluk dia, karena khawatir dia jatuh kebawah, dengan suara lembut menghibur: “jangan takut! Aku melompat kebawah dulu untuk menjemput kamu.”

Selesai bicara, badan Andri Chen dengan gampang melompat, dengan stabil berdiri dibawah pagar tembok.

Andri Chen melihat sekitar sebentar, seperti ada satpam sekolah yang berjalan kearah sini.

Andri Chen melihat kondisi tersebut, segera mengangkat kepala dengan suara pelan berkata kepada Yuni Lin yang bertiarap diatas pagar tembok: “Yuni, cepat melompat kebawah, aku menjemput kamu!”

“Andri! Aku tidak berani!” Yuni Lin dengan ketakutan menjawab, seluruh badan sudah ada sedikit gelisah.

Andri Chen tidak berhenti membujuk dan berkata: “jangan takut, coba membuka mata, kamu melompat kebawah, aku jamin menjemput kamu.”

Yuni Lin tetap tidak berani, untung saja Andri Chen tidak berhenti membujuk, ditambah satpam segera datang kemari, membuat Yuni Lin bertambah beban lagi, dia baru bersiap-siap membuka mata, sekali melihat pagar tembok begitu tinggi, ketakutan langsung mengguling dari atas pagar tembok.

Adegan ini, Andri Chen sama sekali tidak kepikiran, tangan dan mata dia sangat cepat, menyerbu kearah tempat Yuni Lin mengguling turun.

Tetapi kecepatan Yuni Lin jatuh kebawah sangat cepat, dia terpaksa sangat cepat menyerbu kesana, kesempatan menjemput Yuni Lin yang mengguling dari atas pagar tembok.

Menjemput, Yuni Lin yang berat badan 45 Kilo dengan berat menekan diatas dada Andri Chen, untung saja dia sudah menjemputnya, jika tidak Yuni Lin pasti sudah masuk rumah sakit.

Tetapi pada saat Andri Chen membuka sepasang mata, baru menyadari Yuni Lin berhadapan muka langsung berbaring diatas dada sendiri.

Novel Terkait

Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu