My Charming Lady Boss - Bab 142 Indah Sekali (1)

Melihat situasi itu, Andri Chen langsung menghindar, dengan tekad bulat dia membuka album itu.

Hasilnya, dia melihat sebuah foto orang yang hanya mengenakan pakaian dalam. Hanya saja itu adalah foto seorang bayi, setelah dilihat dengan teliti, Andri bertanya dengan tidak percaya: “Direktur Lin, jangan bilang ini foto kamu saat kecil?”

Yuni Lin menjadi tidak enak hati, kedua pipinya merah merona, berkata dengan canggung: “Kenapa kamu begitu menyebalkan!”

Saat memberikan album foto itu pada Andri, dia sama sekali tidak ingat ada selembar foto masa kecil di dalamnya. Meskipun itu adalah foto saat masih kecil, tetap saja merasa canggung. Apalagi foto itu belum pernah ditunjukkan pada laki-laki manapun, kecuali Ayahnya.

Saat melihat foto itu, Andri tidak kuat menahan tawa, berkata: “Direktur Lin, ternyata saat kecil kamu seperti ini ya!”

Melihat Andri tertawa dengan jahat, Yuni langsung mengancam dengan manja: “Jangan ketawa!”

Andri segera menghentikan senyum di wajah dan berkata: “Baiklah, aku tidak ketawa lagi.”

Pada akhirnya dia tetap tidak kuat. Saat melihat foto itu lagi, suara tawa kembali terdengar dari dalam mulutnya. Karena merasa foto Yuni saat masih kecil sungguh lucu dan menyenangkan.

“Kamu masih ingin tertawa? Mau aku hajar?” Sambil berkata, Yuni Lin menghampiri dan melemparnya dengan bantal sofa.

Andri Chen sedang tidak leluasa untuk lari. Dia pun hanya duduk disana dan menerima setiap lemparan bantal Yuni.

Setelah dilempar berkali-kali, Andri langsung terkapar di sofa dan berteriak: “Aduh!!”

Mendengar teriakan Andri, Yuni langsung sadar dan langsung menghentikan tangannya. Teringat Andri masih dalam keadaan sakit, dia berkata dengan cemas: “Bagaimana? Sakit ya?”

Andri Chen duduk di sofa dan berkata dengan sedih: “Direktur Lin, bisakah lebih lembut kepadaku? Aku masih sakit loh.”

Yuni Lin terus meminta maaf: “Maaf, maafkan aku, ini salahku, aku lupa kamu masih sakit.”

Melihat Yuni yang penuh rasa maaf, Andri merasa senang dalam hati, karena dia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menikmati pelayanan khusus dari Sang Malaikat.

“Baiklah, karena kamu kelihatan sangat tulus, aku maafkan kamu!” Andri berkata seolah sangat serius, sebenarnya dia hanya sedang berpura-pura. Dia sungguh seorang calon aktor profesional.

Mendengar perkataan itu, Yuni tersenyum. Dia melihat album foto di tangan Andri dan berkata: “Kalau begitu kembalikan album foto itu.”

Andri menolak dengan tegas: “Tidak mau!”

“Kenapa?” Yuni sangat heran.

Andri menjelaskan: “Sebagai hukumannya, aku akan melihat album fotomu lagi.”

Yuni berkata dengan wajah merah: “Bukankah kamu sudah melihatnya tadi?’

Andri menegakkan posisi duduknya, menunduk melihat album foto itu dan berkata: “Aku belum selesai melihatnya!”

Yuni menjelaskan: “Itu semua foto lama, tidak ada yang bagus untuk dilihat.”

Andri Chen berkata dengan tegas: “Aku malah lebih suka melihat foto lama!”

Yuni Lin sungguh tak berdaya. Dia pun mengiyakan Andri, lagipula dia juga sudah melihatnya.

“Baiklah, lihat saja!”

Andri pun tersenyum bahagia saat mendengarnya, dia bertanya dengan khawatir: “Benaran?”

Yuni mengangguk dan memerintah: “Kamu boleh melihatnya, tetapi jangan sampai memberitahunya pada orang lain, jika tidak aku akan benaran membunuhmu!”

Andri pun menunjukkan senyum bahagia sembari berjanji: “Tenang saja, kelebihan terbesarku adalah pandai menjaga rahasia, apapun keadaannya, rahasia itu tidak akan terbongkar.”

Yuni berkata dengan sedikit kesal: “Aku pegang kata-katamu!”

“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan..” Andri Chen berkata dengan tidak tahu malu.

“Cihh!” Yuni melihat dengan wajah sinis.

Andri tertawa sejenak, kembali memusatkan perhatian pada foto di dalam album. Dia meletakkan album foto itu di atas meja dan mulai mengamatinya.

Tatapan matanya terus tertuju pada foto bayi itu, foto itu sangat menarik baginya.

Dia melihat sangat lama tanpa membalikkan lembar itu. Yuni yang melihatnya pun mulai kesal, berkata dengan suara bisik: “Apa yang bagus dari foto ini? Kenapa kamu tetap belum cukup melihatnya?”

Setelah melihatnya sangat lama, Andri baru mengangkat kepala dan berkata sambil senyum: “Foto ini indah sekali!”

“Apanya yang indah?” Yuni bertanya, dia sungguh kehabisan kata-kata.

Andri tersenyum licik, menunjuk foto itu sembari berkata: “Aku tidak mengerti, saat kecil badanmu biasa-biasa saja! Kenapa setelah tumbuh besar menjadi begitu indah!”

Mendengar perkataan itu, Yuni kembali memukuli pundak Andri dengan pelan, berkata: “Dasar kurang ajar!”

“Kenapa aku kurang ajar? Lihatlah foto ini, sama sekali tidak kelihatan akan berbadan bagus kan!” Andri Chen mengisyaratkan Yuni melihat foto itu.

Dalam hati dia berpikir, bagaimanapun itu adalah foto Sang Malaikat. Meskipun itu foto masa kecil, tetapi setidaknya bisa dibilang dia telah melihat foto Yuni yang hanya berpakaian seperti itu. Alangkah indahnya jika bisa melihat yang sekarang.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu