My Charming Lady Boss - Bab 294 Syarat yang berat

Baru saja Andri menutup telepon, Futari menyadari air muka Andri janggal, ia pun memperhatikan : “Om, ada masalah apa?”

Menghadapi pertanyaan Futari, Andri hanya membalas : “Oh, tidak apa-apa.”

Sebenarnya, dalam hati Andri ada sedikit tidak tenang, karena Nora bilang Futari akan mendapat masalah, mengenai apa masalah itu, Andri tidak bisa menebak, tapi dari nada bicara Nora bisa ditebak bahwa masalah ini sangat serius.

Lima belas menit kemudian, Desi membawa Nora sampai ke Century Hotel, dan bertemu dengan Andri di kamar mewahnya.

Andri melihat mereka berdua, dengan perhatian bertanya: “Kak Nora, Desi, kalian tidak apa-apa?”

“Kami tidak apa-apa.” respon Nora.

Selesai bicara, Nora melayangkan pandangannya ke Futari dan bertanya: “Bagaimana dengan Nona Yinna?”

“Hanya dahi tergores kecil, tidak ada yang serius.” jawab Andri

Mendengar ini, hati Nora jadi tenang, melihat ke Yinna dan ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi karena Futari dengan pakaian tidurnya datang menuju ke arah mereka, penuh inisiatif bertanya: “Kakak berdua mau minum apa?”

“Segelas anggur merah.” jawab Desi.

“Dan Kak Nora?” tanya Futari.

Nora dengan senyun menjawab: “Tidak perlu, terima kasih.”

Futari masih belum membuka mulutnya, Andri dengan cepat berkata: “Bocah, aku juga tidak mau.”

“Baik, Kak Desi tunggu sebentar ya.” Selesai bicara, Yinna berjalan ke ruangan sebelah.

Melihat Futari berlalu pergi, Nora menatap Andri dan dengan pelan berkata: “Andri, boleh temani aku jalan-jalan ke bawah?”

Andri ngerti maksud Nora dan mengiyakan.

“Baik.” jawab Andri dan mengikuti Nora pergi keluar dari Century Hotel.

Mereka berdua tidak pergi ke tempat lain, tapi naik ke mobil putih Maserati milik Desi. Andri baru masuk ke dalam mobil, Nora mengeluarkan dan menyalakan tabletnya lalu menyodorkan tablet ke Andri, berkata: “Andri, coba kamu lihat ini.”

Dengan penasaran Andri menerima dan melihat tabletnya, wajahnya menjadi pucat, pertama dia pikir salah lihat, namun dilihat lebih teliti lagi, foto dengan orang telanjang benar adalah Futari malah ada beberapa lembar.

“Apa yang terjadi?” tanya Andri kalang kabut, karena dia tidak menyangka akan terjadi masalah ini.

Nora mengambil rokok dan menghisapnya baru menjelaskan pada Andri: “Bajingan Noel yang mengirim foto ini lewat email.”

Mendengar ini membuat Andri tidak bisa menahan marah: “Persetan.”

Nora sambil menghisap rokok, lalu berkata: “Noel juga bilang, ingin memberikan foto ini pada redaksi majalah dan pers.”

“Sial! Akan kubunuh dia.” kata Andri dengan marah, dia tidak menyangka bajingan Noel akan melakukan hal yang begitu kotor pada Futari, dan Andri sangat jelas apa yang akan terjadi bila foto ini sampai ke tangan pers.

Dia tentu tidak akan mengizinkan hal ini terjadi, karena Futari masih kecil, jika masalah ini tersebar Futari pasti tidak bisa menerimanya, kalau terjadi sesuatu bagaimana dia bisa bertanggung jawab pada Diana dan Sisca, lagipula pemicu masalah ini adalah dia.

Saat ini Andri sudah bisa berpikir dengan tenang, lalu bertanya lagi: “Kak Nora, apa maksud dari bajingan Noel mengirim foto tersebut?”

Nora menghisap dalam-dalam rokoknya, menghembuskan asapnya, baru berkata: “Dia ingin kita menyiapkan uang empat milyar, lalu ingin Futari menyanyi di barnya selama lima tahun, dan… …”

Ngomong sampai di sini, Nora tidak lanjut bicara, karena dia tidak tahu bagaimana mengatakan hal selanjutnya.

Dengan spontan Andri bertanya: “Dan apalagi?“

Nora ragu sejenak, namun dikatakan juga: “Dia ingin Futari menemaninya semalam, jika tidak memenuhi tiga syarat ini, dia akan memberikan foto ini pada pers, dan hanya memberi kita waktu tiga hari untuk pertimbangkan.”

“Sial!” ucap Andri dalam kemarahannya dan memukul tinjunya ke jok mobil.

Seusai marah, Andri menggertak giginya dan berkata: “Aku akan pergi bunuh dia.”

Ketika Andri bersiap ingin membuka pintu, segera dicegah oleh Nora: “Andri, jangan gegabah, syarat dari Noel tentu tidak akan kita penuhi.”

Mendengar Nora berkata seperti ini, Andri sepertinya merasa Nora punya ide lain.

Lalu Andri menjadi tenang kembali, lalu bertanya: “Kak Nora, kamu ada rencana apa?”

Nora dengan rokok di tangan kanan dan membuang abunya keluar jendela, dan berkata: “Andri, tujuan utam kita adalah menemukan foto aslinya. Kita sementara tidak jelas bajingan Noel memakai apa untuk memotret Futari, jika pakai kamera maka kita harus mencari klisenya. Jika pakai handphone, maka kita harus menemukan handphone tersebut, mencegah agar fotonya tidak tersebar.”

Mendengar analisa dari Nora, Andri mengangguk tanda setuju. Namun dipikir kembali, kapan Noel memotret Futari?

Ketika dia ingin mengutarakan pertanyaannya, Nora berkata: “Andri, kamu tenang saja! Disamping Noel ada orang Desi, dia akan menyelidikinya, begitu masalah ini sudah dibereskan, kita akan memikirkan cara untuk menyingkirkan Noel.”

Sampai saat ini, yang mereka lakukan adalah satu kata ‘menunggu’.

Tapi, Andri menjadi sedikit khawatir, andaikan orang Desi gagal dan menyebabkan foto ini tersebar akan sulit untuk membayangkan akibatnya.

Jadi mereka perlu siap dua rencana, untuk mencegah terjadi situasi gawat.

“Kak Nora, andaikan rencana kita gagal, bagaimana?” Andri mengeluarkan isi hatinya.

Dari awal Nora sudah memikirkan hal ini, lalu berkata: “Andri, aku juga sudah memikirkan apa yang kamu khawatirkan. Kita jangan diam saja, dan bilang fotonya hasil editan orang, dan jika masalah ini sudah ruwet maka tidak bisa membedakan kebenarannya, tidak ada yang tahu foto ini asli atau palsu. Namun masalah ini pasti akan mempengaruhi Yinna, kamu harus siap-siap untuk memberitahu pada Yinna kalau foto ini hasil editan orang.”

Masalah sudah seperti ini, Andri tidak punya pilihan lain, karena dia tidak mungkin memenuhi syarat Noel dan membawa Futari ke mulut harimau.

Dia mengangguk setuju: “Ehm, aku sudah mengerti.”

Mereka berdua bicara sampai di sini, Andri melihat Desi keluar dari lobi Century Hotel dan berjalan menuju ke mobil mereka.

Dengan cepat Desi sudah membuka pintu mobil, Nora terkejut dan bertanya: “Desi , kenapa sudah turun?”

“Yinna dua hari ini tidak cukup istirahat, dia sudah tertidur, dan asistennya sudah kembali.” Desi menjelaskan.

Selesai mendengar penjelasan Desi, Nora menghela nafas, berkata: “Biarkan dia istirahat saja! Jadi seorang artis juga tidak gampang.”

“Kak Nora, masalah Yinna kamu sudah bicara dengan Andri?” tanya Desi.

“Sudah.” angguk Nora.

Desi melihat ke Andri, dengan rasa bersalah berkata: “Andri, ini semua gara-gara aku, tidak seharusnya melepaskan bajingan Noel itu, tapi tenang saja asalkan saudaraku menemukan lampiran fotonya, tidak akan ada masalah dengan Yinna.”

Mengenai Desi, Andri benar tidak pantas untuk menyalahkan dia sebab dia sudah banyak membantunya.

“Desi, kamu jangan berkata begitu, karena masalah ini, sudah membuat kamu repot.” kata Andri dengan rasa bersalah juga.

“Tidak apa-apa, bajingan Noel ini memang sudah lama ingin aku singkirkan. Kali ini meminjam kesempatan ini untuk benar-benar menyingkirkan dia.” kata Desi dengan yakin.

Barusan selesai bicara, handphone Desi berbunyi, dia melihat sekilas lalu menerima panggilan.

“Halo! Polisi Zhang.”

Mendengar kata polisi, membuat hati Andri bergetar, dia tahu mereka membuat masalah di kota S pasti akan mendapat perhatian dari pihak polisi.

Desi ngobrol sebentar dengan polisi Zhang di telepon, lalu memutuskan telepon dan berkata: “Andri, aku sekarang mesti ke kantor polisi sebentar.”

Seketika Andri merasa cemas: “Apa ada masalah?”

Desi tersenyum simpul dengan santai berkata: “Andri, tenang saja! Tidak akan ada masalah, percaya saja sama aku.”

Melihat senyum Desi, Andri menebak dia dan polisi Zhang punya hubungan yang tidak biasa.

Nora spontan berkata: “Desi, kita pergi sama-sama!”

“Aku juga ikut.” sela Andri.

“Andri, kamu tinggal saja untuk menjaga nona Yinna! Sekarang dia perlu perlindungan, cukup Kak Nora yang menemani aku pergi.” saran Desi.

Andri mengangguk lalu membuka pintu mobil: “Baiklah kalau begitu, kalian hati-hati.”

“Ada masalah hubungi aku.” Selesai bicara, Desi dan Nora melambaikan tangan ke Andri dan berlalu pergi.

Andri melihat Maserati Desi pergi menjauh, baru melangkah kembali ke Century Hotel.

Setelah balik ke kamar, Bella yang membuka pintu, di ruang duduk ada sepasang pria dan wanita, lihat lebih jelas ternyata mereka adalah asisten Futari.

Andri dengan suara pelan bertanya: “Nona Bela, apakah Yinna sudah tidur?”

“Iya.” angguk Bella.

Andri tidak bicara lagi, dalam hati berpikir apa perlu mengatakan masalah foto Futari kepada Bella, apalagi dia adalah asisten Futari,berhak untuk tahu.

Selagi Andri mempertimbangkan masalah ini di ruang tamu, Bella menyodorkan segelas air ke tangan Andri, dengan lembut berkata: “Tuan Chen, aku dengar dari Yinna, pihak kalian ingin Yinna menerima drama klasik sebagai peran utama, apakah benar ada hal ini?”

“Benar.” jawab Andri.

Bella langsung berkata: “Tuan Chen, jadwal Yinna sangat ketat. Kami sudah tertunda beberapa hari di kota S ini, aku pikir setelah Yinna istirahat dua hari, lusa kami langsung ke tempat syuting. Dua hari ini dari perusahaan selalu menghubungi dan mendesak kami, aku sebagai asisten Yinna, harus punya penjelasan kepada perusahaan.”

“Nona Bella, untuk sementara kita tidak bisa meninggalkan kota S.” tanggap Andri terhadap penjelasan Bella.

“Mengapa?“ tanya Bella tidak mengerti.

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu