My Charming Lady Boss - Bab 143 Tidur Satu Kamar (2)

Andri membuka pintu kamar dan berkata: “Kamar mandi sangat dekat dari sini, kamu pergi sendiri saja.”

Yuni memerintah: “Tidak! Kamu harus menemaniku!”

Andri Chen tahu dia pasti sedang ketakutan, maka hanya mengangguk dan mengiyakan: “Baiklah! Aku temani kamu.”

Selesai berkata, dia berjalan mendahului dan menyalakan lampu di ruang tamu, sedangkan Yuni mengikuti dari belakang. Saat keluar dari kamar, Yuni kembali melihat jendela di ruang tamu dengan was-was, sungguh takut sesuatu muncul dari balik jendela itu.

Mereka berjalan melewati ruang tamu dan sampai ke kamar mandi, Andri langsung masuk ke dalam.

Yuni yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi bertanya: “Kenapa kamu masuk ke dalam?”

Andri menjawab dengan yakin: “Temani kamu kan!”

Yuni segera memerintah: “Cepat keluar, kamu tidak perlu menemani hingga ke dalam!”

Andri berkata dengan hati yang lapang: “Tidak masalah, meskipun di dalam sedikit bau, aku bisa menahannya kok!”

Yuni melotot melihatnya dan bertanya: “Apakah kamu sungguh ingin menantangku?”

Andri pun segera berjalan keluar, tadinya mengira bisa menemaninya di dalam, ternyata gagal.

Setelah dia keluar, Yuni langsung masuk ke dalam. Saat menutup pintu, dia memberi peringatan: “Jangan pergi, awas kalau berani pergi! Kamu akan menjemput ajal!”

Selesai berkata, Yuni langsung menutup pintu kamar mandi.

Andri menunggu di depan kamar mandi bagai sebuah patung, terdengar suara aliran air di dalam kamar mandi.

Tidak berapa lama, suara air berhenti. Setelah menunggu cukup lama, Yuni tak kunjung membuka pintu, Andri pun bertanya: “Kamu baik-baik saja kan?’

Yuni menjawab dari dalam: “Aku ingin buang air besar.”

Begitu mendengarnya, Andri langsung terkejut: “Astaga?”

Yuni kembali memberi peringatan: “Kamu tidak boleh pergi!”

Andri lanjut menunggu disana, beberapa saat kemudian, kedua kakinya pun mulai sakit. Dokter berpesan dia tidak boleh berdiri terlalu lama, karena akan menyebabkan luka di kaki kembali robek.

5 menit kemudian, Andri tidak tahan lagi: “Direktur Lin, masih perlu berapa lama lagi?”

Yuni menjawab: “Sebentar lagi.”

Andri Chen lanjut bertanya: “Bolehkah aku duduk di sofa ruang tamu dulu? Kakiku mulai sakit.”

Karena tahu kaki Andri baru saja terluka, Yuni Lin berpikir sejenak dan berkata: “Kamu ambil sebuah kursi dan tunggu didepan pintu.”

Andri sungguh tidak berdaya, hanya bisa menuruti perintah itu: “Baiklah!’

Andri Chen yang bersedih pun menemukan sebuah kursi dari ruang tamu dan lanjut menunggu di depan kamar mandi. Jika sampai ketahuan orang-orang, dia pasti akan sangat malu. Seorang laki-laki dewasa sampai menunggui sebuah kamar mandi bagai seorang pengawal.

Beberapa saat kemudian, Andri kembali menguap dan bertanya dengan tidak sabar: “Direktur Lin, kamu perlu berapa lama lagi?’

“Sebentar lagi selesai.” Yuni Lin menjawab dari dalam.

Andri tidak berhenti menguap, dia hanya bisa terus menunggu di depan kamar mandi. Setengah jam kemudian, suara Yuni terdengar lagi.

“Andri, tolong kamu ambilkan segulung tisu di kamar untukku, tisu di dalam sudah habis.”

Mendengar suara itu, Andri Chen kembali tersadar, dia mencoba berdiri dari posisi duduk dan mengiyakan: “Baiklah, tunggu sebentar, aku carikan dulu, dimana kamu meletakkannya?”

Yuni menjawab: “Di kantong samping lemari baju.”

“Baiklah, sekarang juga aku ambilkan.” Selesai berbicara, Andri pun berjalan ke arah kamar.

Dia melihat sebuah lemari baju di dalam kamar, juga menemukan kantong yang Yuni maksud. Tetapi saat akan mengambilnya, ternyata tidak ada apa-apa di dalam sana. Hanya tersisa sebuah kantong tisu yang kosong, tidak tersisa selembar pun di dalam sana.

Andri pun berusaha mencarikan tisu di dalam kamar Yuni. Sudah berusaha dengan maksimal, dia tetap tidak berhasil menemukannya.

Andri terkejut dalam hati, tidak mungkin deh! Kenapa di dalam rumah seorang perempuan tidak ada sedikitpun tisu?? Lalu bagaimana ini?

Dia berpikir sejenak, rasanya sangat menjijikkan. Tetapi bagaimanapun Sang Malaikat juga seorang manusia, saat kentut akan bau dan buang air perlu dibersihkan! Tidak mungkin menyuruhnya memakai celana tanpa dibersihkan?!

Pada akhirnya, dia berjalan ke ruang tamu dan berusaha mencarinya lagi. Dalam hati merasa tisu-tisu itu seolah sedang bermain petak-umpet dengannya.

Setelah mencari ke seisi ruangan, dia tetap tidak melihat sedikitpun jejak tisu. Kembali ke kamar mandi dan mengetuk pintu, berkata: “Direktur Lin, tidak ada tisu lagi.”

Yuni yang berada di dalam kamar mandi mendengarnya, dia baru ingat semua tisu di rumah sudah habis terpakai. Tadinya ingin membeli di minimarket, tetapi malah dipanggil ke kantor polisi, sehingga lupa untuk membelinya.

Dia pun berpikir sesaat dan bertanya: “Cari di tempat lain.”

Andri menjawab dengan pasrah: “Direktur Lin, aku sudah mencari kemana-mana, memang tidak ada.”

“Di ruang kerja?” Yuni bertanya.

Andri menjawab: “Direktur Lin, aku juga sudah mencari ke ruang kerja. Selain buku-bukumu, hanya ada sebuah koran lama, atau kamu gunakan itu saja? Jika tidak, kamu bisa mencuci dengan air? Begitu bisa menghindari pencemaran lingkungan!”

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu